64 research outputs found

    Model Supervisi Klinis Yang Dapat Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan

    Get PDF
    1Mahasiswa Magister Manajemen Keperawatan, Departemen Ilmu Keperawatan, Universitas Diponegoro Semarang. Email: [email protected] 2Dosen Magister Keperawatan, Departemen Ilmu Keperawatan, Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Latar belakang: Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Mutu pelayanan keperawatan memiliki beberapa outcome yang menjadi indikator mutu pelayanan keperawatan. Indikator mutu pelayanan keperawatan meliputi aspek pelayanan, tingkat efisiensi, kepuasan pasien, cakupan pelayanan, dan keselamatan pasien. Oleh karena itu perlu adanya fungsi manajemen yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Supervisi klinis merupakan metode yang efektif dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tujuan: Mengidentifikasi model supervisi klinis yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Metode: Systematic literatur review dilaksanakan dengan menelusuri artikel/jurnal melalui Elseiver ScienceDirect, EBSCO E-Journal, dan Proquest E-Journals. Jurnal yang sudah terkumpul kemudian dilakukan critical appraisal tool sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hasil: Supervisi klinis dalam pelaksanaannya harus berdasarkan evidance based nursing practice agar pelaksanaan supervisi klinis dapat dilaksanakan secara efektif. Supervisi model proctor merupakan supervisi klinik yang efektif karena mengandung tiga fungsi yaitu fungsi normatif dalam upaya pengembangan profesionalitas; fungsi formatif dalam upaya pengembangan keterampilan dan pengetahuan; dan fungsi restoratif dalam upaya memberikan dukungan. Selain itu supervisi klinis yang tetap relevan sampai saat ini yaitu supervisi reflektif. Proses reflektif mengharuskan perawat belajar dari refleksi. Setiap opini, memori, dan pengalaman dalam praktek dievaluasi secara kritis. Oleh karena itu modifikasi sintesis dari kedua model supervisi klinis tersebut dapat menjadi efektif dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kesimpulan: pelaksanaan supervisi klinis modifikasi reflektif proctors dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kata Kunci : Clinical supervision for nurse, Clinical Supervision models, Effectiveness of clinical supervision, Quality of Nursing Care

    KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN KERJA PERAWAT: LITERATURE REVIEW

    Get PDF
     AbstrakLatar belakang: Kepuasaan kerja merupakan suatu keadaan emosional seseorang yang positif atau menyenangkan dari nilai atau pengalaman orang tersebut, hal ini menunjukan bahwa karyawan membentuk sikap terhadap pekerjaan dengan memperhatikan perasaan, kepercayaan dan perilaku mereka sendiri. Kepuasan kerja perawat dibeberapa negara masih rendah, seperti di Cina 54 % dan Shanghai 60,8%, Indonesia 92,96%. Dari fenomena yang ada, menunjukkan kepuasan kerja perawat masih rendah. Kepemimpinan transformasional diharapkan mampu meningkatkan kepuasan kerja perawat. Tujuan: Untuk mengidentifikasi perilaku transformasional pemimpin dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat. Metode: Artikel ini menggunakan design literatur review yakni peneliti mengulas, merangkum, dan menuliskan pemikiran beberapa pustaka seperti artikel, buku dan undang-undang. Penelusuran artikel melalui PubMed, Scincedirect dan Google Schoolar. Hasil: Pada literatur review ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja perawat, juga berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan, melalui kepemimpinan kharismatik, inspiratif, menstimulasi intelektual dan pertimbangan yang diindividualkan. Kepemimpinan karismatik yakni perawat manajer mampu menyampaikan visinya dengan jelas untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepemimpinan inspiratif yakni pemimpin mampu menyampaikan harapan tinggi berkaitan mutu pelayanan dan menginspirasi perawat lain. Kepemimpinan yang memiliki rangsangan intelektual yakni mampu memotivasi, meningkatkan kemampuan terus menerus, mampu menjadi pelatih bagi stafnya. Pemimpin memiliki pertimbangan yang diindividualkan yakni seperti memberi reward sesuai prestasi individu perawat. Kesimpulan: Perilaku transformasional pemimpin dapat  meningkatkan kepuasan kerja perawat. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan kerja, Perawat.               AbstractBackground: Satisfaction work is a state of emotional someone whose positive or pleasant of values or experiences of people, regard this shows that employees form the attitude towards work to pay attention to the feelings , beliefs and behaviors of their own. Nurse work satisfaction in some countries is still low, such as in China 54% and Shanghai 60, 8 %, Indonesia 92.96% . Of fenomena were there, showed job satisfaction of nurses is still low. Leadership Transformational expected to improve job satisfaction of nurses. Aim: To identification behavior of transformational leaders in improving job satisfaction of nurses. Method: Article The use design literature reviews on the researcher to review, summarize, and write down thoughts some libraries such as articles, books and laws. Search artikel through PubMed, Scincedirect and Google Schoolar. Results: In the literature review to show right that the leadership of transformational influence positively to the job satisfaction of nurses, also contribute to the improvement of quality of service, through leadership charismatic, inspiratif, stimulate intellectual and considerations are individualized. Leadership charismatic, nurse manager is able to convey his vision with clearly to improve the quality of care nursing. Inspirational leadership, that is, leaders are able to convey high expectations regarding service quality and inspire other nurses. Leadership that has intellectual stimulation that is able to motivate, improve the ability continuously, able to become a trainer for its staff. Leaders have considered that individualized the like to give a reward in accordance accomplishments of individual nurses. Conclusion: Leader's transformational behavior can increase nurse job satisfaction. Keywords: Transformational Leadership, Job Satisfaction, Nurse

    Sistematik Review : Gaya Kepemimpinan Yang Dapat Meningkatkan Kepuasan Kerja Perawat

    Get PDF
    ABSTRAK Latar Belakang: Kepuasaan kerja merupakan suatu keadaan emosional seseorang yang positif atau menyenangkan dari nilai atau pengalaman orang tersebut, ini menunjukan bahwa karyawan membentuk sikap terhadap pekerjaan dengan memperhatikan perasaan, kepercayaan dan perilaku mereka sendiri. Kepuasan kerja perawat dibeberapa negara masih rendah seperti di Malaysia 40 %, Cina 54 % dan Shanghai 60,8%, Indonesia 92,96%. Seorang pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan tertentu untuk menggerakkan staf dalam melaksanakan program kerja bersama. Gaya kepemimpinan ini dikatakan berhasil apabila staf perawat merasakan kepuasan dalam pekerjaan mereka. Tujuan: Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan kepuasaan kerja perawat. Metode: Sebuah tinjauan sistematis melalui review jurnal mengenai gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja perawat. Pencarian artikel diakses dari pencarian internet database yaitu: Ebscho, Emerald, dan Scincedirect. Dari review literatur ditemukan 5 jurnal yang ada kaitanya dengan gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja, 1 jurnal dengan desain quantitatif descriptive dan comporative methods, 1 jurnal dengan desain quantitative dengan cross sectional study, 1 jurnal dengan desain mixed method dan 2 jurnal dengan desain quantitatif descriptive corelation. Hasil review literatur mulai dari tahun 2007 -2017, keseluruhan jurnal berasal dari luar negeri dan dalam bahasa inggris. Hasil: Pada systematic review ini menunjukan bahwa gaya kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh dan dampak terhadap kepuasan kerja perawat sehingga banyak yang menggunakan gaya kepemimpinan ini dalam suatu organisasi yang dipimpinnya, dimana dengan gaya kepemimpinan transformasional maka akan meningkatkan kepuasan kerja perawat dan juga berkontribusi pada peningkatan retensi perawat serta memiliki niat untuk tetap kekerja. Kesimpulan: Gaya kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat. Kata Kunci: Head Nurse, Leadership style dan Job satisfaction nurs

    Pengaruh Pelatihan Preceptorship Terhadap Adaptasi Perawat Baru

    Get PDF
    Abstrak Perawat baru sulit beradaptasi karena belum mempunyai pengalaman kerja sebelumnya, sehingga kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien menurun. Preceptorship membantu dalam proses transisi perawat baru untuk meningkatkan kompetensi dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi perawat baru dalam dunia kerja dengan aman. Penulisan ini bertujuan untuk membuktikan efektifitas pelatihan preceptorship dalam meningkatkan adaptasi perawat baru di rumah sakit. Database yang digunakan dalam pencarian literatur ini yaitu melalui EBSCOhost, PubMed, ScienceDirect dan Google Search, ScienceDirect, dan google search. Untuk memperluas pencarian literatur topik, maka artikelnya ditentukan dari tahun 2010 sampai 2014. Kriteria dan kata kunci yang digunakan dalam pencarian topik utama adalah: pelatihan, Preceptorship, Adaptasi perawat baru. Sebanyak 6 (enam) artikel yang di review, terdapat 5 artikel yang mengatakan bahwa ada pengaruh pelatihan preceptorship terhadap adaptasi perawat baru di rumah sakit, dan 1 (satu) artikel mendapatkan hasil bahwa tidak ada pengaruh pelatihan preceptorship terhadap adaptasi perawat baru di rumah sakit. Hasilnya secara statistik menunjukkan kemampuan adaptasi perawat baru pada kelompok intervensi lebih meningkat secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan preceptorship efektif dalam meningkatkan kemampuan adaptasi perawat baru. Kata kunci : Pelatihan, Preceptorship, Adaptasi perawat bar

    Faktor-faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat

    Get PDF
    Perawat sebagai petugas yang langsung memberikan pelayanan kepada pasien, diharapkan mampu mengembangkan dan memelihara prosedur pemberian obat yang aman guna memberikan pelayanan dan proteksi terbaik bagi pasien. Tujuan studi literatur ini yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat. Metode penulisan yang digunakan yaitu Systematic Literatur Review untuk menelusuri berbagai faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat dalam pemberian obat. Data yang diambil adalah artikel seputar enam benar prinsip pemberian obat dan faktor yang meningkatkan kepatuhan perawat. Literatur dari sumber terpercaya dalam Bahasa Inggris dan Indonesia dengan rentang penerbitan 2004-2019. Data yang terkumpul dilakukan critical appraisal tool sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai menjadi 9. Hasil review menunjukan terdapat beberapa faktor terkait kepatuhan perawat dalam pemberian obat yaitu pengetahuan dan sikap yang baik, adanya SOP dan kebijakan, beban kerja yang tidak terlalu berlebihan serta perawat yang bekerja sudah lama. Kesimpulan studi literatur ini yaitu faktor yang dapat meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan prinsip enam benar pemberian obat adalah tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan SOP, beban kerja dan lama kerja perawat

    KAJIAN LITERATUR:UPAYA MENURUNKAN STRES KERJA PERAWAT IGD MELALUI PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

    Get PDF
    Pendahuluan: Perawat IGD seringkali mengalami stres dalam bekerja, sehingga membutuhkan upaya untuk menurunkan stres kerja. Stres kerja yang dialami perawat dapat berdampak pada kinerja yang nantinya juga akan berdampak terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Perawat memiliki peran penting dalam penentu pelayanan. Perawat IGD dapat mengimplementasikan pendekatan transformasional. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis upaya menurunkan stres kerja perawat IGD melalui penerapan kepemimpinan transformasional. Metode: Peneliti menggunakan jenis penelitian literature review. Penulis melakukan analisis dan sintesis untuk mendeskripsikan pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap penurunan stres kerja perawat IGD. Penelusuran artikel menggunakan Science Direct, EBSCOhost, dan Google Scholar, yang terbit pada tahun 2010-2020, berbahasa Indonesia atau Inggris, merupakan jurnal penelitian. Seluruh artikel jurnal yang sudah ditemukan kemudian dipilih sesuai kriteria inklusi dan ekslusi menggunakan Flow Diagram. Sehingga didapatkan 10 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil: Kepala ruang memiliki peranan untuk menurunkan stres kerja perawat IGD. Kepala ruang dapat menerapkan kepemimpinan transformasional dengan memberikan pengaruh, motivasi atau inspirasi, stimulasi intelektual, dan memperhatikan individu. Apabila pemimpin dapat melaksanakan kepemimpinan dengan gaya transformasional dan bawahan juga dapat mempersepsikan dengan baik maka mental individu dengan beban kerja yang dirasa dapat seimbang, sehingga dapat meminimalisir stres kerja yang dialami oleh perawat IGD. Kesimpulan: Kepemimpinan transformasional dapat menurunkan stres kerja perawat IGD.   Kata kunci: Stress Kerja; Perawat IGD; Kepemimpinan Transformasional   ABSTRACT Introduction: Emergency room nurses often experience stress at work, so they need efforts to reduce work stress. Work stress experienced by nurses can have an impact on performance which will also have an impact on the health services provided. Nurses have an important role in determining services. ED nurses can implement a transformational approach. The purpose of this study was to analyze efforts to reduce the work stress of emergency room nurses through transformational implementation. Methods: The researcher uses a literature review type of research. The author conducted an analysis and synthesis to describe the effect of transformational on reducing work stress in emergency room nurses. Article searches using Science Direct, EBSCOhost, and Google Scholar, published in 2010-2020, in Indonesian or English, are research journals. All journal articles that have been found are then selected according to inclusion and exclusion criteria using Flow Diagrams. So that we get 10 articles that meet the inclusion criteria. Result: The head of the room has a role to reduce the work stress of emergency room nurses. The head of the room can apply transformational leadership by providing influence, motivation or inspiration, intellectual stimulation, and paying attention to individuals. If the leader can balance carrying out leadership with a transformational style and subordinates can also perceive it well, then the mentality of the individual with the perceived workload can be, so as to minimize work stress experienced by emergency room nurses. Conclusion: Transformational leadership can reduce the work stress of emergency room nurses.   Keywords: Emergency Room Nurse; Transformational Leadership; Work Stres

    Intervensi Mindfulness terhadap Caring Perawat

    Get PDF
    The study aims to analyze and determine whether mindfulness interventions can increase nurses' care level towards patients. The method used is the literature review method. The research results show that mindfulness intervention can significantly benefit nurses in improving care services' caring abilities. Mindfulness interventions can help nurses become more aware of themselves and their emotions when caring for patients. Regular mindfulness practice can reduce the level of stress and fatigue experienced by nurses at work so that they can avoid emotional exhaustion, which has the potential to interfere with interactions with patients, and become more aware and focused on the current situation. Nurses can provide complete attention to patient needs, help reduce errors caused by inattention, and improve the overall quality of care. In conclusion, mindfulness interventions can increase nurses' empathy towards patients in a caring environment that often demands high levels of heart. Nurses who practice mindfulness tend to understand better and feel patients' feelings and needs. In conclusion, mindfulness intervention can be a solution to improve nurses' caring.   Keywords: Mindfulness, Caring, Nurs

    PERSEPSI PERAWAT TERHADAP UJI KOMPETENSI UNTUK PENGEMBANGAN JENJANG KARIR DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Nursing Science Department University of Diponegoro Faculty of Medicine Semarang, Juni 2016 ABSTRACT Retno Romauli Risa Putri “Nurse's Perception Towards Competence Development For Career Level In Long Stay Ward Of Semarang City Hospital” xvi + 79 pages + 13 tables + 4 pictures + 15 enclosures Regional examination for nurse is a process to measure the knowledge, skills and attitudes of health care personnel in accordance with the standards of the profession. Regional examination for nurse carried out to produce a competent nurse so career development of nurses will be held. Based on the results of a test of competency, the competency profiles nurses formulated according to a certain level and decide the feasibility of nurses. So the placement of nurses at the appropriate level, with his expertise through competence provide the opportunity more in line with the ability of potential nurses. The purpose of this research was to know the perceptions of nurses towards competence for career development. This research was quantitative descriptive research. Measuring instrument used a questionnaire. sample retrieval technique used a purposive sampling. The respondents in this research were 108 people nurses in long stay ward Semarang city Hospital. The results showed as much perception of nurses towards competency tests for the development of a good career level that was 74.1 % , stage stimulation on either perception was 97.2 % , the stage of registration to good perception was 56.5 % , stage interpretation of good perception was 59 , 3 % , stage feedback on good perception was 51.9 % . This research recommends that the hospital 's attention to elements of competency that the difference of each level either through a system of promotion and awards then suggest nurses to be active by trying to get the latest information about the competency test and a career level or follow coaching that can increase the understanding of nurses concerning test competency and career. Key words: Regional Examination for nurse, nurses, development of Career Bibliography: 53 (1997-2015

    Dimensi Patient Safety Briefing dan Dampak bagi Budaya Keselamatan Pasien

    Get PDF
    This research aims to provide a comprehensive overview of the dimensions of patient safety briefings implemented in clinical settings in hospitals and their impact on the dimensions of safety culture. This research is a scoping review using a literature search through the Scopus, CINAHL, and Medline databases. Research results, of the 472 research articles identified, 20 of them met the inclusion criteria. The research article describes the dimensions of patient safety briefings and dimensions of patient safety. Data from the results of the scoping review explains the implementation of patient safety briefings and the positive impact on the dimensions of safety culture in clinical settings in hospitals. In conclusion, complex research describes the dimensions of patient safety briefings in clinical care settings. This dimension explains the steps on how to carry out a standard patient safety briefing in a hospital clinical setting or clinical service. Empirical research regarding the dimensions of patient safety briefings has an impact on patient safety culture and improves patient safety in the context of hospital risk management. The potential for future research is to examine more broadly each dimension of patient safety briefings and their impact on clinical settings in hospitals.   Key words: Patient safety briefings; Situational Awareness; Safety Culture; Hospital; Clinical Settin

    Roles of Infection Prevention and Control Nurses (IPCNs) in Preparing for Emerging Infectious Diseases

    Get PDF
    Background: Infectious diseases have become one of the world’s serious problems including in Indonesia. Infectious diseases can originate from the community and hospital environment. Health workers performing inappropriate medical procedures could also be a cause of transmission of infectious diseases. Infection prevention and control nurses (IPCNs) as the pioneers of prevention and infection control in hospitals have not optimally played their roles.   Purpose: This study aimed to explore the roles of IPCNs and their constraints in preparing for emerging infectious diseases. Methods: The present study employed a qualitative design with the hermeneutic phenomenological approach. The samples were seven IPCNs for the primary participants, and two Infection Prevention and Control Officers (IPCOs) and 13 Infection Prevention and Control Link Nurses (IPCLNs) as the triangulation participants. The data were collected using in-depth semi-structured interviews analyzed using a content analysis technique.   Results: The results identified two themes: (1) IPCNs played roles as clinical practitioners, activity coordinators, administrators, and educators, and (2) the roles of IPCNs had not been optimal due to the lack of support from the hospital management, insufficient infrastructure, weak monitoring and evaluation, and the unavailability of appropriate rewards and  punishment.Conclusion: The majority of participants in this study agreed that IPCNs had tried well to play their roles. However, various obstacles were encountered, which hindered the IPCNs in performing their roles
    corecore