11 research outputs found

    Estetika Interaksi: Pendekatan MDA pada Game Nitiki

    Get PDF
    Rekonstruksi ragam hias batik dalam game merupakan proses kreatif mereka-ulang visual yang tertera pada kain batik ke dalam media digital yang bersifat interaktif. Rekonstruksi menggunakan MDA (mechanics, dynamics, dan aesthetics) yang biasa digunakan dalam kerangka proses kreasi pada desain game. MDA merupakan pendekatan yang bertujuan untuk menjembatani permasalahan yang sering terjadi dalam proses kreasi yang berkaitan antara dua bidang keahlian yang berseberangan: teknologi dan desain. Perbedaan dua keilmuan antara desain dan teknologi pada game interaktif memunculkan capaian yang disebut sebagai estetika interaksi, yaitu keindahan yang diakibatkan oleh kegiatan berinteraksi yang dimediasi oleh game. Pendekatan MDA digunakan dalam penelitian untuk merancang game Nitiki 1.0 yang merupakan permainan digital yaitu dengan menyelaraskan kebutuhan akan estetika ragam hias batik yang didukung oleh kemampuan teknologi & dengan platform multi-touch screen untuk membentuk interaktivitas participatory. Aesthetics Interaction: Approching MDA on Game Nitiki Reconstruction the ornaments of batik on the game is creative process from fabrics form into interactive digital media. Reconstruction using the MDA (mechanics, dynamics, and aesthetics) are commonly used within the framework of the creation of the game design process. MDA is an approach that aims to bridge the problems that often occur in the process of creation is related between the two opposing areas of expertise: technology and design. Difference between technology and design gave discourse so-called aesthetic interaction, which is caused by the beauty of interacting activities mediated by the game. MDA approach is the method used in the study to design a game, Nitiki 1.0, that supported by multi-touch screen technology for participatory interaction purpose. Keywords: MDA, batik ornaments, Nitiki game, and aesthetics interactio

    Batik Digital dalam Inovasi Desain Animateutik (Animasi Batik Tulis) Bergaya Maduraan

    Get PDF
    Ragam hias batik merupakan identitas warisan budaya tak benda di Indonesia yang menjadi kebanggan masing-masing sentra. Sebagian besar penerapan ragam hias dalam praktik desain pada media digital hanya meminjamnya sebagai konten atau elemen visual semata, karya tersebut tidak memenuhi kaidah sebagai karya batik tradisi. Batik Madura (maduraan) memiliki karakter khas yang dikenal dengan penggambaran hewan, tanaman akar-akaran, juga gori (isen-isen) yang menarik untuk dieksplorasi menembus batas dunia kriya tekstil tradisional beralih menjadi karya animasi digital. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi visual ragam hias batik maduraan sebagai aset visual karya Animateutik (animasi batik tulis); mendefinisikan dan merumuskan model “Batik Digital Indonesia”; dan menerapkan model tersebut melalui inovasi desain Animateutik. Penelitian dilakukan menggunakan metodologi kualitatif dengan kajian pustaka untuk merumuskan definisi dan model batik digital Indonesia, serta pendekatan perancangan desain (design action) untuk mewujudkan Animateutik bergaya maduraan. Penelitian menghasilkan rumusan definisi dan model “Batik Digital Indonesia” dan karya inovasi desain berupa Animateutik (animasi batik tulis) bergaya maduraan yang berperan strategis memperluas inovasi, sinergi interdisiplin, dan memberikan alternatif peluang pengembangan antara ranah kriya batik tulis tradisional dengan media digital

    Perancangan Game Batik “Nitiki” Berteknologi Multi-Touch Screen

    Get PDF
    Batik is an intangible cultural heritage of Indonesia that has endured a span of 200 years in its existence. Batik may enter today’s contemporary world by exploiting both the traditional and contemporary cultures to look beyond what has been elaborated before. Having exposed to the world of digital game and animation, this study exploited multi-touch screen technology to develop a new game-play on Javanese batiks as a visual entertainment medium to serve learning of batik. Using gesture interactivity sensors, the game of batik was designed by allowing users to interact freely with the contents limiting the mechanistic control in game playing. The end-result showed that traditional artifact, such as batik, can be exposed in a new technological medium. The game of batik serves as an alternate way to suit traditional knowledge into the contemporary world we live in

    IDENTIFIKASI MINAT GENERASI Z TERHADAP RAGAM HIAS BATIK BELANDA

    Get PDF
    Abad ke-21 adalah waktu saat orang hidup dalam dunia digital culture. Setiap aktivitas yang dilakukan masyarakat selalu berkaitan dengan teknologi digital dan internet. Hal ini mengakibatkan akses informasi dapat diperoleh secara mudah, bebas, dan luas. Hal ini berdampak pada generasi muda, terutama generasi Z, yang lebih memilih menikmati produk budaya dari luar negeri, dibandingkan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana minat generasi Z terhadap ragam hias batik Belanda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kajian pustaka dan kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur minat kaum muda terhadap ragam hias batik Belanda. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan kaum muda menyukai batik Belanda karena memiliki gambar dengan pewarnaan yang sangat halus dan indah. People in 21st century are dealing with and living in digital culture society. Most of their daily activities relate to digital technology and internet which provide convenient, fast, free, and broad access to information. The huge information access facilitates the young generation especially Generation Z who have much interest in global-worldwide phenomena than local culture. This research aims to identify the interest of Gen Z in batik Belanda decoration. The research is based on quantitative method. Data collection is performed through literature and questionnaire approach. The purpose of this research is to measure the Gen Z preference or interest in batik Belanda. The result of this research concludes that the Gen Z have much interest in batik Belanda decoration because batik Belanda design and colors are very soft and beautiful

    Pare's Visual Adaptation as Karawang 's Batik Decoration

    Get PDF
    Batik merupakan salah satu bentuk kesenian dan telah menjadi ikon budaya asli Indonesia dan Batik Karawang merupakan salah satu di antaranya. Keberadaannya memang belum sepopuler batik dari daerah lainnya. Namun beberapa upaya telah dilaku7kan oleh budayawan Kabupaten Karawang dan dinas terkait dalam memperkenalkan dan mengembangkan batik Karawang. Secara geografis, Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang memiliki lahan pertanian yang luas. Meskipun termasuk daerah pesisir, namun lahan pertanian yang ada di Kabupaten Karawang termasuk wilayah yang mampu menghasilkan padi dengan kualitas baik, hal ini disebabkan karena Kabupaten Karawang terletak berdekatan dengan Sungai Citarum yang berfungsi mengairi seluruh lahan pertanian yang ada di Kabupaten Karawang. Maka tidak mengherankan jika ragam hias  batik yang diciptakan didominasi oleh tumbuhan padi atau pare sebagai ragam hias utama. Pada Bahasa Indonesia Pare artinya padi, sedangkan sagendeng artinya satu ikat. Penggunaan nama ragam hias yang merujuk pada unsur alam dan budaya kabupaten Karawang memiliki makna simbolis yang merujuk pada gagasan dan pengharapan masyarakat setempat pada kebaikan. Dari hasil penelitian diperoleh hubungan atau relasi bahwa unsur estetik yang terkandung pada ragam hias Batik Karawang merupakan wujud adaptasi visual (kebudayaan) masyarakat Kabupaten Karawang yang dikorelasikan dengan penemuan nama kekembangan pada istilah Sunda yang ditemukan di naskah Lalakaon ti Karawang. Penelitian ini bertujuan mengurai wujud adaptasi pada ragam hias Pare. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi masyarakat umum terkait keberadaan Batik Karawang sehingga dapat mengembangkan potensi dan perekonomian UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kabupaten Karawang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Ditemukan pula bahwa sebagian besar pola dasar motif Batik Karawang adalah Ceplokan. Ceplokan merupakan salah satu motif batik yang terdiri dari pengulangan satuan pola ceplok sehingga secara keseluruhan membentuk satu kesatuan.Batik is one from of art and has become an acon of Indonesian indigenous culture and Batik Karawang is one of them. Its exixtence is not yet as popular as batik from other regions. However, several efforts have been made by cultural observer Karawang Regency and related agencies in introducing and developing Batik Karawang. Geographically, Karawang Regency is an area that has extensive agricultural land. Even though it is a coastal area, the agricultural land in Karawang Regency is an area that is able to produce good quality rice, this is because Karawang Regency is located adjacent to the Citarum River which functions to irrigate all agricultural land in Karawang Regency. So it is not surprising that the batik ornaments created are dominated by rice plants or bitter melon as the main decorative variety. Pare in Indonesian means rice, while sagendeng means one tie. The use of ornamental names that refer to the natural and cultural elements of the Karawang district has symbolic meaning that refers to the ideas and expectations of the local community for good. From the results of the study obtained a relationship or relationship that the aesthetic elements contained in the Karawang Batik decoration is a form of visual adaptation (culture) of Karawang regency society which is correlated with the discovery of the name kekembangan on Sundanese terms found in Lalakaon ti Karawang script. This study aims to unravel the form of adaptation to the Pare ornament. This research is expected to provide insight for the general public regarding the existence of Batik Karawang so that it can develop the potential and economy of UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) on Karawang regency. The type of research used is qualitative research with a descriptive approach. From the results of the study it was found that most of the basic patterns of Karawang Batik motifs were ridiculous. Ceplokan is one of the batik motifs which consists of repetition of the ceplok pattern unit so that as a whole it forms a single unit

    RE-INVENTING BATIK: ZEOLITE ENGINEERED PORE STRUCTURE AS RESOURCE OF CONTEMPORARY BATIK SYSTEM

    Get PDF
    ABSTRACT Batik as one of intagible cultural heritage of the world, has developed in art, science and technology collaboration phase. Batik motifs as well as zeolite molecular stuctures share similarity in its richness of variants and modules. Those aspects become the potential resource to elaborate new Batik that applies molecular zeolite structures and state of origins. This is an experimental action research of batik and chemist researchers to develop new batik designs and motifs as well as new technology in batik production through multiple disciplines approach in art, craft, and science. This research is conducted through form morphology and adaptation analysis to find its similarity as the benchmarking for contemporary batik zeolit motifs and design development system. The research purpose is to widen the boundaries of cultural and technological collaboration in order to enrich creative economy of Indonesia and never been done before

    COLOUR MAPPING OF NATURAL DYES IN BATIK PESISIRAN OF BATIK BATANG FROM BATANG REGENCY

    Get PDF
    Tren dalam desain dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti peristiwa dunia, situasi ekonomi, pengaruh sub-kultur, perubahan sosial bahkan dapat muncul sebagai respons terhadap kondisi lingkungan alam secara global. Salah satu bentuk tren sebagai respons atas kondisi lingkungan alam adalah munculnya gerakan sustainable design, dalam tekstil gerakan ini ditemukan pula menjelma dalam bentuk eco-textile yang direalisasikan dengan penggunaan bahan utama dan bahan pendukung teknik pembuatan tekstil yang minim dampak terhadap lingkungan.Batik pesisiran merupakan salah satu tekstil tradisi di Indonesia yang memiliki nilai estetis tinggi, dua di antara aspek pembentuknya adalah ragam hias dan warna. Warna pada batik saat ini sebagian besar dihasilkan dari pewarna sintetis yang dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan manusianya. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mengkonversi skema warna sintetis batik ke skema pewarna alami dengan harapan dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan pengrajin di Kabupaten Batang yang terletak di pesisir pantai utara Jawa Tengah dalam menghasilkan desain dan kain batik ramah lingkungan.

    IDENTIFIKASI MINAT GENERASI Z TERHADAP RAGAM HIAS BATIK BELANDA

    Get PDF
    Abad ke-21 adalah waktu saat orang hidup dalam dunia digital culture. Setiap aktivitas yang dilakukan masyarakat selalu berkaitan dengan teknologi digital dan internet. Hal ini mengakibatkan akses informasi dapat diperoleh secara mudah, bebas, dan luas. Hal ini berdampak pada generasi muda, terutama generasi Z, yang lebih memilih menikmati produk budaya dari luar negeri, dibandingkan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana minat generasi Z terhadap ragam hias batik Belanda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kajian pustaka dan kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur minat kaum muda terhadap ragam hias batik Belanda. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan kaum muda menyukai batik Belanda karena memiliki gambar dengan pewarnaan yang sangat halus dan indah. People in 21st century are dealing with and living in digital culture society. Most of their daily activities relate to digital technology and internet which provide convenient, fast, free, and broad access to information. The huge information access facilitates the young generation especially Generation Z who have much interest in global-worldwide phenomena than local culture. This research aims to identify the interest of Gen Z in batik Belanda decoration. The research is based on quantitative method. Data collection is performed through literature and questionnaire approach. The purpose of this research is to measure the Gen Z preference or interest in batik Belanda. The result of this research concludes that the Gen Z have much interest in batik Belanda decoration because batik Belanda design and colors are very soft and beautiful

    Kajian Komponen Struktural Dan Fungsional Pada Kemeja Bermotif Batik Kontemporer Dalam Elemen Estetik Busana

    Get PDF
    Busana pria khususnya kemeja merupakan salah satu jenis busana yang tak luput dari perkembangan tren fesyen. Penggunaan kemeja berbahan batik kontemporer telah mengalami perkembangan yang pesat, hal tersebut nampak dari tampilan visual kemeja bermotif batik yang bervariatif, bahkan beberapa diantaranya cenderung tidak biasa dan unik, terutama dalam hal elemen estetik meski secara visual masih menampilkan motif-motif klasik. Fenomena tersebut belum banyak dikaji, untuk itu kajian ini bertujuan menganalisa elemen estetik yang terdapat pada kemeja bermotif batik kontemporer. Analisis dilakukan terhadap komponen struktural dan fungsional pada kemeja bermotif batik kontemporer untuk memetakan elemen estetik yang terkandung di dalamnya. Hasil kajian ini menunjukan adaya perkembangan elemen estetik dalam komponen struktural dan fungsional kemeja bermotif batik dalam persentasi yang kecil, hal tersebut dapat dilihat dalam detail kemeja yang menampakkan modifikasi pada kerah, yoke dan saku

    MOBILE APPS "MAIWAK" AS MEDIA TO INCREASES FISH CONSUMPTION IN YOGYAKARTA

    Full text link
    Currently, Yogyakarta is the region with the lowest fish consumption in Indonesia. This fact is in contradiction to Indonesian government’s campaign to increase fish consumption that has been conducted since 2004. To understand the factors causing low consumption of fish, a research to study community behavior was conducted in Yogyakarta. As the result, two primary factors is founded. The first factor is miss perception toward fish occurred in the community. The majority of people in Yogyakara think that fishes smell bad and bring intestinal worms, so they are bad for health. The second factor is the difficulty experienced by people in getting access to buy fish Yogyakarta. More information on location, types of fish and their price are needed and how they cooked. Fish is one of food source with high nutrition. Eating fish every day will boost immunity to avoid various diseases. Protein in fish is much higher than in other animals. Fish also contains Omega 3 which is very beneficial for the children’s brain. Information about these benefits should be delivered to the people in Yogyakarta to change their bad perception of fish. Information can be easily disseminated through smartphone devices. Currently, Smartphones are everywhere, has become an integral aspect in human life. When used properly, smartphones can improve the quality of human life through healthy habits to create relationships among others, educate, and increase productivity. Maiwak application design will use the method of design thinking through stages of empathy, define, ideate, prototype and test. Maiwak applications will use the communication network based social-commerce between users to share information about fish products and how to cook it. User activity using Maiwak apps can trigger other users' interest to try to eat and increasing their fish consumption
    corecore