HUBUNGAN KEJADIAN KANKER ANAK DENGAN RIWAYAT KANKER PADA KELUARGA

Latar Belakang. Kematian akibat kanker anak semakin meningkat. Data menunjukkan kanker anak merupakan penyebab ke dua terbanyak kematian pada anak. Namun etiologi sampai saat ini dianggap multifaktorial, salah satunya adalah faktor genetik yang dapat diturunkan, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat riwayat kanker pada keluarga. Tujuan. Mengetahui hubungan kejadian kanker anak dengan riwayat kanker keluarga Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan kasus kontrol. Subyek penelitian ini adalah anak yang menderita kanker sedangkan kontrol adalah anak yang tidak menderita kanker. Sampel merupakan pasien rawat inap di Bangsal Anak Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang selama April sampai Juli 2013. Data diambil melalui wawancara dengan kuesioner kepada orang tua pasien. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square. Hasil. Didapatan 46 anak dengan kanker, yang terdiri dari : Leukemia limfoblastik akut 24 (52,17%) pasien, Retinoblastoma 8 (17,39%) pasien, Leukemia Mieloblastik akut 6 (13,04%) pasien, Neuroblastoma 3 (6,52%) pasien , Tumor wilm 2 (4,35%) pasien, Tumor kepala dan leher 2 (4,35%) pasien dan Limfoma 1 (2,17%) pasien. Didapatkan hubungan yang bermakna (p < 0,01) antara kejadian kanker pada anak dengan riwayat kanker pada keluarga. Namun didapatkan hubungan yang tidak bermakna (p = 0,51) antara derajat riwayat keluarga dengan kejadian kanker pada anak. Simpulan. Terdapat hubungan kejadian kanker anak dengan riwayat kanker pada keluarga, tetapi tidak didapatkan hubungan antara riwayat kanker pada setiap derajat keluarga dengan kejadian kanker pada anak. Kata Kunci: Riwayat kanker keluarga, kanker ana

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KEJADIAN LIMFOMA PADA ANAK

Latar Belakang Limfoma bersama dengan leukemia menduduki urutan ke enam kejadian keganasan dengan angka kejadian tertinggi dan posisinya terus meningkat. Tingginya angka kejadian limfoma menyebabkan berkambangnya penelitian mengenai usaha pencegahan terjadinya limfoma, salah satunya dengan pemberian ASI. ASI sendiri diduga mengandung komponen antimikroba, antiinflamasi dan imunomodulator sebagai faktor preventif untk pencegahan kejadian limfoma sebagian anak.. Tujuan : Menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian limfoma pada anak di Semarang Indonesia. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control. Sampel adalah 28 orang anak yang terdiri dari 14 orang anak penderita limfoma sebagai kelompok kasus dan 14 anak sehat sebagai kelompok kontrol. Masing-masing orang tua anak kemudian diwawancarai dengan metode questionnaire. Uji statistik menggunakan uji analisis korelasional Lambda. Hasil : Dengan uji korelasi Lambda. Terdapat hubungan yang signifikan (p=0,021) antara lama pemberian ASI dengan angka kejadian limfoma pada anak. Selain itu ditemukan pula hubungan yang signifikan anatara ngka kejadian limfoma anak dengan pekerjaan ibu (p=0,014) dan sumber air minum keluarga (p=0,028) berturur-turut. Kesimpulan : Semakin singkat pemberian ASI semakin tinggi angka kejadian limfoma pada anak. Kata Kunci : limfoma, Asi, menyusui, preventif, anak, Ilmu Kesehatan Anak

Peran Mobile Combat PCR dalam Deteksi Dini Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Jawa Tengah

Deteksi dini merupakan faktor yang sangat penting dalam penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Keterlambatan deteksi mengakibatkan isolasi dini tidak dapat dilakukan yang pada akhirnya berkontribusi terhadap penyebaran virus yang lebih luas. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan molekuler COVID-19 secara merata untuk deteksi dini COVID-19 melalui ‘Mobile Combat PCR’ yang dapat berkeliling ke daerah-daerah di Jawa Tengah dan memberikan hasil yang cepat. Tim Rumah Sakit Nasional Diponegoro/Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro bertugas 6 kali di 5 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Tim pengabdian Mobile Combat PCR telah memeriksa 752 sampel yang terdiri dari 673 pelayan publik, 45 kontak erat, dan 34 suspek/pasien COVID-19. Tiga belas orang (1,9%) pelayan publik teridentifikasi positif SARS-CoV-2 meskipun tidak bergejala. Mereka langsung diminta untuk melakukan isolasi mandiri guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Mobile Combat PCR ini sangat berperan dalam menjangkau daerah yang tidak memiliki fasilitas pemeriksaan molekuler COVID-19, memberikan hasil pemeriksaan secara cepat, dan mendeteksi dini COVID-19 bahkan pada kasus tanpa gejala.Early detection is a crucial factor in addressing the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pandemic. Delays in detection might prevent early isolation from being done, which would have led to the virus's greater spread. The purpose of this community service was to increase the number of COVID-19 molecular tests equally across Central Java province using 'Mobile Combat PCR' which can travel to many areas across the province and provide fast results. The Diponegoro National Hospital/Diponegoro University Medical Faculty team has served 6 times in 5 districts/cities in Central Java. The Mobile Combat PCR service team has examined 752 samples originating from 673 public servants, 45 close contacts, and 34 COVID-19 suspects/patients. Thirteen people (1.9%) of the public servants were identified as positive for SARS-CoV-2 even though they were asymptomatic. They were immediately instructed to self-isolate to prevent further spread. This Mobile Combat PCR community service activity plays a very important role in reaching areas that do not have COVID-19 molecular examination facilities, providing rapid examination results, and detecting COVID-19 early even in asymptomatic cases

Adiponutrin and Adiponectin Gene Variants in Indonesian Patients with Non-Alcoholic Fatty Liver Disease: a Preliminary Study

BackgroundVariants of adiponutrin (PNPLA3) and adiponectin (ADIPOQ) genes were considered to be associated with non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Although the prevalence of NAFLD is increasing, there are limited numbers of studies about the association in Indonesian population.ObjectiveTo confirm whether specific variants of adiponutrin (PNPLA3) and adiponectin (ADIPOQ) genes are associated with NAFLD in Indonesian patients.MethodsData and DNA of 152 participants were obtained from a previous study in Dr. Kariadi Hospital, Semarang, Indonesia. PCR-RFLP analysis was performed for detection of PNPLA3 rs738409 and ADIPOQ rs2241767 variants. The diagnosis and severity of NAFLD were assessed according to NAFLD activity score (NAS) based on histopathology assessment of liverbiopsy.ResultsAllele G of PNPLA3rs738409 was associated with NAFLD in both bivariate (p=0.009, OR 2.52, CI 95% 1.25–5.07) and multivariate (p=0.008, OR 2.62, CI 95% 1.29%–5.32%) analysis, while ADIPOQ rs2241767 had no significant association. In NAFLD participants, both genotypes showed allele G was higher in the group of possible non-alcoholic steatohepatitis (NASH) – NASH (NAS >2) than in the simple steatosis group (NAS <2) i.e. 40.0% vs. 3.75% for the rs2241767 variant and 23.75% vs. 1.25% for the rs738409 variant, without significant association.ConclusionVariant PNPLA3 rs738409 was associated with NAFLD incidence in studied population. Among NAFLD participants, the frequency of both variants were found higher in the possible NASH – NASH group, yet needs to be confirmed with more participants and a multicenter study.Data and DNA of 152 participants were obtained from a previous study in Dr. Kariadi Hospital, Semarang, Indonesia. PCR-RFLP analysis was performed for detection of PNPLA3 rs738409 and ADIPOQ rs2241767 variants. The diagnosis and severity of NAFLD were assessed according to NAFLD activity score (NAS) based on histopathology assessment of liverbiopsy

Mechanical stress regulates bone regulatory gene expression independent of estrogen and vitamin D deficiency in rats

Mechanical stress determines bone mass and structure. It is not known whether mechanical loading affects expression of bone regulatory genes in a combined deficiency of estrogen and vitamin D. We studied the effect of mechanical loading on the messenger RNA (mRNA) expression of bone regulatory genes during vitamin D and/or estrogen deficiency. We performed a single bout in vivo axial loading with 14 N peak load, 2 Hz frequency and 360 cycles in right ulnae of nineteen weeks old female control Wistar rats with or without ovariectomy (OVX), vitamin D deficiency and the combination of OVX and vitamin D deficiency (N = 10/group). Total bone RNA was isolated 6 hours after loading, and mRNA expression was detected of Mepe, Fgf23, Dmp1, Phex, Sost, Col1a1, Cyp27b1, Vdr, and Esr1. Serum levels of 25(OH)D, 1,25(OH)2 D and estradiol were also measured at this time point. The effect of loading, vitamin D and estrogen deficiency and their interaction on bone gene expression was tested using a mixed effect model analysis. Mechanical loading significantly increased the mRNA expression of Mepe, and Sost, whereas it decreased the mRNA expression of Fgf23 and Esr1. Mechanical loading showed a significant interaction with vitamin D deficiency with regard to mRNA expression of Vdr and Esr1. Mechanical loading affected gene expression of Mepe, Fgf23, Sost, and Esr1 independently of vitamin D or estrogen, indicating that mechanical loading may affect bone turnover even during vitamin D deficiency and after menopause.status: publishe