PENINGKATAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA KELAS III SD NEGERI 1 BOLALI MELALUI PROBLEM BASED-LEARNING

Guru diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran untuk mengembangkan semua aspek tujuan pembelajaran. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar pada semua aspek yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa kelas III SD Negeri 1 Bolali melalui model Problem Based-Learning (PBL). Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yakni tanggal 27 Agustus 2022 dan 10 September 2022 di kelas III SD Negeri 1 Bolali. Peserta kegiatan berjumlah 15 orang. Metode pelaksanaan yakni: 1) melakukan orientasi peserta didik pada sebuah permasalahan; 2) organisasi peserta didik untuk belajar; 3) melakukan pembimbingan kepada peserta didik; 4) melaksanakan pengembangan dan penyajian produk atau hasil karya peserta didik; 5) membuat analisis terhadap hasil pekerjaan peserta didik. Data tentang sikap dan keterampilan diperoleh melalui lembar pengamatan, sedangkan data tentang pengetahuan diperoleh melalui pemberian tes. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pada pertemuan 1 terdapat 80% siswa memperoleh nilai pengetahuan di atas KKM, sedangkan pada pertemuan 2 meningkat menjadi 93%. Nilai rata-rata sikap pada pertemuan 1 sebesar 85, meningkat menjadi 90 pada pertemuan 2. Adapun nilai keterampilan siswa pada pertemuan 1 rata-rata sebesar 88, naik menjadi 93 pada pertemuan 2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa kelas III SD Negeri 1 Bolali melalui penerapan model PBL

Composite of Chitosan-Collagen-Aloe vera for Scaffolds Application on Skin Tissue

In case of burns, scaffolds serve as cover for burns and facilitate cells regeneration. Accordingly, this study seeks procedures to synthesize composite scaffolds for burns utilizing collagen-chitosan-Aloe vera to find the best concentration of Aloe vera as scaffolds application. The synthesis of scaffolds was performed with collagen constituent composition as follow: chitosan (1:1) was dissolved in 0.05M Acetic Acid, then subsequent variations of Aloe vera (AV), namely 0% AV; 0.1% AV; 0.15% AV; 0.2% AV; and 0.25% AV were added into collagen-chitosan solution, and freeze dry method was applied. Sample characterization was done by FTIR, tensile strength test, SEM test, cytotoxicity assay and degradation test. Typical absorption bands of collagen in the FTIR test was obtained at 1645.5 cm-1 (C = O stretch), chitosan at 1540.28 cm-1 (NH stretch) and Aloe vera at 3474.41 cm-1 (NH stretch). Tensile test data showed the highest number of tensile strength from the 0.1% AV sample at 0.017 MPa. The SEM test revealed a pore size of <50 μm. During cytotoxicity assay, the entire sample is not toxic. Degradation test demonstrated that overall sample was not exhausted within two weeks. In conclusion, sample with 0.2% AV was potential as scaffolds for burns skin tissue

FABRICATION AND CHARACTERIZATIONS OF GELATIN/CHITOSAN WITH ALOE VERA AND ACHATINA FULICA SP MUCUS AS SCAFFOLD FOR SKIN TISSUE ENGINEERING

Scaffold is a biomaterial widely used in tissue engineering. Scaffold is temporary porous structure which contain extracellular matrix. It serves as scaffolding which is required for cells infiltration and physical support to guide the cell proliferation and differentiation into the targeted functional tissues. Scaffold must be biocompatible, small pore size, flexible and support regenerative application. Aloe vera as natural resource, it has capability in accelerating wound healing, facilitating the inflammation, increasing wound contraction and epithelialization, and increasing organization of the regenerated tissue. Snail mucus (SM) has capability in inhibiting bacterial growth. This study aims to synthesize and characterize a scaffold made of gelatin-chitosan-Aloe vera (AV) - Achatina fulica sp mucus. The method is to synthesize scaffold with its compositions, gelatin-chitosan (1: 1 ratio) which is dissolved into 0.05 M acetic acid, then a variation of Aloe vera (AV) and snail mucus (SM) at 0% AV; 0% SM; 0.07 AV; 0.07 SM; 0.15 AV; 0.15 SM; 0.07 AV; 0.15 SM; 0.15 AV; 0.007 SM were mixed with the chitosan-gelatin solution, then used freeze dry method to obtain porous scaffold. Characterization which performed in this research including Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy (SEM), porosity test, tensile strength test, swelling test, and degradation test. Based on FTIR test, Aloe vera and snail mucus interacted with free amino and hydroxyl groups of chitosan and gelatin, characterized by absorption bands at 2937.59 cm-1 wave numbers which are symmetrical and asymmetrical stretching of (-CH) .SEM test results obtained pore size of 70 - 235 μm. Porosity test results showed that five scaffolds have porosity value of 87-96%; thus, allowing the process of cell proliferation to occur well. The result of physical characteristic test yielded tensile strength of 1.425 MPa on gelatin-chitosan as control sample and 0.732 MPa for sample with 0.15% AV and 0.15% SM. Swelling test showed a variation of scaffold composition with Aloe vera with Achatina fulica sp’s mucus having a swelling percentage of 200-520%. The degradation test results showed that the whole sample was not depleted for 21 days; thus, giving time for cell regeneration. Sample with 0.15% Aloe vera and 0.07% snail mucus has some potentials as scaffolds for skin tissue in case of burns wound, due to its morfology, porosity, and degradation

Efektivitas Pelapisan Rizobakteri pada Benih Cabai setelah Disimpan 7 Bulan dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman serta Mengendalikan Penyakit Busuk Phytophthora

Pengendalian penyakit busuk phytophthora pada cabai umumnya menggunakan fungisida sintetis yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas pelapisan rizobakteri pada benih cabai setelah disimpan selama 7 bulan, terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil, serta ketahanan tanaman cabai terhadap penyakit busuk phytophthora. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Juni 2017 di Laboratorium Penyakit Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dan Rumah Kaca Kebun Percobaan Leuwikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RKLT satu faktor dengan empat ulangan. Percobaan terdiri atas dua belas perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif, coating Na alginat 2.5% plus E1+F2B1, ST116B, CM8, biopriming 24 jam isolat E1+F2B1, ST116B, CM8, biopriming 48 jam isolat E1+F2B1, ST116B, CM8 dan priming metalaksil 800 ppm. Tanah inokulum sebanyak 5 gram/ tanaman disebar di sekitar perakaran ketika tanaman berumur 5 MSP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan biopriming ST116B 24 jam nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman meskipun tanah telah diinokulasi P. capsici. Perlakuan biopriming isolat ST116B 24 jam dan coating plus isolat ST116B mampu menurunkan kejadian penyakit busuk phytophthora dari 93.8% (kontrol positif) menjadi 65.6%. Perlakuan priming menggunakan metalaksil tidak efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap busuk phytophthora

Injectable Bone Substitute Paste Based on Hydroxyapatite, Gelatin and Streptomycin for Spinal Tuberculosis

World Health Organization (WHO) in 2005 reported that cases of tuberculosis (TB) in the world occur more than 8 million annually and 5-10% was attacked in spine. The most effective treatment of spinal TB is evacuation of infected bone segments and fills with bone graft. It has been synthesized and characterized of Injectable Bone Substitute (IBS) paste based on hydroxyapatite, gelatin and streptomycin. IBS paste synthesized by mixing hydroxyapatite and gelatin 20% w/v with 75:25, 70:30, 65:35 and 60:40 ratio and streptomycin 10 wt%. The mixture was then added with hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) 4% w/v as suspending agent. In vitro characterization performed includes acidity (pH), injectability test, setting time, cytotoxicity (MTT assay) and microbacterium test. Acidity test results indicate a fourth variation of the samples had pH values approaching normal body pH (7.3 to 7.6) and is able to maintain stability when measured in 7 days. Injectability test results indicate IBS paste is injectable with the highest percentage of the injectability value at 97.74% ± 0.19%. IBS paste has been setting within 30 minutes to 1 hour when injected on hydroxyapatite scaffold that resembles the bone cavity and is able to cover the pore scaffold seen from the Scanning Electron Microscope (SEM). Scaffold pore size is smaller from range of 780.8 to 835.4 μm into 225.2 μm. MTT assay results showed that IBS paste is not toxic and experiencing proliferation (viability >100%) that are expected to trigger osteoblast cell growth when applied. Microbacterium test results showed that IBS paste is an antibacterial seen from inhibition zone diameter of Staphylococcus aureus and has a high strength-sensitive antibacterial. Thus, hydroxyapatite, gelatin and streptomycin composites had qualified as injectable bone substitute which applied in cases of spinal tuberculosis

Sintesis dan Karakterisasi Komposit Hidroksiapatit-Kitosan dengan Penambahan Kondroitin Sulfat dan CMC sebagai Kandidat Scaffold Tulang

Kerusakan tulang akibat penyakit maupun kecelakaan memicu tingginya kebutuhan terhadap material implan tulang yang dapat berbentuk scaffold yang dapat memberikan kondisi yang dibutuhkan oleh sel untuk berproliferasi dan mempertahankan fungsinya masing-masing. Scaffold yang ideal memiliki karakteristik tiga dimensi dan berpori dengan jaringan pori yang saling berhubungan sebagai tempat untuk pertumbuhan sel dan transport aliran nutrisi serta limbah metabolik. Scaffbid harus biokompatibel dan bioresorbable dengan tingkat degradasi yang terkendali yang cocok dengan pertumbuhan sel, Selain itu scaffold juga harus memiliki sifat mekanik yang cocok dengan jaringan pada daerah implantasi. Tujuan umum penelitian adalah mendapatkan material scaffold tulang yang berasal dari komposit hidroksiapatit-kitosan/kondroitin sulfat dan komposit hidroksiapatit-kitosan/CMC. Tujuan umum ini akan tercapai mengacu pada tujuan khusus penelitian yaitu sebagai berikut. Tujuan tahun pertama:1) Mengetahui pengaruh variasi komposisi kondroitin sulfat terhadap karakteristik gugus fungsi, morfologi, porositas, biodegradasi, sifat mekanik kuat tekan dan sitotoksisitas komposit scaffold kitosan-kondroitin sulfat/hidroksiapatit sebagai kandidat bone graft. 2) Mendapatkan komposisi terbaik dari variasi komposisi kondroitin sulfat pada komposit scaffold kitosan-kondroitin sulfat/hidroksiapatit sebagai kandidat bone graft. Tujuan tahun kedua: 1) Menentukan pengaruh variasi Carboxyrnethyl Cellulose (CMC) pada komposit hidroksiapatit-kitosan/CMC. 2) Menentukan komposisi Carboxymetlzyl Cellulose (CMC) yang tepat pada komposit hidroksiapatit-kitosan/CMC. Hasil penelitian tahun pertama adalah berdasarkan uji gugus fungsi terdapat gugus fungsi yang sesuai dengan material pembentuknya. Hasil uji morfologi didapatkan range ukuran pori 26-239 µm sesuai dengan ukuran pori scaffold yang ideal. Hasil uji porositas scaffold sebesar 90,06 - 93,48% sesuai dengan porositas tulang cancellous. Hasil uji biodegradasi terjadi penurunan massa pada setiap sampel dengan rentang 27,149 - 60,658%. Uji toksisitas menunjukkan kelima sampel komposit scaffold tidak bersifat toksik terhadap fibroblas. Berdasarkan basil karakterisasi ini, scaffold komposit hidroksiapatits kitosan-kondroitin sulfat memiliki potensi sebagai bone graft dengan variasi terbaik pada sampel C yaitu 50:35:15 %wt. dengan ukuran pori 27-208 porositas sebesar 90,06 %, compressive strength 6,531 MPa, persentase massa hilang sebesar 27,149% selama 4 minggu clan persentase viabilitas sel hidup sebesar 65,52%. Hasil penelitian tahun kedua variasi komposisi terbaik nHA:CH:CMC terdapat pada sampel C (40:50;1010%wt) yang memiliki ukuran port antara 92,1 — 136 µm, porositas 49,7699%, compressive strength 3,8858 MPa serta person massa hilang pada minggu ke-4 sebesar 29,9214% dengan laju degradasi yang cenderung k.onstan dan diprediksi untuk 4 minggu berikutnya sampel masih tersedia untuk proses pertumbuhan sel tulang baru. Perbandingan kedua hasil. tersebut menunjukkan bahwa penambahan kondroitin sulfat lebih baik daripada CMC. Luaran penelitian pada tahun 1 adalah paper yang telah accepted di Journal of International Dental and Medical Research (publish awal 2019-Q3) dan telah diseminarkan pada Seminar Nasional Material 2017 tanggal 26 Agustus 2017 di ITB. Luaran pada tahun kedua adalah paper telah diseminarkan pada The 7" International Conference Postgraduate School Universitas Airlangga July, 1 Oth — 11th, 2018, Surabaya. Artikel tersebut dalam proses submit untuk dipublikasi pada Scitepress, Science and Technology Publication, edisi proceeding series. Artikel yang lain telah di submit pada Journal of International Dental and Medical Research (scopus Q3)

PEMBUATAN PADUAN COBALT MELALUI METODE PELEBURAN UNTUK APLIKASI IMPLAN TULANG PROSTHESIS

Paduan logam yang memiliki potensi sebagai material implant prosthesis selain paduan titanium adalah paduan kobalt. Paduan kobalt memiliki sifat mekanik yang setara dengan paduan titanium dan harganya lebih murah dibandingkan paduan titanium, akan tetapi di Indonesia belum ada yang memproduksi paduan tersebut. Oleh karena itu paduan kobalt dipilih dalam penelitian ini untuk dikaji dari aspek proses sintesisnya sehingga dihasilkan parameter proses sintesis yang tepat untuk mendapatkan material implant prosthesis yang sesuai dengan standart implant tulang.Sintesis paduan kobalt dapat dilakukan dengan metode peleburan. Pada metode ini, kondisi tri arc melting furnace, suhu dan waktu homogenisasi, komposisi unsur penyusun utama ( Co dan Cr) dan proses rolling sangat mempengaruhi kualitas paduan yang dihasilkan. Tujuan penelitian tahap 1 ini adalah: (1) Memastikan bahwa sintesis paduan kobalt dapat dilakukan melalui metode peleburan dengan menggunakan tri arc melting furnace. (2) Menentukan suhu dan waktu proses homogenisasi yang dapat menghasilkan paduan kobalt sesuai standart implant tulang prosthesis. (3). Menentukan komposisi masing-masing unsur utama penyusun paduan kobalt (Co dan Cr ) yang tepat untuk menghasilkan sifat mikro (struktur kristal serta morfologi permukaan), sifat mekanik (kekerasan) serta biokompatibilitas (laju korosi dan toksisitas) yang sesuai standart implant tulang prosthesis

Analisis pengaruh panjang gelombang cahaya terhadap fotokonduktivitas poli (n-vinil karbozol)

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecepatan metor spin coater dengan ketebalan lapisan tipis PVK yang dihasilkan mengetahui pengaruh ketebalan lapisan tipis PVK terhadap fotokonduktivita

Composite of Chitosan-Collagen-Aloe vera for Scaffolds Application on Skin Tissue

In case of burns, scaffolds serve as cover for burns and facilitate cells regeneration. Accordingly, this study seeks procedures to synthesize composite scaffolds for burns utilizing collagen-chitosan-Aloe vera to find the best concentration of Aloe vera as scaffolds application. The synthesis of scaffolds was performed with collagen constituent composition as follow: chitosan (1:1) was dissolved in 0.05M Acetic Acid, then subsequent variations of Aloe vera (AV), namely 0% AV; 0.1% AV; 0.15% AV; 0.2% AV; and 0.25% AV were added into collagen-chitosan solution, and freeze dry method was applied. Sample characterization was done by FTIR, tensile strength test, SEM test, cytotoxicity assay and degradation test. Typical absorption bands of collagen in the FTIR test was obtained at 1645.5 cm-1 (C = O stretch), chitosan at 1540.28 cm-1 (NH stretch) and Aloe vera at 3474.41 cm-1 (NH stretch). Tensile test data showed the highest number of tensile strength from the 0.1% AV sample at 0.017 MPa. The SEM test revealed a pore size of <50 µm. During cytotoxicity assay, the entire sample is not toxic. Degradation test demonstrated that overall sample was not exhausted within two weeks. In conclusion, sample with 0.2% AV was potential as scaffolds for burns skin tissue