6 research outputs found

    PERUBAHAN ATURAN DAN BATASAN LOKAL PADA MORFOLOGI RUANG KAMPUNG TUA DI KOTA SURABAYA MELALUI PEMBACAAN SECARA SINKRONIK DAN DIAKRONIK

    Get PDF
    Studi terkait perubahan aturan dan batasan lokal pada morfologi ruang kampung tua di Kota Surabaya, Kampung Surabayan, melalui pembacaan secara sinkronik dan diakronik telah dilakukan. Terdapat perubahan tipologi/aturan lokal yang terjadi di perimeter segmen yaitu, hunian asli dengan arsitektur Kolonial Belanda, pengembangan bangunan asli menjadi komersial dan pemerintahan terutama berupa perubahan bentuk serta ukuran kavling. Adapula pembentukan tipe jalan yang muncul akibat perubahan pola bermukim yaitu, jalan utama (lokal) kampung (terbuka), cul de sac, dan jalan pertolongan. Perubahan aturan dan batasan lokal tersebut merupakan perwujudan dari berkembangnya pola sosial, ekonomi, dan budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah studi morfologi dengan melakukan analisis eksploratif melalui perspektif masa lampau sehingga diketahui titik kritis yang membentuk pola penggunaan ruang, struktur kota, elemen - elemen pembentuk kota serta implikasi sosial maupun faktor pengaruh lainnya yang mempengaruhi bentuk kota. Alat untuk melakukan identifikasi perubahan pola dan struktur kampung adalah pembacaan secara sinkronik dan diakronik. Pada pembacaan secara sinkronik, aspek ciri suatu kota (arsitektur kota), keterkaitan (interweaving) antara bangunan dan ruang luar (figure and ground) diamati. Kemudian dalam pembacaan diakronik menggunakan dimensi fisik-spasial kota serta struktur ruang kota yang terbentuk dalam perkembangannya masa ke masa (layer by layer). &nbsp

    PENGARUH FAKTOR PLACE ATTACHMENT PADA PROSES ADAPTASI HABITAT DI PERMUKIMAN PETEMON, SURABAYA

    Get PDF
    Proses adaptasi habitat merupakan cerminan adanya faktor keterikatan masyarakatterhadap suatu kawasan kota, yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan non fisik. PermukimanPetemon merupakan permukiman yang berumur cukup tua di kota Surabaya. Kawasan ini dikenalpula sebagai kawasan yang terdampak cukup berat ketika musim hujan di Surabaya dikarenakanbanjir. Namun, berdasarkan data profil kependudukan kelurahan Petemon, terjadi peningkatanjumlah penduduk dari tahun 2014-2016 dari dari 291 jiwa/hektare menjadi 306 jiwa/hektare. Halini terjadi dikarenakan adanya proses adaptasi habitat pada cara bermukim masyarakat akibatkeberadaan faktor keterikatan yang menjadi penyebab bertahannya penguni di kawasanpermukiman Petemon. Maka, diperlukan kajian terkait faktor place attachment yang terjadi padakawasan permukiman ini yang menyebabkan proses adaptasi habitat. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengidentifikasi faktor place attachment dalam adaptasi habitat di PermukimanPetemon. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik analisadengan teknik analisis character appraisal dalam menilai dan mengelompokkan lingkunganpermukiman serta metode wawancara dan pengamatan untuk menngidentifkasikan faktornya.Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasinya faktor place attachment pada kawasan studi.Faktor place attachment yang teridentifikasi adalah faktor fisik, sosial, kultural, individu,pengalaman, fasilitas sosial, kepuasan akan suatu tempat

    Eksplorasi Simbolisasi Kepahlawanan dalam Perancangan Galeri Kapal Laut

    Get PDF
    Keuletan kapal-kapal laut Indonesia telah dikenal sejak abad ke-8 dimana bukti kekuatan dan ketangguhan para pelaut Indonesia tercatat dalam relief candi Borobudur. Namun di masa kini, akibat kurangnya minat dalam menghargai setiap detail pembangunan bangsa, dengan minimnya apresiasi dan kesadaran masyarakat terhadap potensi maritim dan kebaharian, sehingga perlu untuk merancang suatu objek rancang arsitektur yang dapat menggugah masyarakat dan mencerminkan kekuatan dan ketangguhan kapal laut. Objek rancang merupakan Galeri Kapal Laut yang kemudian mengangkat tema kepahlawanan, dengan menggunakan salah satu metode rancang yaitu simbolisasi. Pemilihan tema rancang merupakan pendefinisian dari makna dan karakter dari sifat kepahlawanan. Pemilihan tema berangkat dari isu-isu dan persyaratan bangunan yang akan diterapkan dalam sebuah bangunan galeri. Karakter kepahlawanan dapat menjadi alat pijakan dalam menguatkan citra akan kekuatan dan potensi maritim melalui kesan tangguh dan ikonik yang terlihat pada eksterior, interior, bentuk dan ekspresi struktur yang digunakan

    G-FEET STICKY HOUSE: THE STRONG AND QUAKERESISTANT HOUSING FOR POST EARTH QUAKE SOLUTION

    Get PDF
    Earthquake is a natural phenomenon occurs in Indonesia. Naturally, earthquake does not kill people, but buildings do. People were killed by the fallen debris of building parts when earthquake occurred. The key to create an entire building lies on the joint system which is why most of building failures occurred on the joint system. Prawiro et all (2010) stated that G-Feet Structural Joint System is the future alternative reversible structural joint system designed based on gecko’s feet concept. The research by Andari et all (2011) found that the joint system was optimum in shear stresses which were mostly created by lateral forces of earthquake. The idea was more lateral forces would lead the joint system to become stickier. Sticky brushes refer to the ability of joint system to easily stick and become strong enough receiving 10 tons/m² load. This can be happened due to the geometry of sticky brushes which are becoming the locking system of the joint system. Therefore, G-Feet Sticky house is supposed to be a new concept of post earthquake houses for the victims. Material selection and 3D computer modelling were used for the final design of G-Feet Sticky Houses to be safely and easily to install. The design is supposed to be useful and helpful especially for the victims as temporary houses which can be modified as the permanent one. The big wall panels are designed for faster construction processwhile the joint system combines the ability of sticky brushes and the geometry of wall panel edge detail

    DETEKSI WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN CANBERRA DISTANCE

    Get PDF
    Wajah merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia yang memiliki karakteristik untuk berekspresi dan berkonukas. Manusia memiliki wajah yang berbeda satu sama lain dari sisi bentuk mata, hidung, alis dan lain-lain, baik ukuran dan dimensi yang dapat digunakan untuk mempermudah dan mengenali sesama manusia. Penelitian ini mengambil 11 jenis wajah yang berbeda dalam satu gambar, kemudian menggunakan metode PCA untuk melakukan pengoptimalan dalam pengurangan dimensi gambar. Setelah gambar asli di konversi menggunakan PCA maka akan dikalkulasikan tingkat kesamaan antara gambar asli dan gambar yang akan dijadikan object pada penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah gambar yang dihasilkan setelah melewati proses pengurangan dimensi dan konversi mnggunakan PCA
    corecore