16 research outputs found

    Perilaku Metakognisi Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika

    Get PDF
    Proses Kognisi dan metakognisi keduanya merupakan aktivitas yang berlangsung secara otomatis dan internal di dalam otak manusia. Proses internal tersebut hanya dapat diketahui oleh diri sendiri, orang lain dapat mengetahuinya jika proses internal tersebut direpresentasikan secara eksternal. Proses internal dalam bahasa keseharian kita kenal dengan proses kognisi dan proses metakognisi. Proses kognisi dan metakognisi seringkali dianggap suatu hal yang sama, padahal yang menjadi objek sasaran dalam proses keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan keduanya terletak pada konten (isi) dan fungsinya. Untuk mengamati atau mengetahui apakah seorang siswa telah melakukan proses kognisi atau proses metakognisi dalam pembelajaran dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan pendekatan “ask think and tell why”, Dengan pendekatan ini kita akan mendapatkan informasi tentang perilaku yang akan, sedang dan telah dilakukan siswa selama pemecahan masalah matematika. Dengan mengenal perilaku metakognisi siswa maka diharapkan kemampuan proses kognisi siswa untuk memecahkan masalah dalam matematika dapat menjadi lebih baik

    Scaffolding dalam pembelajaran matematika

    Get PDF
    Dalam belajar matematika, siswa menggunakan strategi kognitif untuk dapat menentukan bagaimana ia belajar, bagaimana ia memanggil kembali informasi, menggunakan apa yang dipelajari, dan bagaimana ia berpikir untuk mendapatkan strategi penyelesaian masalah yang tepat, sehingga ia dapat mencapai tujuan kognitif yaitu menyelesaikan masalah. Dalam menyelesaikan masalah, prosedur penyelesaian masalah matematika merupakan proses kognitif berdasarkan hal-hal yang sudah diketahuinya. Tidak jarang dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama pada saat siswa memecahkan masalah matematika, siswa menemui kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan ini diperlukan peranan guru atau orang lain yang dapat menjadi fasilitator dan motivator dalam meminimalkan kesulitan dan mengarahkan proses kognitif untuk membantu siswa menyelesaikan masalahnya. Salah satu alternatif penerapan scaffolding memuat komponen-komponen explaining, reviewing, restructuring, dan developing conceptual thinking.Dalam belajar matematika, siswa menggunakan strategi kognitif untuk dapat menentukan bagaimana ia belajar, bagaimana ia memanggil kembali informasi, menggunakan apa yang dipelajari, dan bagaimana ia berpikir untuk mendapatkan strategi penyelesaian masalah yang tepat, sehingga ia dapat mencapai tujuan kognitif yaitu menyelesaikan masalah. Dalam menyelesaikan masalah, prosedur penyelesaian masalah matematika merupakan proses kognitif berdasarkan hal-hal yang sudah diketahuinya. Tidak jarang dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama pada saat siswa memecahkan masalah matematika, siswa menemui kesulitan. Untuk mengatasi kesulitan ini diperlukan peranan guru atau orang lain yang dapat menjadi fasilitator dan motivator dalam meminimalkan kesulitan dan mengarahkan proses kognitif untuk membantu siswa menyelesaikan masalahnya. Salah satu alternatif penerapan scaffolding memuat komponen-komponen explaining, reviewing, restructuring, dan developing conceptual thinking

    Kecerdasan dan kreatifitas dalam pemecahan masalah matematika

    Get PDF
    Dua hal yang cukup erat kaitannya dengan pembelajaran matematika dan menjadi aspek yang dikembangkan dalam Grand Desain Pendidikan Karakter adalah pengembangan kecerdasan dan kreatifitas. Kedua aspek tersebut harus dikembangkan dengan lebih sungguh-sungguh dan salah satu strateginya adalah melalui aktivitas pemecahan masalah matematika. Kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan  masalah dengan benar dalam waktu yang relatif singkat. Berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terjadi dalam pikiran seseorang dan digunakan dalam pemecahan masalah yang memenuhi beberapa aspek, yaitu (1) lancar (fluent),(2) fasih (flexible) dan (3) baru (original).Pemecahan masalah merupakan bentuk belajar yang paling tinggi. Siswa yang memiliki kecerdasan dan kreatifitas yang baik mempunyai kapasitas yang lebih besar untuk menyimpan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam memori otaknya, memiliki kemampuan untuk mengaktifkan fungsi otaknya dengan kemampuan untuk menghadirkan kembali konsep-konsep yang telah dipelajarinya untuk digunakan dalam pemecahan masalah, yang memungkinkan untuk mendapatkan solusi dengan berbagai cara

    Contextual teaching and learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi aritmatika sosial

    Get PDF
    Berdasarkan hasil observasi di kelas VII MTsN 11 Tabalong diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa sebelumnya pada materi Aritmatika Sosial belum sesuai harapan. Terdapat 40% siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dengan rata-rata 60,34. Tujuan penelitian mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTsN 11 Tabalong dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rata-rata dan persentasi. Hasil penelitian menunjukkan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada materi Aritmatika Sosial dari sebelum tindakan 40% siswa yang tuntas menjadi 75,87% pada siklus I dan 89,66% pada siklus I

    Pengajaran Matriks Dan Persamaan Linier Di Fakultas Teknik Universitas Tama Jagakarsa Jakarta

    Get PDF
    Matriks dan persamaan linier merupakan mata pelajaran tidak diminati oleh sebagian besar mahasiswa fakultas teknik. Operasional matriks dan persamaan linier agar mendapat kesan yang baik, hendaknya dimulai dengan menanamkan definisi dasar matriks, determinan dan perbedaannya. Bentuk-bentuk dan pemecahan persamaan linier seperti yang ada pada literatur biasanya hanya merupakan pemecahan persoalan tanpa menerangkan kegunaan permasalahan. Disamping itu tidak diterangkan metode mana yang paling mudah yang dapat dipergunakan oleh mahasiswa. Dosen hendaknya dapat membangun pengetahuan mahasiswa tentang kegunaan matriks dan persamaan linier, agar ada keinginan untuk mempelajarinya. Penyederhanaan pengajaran matriks dan persamaan linier merupakan upaya yang harus dikembangkan. Mahasiswa diberi kesempatan berkontribusi selama pembelajaran berlangsung. Dengan konstribusi ini proses pembelajaran menjadi bermakna karena mahasiswa bisa menyelesaikan masalah matematik oleh mereka sendiri. Dengan methode ini mahasiswa merasakan bahwa matematika menjadi alat dikenal untuk menolong memecahkan persoalan mereka, bukan menjadi masalah tambahan. Kata kunci : matriks, operasional matriks, dan persamaan linier

    Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Uas Kalkulus Multivariabel Tahun Akademik 2016-2017

    Full text link
    Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di era yang akan datang. Hal ini dapat diraih dengan senantiasa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan mengenali kesalahan apa yang terjadi dan dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal, khususnya soal UAS untuk mata kuliah Kalkulus Multivariabel. Kesalahan ini dibagi menjadi empat indikator, yaitu kesalahan konsep, kesalahan strategi, kesalahan prosedur, dan kesalahan dalam menentukan hasil akhir. Kesalahan mahasiswa diidentifikasi dengan memilih dua subjek penelitian yang didasarkan pada hasil UAS Kalkulus Multivariabel, yaitu terdiri atas subjek peringkat atas dan bawah. Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi waktu, yaitu pemberian soal yang setara kepada calon subjek pada saat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek peringkat atas mengalami kesalahan dalam hal strategi, menentukan hasil akhir, dan kesalahan konsep, sedangkan subjek peringkat bawah mengalami kesalahan dalam hal konsep, prosedur, dan strategi

    Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery untuk siswa SMP kelas VIII

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa LKS materi Lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery untuk siswa SMP kelas VIII, dan  bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektivan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE yang terdiri dari lima tahap, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Banjarmasin yang berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket respon siswa, tes hasil belajar, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pengembangan LKS materi Lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery untuk siswa SMP kelas VIII dikembangkan menggunakan model pengembangan ADDIE; (2) kelayakan LKS materi Lingkaran berbasis pembelajaran guided discovery ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan dapat dilihat dari: (a) hasil validasi berada pada kategori baik sehingga LKS dinyatakan layak ditinjau dari aspek kevalidan; (b) hasil angket respon siswa berada pada kategori baik sehingga LKS dinyatakan layak ditinjau dari aspek kepraktisan; dan (c) hasil tes hasil belajar siswa berada pada kategori baik sehingga LKS dinyatakan layak ditinjau dari aspek keefektivan

    Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Menurut Teori Belajar Jerome Bruner untuk Materi Keliling dan Luas Lingkaran di Kelas VIII

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Al Falah Mahe Kabupaten Tabalong Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan menerapkan teori belajar Jerome Bruner pada materi keliling dan luas lingkaran. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang terdiri dari tiga kali pertemuan, dua kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran dan satu pertemuan untuk pelaksanaan tes evaluasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan tes hasil belajar. Teknik analisis data dengan menggunakan hitung rata-rata dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan teori belajar Jerome Bruner dalam pembelajaran, aktivitas belajar siswa berada pada kualifikasi aktif dan hasil belajar siswa berada pada kualifikasi baik

    Kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal UAS kalkulus multivariabel tahun akademik 2016-2017

    Get PDF
    Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di era yang akan datang. Hal ini dapat diraih dengan senantiasa melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan mengenali kesalahan apa yang terjadi dan dialami oleh mahasiswa dalam menyelesaikan soal, khususnya soal UAS untuk mata kuliah Kalkulus Multivariabel. Kesalahan ini dibagi menjadi empat indikator, yaitu kesalahan konsep, kesalahan strategi, kesalahan prosedur, dan kesalahan dalam menentukan hasil akhir. Kesalahan mahasiswa diidentifikasi dengan memilih dua subjek penelitian yang didasarkan pada hasil UAS Kalkulus Multivariabel, yaitu terdiri atas subjek peringkat atas dan bawah. Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi waktu, yaitu pemberian soal yang setara kepada calon subjek pada saat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek peringkat atas mengalami kesalahan dalam hal strategi, menentukan hasil akhir, dan kesalahan konsep, sedangkan subjek peringkat bawah mengalami kesalahan dalam hal konsep, prosedur, dan strategi

    CONTRAST RADIOGRAPHY ANALYSIS OF GASTROINTESTINAL MOTILITY PERFORMANCE TO GENERAL ANESTHESIA KETAMINE-DIAZEPAM VERSUS KETAMINE- ACEPROMAZINE IN CAT

    No full text
    This research was conducted to analyzed the effects of ketamine-diazepam and ketamine-acepromazine of gastrointestinal motility in domestic cat during anesthesia using radiographic contrast. Eighteen male domestic cats which divide into three groups. C as control group administered with BaSO4 suspension 10mL/kgBW without anesthetized, T1 anesthetized with acepromazine 0.2 mg/kgBW + atropine 0.02 mg/kgBW + ketamine 20 mg/kgBW and administered with BaSO4 suspension 10mL/kgBW, T2 anesthetized with diazepam 0.5 mg/kgBW + atropine 0.02 mg/kgBW + ketamine 20 mg/kgBW and administered with BaSO4 suspension 10mL/kgBW. The data analysis of gastrointestinal motility diameter is performed using one-way analysis of variance (ANOVA) for repeated measure, p<0,05 followed by Duncan post-hoc analysis; transit time performance is analyzed by Kruskall Wallis, p<0,05 followed by Mann Whitney U-Test using SPSS Program. The results anesthetic from ketamine-acepromazine and ketamine-diazepam showed no significant differences in intestinal amplitude and transit time. This study concluded that the administration of anesthetic ketamine-acepromazine and ketamine-diazepam in gastrointestinal motility are safe to use
    corecore