26 research outputs found

    Persepsi Mahasiswa Pascasarjana terhadap Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Hampir sebegian besar lembaga pendidikan mengganti pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring agar pembelajaran tetap berlanjut. Tetapi pertanyaan muncul tentang design pembelajaran dan keefektfan masih banyak belum dieksplorasi khususnya kendala teknis yaitu bandwidth dan kelancaran internet. Tujuan utama penelitian ini untuk (1) mengevaluasi platform e-learning, (2) kelancaran akses internet dan (3)proses pembelajaran daring. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis survei dan  fokus pada persepsi 89 mahasiswa pascasarjana dalam pembelajaran daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  89,2 % mahasiswa sangat setuju  platform e-learning sangat efektif. Sebagian besar mahasiswa (86, 29%) tidak menghadapi masalah ketika akses internet. Penelitian ini juga menunjukkan 87,19% persen mahasiswa sangat setuju bahwa pembelajaran daring memuaskan. Kesimpulannya faktor penting dalam pembelajaran daring di antaranya adalah design platform e-learning,kelancaran akses internet dan proses pembelajaran

    Analisis Kemampuan Guru dalam Menerapkan Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) pada Perencanaan Pembelajaran IPA SMP

    Get PDF
    Abstract:. Science learning is an integrated learning that requires the teacher's role in the implementation of learning, one of which is by integrating science learning with technology according to the Regulation of the Ministry of Education and Culture No. 22 of 2006. This study aims to analyze the teacher’s ability applying Technological Pedagogical And Content Knowledge (TPACK) in lesson plan at State Junior High Schools in Kebumen District. The sample used are 6 science teachers in 5 state junior high schools in Kebumen District. Data collected by self-assessment, observation and interviews. The results of the self-assessment shows that teacher’s Technological Knowledge (TK) ability is 3.7 in very good category, Pedagogical Knowledge (PK) is 3.7 in very good category, Content Knowledge (CK) is 3.5 in the very good category, Technological Pedagogical Knowledge (TPK) is 3.7 with very good category, Technological Content Knowledge (TCK) is 3.2 in good category, Pedagogical Content Knowledge (PCK) is 3.4 in very good category and Technological Pedagogical Content Knowledge (TCPK) of 3.4 with a very good category. The results of the observation data show that Technological Knowledge (TK) is 78% in good category, Pedagogical Knowledge (PK) is 83% in very good category, Content Knowledge (CK) is 70% in good category, Technological Pedagogical Knowledge (TPK) is 79% in good category, 73% Technological Content Knowledge (TCK) in good category, Pedagogical Content Knowledge (PCK) 78% in good category, Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) 79% in good category. The conclusion of this study is that the science teachers of State Junior High Schools in Kebumen District have implemented TPACK in lesson planning well, but have not implemented it optimally.Abstrak: Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran terpadu yang membutuhkan peranan guru dalam penyelenggaraan pembelajaran, salah satunya dengan mengintegrasikan pembelajaran IPA dengan teknologi sesuai Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No 22 Tahun 2006. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan guru dalam menerapkan Technological Pedagogical  And Content Knowledge (TPACK) pada perencanaan pembelajaran IPA  SMP Negeri di Kecamatan Kebumen. Sampel yang digunakan adalah 6 orang guru IPA di 5 SMP Negeri  se-Kecamatan Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan self-assessment, observasi dan wawancara. Hasil data self-assessment menunjukan kemampuan Technological Knowledge (TK) sebesar 3,7 dengan kategori sangat baik, Pedagogical Knowledge (PK) sebesar 3,7 dengan kategori sangat baik, Content Knowledge (CK) sebesar 3,5 dengan kategori sangat baik, Technological Pedagogical  Knowledge (TPK) sebesar 3,7 dengan kategori sangat baik, Technological Content Knowledge(TCK) sebesar 3,2 dengan kategori baik, Pedagogical Content Knowledge (PCK)sebesar 3,4 dengan kategori sangat baik dan Technological Pedagogical Content Knowledge (TCPK) sebesar 3,4 dengan kategori sangat baik. Hasil data observasi menunjukan Technological Knowledge (TK) sebesar 78% dengan kategori baik, Pedagogical Knowledge (PK) sebesar 83% dengan kategori sangat baik, Content Knowledge (CK) sebesar 70% dengan kategori baik, Technological Pedagogical  Knowledge (TPK) sebesar 79% dengan kategori baik, Technological Content Knowledge  (TCK) sebesar 73% dengan kategori baik, Pedagogical Content Knowledge (PCK) ebesar 78% dengan kategori baik, Technological Pedagogical Content Knowledge (TPCK) sebesar 79% dengan kategori baik. Kesimpulan penelitian ini guru IPA SMP Negeri di Kecamatan Kebumen telah menerapkan TPACK pada perencanaan pembelajaran dengan baik, namun belum diterapkan secara optimal

    Analisa Manajemen Laboratorium Sains Di Smkn Ngraho Bojonegoro

    Get PDF
    Abstrak: Salah satu hakikat sains adalah sains sebagai proses dimana dalam pelaksanaannya membutuhkan laboratorium sebagai sarana. Laboratorium sains di sekolah adalah tempat siswa melakukan praktikum dalam rangka membuktikan atau mengkonstruksi teori-teori sains. Di sekolah menengah kejuruan pada umumnya tempat praktik yang diutamakan adalah tempat praktik sesuai dengan konsentrasi keahliannya, untuk itu peneliti berusaha menganalisa manajemen laboratorium sains di SMKN Ngraho. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan manajemen laboratorium di SMKN Ngraho Bojonegoro. Hasil dari analisa ini secara umum menunjukkan hasil yang kurang dikarenakan persyaratan manajemen laboratorium sains, yaitu : 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3) Pelaksanaan dan 4) Pengawasan belum berjalan secara maksimal. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi peneliti sebagai salah satu guru sains di sekolah tersebut, guru-guru sains dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan manajemen laboratorium sehingga pembelajaran sains dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat sains sebagai proses dan tuntutan pembelajaran pada kurikulum merdeka saat ini

    Analisis Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran IPA SMPN 1 Purwantoro

    Get PDF
    Abstract: Science learning must be supported by adequate infrastructure, availability of laboratory space to support an orderly and prolonged educational process. The aim of this research is to analyze the use of laboratories in science learning at SMP Negeri 1 Purwantoro. This research used a descriptive qualitative approach with research subjects of 32 grade 8 student respondents. The instruments used were observation sheets, interviews, questionnaires and documentation. Data collection techniques use observation, interviews, questionnaires and documentation methods. Data analysis used in this research includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Data analysis technique using the Guttman scale. The results of the research show that the science laboratory room at SMP Negeri 1 Purwantoro can be declared to be in accordance with the standards of Minister of National Education Regulation No. 24 of 2007 with an average of 77.22% in the adequate category, secondly regarding science laboratory equipment, it meets the standards of Minister of Education and Culture Regulation No. 8 of 2018 with an average of 43.4% in the adequate category, and thirdly related to science laboratory equipment that meets the standards of Minister of Education and Culture Regulation No. 8 of 2018 with an average of 78.6% in the eligible category. The hope of this research is that schools can improve science laboratory equipment which is not in accordance with the 2018 Minister of Education and Culture Regulation standardization. So that the learning process will be maximized with several tools that can be updated.Abstrak: Pembelajaran IPA harus ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai, tersedianya  ruang laboratorium guna mendukung proses pendidikan yang tertib serta berkepanjangan. Tujuan penelitian ini menganalisis pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Purwantoro. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak 32 responden siswa kelas 8. Instrumen yang digunakan yakni lembar observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis data dengan skala guttman. Hasil penelitian menunjukkan ruang laboratorium IPA SMP Negeri 1 Purwantoro dapat dinyatakan sudah sesuai standar Permendiknas No. 24 Tahun 2007 dengan rata- rata mencapai 77.22% kategori cukup layak, kedua terkait alat laboratorium IPA sudah sesuai standar Permendikbud No. 8 Tahun 2018 dengan rata- rata 43.4% kategori cukup layak, dan ketiga terkait alat laboratorium IPA sudah sesuai standar Permendikbud No. 8 Tahun 2018 dengan rata- rata 78.6% kategori layak. Harapan dari penelitian ini sekolah dapat memperbaiki alat laboratorium IPA yang kurang sesuai dengan standardisasi Permendikbud 2018. Sehingga proses pembelajaran akan lebih maksimal dengan beberapa alat yang bisa diperbaharui

    LITERATURE REVIEW: PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY BERBASIS TIK

    Get PDF
    In the era of globalization, education has an important role for a nation and state in the face of advances in science and technology. One effort that can be done is to integrate information and communication technology-based learning. This study aims to determine the improvement of learning outcomes by applying the ICT-Based Discovery Inquiry learning model. The research method used is a qualitative description method by collecting literature study data, reading and recording research materials. The type of data used is secondary data in the form of research articles from previous studies. The data obtained were compiled, analyzed, and opened so as to obtain conclusions about ICT-Based Discovery Inquiry learning. Based on the results of the literature study that has been done, it can be said that student learning outcomes treated with ICT-based discovery inquiry learning models have a significant effect on student learning outcomes. Empirical data show that an increase in student activity has a significant effect on learning outcomes which include mastery of concepts, affective, and psychomotor.AbstrakDi era globalisasi pendidikan memiliki peran penting bagi suatu bangsa dan negara dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran yang berbasis teknologi infomasi dan komunikasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Inquiry Berbasis TIK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi kualitatif dengan mengumpulkan data studi pustaka, membaca dan mencatat bahan penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa artikel lmiah dari penelitian-penelitian sebelumya. Data yang diperoleh dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai pembelajaran Discovery Inquiry Berbasis TIK. Berdasarkan hasil penelitian study literature yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran discovery inquiry berbasis TIK berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa atau mahasiswa. Data empirik menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas siswa atau mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar yang meliputi penguasaan konsep, afektif, dan psikomotor

    Study of Science Learning Based on Scientific Literacy in Improving Critical Thinking: A Scoping Review

    Get PDF
    Facing and following increasingly sophisticated technological developments in science learning studies, both pupils and students must increase scientific literacy to improve critical thinking. Critical thinking skills will encourage students to understand problems and create alternative problem solutions with problem solving stages, namely clarification, assessment, inference and strategy. This research aims to explore the Study of Science Learning Based on Scientific Literacy in Improving Critical Thinking. The research was conducted using a scoping review approach. A scoping review is typically used to map the existing literature on a defined topic in terms of the volume, nature, and characteristics of key studies. The results of the scoping review analysis found several problems such as the low level of science learning regarding scientific literature so that pupils and students are unable to identify problematic issues and scientific evidence due to a lack of practicing skills in conducting scientific literature. The impact that occurs is that the ability to think critically decreases. Therefore, various efforts are being made, one of which is that pupils and students must have concepts to connect science, science learning websites, focus on specific knowledge, be able to design relevant indicators, have the ability to translate into critical, systematic and anticipatory actions, students' critical thinking skills , school location, and problem-based learning mode

    Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Inquiry Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Motivasi Belajar Siswa

    Get PDF
    Abstract:. The development of science and technology raises various challenges in areas of life, including education. Education is required to be of higher quality to prepare human resources who have various 21st-century skills. Therefore, the learning process also experiences a paradigm shift to achieve this goal. The characteristics of 21st-century learning can be developed through the integration of technology and communication (ICT) in the learning process, so learning media has a great opportunity to answer these challenges. This research aims to determine the use of interactive learning media based on inquiry learning to improve students' critical thinking skills and learning motivation. The research method used in writing this article is a literature study from various sources, both books and journals, in the period 2018-2023. The results obtained indicate that interactive learning media is effectively used to increase student learning motivation. Apart from that, inquiry learning is also effectively used to improve students' critical thinking skills. Therefore, it can be concluded that interactive learning media based on inquiry learning can be used to improve students' thinking abilities and learning motivation.Abstrak: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan berbagai tantangan dalam bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan dituntut untuk lebih berkualitas agar mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki berbagai kecakapan abad 21. Oleh karena itu proses pembelajaran juga turut mengalami pergeseran paradigma agar mencapai tujuan tersebut. Karakteristik pembelajaran abad 21 dapat dibagun melalui pengintegrasian teknologi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, sehingga media pembelajaran memiliki peluang besar dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran interaktif berbasis inquiry learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah studi literature dari berbagai sumber baik buku maupun jurnal dalam kurun waktu 2018-2023. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif efektif digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu pembelajaran inquiry learning juga efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif  berbasis inquiry learning dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan motivasi belajar siswa

    Model Pengembangan Kebijakan Penelitian Menuju World Class University di Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Get PDF
    ABSTRAK Bramastia. 2017. Model Pengembangan Kebijakan Penelitian Menuju World Class University di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desertasi. Promotor: Prof. Dr. Baedhowi, M.Si, Co-Promotor I: Prof.Dr.M Furqon Hidayatullah, M.Pd, Co-Promotor II: Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA, PhD. Program Studi Doktoral Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian bertujuan: 1) Menganalisis Model Pengembangan Kebijakan Penelitian menuju World Class University di UNS Surakarta; 2) Menganalisis Keefektifan Model Pengembangan Kebijakan Penelitian menuju World Class University di UNS Surakarta. Penelitian menggunakan prosedur Soft System Methodology (SSM) Based Action Research dengan tahapan konsep Collaborative Knowledge Creation (CKC) yaitu: 1) Externalizing and Sharing pada kelompok saat menghasilkan distributed knowledge. (2) Interpreting and Analyzing pada individual saat menghasilkan decentralized knowledge, (3) Negotiating and Revising pada kelompok, dan (4) Combining and Creating pada individual. Analisis penelitian ini adalah model analisis dasar kualitatif yaitu analisis induktif. Model analisis kualitatif menggunakan alur mengalir (flow analysis) memadukan semua tahapan, dari pengumpulan data, kategorisasi, mempolakan konsep atau tema dan penstrukturan serta analisis, sehingga berlangsung sepanjang tahapan penelitian. Model analisis lain dengan analisis deduktif dilakukan menyusun kembali data kasar dan analisis tentatif membangun sintesis yang lebih abstrak. Kesimpulan penelitian: 1) Model Pengembangan Kebijakan Penelitian di UNS Surakarta merupakan strategi lembaga melalui Riset Group (RG) dengan dukungan kepakaran, pedoman dan penghargaan menghasilkan sistem inovasi dalam peningkatan kualitas penelitian sesuai pedoman dan indikator nasional Pendidikan Tinggi serta memenuhi validitas lembaga menuju World Class University. 2) Model Pengembangan Kebijakan Penelitian di UNS Surakarta sangat efektif sesuai pedoman nasional Pendidikan Tinggi dan sesuai dengan indikator World Class University. Keefektifan model kebijakan penelitian di UNS Surakarta adalah memperkuat kepakaran peneliti di UNS Surakarta, meningkatkan kualitas dan kuantitas di sistem kompetisi meraih hibah penelitian, strategi riset group dalam membangun komitmen timbal balik (reciprocal commitment) antara individu, kelompok, institusi serta antar institusi, lahirnya kepemimpinan kuat dalam menentukan arah kolaborasi dan kualitas inovasi hasil penelitian serta terjadinya percepatan akademik yang harus didukung percepatan administrasi yang transparan dan akuntabel. Saran penelitian adalah perlu penyempurnaan prosedur pengelolaan administrasi penelitian dan keuangan penelitian, perlu administrator penelitian, perlu sosialisasi model kebijakan penelitian untuk mendukung World Class University serta perlu memperbaiki kebijakan penelitian di UNS Surakarta. Kata kunci: Model Pengembangan, Kebijakan Penelitian Perguruan Tinggi, World Class Universit

    Analisa Manajemen Laboratorium Sains Di Smkn Ngraho Bojonegoro

    Get PDF
    Abstrak: Salah satu hakikat sains adalah sains sebagai proses dimana dalam pelaksanaannya membutuhkan laboratorium sebagai sarana. Laboratorium sains di sekolah adalah tempat siswa melakukan praktikum dalam rangka membuktikan atau mengkonstruksi teori-teori sains. Di sekolah menengah kejuruan pada umumnya tempat praktik yang diutamakan adalah tempat praktik sesuai dengan konsentrasi keahliannya, untuk itu peneliti berusaha menganalisa manajemen laboratorium sains di SMKN Ngraho. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan manajemen laboratorium di SMKN Ngraho Bojonegoro. Hasil dari analisa ini secara umum menunjukkan hasil yang kurang dikarenakan persyaratan manajemen laboratorium sains, yaitu : 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3) Pelaksanaan dan 4) Pengawasan belum berjalan secara maksimal. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi peneliti sebagai salah satu guru sains di sekolah tersebut, guru-guru sains dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan manajemen laboratorium sehingga pembelajaran sains dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat sains sebagai proses dan tuntutan pembelajaran pada kurikulum merdeka saat ini

    Tantangan dan Peluang dalam Manajemen Laboratorium IPA di Sekolah Menengah : Analisis Literatur Terkini

    Get PDF
    Abstract: Management of Natural Sciences (Science) laboratories in secondary schools is a crucial aspect in science education that influences the effectiveness of learning and the development of student competencies. This article is the result of a literature review that examines the challenges and opportunities faced in science laboratory management in secondary schools. This literature review identifies challenges in managing science laboratories in schools including limited infrastructure, limited human resources, lack of technological updates, and difficulties in managing a laboratory environment that is safe and meets standards. Meanwhile, opportunities arise in the form of integration of educational technology and collaboration with industry This literature review can provide insight for related parties to improve the effectiveness of laboratory management to support quality science educationAbstrak: Manajemen laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Menengah merupakan aspek krusial dalam pendidikan sains yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran dan perkembangan kompetensi siswa. Tulisan ini adalah hasil dari literature review yang mengulas tantangan dan peluang yang dihadapi dalam manajemen laboratorium IPA di Sekolah Menengah. Kajian literatur ini mengidentifikasi Tantangan dalam manajemen laboratorium IPA di Sekolah meliputi keterbatasan sarana prasarana, sumber daya manusia terbatas, kurangnya pembaruan teknologi, dan kesulitan dalam pengelolaan lingkungan laboratorium yang aman dan sesuai standar. Sementara itu, peluang muncul dalam bentuk integrasi teknologi Pendidikan dan kerjasama dengan industry. Tinjauan literatur ini dapat  memberikan wawasan bagi pihak terkait untuk meningkatkan efektivitas manajemen laboratorium guna mendukung pendidikan sains yang berkualitas
    corecore