5 research outputs found

    VARIASI KOMBINASI EMULGATOR ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN TERHADAP MUTU FISIK DAN STABILITAS KRIM EKSTRAK SERAI (Cymbopogon citratus)

    Get PDF
    ABSTRAKPandahuluan: Tanaman serai (C. citratus) dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak khasiat. Serai memiliki banyak kandungan yang diduga sebagai sebagai anti-inflamasi seperti anti edema dan mengatasi nyeri yaitu pada flavonoid dan tanin. Tanaman serai akan diformulasikan sebagai sediaan topikal yaitu krim. Sediaan krim sangat dipengaruhi oleh adanya emulgator. Untuk mendapatkan komposisi krim yang baik diperlukan konsentrasi emulgator yang tepat. Pada penelitian ini digunakan emulgator kombinasi asam stearat dan trietanolamin. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formulasi sediaan krim yang memenuhi mutu fisik dan stabilitas krim.Metode: Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratoris untuk mengetahui emulgator kombinasi asam stearat dan trietanolamin yang tepat. Adapun perbandingan yang digunakan adalah asam stearat F1 10%; F2 15%; F3 20% dan trietanolamin F1 2%; F2 3%; F3 4% selanjutnya dilakukan dengan pengamatan evaluasi mutu fisik sediaan berupa organoleptis, homogenitas, daya sebar, tipe krim, viskositas dan pH dan stabilitas fisik dengan metode freeze-thaw cycling-test dipercepat. Daya sebar, viskositas dan pH dilakukan uji One Way ANOVA dan Kruskal Wallis.Hasil: Berdasarkan pengujian homogenitas diketahui ketiga formula memiliki hasil yang sama, yakni homogen. Demikian juga pada pengamatan organoleptis diketahui bahwa ketiga formula memberikan hasil pengamatan yang sama. Daya sebar menggunakan tanpa beban, 50 g, dan 100 g memiliki rata-rata F1 6,3; 7; 7,5; F2 5,5; 6,3; 7,1; F3 6,1; 6,6; 6,8 cm. Viskositas krim memiliki rata-rata (F1) 2374, (F2) 2373, dan (F3) 2370 cPs. pH pada sediaan krim memiliki rata-rata (F1) 7,50; (F2) 7,51; (F3) 7,53. Secara stabilitas fisik yang tidak mengalami perubahan secara organoleptis yaitu F1.Kesimpulan: Formulasi yang memenuhi syarat secara mutu fisik dan stabilitas fisik yaitu F1 dengan komponen kombinasi emulgator asam stearat 10% dan trietanolamin 2%.Kata Kunci: C. citratus, emulgator, asam stearat, trietanolamin, mutu fisik, stabilitas

    ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN PERKUATAN TEBING KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP MADURA

    No full text
    Penelitian tentang Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pekerja Proyek Perkuatan Tebing Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep Madura bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling dominan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pekerja, untuk mengetahui pengaruh kinerja pekerja tukang batu aktual terhadap penyelesaian proyek Perkuatan Tebing Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep Madura. Dalam Proyek Pembangunan Perkuatan Tebing Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep Madura ini dilakukan berdasarkan hasil survey kepada pekerja tukang batu. Data dari lapangan di olah dengan bantuan software SPSS kemudian didapatkan hasil Uji Validitas, Reabilitas, Analisa Faktor, Uji Klasik, Regresi. Dari hasil perhitungan, secara simultan variabel pengalaman , umur , dan K3 berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pekerja. Sedangkan secara parsial variabel pengalaman, pendidikan, kodisi lapangan berpengaruh signifikan, sebaliknya variabel pendidikan, kesehatan, upah, kondisi lapangan, dan cuaca berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel kinerja pekerja. Variabel Umur memiliki faktor yang paling dominan terhadap kinerja pekerja tukang batu karena nilai koefisien regresinya (β) = 1,793 lebih besar dari variabel lainnya. Kata Kunci: Kinerja Pekerja, Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Kinerja Pekerja

    COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM PENGENDALIAN NARKOBA ANTARA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Collaborative Governance dalam pengendalian narkoba di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik penentuan informan secara purposive dan snow ball. Data yang diperoleh berasal dari studi dokumen, observasi, dan wawancara mendalam. Proses analisis data dilakukan dengan mereduksi, dan mengorganisasikan data, serta penarikan kesimpulan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian. Kemudian validitas data diuji melalui triangulasi sumber sehingga data yang disajikan merupakan data yang absah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Collaborative Governance yang dilaksanakan dengan melihat delapan kriteria keberhasilan pemerintahan kolaboratif yang dikaitkan dengan tiga indikator dari pelaksanaan program Kebijakan P4GN yakni pencegahan, pemberantasan dan Kebijakan P4GN. Hal ini terlihat dari lima kriteria pemerintahan kolaboratif yang masih belum terpenuhi terutama kriteria distiributive accountability dan access to resources pada indikator Kebijakan P4GN. Kriteria tersebut menunjukkan kurangnya keterlibatan masyarakat dalam forum kolaborasi, dan ketersediaan sumber keuangan yang masih belum tersedia. Berdasarkan hal ini, peneliti memberi saran kepada BNN Provinsi Jawa Timur sebagai pemerintah yang menangani persoalan pengendalian narkoba dan pelaksana Kebijakan P4GN untuk lebih meningkatkan peran swasta dan masyarakat dalam menciptakan pemerintahan kolaboratif. Selain itu juga diperlukan manajemen sumber daya kolaborasi dengan mekanisme yang tepat bagi perkembangan pengendalian narkoba di Provinsi Jawa Timur. Kemudian saran bagi penelitian selanjutnya adalah agar lebih terfokus pada faktor yang menyebabkan perlunya pemerintahan kolaboratif yang melibatkan masyarakat, dan sejauh mana tingkat keterlibatan masing-masing aktor dalam pemerintahan kolaboratif tersebut

    PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGAN METODE KONSEP NILAI HASIL (EARNED VALUE)

    No full text
    Di dalam suatu proyek konstruksi faktor yang menjadi indikator baiknya suatu proyek adalah proyek konstruksi harus tepat biaya, waktu dan mutu. Maka dari itu untuk mencapai target tersebut maka dilakukannya perencanaan, penjadwalan dan pengendalian secara tepat. Metode Konsep Nilai Hasil (Earned Value) merupakan suatu metode pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan waktu proyek secara terpadu. Metode ini digunakan untuk menganalisis kinerja dan membuat perkiraan pencapaian yang memberikan informasi mengenai kinerja proyek pada suatu periode pelaporan dan menghasilkan estimasi biaya dan waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan proyek berdasarkan indikator kinerja saat pelaporan.Pada Proyek Pembangunan Jembatan Petuk 1 (MYC) Ruas Jalan ingkar Kota Kupang, informasi yang didapat saat penelitian pada akhir kontrak adendum 2 minggu ke-76 adalah progress realisasi 71,807% dari 100% dengan nilai BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule)= Rp.188.400.000.000, BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)= Rp. 135.284.211.731, dan ACWP (Actual Cost Work Performed)= Rp.135.490.780.341. Pada saat akhir penelitian proyek tersebut mengalami kerugian CV (Cost Varian)= -Rp158.134.859 (negatif) dan CPI (Cost Performed Index)= 0,999 < 1. Dari aspek jadwal, proyek mengalami keterlambatan (SV (Schedule Varian)= -Rp.53.115.788.269 (negatif) dan SPI (Schedule Performed Index)= 0,718 < 1. Estimasi biaya yang diperkirakan untuk menyelesaikan proyek ini adalah EAC (Estimate At Complete)= Rp.188.687.672.343 yang berarti melebihi rencana anggaran awal Rp.188.400.000.000. Untuk estimasi waktu penyelesaian proyek ini yang semula 76 minggu menjadi 106 minggu. Penyebab keterlambatan pekerjaan proyek dikarenakan adanya perubahan metode pelaksanaan. Sedangkan pembengkakan biaya diakibatkan karena biaya sewa alat

    TINGKAT BAHAYA EROSI DAN KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENENTUKAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI SUB-DAS TINALAH

    No full text
    and make more critical lands Tinalah Sub Watershed has an area of 6969,29 ha and it is located at two districts which are Samigaluh and Kalibawang. Most of the area in Tinalah Sub Watershed has been used for rice field and farming. Improper land use can cause erosion . The study purposed to make level of Erosion Hazard assessment, reviewing Land Capability in Tinalah Sub Watershed area, and also to determine the instruction and management of land use areas in accordance with land capability. There are two steps to collect data during the research, collected ground characteristic data and land capability factors by observating the locations and also took secondary data. To calculate the value of erosion were calculated using USLE (Universal Soil Loss Equation) and then determined erosion risk level based on the value of erosion and effective depth of soil. Assessment of land capability class and land use instruction approach by matching the observed data with tables according to the USDA system. The result of this research indicated that most of Tinalah Sub-Watershed area erosion risk level has a value that is very heavy area broadly 4231.9 ha (61.59%). There are 6 classes of land capability in the Tinalah Sub-Watershed and the widest is land capability class VI area broadly 1511.39 ha (21.99%). Land use instruction of Tinalah Sub-Watershed area are as community forest area broadly 4444.318 ha (64.68%), protected forest area broadly 323.44 ha (4.7%
    corecore