135 research outputs found
Asas Kebebasan Berkontrak Dalam Perjanjian Baku
Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak dalam praktik dan bagaimana ketentuan hukum mengenai asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian baku. Berdasarkan penelitian hukum normatif disimpulkan bahwa: 1. Ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak dalam praktik mengacu pada asas kebebasan berkontrak, dasar eksistensinya terdapat pada rumusan angka 4 Pasal 1320 KUH Perdata yaitu suatu sebab yang tidak terlarang. 2. Ketentuan hukum mengenai asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian baku harus memperhatikan ketentuan Pasal 18, Bab V UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 tentang Ketentuan Pencantuman Klausula Baku. Dengan demikian semua perjanjian yang mengandung causa atau sebab yang terlarang yang terwujud dalam bentuk prestasi yang tidak diperkenankan untuk dilakukan menurut hukum, kesusilaan dan ketertiban umum, meskipun ia memuat atau tidak memuat klausula baku akan tetap batal demi hukum
Penerapan Replikasi Asyncrhonous pada Basis Data Terdistribusi untuk Keamanan Data
Keamanan data merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah basis data akan tetapi masalah keamanan ini sering kali kurang mendapatkan perhatian dari pemilik system. Pentingnya sebuah data mengharuskan para pemilik kebijakan untuk menjaga dan merawat data agar tidak rentan dengan kerusakan. Dalam sebuah mesin database terdapat banyak fitur terutama untuk menjaga keamanan data, salah satu fitur yang ada adalah replikasi basis data, dalam replikasi basis data sendiri ada beberapa jenis salah satunya replikasi asynchronous. Fitur ini berfungsi untuk meningkatkan availability data, memungkinkan beberapa lokasi menyimpan data yang sama. Hal ini sangat berguna pada saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data yang sama atau memerlukan server yang terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan. Pengguna dapat bekerja dengan meng-copy data pada saat tidak terkoneksi kemudian melakukan Perubahan untuk dibuat database baru pada saat terkoneksi dan juga dapat meningkatkan kinerja pembacaan. Dalam bisnis perhotelan data tamu adalah data terpenting dalam Perusahaan karena dengan data tersebut Perusahaan dapat menjaga hubungan baik dengan para tamu. Begitu pula yang terjadi pada hotel Ole Suites Sentul. Dengan mengaplikasikan replikasi asynchronous di harapkan dapat menjaga keamanan data dengan efektif
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN C OOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PE MBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (Penelitian Tindakan Kelas Pada Materi kegiatan ekonomi dalam mema n faatkan sumber daya alam Kelas I V SDN Cimincrang Kota Bandung )
Aktivitas
belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses
interaksi antara guru dan murid dalam rangka mencapa
i tujuan belajar. Aktivitas
yang dimaksud disini penekanannya adalah pada minat
belajar dan hasil belajar
siswa. Adapun permasalahan yang terjadi
d
i
a
ntaranya
keadaan siswa yang kurang
menunjukkan minat belajar di dalam proses dan hasil belajar yang m
asih b
anyak
di bawah KKM,
siswa masih banyak yang ribut di kelas,
selain itu guru hanya
menggunakan buku paket sebagai sumber atau media pembelajaran. Untuk
mengatasi permasalahan terse
but peneliti
menggunakan model
pembelajaran
Cooperative L
earning
tipe S
tudent
T
eam
A
chievement
D
ivision (STAD)
untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cimincrang Kota
Bandung.
Model
C
ooperative learning
tipe Student Team Achievement Division
(STAD)
dapat dijadikan salah satu cara untuk
mendeskripsikan peren
canaan,
menyusun langkah pelaksanaan pembelajaran IPS,
memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
N Cimincrang.
Berdasarkan dengan
rumusan masalah dan identifikasi masalah bahwa siswa tidak hanya dituntut untuk
memiliki kemampuan kognitif
sa
ja akan tetapi afektif dan
psikomotornya juga
harus dimiliki. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti bermaksud ingin
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran
C
ooperative learning
tipe Student Team Achievement Division (S
TAD)
.
Berdasarkan pembahasan, ditarik kesimpulan bahwa
m
enerapkan model
C
ooperative learning
tipe Student Team Achievement Division (STAD)
minat
belajar dan h
asil
belajar siswa meningkat.
Pada penilaian hasil belajar
(pretes dan
postes)
nilai
rata
-
rata sik
lus
I
yaitu 54,8
sedangkan siklus
II
mencapai nilai rata
-
rata 92. Pada penilaian k
elompok nilai rata
-
rata siklus
I
yaitu 74 s
edangkan siklus
II
mencapai nilai rata
-
rata 99.
Nilai hasil belajar LKPD nilai rata
-
rata siklus I
jika
dipersentase 64%
sedangkan p
ada siklus II mengalami peningkatan yaitu
mencapai nilai rata
-
rata jika dipersentase 92 %.
Kata
kunci:,cooperative learning tipe Student Team Achievement Division
(STAD) minat, hasil belajar
Grain Sorghum - A Coming Crop in Iowa?
It looks as though grain sorghum will grow and produce satisfactorily in some parts of the state- particularly in the southern and western parts. But it may not do as well as corn in the male corn-producing areas
Pengaruh Penambahan Bayam [Amaranthus Tricolor] Pada âNuggetâ Kaki Naga Lele [Clarias Gariepinus] Terhadap Kadar Zat Besi, Protein, Dan Air
Anemia is a malnutrition is still found and is a major nutritional problem in Indonesia. According to Basic Health Research Data (Riskesdas) 2013, the prevalence of anemia in Indonesia are found in age group 5-14 years (26.4%). One way to overcome anemia is the fulfillment the food variety, one of the way is by modifying the diet made from catfish and spinach to provide high protein and iron food. The Purpose of this study was to analyze the effect of the addition of spinach to acceptance of the food, iron levels, protein content, and the water content of the food catffish nugget. This design of research is a quasi experiment with Posttest Only Control Group Design. The catfish nugget that is most acceptable by the panelists was the one with 30% (30 grams) addition of spinach. Friedman test results demonstrated the acceptability aspects of taste, color, aroma and texture has a value of Ï value †α (0.05). The catfish nugget treatment with the addition 30% of spinach as much had an iron and protein content 2.33 mg and 16,34 g respectively. Anemia merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang masih sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Menurut data riskesdas tahun 2013 prevalensi anemia di Indonesia banyak ditemukan pada kelompok umur 5-14 tahun yaitu sebesar (26,4%). Salah satu cara untuk mengatasi anemia yaitu dengan pemenuhan keanekaragaman makanan, salah satunya dengan memodifikasi menu makanan yang terbuat dari lele dan bayam untuk menyediakan makanan yang tinggi protein dan zat besi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penambahan bayam terhadap daya terima, kadar zat besi, protein, dan air pada nugget kaki naga. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan Posttest Only Control Group Design. Nugget kaki naga lele yang paling dapat diterima oleh panelis adalah dengan penambahan bayam sebanyak 30% (30 g), hasil uji Friedman menunjukkan daya terima aspek rasa, warna, aroma dan tekstur memiliki nilai Ï value †α (0,05). Perlakuan nugget kaki naga lele yang direkomendasikan yaitu pada perlakuan nugget kaki naga lele dengan penambahan bayam sebanyak 30% atau 30 g dengan kandungan zat besi dan protein berturut-turut 2,33 mg dan 16,34 g
The EDGE-CALIFA Survey: Evidence for Pervasive Extraplanar Diffuse Ionized Gas in Nearby Edge-On Galaxies
We investigate the prevalence, properties, and kinematics of extraplanar
diffuse ionized gas (eDIG) in a sample of 25 edge-on galaxies selected from the
CALIFA survey. We measure ionized gas scale heights from and
find that 90% have measurable scale heights with a median of
kpc. From the kinematics, we find that 60%
of galaxies show a decrease in the rotation velocity as a function of height
above the midplane. This lag is characteristic of eDIG, and we measure a median
lag of 21 km s kpc which is comparable to lags measured in the
literature. We also investigate variations in the lag with radius. lags have been reported to systematically decrease with
galactocentric radius. We find both increasing and decreasing ionized gas lags
with radius, as well as a large number of galaxies consistent with no radial
lag variation, and investigate these results in the context of internal and
external origins for the lagging ionized gas. We confirm that the / and /
line ratios increase with height above the midplane as is characteristic of
eDIG. The ionization of the eDIG is dominated by star-forming complexes (leaky
regions). We conclude that the lagging ionized gas is
turbulent ejected gas likely resulting from star formation activity in the disk
as opposed to gas in the stellar thick disk or bulge. This is further evidence
for the eDIG being a product of stellar feedback and for the pervasiveness of
this WIM-like phase in many local star-forming galaxies.Comment: 36 pages (including 13 appendix pages), 17 figures, resubmitted to
ApJ after one round of refereein
Perancangan Identitas Visual Museum 10 Nopember 1945 Surabaya
Kementerian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia mencanangkan Tahun Kunjung Museum 2010 (Visit Museum Year 2010). Tahun Kunjung Museum ini merupakan perpanjangan tangan dari program Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM). Program ini merupakan upaya konkrit pemerintah dalam menggairahkan tren pariwisata lokal baik di kalangan masyarakat Indonesia dan dunia. Mengingat jumlah kunjungan masyarakat Indonesia ke museum per tahun hanya dua persen dari jumlah penduduk, diperlukanlah sebuah revitalisasi untuk mewujudkan wisata museum yang modern baik fisik dan non fisik, salah satunya adalah Identitas Visual Museum 10 Nopember. Menjawab tantangan dan kesempatan ini, sebagai satu-satunya museum yang dikelola langsung oleh Pemerintah Kota Surabaya, selayaknya Museum 10 Nopember berdiri kokoh dengan segala diferensiasi budaya dan keunikan yang tercermin dalam identitas visualnya. Untuk merancang sebuah identitas visual museum 10 Nopember 1945 Surabaya maka diperlukan metode dalam memperoleh konsep dan hasil desainnya, antara lain yaitu melakukan studi tentang ruang lingkup Museum 10 Nopember baik dari segi Perusahaan dan pengembangannya, visi dan misi, keunggulan dan serta nilai-nilai yang terkandung dalam museum 10 Nopember, melalui wawancara mendalam dan juga literatur buku sejarah, selain itu untuk mendapatkan hasil estetika yang baik maka diperlukan juga studi tentang kaidah-kaidah desain yang didapatkan melalui literatur buku, studi eksisting dan studi komparator. Setelah melalui proses penelitian dengan metode yang diterapkan, maka konsep desain yang diperoleh yaitu âHistory of Fighting Spiritâ, pengaplikasian bentuk dalam desain adalah bentukan yang mewakili sifat semangat, optimisme, patriotik, dan keberanian, sebagaimana Museum 10 Nopember 1945 Surabaya merupakan tempat wisata yang beredukasi dan juga menyuguhkan sebuah warisan sejarah dan nilai patriotisme. Identitas visual museum 10 Nopember 1945 Surabaya ini diharapkan dapat mencerminkan visi, misi, pengembangan museum 10 Nopember, disamping itu juga diharapkan mampu mencerminkan diferensiasi budaya kepahlawanan dan keunikanny
Effectiveness and cost-effectiveness of an educational intervention for practice teams to deliver problem focused therapy for insomnia: rationale and design of a pilot cluster randomised trial
Background: Sleep problems are common, affecting over a third of adults in the United Kingdom and leading to reduced productivity and impaired health-related quality of life. Many of those whose lives are affected seek medical help from primary care. Drug treatment is ineffective long term. Psychological methods for managing sleep problems, including cognitive behavioural therapy for insomnia (CBTi) have been shown to be effective and cost effective but have not been widely implemented or evaluated in a general practice setting where they are most likely to be needed and
most appropriately delivered. This paper outlines the protocol for a pilot study designed to
evaluate the effectiveness and cost-effectiveness of an educational intervention for general practitioners, primary care nurses and other members of the primary care team to deliver problem focused therapy to adult patients presenting with sleep problems due to lifestyle causes, pain or mild to moderate depression or anxiety.
Methods and design: This will be a pilot cluster randomised controlled trial of a complex intervention. General practices will be randomised to an educational intervention for problem focused therapy which includes a consultation approach comprising careful assessment (using assessment of secondary causes, sleep diaries and severity) and use of modified CBTi for insomnia in the consultation compared with usual care (general advice on sleep hygiene and pharmacotherapy with hypnotic drugs). Clinicians randomised to the intervention will receive an educational intervention (2 Ă 2 hours) to implement a complex intervention of problem focused therapy. Clinicians randomised to the control group will receive reinforcement of usual care with sleep hygiene advice. Outcomes will be assessed via self-completion questionnaires and telephone
interviews of patients and staff as well as clinical records for interventions and prescribing.
Discussion: Previous studies in adults have shown that psychological treatments for insomnia administered by specialist nurses to groups of patients can be effective within a primary care setting. This will be a pilot study to determine whether an educational intervention aimed at primary care teams to deliver problem focused therapy for insomnia can improve sleep management and outcomes for individual adult patients presenting to general practice. The study will also test procedures and collect information in preparation for a larger definitive cluster-randomised trial. The study is funded by The Health Foundation
The EDGE-CALIFA Survey: Spatially Resolved 13CO(1-0) Observations and Variations in 12CO(1-0)/13CO(1-0) in Nearby Galaxies on kpc Scales
We present 13CO(1-0) observations for the EDGE-CALIFA survey, which is a
mapping survey of 126 nearby galaxies at a typical spatial resolution of 1.5
kpc. Using detected 12CO(1-0) emission as a prior, we detect 13CO(1-0) in 41
galaxies via integrated line flux over the entire galaxy, and in 30 galaxies
via integrated line intensity in resolved synthesized beams. Incorporating our
CO observations and optical IFU spectroscopy, we perform a systematic
comparison between the line ratio R12/13 and the properties of the stars and
ionized gas. Higher R12/13 values are found in interacting galaxies than in
non-interacting galaxies. The global R12/13 slightly increases with infrared
color F60/F100, but appears insensitive to other host galaxy properties such as
morphology, stellar mass, or galaxy size. We also present annulus-averaged
R12/13 profiles for our sample up to a galactocentric radius of 0.4r25 (~6
kpc), taking into account the 13CO(1-0) non-detections by spectral stacking.
The radial profiles of R12/13 are quite flat across our sample. Within
galactocentric distances of 0.2r25, azimuthally-averaged R12/13 increases with
star formation rate. However, the Spearman rank correlation tests show the
azimuthally-averaged R12/13 does not strongly correlate with any other gas or
stellar properties in general, especially beyond 0.2r25 from the galaxy
centers. Our findings suggest that in the complex environments in galaxy disks,
R12/13 is not a sensitive tracer for ISM properties. Dynamical disturbances,
like galaxy interactions or the presence of a bar, also have an overall impact
on R12/13, which further complicate the interpretations of R12/13 variations.Comment: 35pages, 11 figure, 6 tables, accepted for publication in ApJ
- âŠ