92 research outputs found

    Indeks Pencemaran Air Laut Pantai Utara Tuban Dengan Parameter Tss Dan Kimia Non-Logam

    Get PDF
    Meningkatnya  jumlah penduduk mengakibatkan jumlah limbah yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan  terganggunya potensi yang ada di wilayah pesisir. Tuban merupakan salah satu kawasan yang terletak di wilayah pesisir. Wilayah pesisir seringkali sebagai tempat bermuaranya limbah-limbah dari industri maupun domestik yang dibuang ke sungai. Penelitian ini dilakukan pada 14 titik yang berada di sepanjang wilayah pesisir pantai utara Tuban. Titik ini di tetapkan berdasarkan data sekunder yang telah di peroleh dari instansi terkait, seperti peta umum dll. Jumlah titik dan lokasi yang diperlukan untuk data yang dianggap mewakili, didasarkan pada perhitungan estimasi penyebaran (dispersi) limbah ke laut, dari titik masukannya. Penentuan titik sampling berdasarkan titik masukan limbah, titik di daerah pencampuran sempurna, dan (arah vertikal) limbah dengan laut. Titik di daerah lebih ke tengah, yang dianggap pengaruh limbah sudah kecil atau tidak signifikan (untuk daerah ini lebih dari 1 km dari wilayah pesisir). Berdasarkan dari perhitungan indeks pencemaran sesuai dengan KepMenLH no 115 tahun 2003 tentang status mutu air diketahui bahwa dari 14 titik sampling terdapat 9 titik di pantura Tuban yang masih belum memenuhi baku mutu

    Strategi penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) berbasis komoditas unggulan daerah Kab. Pangkajene dan Kepulauan

    Get PDF
    Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan salah satu kabupaten di Indonesia dengan kekayaan sumberdaya alam yang cukup lengkap karena wilayahnya terdiri dari pegunungan, daratan dan kepulauan. Ketersediaan sumberdaya alam yang melimpah hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya alam tersebut harus dikelola secara bijaksana untuk menjamin keberlanjutannya. Oleh karena itu dibutuhkan penguatan sistem inovasi daerah (SIDa) dalam pengelolaan sumberdaya alam khususnya komoditas unggulan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi penguatan SIDa berbasis komoditas unggulan dalam rangka peningkatan daya saing daerah dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu bulan April sampai September 2021. Komoditas unggulan yang dikaji pada penelitian ini adalah jeruk pangkep, ikan bandeng dan garam. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan melalui metode Focus Group Discussion (FGD), wawancara, dan studi literatur. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi penguatan SIDa berbasis komoditas unggulan. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa posisi relatif strategi penguatan SIDa berbasis komoditas unggulan daerah di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terletak pada koordinat (2,19;1,33) yaitu berada pada kuadran pertama yang berarti bahwa strategi penguatan inovasi berbasis komoditas unggulan ditempuh melalui strategi SO. Berdasarkan hasil analisis maka secara berurutan prioritas strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan inovasi pengelolaan komoditas unggulan daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah: peningkatan produktivitas lahan untuk komoditas unggulan (Skor 6,51); pengembangan industri pengolahan komoditas unggulan (Skor 6,14); peningkatan akses permodalan untuk pengembangan usaha komoditas unggulan (Skor 5,93); inisiasi ekspor produk komoditas unggulan (Skor 5,65 ); pengembangan program inovasi desa  berbasis komoditas unggulan (skor 4,83)

    PENGARUH PENGGUNAAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) TERFERMENTASI Aspergillus niger PADA PAKAN LENGKAP TERHADAP KECERNAAN PAKAN DAN INCOME OVER FEED COST PADA KELINCI LOKAL

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan eceng gondok (Eichornia crassipes) terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan lengkap terhadap kecernaan pakan dan income over feed cost pada kelinci lokal. Bahan utama pakan lengkap bahan utama yaitu eceng gondok yang terfermentasi Aspergillus niger, dengan campuran bahan pakan lain. Kelinci lokal sebanyak 24 ekor umur 3 – 4 bulan. Metode Penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri 4 perlakuan dan 3 kelompok, yaitu P0 = Pakan kontrol, P1 = eceng gondok 10%, P2= eceng gondok 20%, P3= eceng gondok 30%. Variabel yang diamati yaitu kecernaan pakan (KcBK) dan Income over feed cost (IOFC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan eceng gondok terfermentasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap KcBK, IOFC berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Rata-rata nilai KcBK adalah P0 = 76, 53 (gram), P1 = 78,36 (gram), P2 = 80,22 (gram), P3 = 82,84 (gram), rata – rata nilai IOFC adalah P0 = Rp 930,42, P1 = Rp 1952,45, P2 = Rp 3345,18, P3 = Rp 4803,16. Tingkat penggunaan eceng gondok terfermentasiAspergillus niger dalam pakan lengkap pada kelinci lokal dapat meningkatkan kecernaan pakan serta IOFC. Penggunaan eceng gondok terfermentasi Aspergillus niger menghasilkan nilai kecernaan pakan tertinggi pada level pemberian 30% (mencapai 82, 84%) dan IOFC sebesar Rp.4803,16.Untuk meningkatkan pendapatan peternak dapat menggunakan eceng gondok terfermentasi Aspergillus niger dalam pakan lengkap sebanyak 30%. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti kandungan residu logam berat dan akibat konsumsi eceng gondok. Kata Kunci : Eceng gondok, Aspergillus niger, Kelinci lokal, Income over feed cost, Kecernaan pakan

    PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGAIRAN DAN PEMUKIMAN SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN DI PROVINSI LAMPUNG

    Get PDF
    Penelitian Ini Bertujuan Untuk Menguji Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pengairan Dan Pemukiman Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengendalian Di Provinsi Lampung. Pengumpulan Data Dilakukan Melalui Penyebaran Kuesioner Dan Dilaksanakan Pada 37 Pegawai Dinas Pengairan Dan Pemukiman Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengendalian Di Provinsi Lampung. Analisis Data Pada Penelitian Ini Menggunakan Bantuan Spss Versi 18. Teknik Pengujian Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini Meliputi Uji Validitas Dengan Analisis Faktor, Uji Reliabilitas Dengan Alpha Cronbach, Analisis Regresi Liner Berganda, Untuk Menguji Dan Membuktikan Hipotesis Penelitian, Uji T Untuk Mengetahui Pengaruh Secara Parsial Dan Uji F Untuk Mengetahui Pengaruh Secara Simultan Atau Keseluruhan. Hasil Penelitian Menunjukkan Bahwa Motivasi Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai Dan Disiplin Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Pegawai. Pada Uji F Atau Uji Simultan Menunjukan Bahwa Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Berpengaruh Secara Simultan Atau Bersama-Sama Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pengairan Dan Pemukiman Satuan Kerja Perencanaan Dan Pengendalian Di Provinsi Lampung

    Actors and Actor Relations in Governance of Subsidized Fertilizer Policy in Indonesia

    Get PDF
    The study investigates actor relationships in subsidized fertilizer programs within Indonesian rice production hubs. It aims to comprehend roles and interactions among actors in budget allocation, fertilizer distribution, policy oversight, and farmer involvement. The research employs a descriptive qualitative approach, analyzing how institutional practices and hierarchies impact the subsidized fertilizer market. The study focuses on Indramayu and Karawang Regencies in West Java and Sidenreng Rappang (Sidrap) and Wajo Regencies in South Sulawesi, all significant rice production centers. Data was gathered through in-depth interviews involving central, regional, distributor, store actors, and farmers. Results reveal collaboration and competition as primary relationship modes in the subsidized fertilizer program. Cooperation exists among institutional players at the central level during budget deliberations, while relationships emerge when actors unite to advocate for budget adjustments or specific fertilizer types. Factors like discourse, institutional practices, and capitalist interests shape these inter- actions. Discourse might favor chemical or organic fertilizers. Farmers occupy a relatively marginalized position in actor conflicts, warranting increased policymaker attention. Although the government seeks improvements, farmers still face challenges such as inadequate doses, delays in distribution, and financial constraint

    FOOD CONSUMPTION AND PRODUCTION IN TEMPE LAKE, SOUTH SULAWESI, INDONESIA

    Get PDF
    Challenges in providing sufficient food is a society problem and it will exist along with human civilization history.In this modern civilization, when the population reach more than 7 million people in the world, food consumption and production become a civilization problem and nature becomes a victim of it. Nowadays, almost 1 million people facing undernutrition and malnutritionThis study aimed to identify the pattern of food consumption and production in Tempe Lake, the biggest lake in the province or in Sulawesi island. A fieldwork conducted on February 2016 at Laelo Village (Kelurahan Laelo) that belongs to Tempe Sub-district (Kecamatan Tempe).  Total respondents in this study were 72 people who were selected randomly from those have use the lake as main source of livelihood. Some informants who know more about the lake were also interviewed. Data gathered mainly about  land use of the lake during dry season and wet (flood) season, and food consumption and production pattern, This research found that fish production of the lake has decreased significantly in the last 20 years due to sedimentation, overfishing and environmental contamination.   People consumed various foods for their dietary but mostly consuming rice that they purchased from market and fish and vegetables from the lake. There was no different in amount of rice and fish consumed during wet and dry season

    FOOD PRODUCTION AND CONSUMPTION PATTERN AT COASTAL AREA OF KARAMPUANG ISLAND

    Get PDF
    Patterns of production and consumption of food communities in coastal regions are different from the people who live in mountainous areas or other areas (agricultural society). The fundamental difference between coastal communities and the agricultural society is due to the access to land. This study aimed to assess the patterns of food production and consumption in coastal areas. The method used is a case study to look deeply at the social reality of consumption and production pattern in coastal regions. Field data collection is done systematically through questionnaires, in-depth interviews, focus group discussions and field observation. The focus on research is the coastal community in Karampuang island. The target group is determined based on the knowledge of field conditions, and the initial information has been obtained from key informants. The most important results were obtained, namely: Patterns of food production of the island Karampuang characterized by the production of a limited form of cassava were only able to complement the food needs alone, and Society Consumption Pattern Karampuang Island is characterized by the intensity of the low consumption, low consumption type material variations

    PERANAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN PASANGKAYU

    Get PDF
    The purpose of this research is to find out and identify: 1) The contribution of the industrial sector to the economy of Pasangkayu Regency. 2) Sectors that are the basic sectors in the economy of Pasangkayu Regency. This type of research is quantitative with contribution analysis and Location Quotient (LQ) analysis techniques. The results of the study that the results of the analysis of the contribution provided by the industrial sector to the formation of the Pasangkayu Regency GRDP in 2013-2018 amounted to 28.74%. LQ analysis shows that the Pasangkayu Regency industrial sector from 2013-2018 became a base sector with an LQ value of 2.67. Distribution of industries focused in Pasangkayu District which is the capital of Pasangkayu Regency and several other districts
    corecore