17 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JAHE MERAH TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DI PUSKESMAS KALASAN KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Latar Belakang : Emesis Gravidarum merupakan komplikasi umum yang paling sering terjadi selama kehamilan hingga 85% pada ibu hamil. Keadaan ini terjadi pada sekitar 60 -80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. M etode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest dengan kelompok kontrol (pretest posttest with control group). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 30 responden yang dibagi menjadi kelompok eksperimen seba nyak 15 ibu hamil dan kelompok control sebanyak 15 ibu hamil. Sampel kedua kelompok pene litian ini tidak diambil secara acak, seluruh subjek penelitian dinilai frekuensi emesis gravidarum menggunakan score Indeks Rhodes. Data dianalisis dengan Pa i red t-test dan Independent t-test. Hasil : Didapatkan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nilai nilai rata-rata 9,53 pada kelompok eksperimen dan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nilai rata rata 5,27 pada kelompok kontrol. Ada perbedaan penurunan frekuensi emesis gravidarum pada perhitungan nilai selisih pada kelompok eksperimen dan kontrol (p value =0,026 < 0,05). Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian ekstrak jahe merah terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1

    Qualitative Study of Perinatal Mental Health Services: Experiences and Perspectives of Health Workers and Patients

    Get PDF
    The perinatal period is a transitional period that is vulnerable to changes in women's relationships with partners, family, friends, and wider social networks. This study aims to determine how perinatal mental health services are based on the experiences of health workers and patients. This research is qualitative research with a case study design. The informants in this study were 6 informants, namely 2 health workers and 4 patients with a history of perinatal mental health disorders. The instruments used in this study were structured interview guidelines, interviews were conducted in health facilities and patients' homes. Thematic data analysis using the Collaizi protocol. Qualitative data from this study raised six themes, namely "symptoms of perinatal mental health disorders", "causes of perinatal mental health disorders", "management of mental health disorders", "prevention of perinatal mental health disorders", "barriers to perinatal mental health services", and "support". Pregnant, maternity and postpartum women are vulnerable to mental health problems, especially if a woman is faced with family neglect and lack of husband's support during pregnancy. It is important for health workers, especially midwives, to examine women's problems more comprehensively during antenatal care.Masa perinatal merupakan masa transisi yang rentan terhadap perubahan hubungan perempuan dengan pasangan, keluarga, teman, dan jejaring sosial yang lebih luas. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana pelayanan perinatal mental health berdasarkan pengalaman petugas kesehatan dan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Informan dalam penelitian ini adalah 6 informan yaitu 2 orang petugas kesehatan dan 4 pasien dengan riwayat gangguan perinatal mental health. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara terstruktur, wawancara dilakukan di fasilitas kesehatan dan rumah pasien. Analisis data secara tematik menggunakan protokol Collaizi. Data kualitatif dari penelitian ini mengangkat enam tema yaitu “gejala gangguan perinatal mental health”, “penyebab gangguan perinatal mental health”, "penatalaksanaan gangguan kesehatan mental", “pencegahan gangguan perinatal mental health”, “hambatan pelayanan perinatal mental health”, dan “dukungan”. Wanita hamil, bersalin, dan nifas rentan mengalami gangguan kesehatan mental, terutama jika seorang wanita dihadapkan pada pengabaian keluarga dan kurangnya dukungan suami selama hamil. Penting bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk mengkaji permasalahan perempuan secara lebih komprehensif pada saat pemeriksaan kehamilan

    Pregnancy Young Age with Anemia, Chronic Energy Lack, and Body Index in Mataram City

    Get PDF
    Background: The prevalence of early marriages in West Nusa Tenggara Province in 2010 was 44%, data in West Nusa Tenggara reached 31.32%, ranking 15th out of 34 provinces (BPS, 2017).  Based on the results of 2018, basic health research found three dominant factors that became the focus of BMI, SEZ and anaemia.  PMT in 2018 is 25.2% of all pregnant women.  The proportion of anaemia of pregnant women in Indonesia increased from 2013 by 37.1% to 48.9% in 2018, the age group of pregnant women the majority of anaemia in pregnant women at the age of 15-24 years was 84.6%, the highest proportion of energy chronic deficiency risk in the age group of 15-19 years which is 33.88%, so based on these data the researcher felt the need to do this research. Objective: This study aims to determine the effect of adolescent pregnancy with the incidence of anaemia, SEZ, and BMI in the city of Mataram. Method: This study used an observational design with a cross-sectional design and a sample size of 69 with pregnant women in the city of Mataram, using consecutive sampling techniques.  The statistical test analysis used was bivariate with Chi-Square and multivariate using logistic regression test with a significance level of 5% and 95% confidence interval. Results: The study found no significant relationship between adolescent pregnancy with the incidence of CED and BMI, found a substantial correlation between teenage pregnancy with the prevalence of anaemia.  Multivariate analysis results found a significant association between adolescent pregnancy and the prevalence of anaemia by controlling parity with a value (OR = 4.27; 95% CI: 1,209-15.13)

    SKRINING SWAB ANTIGEN SAAT KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI POLINDES REMBIGA KOTA MATARAM

    Get PDF
    ABSTRAKInfeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam, batuk dan kesulitan bernapas. Skrining universal untuk COVID-19 pada setiap ibu hamil perlu dilakukan secara rutin, World Health Organization (WHO) merekomendasikan ibu hamil dengan gejala COVID-19 harus diprioritaskan untuk skrining melalui swab antigen atau PCR. Kegiatan pengabdian ini bertujuan melakukan swab pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan, diharapkan melalui pemeriksaan swab antigen akan memutus rantai penyebaran COVID-19.Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan penyuluhan tentang skrining swab antigen sebagai upaya pencegahan COVID-19 pada ibu hamil, selanjutnya melakukan swab antigen kepada ibu hamil. Sambutan dan partisipasi yang diberikan oleh ibu hamil dalam kegiatan ini sangat antusias. Jumlah responden yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 10 ibu hamil. Hasil pengabdian setelah dilakukan pemeriksaan swab didapatkan 10 ibu hamil negatif COVID-19. Hasil pretest didapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang skrining COVID-19 dengan swab antigen dalam kategori kurang sebesar 40 % (4 orang), sedangkan hasil postest didapatkan pengetahuan ibu hamil tentang skrining COVID-19 dengan swab antigen dalam kategori baik sebesar 90 % (9 orang).   Kata kunci: ibu hamil; covid-19; swab antigen. ABSTRACTCOVID-19 infection can cause mild, moderate, or severe symptoms. The main clinical symptoms that appear are fever, cough and difficulty breathing. Universal screening for COVID-19 in every pregnant woman needs to be carried out routinely, the World Health Organization (WHO) recommends pregnant women with COVID-19 symptoms to be prioritized for screening through antigen swab or PCR. This service activity aims to carry out swabs for pregnant women who carry out examinations, it is hoped that through antigen swab examinations can break the chain of spread of COVID-19. The antigen swab activity was carried out at the Rembiga Polindes, Mataram City. The number of respondents who participated in this activity were 10 pregnant women. The results of the service after a swab examination found 10 pregnant women who were negative for COVID-19. The results of the pre test showed that the knowledge of pregnant women about screening for COVID-19 with an antigen swab was in the less category of 40% (4 people), while the results of the post test showed that the knowledge of pregnant women about screening for COVID-19 with an antigen swab was in the good category of 90% (9 people). Keywords: pregnant women; covid-19; antigen swab

    PEMBERDAYAAN LANSIA MELALUI SENAM LANSIA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN FISIK DALAM MENDUKUNG LANSIA TANGGUH

    Get PDF
    ABSTRAKLanjut usia (lansia) adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas (UU No. 13 1998). Populasi usia lanjut mengalami peningkatan secara global. Kegiatan pengabdian bertujuan melakukan pemberdayaan lansia melalui senam lansia sebagai upaya peningkatan kesehatan fisik dalam mendukung lansia Tangguh. Metode kegiatan dalam pengabdian ini akan melibatkan mahasiswa kebidanan Universitas Muhammadiyah Mataram sebanyak 3 mahasiswa. Rencana Pelaksanaan pengabdian mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Evaluasi hasil kesimpulan yaitu terlaksananya pengabdian dengan rangkaian kegiatan yaitu pemeriksaan fisik lansia yaitu pemeriksaan tekanan darah dan berat badan, serta senam lansia. Sebelum diberikan informasi terkait senam lansia, seluruh peserta sebanyak 15 lansia belum mengetahui Gerakan-gerakan senam lansia. Setelah diberikan informasi Gerakan senam lansia seluruh peserta sebanyak 15 lansia mengikuti gerakan senam dan melakukan dengan benar. Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah didapatkan 10 lansia tekanan darah tinggi ≥ 140/100, tim pengabdian menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas terdekat, menganjurkan memperbanyak mengkonsumsi sayuran dan buah dan rutin melakukan senam lansia Kata kunci: pengabdian masyarakat; lansia; senam lansia ABSTRACTElderly (elderly) are those who are aged 60 years and over (Law No. 13 1998). The elderly population is increasing globally. the aims of community dedication to empower the elderly through elderly gymnastics as an effort to improve physical health in supporting the Tangguh elderly The method of activity in this service will involve 3 students of midwifery at Muhammadiyah Mataram University. The Service Implementation Plan adopts action research steps consisting of 4 (four) stages, namely: planning, action, observation and evaluation, and reflection. Evaluation of the results of the conclusion of the implementation of service with a series of activities, namely physical examination of the elderly, namely checking blood pressure and weight, as well as elderly exercise. Before being given information regarding elderly gymnastics, all 15 elderly participants did not know the elderly gymnastics movements. After being given information on the elderly gymnastics movement, all 15 elderly participants followed the gymnastics movements and did it correctly. Based on the results of the blood pressure examination, it was found that 10 elderly people had high blood pressure 140/100, the service team recommended to carry out an examination at the nearest health center, recommended consuming more vegetables and fruit and regularly doing elderly exercise Keywords: community dedication; elderly; elderly gymnastics

    PROGRAM VAKSINASI MASAL PADA SISWA SMA, SMK, DAN SLB DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2021

    Get PDF
    ABSTRAKWHO (World Health Organization) telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi dunia. Covid-19 masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 dan angka kejadian dikonformasi positif terus mengalami kenaikan hingga saat ini. Indonesia memiliki rencana memberikan vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak berusia 12-17 tahun. semakin lama anak tidak divaksinasi, maka semakin tinggi potensi munculnya varian baru Covid-19 yang lebih mengancam. Tujuan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu menjalankan tugas tenaga kesehatan dalam memutuskan mata rantai penularan covid-19. Hal ini juga berdasarkan peraturan pemerintah mengharapkan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan normal kembali dan dengan proses tatap muka. Metode dalam Pelaksanaan kegiatan vaksin menggunakan penyederhanaan 4 meja menjadi 2 meja dengan 2 tahapan yaitu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Target sasaran pada kegiatan vaksinasi ini adalah 2000 siswa. Hasil pengabdian yang didapatkan bahwa jumlah yang telah melakukan vaksinasi sebanyak 1900 siswa dan 100 siswa yang tunda. Berdasarkan hasil kegiatan pelasanakan pengabdian masyarakat dengan menjalankan program vaksinasi masal pada siswa siswi SMA, SMK dan SLB se-Kota Mataram didapatkan hasil siswa siswi yang telah divaksin sebanyak 1900 siswa dan ditunda untuk melakukan vaksin sebanyak 100 siswa. Adapun faktor penundaan vaksin yaitu tekanan darah yang tinggi, memiliki riwayat penyakit seperti jantung, kanker, gula darah tinggi, sedang tidak dalam keadaan sehat seperti batuk, pilek, demam. Presentasi yang didapatkan pada kegiatan vaksinasi ini sebanyak 95% dari target yang telah ditetapkan. Kata kunci: anak sekolah; usia 12-17 tahun; vaksinasi; covid-19. ABSTRACTWHO (World Health Organization) has declared Covid-19 a global pandemic. Covid-19 has entered Indonesia since early 2020 and the number of positive confirmed cases continues to increase until now. Indonesia has a plan to give Covid-19 vaccinations to children aged 12-17 years. The longer a child is not vaccinated, the higher the potential for new, more threatening Covid-19 variants to emerge. The purpose of this community service is to carry out the duties of health workers in breaking the chain of transmission of COVID-19. It is also based on government regulations that expect the implementation of the teaching and learning process to run normally again and with a face-to-face process. The method in implementing vaccine activities uses the simplification of 4 tables into 2 tables with 2 stages, namely planning and implementing activities. The target for this vaccination activity is 2000 students. The results of the service found that the number of students who had vaccinated was 1900 students and 100 students who were delayed. Based on the results of community service activities by running a mass vaccination program for high school, vocational and special school students throughout the city of Mataram, it was found that 1900 students had been vaccinated and postponed to vaccinate 100 students. The factors for delaying the vaccine are high blood pressure, having a history of diseases such as heart disease, cancer, high blood sugar, being not in good health such as cough, runny nose, fever. The presentation obtained in this vaccination activity was 95% of the target that had been set. Keywords: school children; 12-17 years old; vaccination; covid-19

    VAKSINASI MASAL COVID-19 DI PELABUHAN LEMBAR LOMBOK BARAT

    Get PDF
    ABSTRAKWHO (World  Health  Organization) secara  resmi  mendeklarasikan  virus  corona (Covid-19)  sebagai  pandemi. Virus Covid-19 menyebabkan gejala seperti demam dan batuk, dan kebanyakan bisa sembuh dalam beberapa minggu. Tapi bagi sebagian orang yang berisiko tinggi (kelompok lanjut  usia  dan  orang  dengan masalah  kesehatan  menahun, seperti  penyakit  jantung,  tekanan darah  tinggi,  atau diabetes), virus corona dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Ada dua  jalur  utama  penularan COVID-19, yakni penularan droplet pernapasan dan penularan kontak dekat. Dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19 tidak hanya dilaksanakan dari sisi penerapan protokol kesehatan, namun juga intervensi dengan vaksinasi sebagai bagian dari upaya pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Kegiatan vaksinasi masal ini bertujuan agar dapat terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok) dan berkurangnya angka kematian akibat COVID-19 pada masyarakat.Jenis vaksin yang digunakan pada kegiatan vaksinasi masal ini adalah Moderna. Jumlah responden yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 1.581 orang. Hasil pengabdian didapatkan bahwa jumlah yang melakukan vaksinasi sebanyak 1.581 orang yang terdiri remaja sebanyak 60 orang dewasa sebanyak 1497 orang dan lansia sebanyak 24 orang, diberikan vaksin sebanyak 1.536 orang, ditunda sebanyak 45 orang. Kata kunci: vaksinasi; covid-19; komunitas. ABSTRACTWHO (World Health Organization) has officially declared the coronavirus (Covid-19) as a pandemic. The Covid-19 virus causes symptoms such as fever and cough, and most recover within a few weeks. But for some people who are at high risk (the elderly and people with chronic health problems, such as heart disease, high blood pressure, or diabetes), the coronavirus can cause serious health problems. There are two main routes of transmission of COVID-19, namely respiratory droplet transmission and close contact transmission. In the context of dealing with the COVID-19 pandemic, it is not only implemented in terms of implementing health protocols but also interventions with vaccinations as part of efforts to prevent and control COVID-19. This mass vaccination activity aims to form herd immunity and reduce the mortality rate due to COVID-19 in the community. The type of vaccine used in this mass vaccination activity is Moderna. The number of respondents who participated in this activity was 1,581 people. The results of the service found that the number of people who registered for Pcare was 1,581 people, consisting of 60 teenagers, 1497 adults, and 24 elderly people, 1,536 people were given the vaccine, 45 people were delayed. Keywords: vaccination; covid-19; community.

    VAKSINASI MASAL COVID-19 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

    Get PDF
    ABSTRAKNovel coronavirus 2019 atau virus corona sindrom pernafasan akut parah yang disebut COVID-19. Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam, batuk dan kesulitan bernapas. World Health Organization (WHO) melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Di Indonesia kasus meningkat dan menyebar dengan cepat, kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020, pada tanggal 9 Juli 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%). Kegiatan vaksinasi masal ini bertujuan terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok) dan berkurangnya angka kematian akibat COVID-19 pada masyarakat. Kegiatan vaksinasi masal dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Mataram Kota Mataram Nusa Tenggara Barat, dan jenis vaksin yang digunakan pada kegiatan vaksinasi masal ini adalah Sinovac. Jumlah responden yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 1.000 orang. Hasil pengabdian didapatkan jumlah yang melakukan vaksinasi sebanyak 1000 orang yang terdiri dari masyarakat umum dan karyawan Universitas Muhammadiyah Mataram. Kata kunci: vaksinasi; covid-19; komunitas; indonesia. ABSTRACTNovel coronavirus 2019 or severe acute respiratory syndrome coronavirus called COVID-19. The main symptoms that appear are fever, cough and difficulty breathing. The World Health Organization (WHO) reports 11,84,226 confirmed cases with 545,481 deaths worldwide (Case Fatality Rate/CFR 4.6%) In Indonesia cases are increasing and spreading rapidly, the first case on March 2, 2020, on July 9 2020 The Ministry of Health reported 70,736 confirmed cases of COVID-19 with 3,417 deaths (CFR 4.8%). This mass vaccination activity aims to form herd immunity and reduce the death rate due to COVID-19 in the community. The mass vaccination activity was carried out at the Muhammadiyah University of Mataram, and the type of vaccine used in this mass vaccination activity was Sinovac. The number of respondents who participated in this activity was 1,000 people. The results of the service found that the number of people who vaccinated was 1000 people consisting of the general public and employees of the Muhammadiyah University of Mataram. Keywords: vaccination; covid-19; community; indonesia.

    “PEREMPUAN SEHAT, MASA DEPAN CEMERLANG” PADA HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL DI DESA TELAGAWARU LOMBOK BARAT

    Get PDF
    ABSTRAKPandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih banyak mengakses informasi melalui media gadget dari pada ke pelayanan kesehatan, karena selain ketakutan akan terpaparnya covid-19 juga masyarakat dihimbau untuk membatasi mobilisasi termasuk ke layanan kesehatan. Informasi yang salah mengenai bagaimana menjaga kesehatan reproduksi sangat membahayakan masyarakat. Termasuk diataranya adalah mitor-mitos yang berkembangan mengenai kesehatan reproduksi. Tujuan utama memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada 10 orangtua di desa Telagawaru menunjukkan hasil yang signifikan yakni 90% Ibu sudah mengetahui bagaimana pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan cara merawat yang benar. Kata kunci: kesehatan reproduksi; pandemi; covid-19 ABSTRACTThe Covid-19 pandemic has made people more access to information through gadget media rather than health services, because in addition to the fear of exposure to Covid-19, people are also urged to limit mobilization including to health services. Misinformation about how to maintain reproductive health is very dangerous for society. Included among them are myths about reproductive health. Main Objectives To provide comprehensive reproductive health services to women, including sexual life and women's reproductive rights, so as to increase women's independence in managing their reproductive functions and processes, which in turn can lead to an increase in the quality of their lives. The health education provided to 10 parents in Telagawaru village showed significant results, namely 90% of mothers already knew how important it was to maintain reproductive health and how to properly care for it. Keywords: reproductive health; pandemi; covid-1

    ATASI STUNTING DENGAN BERHEMAT (BERIKAN MP-ASI SEHAT DAN TEPAT DI DESA AIKMEL BARAT

    Get PDF
    ABSTRAK                                                                                                          Anak berisiko mengalami stunting setelah usia 6 bulan. ASI saja tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan gizi dan pemberian makanan tambahan (MPASI) harus dimulai. Setelah usia 6 bulan, semua anak membutuhkan makanan lunak bergizi yang sering disebut makanan pendamping ASI (MPASI). MP-ASI  adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada anak usia 6 sampai 24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan transisi dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan daya cerna anak. Anak harus menerima makanan tambahan (MPASI) untuk mencegah malnutrisi. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan orangtua terkait dengan stunting. Lokasi pengabdian di Desa Aikmel Barat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, pemberian leaflet dan metode pre - post test dalam bentuk kuesioner. Subyek pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh orangtua yang memiliki balita sejumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah power point, leaflet dan kuesioner. Hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 50 % (10 orang) meningkat menjadi kategori pengetahuan baik sebesar 80 % (16 orang) pada saat posttest. Kata kunci: Pendidikan Kesehatan; Stunting; MP-ASI. ABSTRACT Children are at risk for stunting after 6 months of age. Breast milk alone is not enough to meet all nutritional needs and complementary feeding (MPASI) must be started. After the age of 6 months, all children need nutritious soft foods which are often called complementary foods (MPASI). MP-ASI is food or drink containing nutrients that is given to children aged 6 to 24 months to meet nutritional needs other than breast milk. MP-ASI is a transitional food from breast milk to family food. The introduction and administration of complementary foods should be done gradually in a form and amount that is in accordance with the child's digestibility. Children must receive complementary foods (MPASI) to prevent malnutrition. The purpose of this community service is to increase parental knowledge regarding stunting. The location of the service is in West Aikmel Village. The method used in this activity is the lecture method, giving leaflets and the pre-post test method in the form of a questionnaire. The subject of this community service is all parents who have toddlers totaling 20 people. The instruments used were power points, leaflets and questionnaires. The results of the pretest and posttest from the activities carried out can be seen that there was an increase in parents' knowledge from the pretest score in the poor category of 50% (10 people) increasing to the good knowledge category of 80% (16 people) at the time of the posttest. Keywords: Health Education; Stunting; MP-ASI
    corecore