Buletin Agrohorti
Not a member yet
    404 research outputs found

    Pengelolaan Peperomia (Peperomia sp.), Begonia (Begonia sp.), Bromelia (Neoregelia schultesiana), dan Hortensia (Hydrangea macrophylla) di Bogor, Jawa Barat

    Get PDF
    Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Maret–Juli 2021 di Bogor, Jawa Barat. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan tanaman hias khususnya peperomia, bromelia, begonia, dan hortensia. Kegiatan pengelolaan tanaman hias mencakup jadwal produksi mulai dari persiapan tanam hingga siap panen dan kriteria panen tanaman. Pengamatan tanaman Peperomia obtusifolia, Neoregelia schultesiana, dan Hydrangea macrophylla meliputi jumlah daun dan tinggi tanaman. Pengukuran tanaman Peperomia argyreia dan Peperomia caperata meliputi jumlah tunas. Pengukuran Begonia ‘orococo’ meliputi panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun. Kegiatan budidaya tanaman hias yang dilakukan meliputi persiapan media tanam, pembibitan, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama penyakit, panen, dan pascapanen. Hasil pengamatan pada tanaman Peperomia obtusifolia, Neoregelia schultesiana, dan Begonia ‘orococo’ yang menggunakan metode perbanyakan stek batang tergolong cepat, sedangkan Peperomia caperata dan Peperomia argyreia yang diperbanyak dengan menggunakan metode stek daun memiliki pertumbuhan yang lambat sehingga selama penelitian tanaman tidak memenuhi kriteria pemasaran. Hydrangea macrophylla memiliki umur panen rata-rata sekitar 15 MST. Kemampuan teknis mahasiswa meningkat dalam pengelolaan tanaman hias. Hasil analisis usahatani dengan asumsi luasan 200 m2 pada Peperomia obtusifolia, Peperomia argyreia, Peperomia caperata, Begonia ‘orococo’, dan Neoregelia schultesiana menunjukkan hasil R/C rasio >1 yang berarti menguntungkan. Kata kunci:  analisis usaha tani, kriteria panen, pembibitan tanaman hias, stek daun, stek batan

    Aksi Gen Epistasis Duplikat pada Karakter Terkait Toleransi Naungan di Tanaman Tomat

    Get PDF
    Informasi tentang karakter seleksi dan pewarisan sifatnya sangat penting bagi program pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh karakter seleksi dan informasi pewarisan sifatnya terhadap cekaman naungan pada tanaman tomat. Populasi persilangan Biparental SSH3 x 4979 (tetua, F1, backcross dan F2) ditanam pada kondisi tanpa naungan (N0) dan kondisi cekaman naungan paranet 50% (N50) di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika – Institut Pertanian Bogor, Pasir Kuda, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakter kehijauan daun, fruit set, jumlah buah dan bobot buah per tanaman merupakan karakter seleksi toleran naungan pada tanaman tomat. Terdapat aksi gen dominan dan epistasis duplikat pada karakter-karakter tersebut baik pada kondisi normal maupun kondisi cekaman naungan kecuali karakter fruit set pada kondisi tanpa naungan. Dominansi pada karakter-karakter tersebut bersifat over dominan pada kondisi tanpa naungan, namun dominan parsial pada kondisi cekaman naungan. Ragam aditif lebih berperan dibandingkan ragam non aditif pada karakter kehijauan daun, fruit set, jumlah dan bobot buah per tanaman pada kondisi normal namun sebaliknya dimana ragam non aditif lebih berperan dibandingkan ragam aditif pada karakter-karakter tersebut saat kondisi cekaman naungan. Seleksi pada generasi awal seperti generasi F2 dapat efektif dilakukan pada karakter-karakter tersebut pada kondisi tanpa naungan, namun seleksi pada kondisi cekaman naungan terhadap karakter-karakter tersebut lebih baik dilakukan pada generasi lanjut. Kata kunci: agroforestri, berkelanjutan, tumpang sari, varietas unggu

    Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Labuhanbatu, Sumatera Utara

    Get PDF
    Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan penting yang potensial untuk dibudidayakan. Pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit khususnya pemupukan memerlukan biaya yang tinggi sehingga perlu diperhatikan peningkatan efisiensi dan efektivitas pada penerapannya. Penelitian dilaksanakan di Labuhanbatu, Sumatera Utara yang berlangsung dari Januari–Mei 2022. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sistem manajemen pemupukan kelapa sawit yang efektif dan efisien. Pengamatan pemupukan dilakukan pada penerapan kaidah 5T (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat tempat). Data dianalisis menggunakan uji t-student. Berdasarkan hasil pengamatan, manajemen pemupukan sudah dijalankan dengan baik sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kebun. Penerapan sistem tempat pengeceran pupuk meningkatkan kualitas pemupukan dan mempermudah proses pelangsiran pupuk. Ketepatan dosis aplikasi pupuk pada pemupukan HGFB mencapai persentase 95.5% dan pada pemupukan MOP mencapai persentase dan 92.8%. Realisasi aplikasi pupuk sudah sesuai dengan rekomendasi waktu pemupukan. Cara pengaplikasian pupuk juga sudah baik, rata–rata presentasi cara pemupukan HGFB dan MOP yaitu 95.5% dan 92.1%. Tempat pemupukan juga sudah diaplikasikan sesuai standar kebun (50 cm), rata–rata jarak aplikasi pupuk dari pokok pada pemupukan HGFB yaitu 54.9 cm dan MOP yaitu 52.9 cm. Kata kunci: efisiensi, keefektifan, kelapa sawit, ketepatan, pemupuka

    Peningkatan Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max L.) Melalui Perlakuan Antar Periode Simpan

    Get PDF
    Salah satu faktor pembatas penyediaan benih kedelai bermutu adalah daya simpannya yang rendah. Perlakuan antar periode simpan diharapkan dapat menahan laju kemunduran benih dan meningkatkan daya simpan. Penelitian bertujuan mempelajari dan mendapatkan perlakuan antar periode simpan yang mampu mempertahankan viabilitas dan vigor benih kedelai, sehingga daya simpan benih dapat meningkat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyimpanan dan Pengujian Mutu Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB pada bulan Februari hingga Agustus 2023. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap split-plot. Kondisi suhu ruang simpan sebagai petak utama terdiri atas dua taraf yaitu (1) ruang simpan terbuka (28 ± 3 ℃) dan (2) ruang simpan terkendali (20 ± 2 ℃). Perlakuan antar periode simpan sebagai anak petak, terdiri atas lima taraf yaitu (1) kontrol, (2) kombinasi cuci dan jemur (3) jemur (4) pemanasan 50 oC, dan (5) fungisida. Hasil penelitian menunjukkan viabilitas benih hingga 6 bulan setelah perlakuan (BSP) tidak dipengaruhi oleh perbedaan suhu ruang simpan. Perlakuan fungisida mampu mengeradikasi cendawan Aspegillus niger dan A. Flavus dan mempertahankan daya berkecambah 82 pada 5 BSP dan 80% (6 BSP). Perlakuan jemur menjadi alternatif terbaik pengganti perlakuan fungisida, mampu mempertahankan daya berkecambah 81% (5 BSP) dan 74% (6 BSP), sementara daya berkecambah benih tanpa perlakuan telah turun menjadi 71% (5 BSP) dan 67% (6 BSP). Kata kunci: fungisida, invigorasi, kemunduran benih, penjemuran, viabilita

    Keragaman Genetik Karakter Agronomi dan Amilosa Populasi Sorgum F3 Hasil Persilangan Pulut 3 x Soraya 3

    Get PDF
    Penggunaan sorgum sebagai alternatif pangan di Indonesia belum cukup berkembang karena tekstur sorgum yang pera kurang disukai masyarakat. Perbaikan terhadap kualitas biji sorgum perlu dilakukan untuk memperoleh sorgum berbiji pulen dan diterima masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendapatkan informasi keragaman genetik pada populasi F3 sorgum hasil persilangan Pulut 3 x Soraya 3 serta seleksi cepat genotipe sorgum dengan kadar amilosa rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli 2022 hingga Desember 2022 di Kebun BBPSI Biogen, Cimanggu, , Kota Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata karakter kuantitatif yang beraneka ragam. Jumlah gen yang terlibat terbagi menjadi dua macam yaitu banyak dan sedikit gen. Aksi gen yang muncul yaitu epistasis. Hasil pewarnaan pada endosperma biji menunjukkan sebagian besar sorgum populasi F3 bertipe waxy. Kata kunci: aksi gen, epistasis, seleksi, Sorghum bicolor, stainin

    Pengaruh Ukuran Rimpang dan Media Tanam terhadap Viabilitas dan Vigor Bibit Monstera (Monstera deliciosa)

    Get PDF
    Monstera (Monstera deliciosa) merupakan tanaman hias yang sedang populer di Indonesia selama beberapa tahun. Pembibitan monstera dapat ditingkatkan dengan pemilihan ukuran rimpang dan media tanam yang paling baik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 hingga Januari 2020 di Kebun Percobaan Cikabayan, Laboratorium Pengujian Mutu Benih, dan Laboratorium Fisiologi dan Kesehatan Benih. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah ukuran rimpang yang terdiri dari 3 taraf berdasarkan diameter, yaitu ukuran kecil (0.7 cm hingga <1.7 cm), sedang (≥1.7 cm hingga ≤2 cm), dan besar (>2 cm hingga 4 cm). Faktor kedua adalah media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam (1:1:1) dan campuran tanah, pupuk kandang, dan pasir (1:1:1). Bibit yang berasal dari benih rimpang berukuran besar memiliki persentase hidup, panjang daun, bobot basah rimpang, bobot kering rimpang, dan bobot kering tunas yang lebih tinggi daripada bibit yang berasal dari benih rimpang sedang dan kecil. Media tanam campuran sekam menghasilkan bibit dengan persentase hidup, kecepatan patah dormansi, persentase bertunas, panjang akar, bobot kering akar, bobot basah tunas dan bobot kering tunas yang lebih tinggi daripada media campuran pasir. Kata kunci: araceae, pasir, sekam padi mentah, tuna

    Dosis dan Cara Penempatan Pupuk pada Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Numbu

    Get PDF
    Sorgum merupakan tanaman serealia yang berpotensi menjadi pangan alternatif. Produktivitas sorgum masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan menentukan dosis pupuk dan cara penempatan pupuk yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan, yaitu Februari-Juli 2019 di Kebun Percobaan Cikabayan, Laboratorium Pengujian, dan Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB. Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial. Faktor utama yaitu dosis pupuk terdiri atas 25%, 50%, dan 100% dari dosis acuan yang digunakan (261 kg Urea, 100 kg SP-36, dan 150 kg KCl ha-1) dan faktor kedua yaitu cara penempatan pupuk (penempatan pupuk sepanjang larikan di antara barisan tanaman dan penempatan pupuk sepanjang larikan di luar masing-masing barisan tanaman). Pemberian dosis pupuk 25% dari dosis acuan yang digunakan dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman sorgum pada 8 dan 10 MST. Pemberian pupuk sepanjang larikan di luar masing-masing barisan tanaman dapat meningkatkan pertumbuhan jumlah daun tanaman sorgum pada 2 MST.  Pupuk dapat diberikan di setiap baris tanaman atau dalam satu baris antara dua baris tanaman.  Dosis pupuk anorganik untuk sorgum varietas Numbu di tanah Latosol Darmaga; dengan kandungan N-total sedang (0.21%), P total sangat tinggi (147.06 mg P2O5 100g-1) dan K-total rendah (19.05 mg K2O 100g-1)  yang diberi pupuk kandang 10 ton ha-1 dan dolomit 2 ton ha-1, dapat diberikan dengan dosis lebih rendah sampai 25% dari acuan.   Kata kunci: dosis pupuk, penempatan pupuk, pertumbuha

    Manajemen Pengendalian Gulma Tanaman Cengkeh (Syzygium Aromaticum L.) Di Kebun Branggah Banaran, Blitar

    Get PDF
    Gulma sangat berpengaruh terhadap produktivitas yang ada di lahan perkebunan termasuk pada komoditas cengkeh. Penurunan produksi diakibatkan karena adanya kompetisi nutrisi antara tanaman utama dan gulma. Penelitian bertujuan untuk menganalisis proses pengendalian gulma di Kebun Branggah Banaran, Blitar terutama mengenai manajemen pengendalian gulma tanaman cengkeh. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Mei 2022. Kondisi gulma di Kebun Branggah Banaran pada golongan tanaman B2, C1 dan C2 didominasi oleh gulma rumput Digitaria sanguinalis dan Pseudelephantopus spicatus pada golongan tanaman A1, A2 dan B1. Pekerja pengendalian gulma masih banyak yang belum mematuhi kelengkapan APD yang ditetapkan perusahaan. Perbandingan efektivitas biaya pengendalian gulma pada TBM dan TM menunjukkan bahwa metode kimiawi lebih efektif dengan rasio sebesar 1.24:1. Keberagaman gulma setiap tahun pangkas mempengaruhi kegiatan pengelolaan kerja pengendalian gulma secara umum. Keberagaman gulma mempengaruhi waktu pengendalian, metode pengendalian, kemampuan penyemprot serta efisiensi biaya pengendalian. Kata kunci: analisis vegetasi, cengkeh, efektivitas biaya, gulma, herbisid

    Jarak Tanam dan Dosis Pupuk Nitrogen Memengaruhi Pertumbuhan dan Hasil Padi Ketan Grendel (Oryza sativa L. var glutinosa)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam dan dosis nitrogen (N) terhadap pertumbuhan dan hasil padi ketan grendel (Oryza sativa L. var glutinosa). Penelitian dilaksanakan di Desa Jatisari, Karawang, Jawa Barat yang berada pada ketinggian 25.6 m dpl pada Januari-Juni 2022. Penelitian menggunakan rancangan split plot dengan dua faktor yaitu jarak tanam sebagai petak utama (20 cm x 20 cm, 25 cm x 25 cm, 30 cm x  30 cm, dan 40 cm x 40 cm) dan dosis N sebagai anak petak (0, 45, 90, 135, dan 180 kg N ha-1).  Kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam 40 cm x 40 cm dan dosis N 180 kg N ha-1 merupakan kombinasi terbaik karena dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, warna daun, jumlah anakan produktif, bobot kering sampel, bobot gabah hampa, jumlah bulir per malai, dan hasil ubinan (GKP) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Dengan demikian, jarak tanam dan dosis tersebut direkomendasikan untuk dikaji lebih lanjut dalam rangka mendukung produktivitas padi ketan grendel. Kata kunci: dosis rekomendasi, jarak tanam, komponen hasil, pemupukan nitroge

    Pengembangan Metode Uji Tetrazolium dengan Sensor Infra red sebagai Uji Viabilitas pada Benih Kacang Tanah (Arachis hypogea L.)

    Get PDF
    Pengujian viabilitas benih menggunakan uji tetrazolium merupakan salah satu metode penentuan viabilitas benih dengan mengevaluasi tingkat warna merah yang terbentuk pada benih. Warna merah terbentuk dari aktivitas enzim dehidrogenase pada siklus trichloroacetic acid. Penentuan tingkat warna merah pada benih ini dapat menggunakan alat sensor infra red. Penelitian ini bertujuan menguji alat sensor infra red untuk menentukan intensitas warna secara kuantitatif dalam uji tetrazolium serta menentukan korelasi alat sensor infra red dengan pengujian benih secara fisiologis. Percobaan disusun menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan faktor tunggal yaitu tingkat viabilitas benih berdasarkan daya berkecambah masing-masing adalah 78.9%, 70.7% dan 40.0 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi sensor intensitas infra red untuk uji tetrazolium pada benih kacang tanah menghasilkan  nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.62 antara nilai RGB merah bagian dalam kotiledon (Rd) dengan kecambah  normal. Kata kunci: daya berkecambah, enzim dehydrogenase, kotiledon, mutu fisiologis benih, RG

    350

    full texts

    376

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Buletin Agrohorti
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇