18 research outputs found
Efektivitas Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perlindungan Anak Terhadap Penurunan Angka Kekerasan Seksual Pada Anak
 The purpose of this research is to find out and analyze the effectiveness of Perpu number 1 of 2016 promulgated by law number 17 of 2016 on the provision of government regulations instead of law number 1 of 2016 on the second amendment to law number 23 of 2002 concerning child protection in an effort to reduce sexual violence against children. Non-doctrinal law research using empirical research methods is to see the work of law in society. Based on the results of research at the Bengkulu Polda Women and Children Protection Unit, the PUPA Bengkulu Foundation, the UPTD Dinas P3AP2KB Bengkulu City and the Bengkulu District Court Child Judge, it shows that the introduction of the Perpu is ineffective in reducing the number of sexual violence against children in Bengkulu. The decrease in the number of sexual violence only occurred in 2018, but the following year, namely 2019 and even from 2020 to July, the increase was quite high. This fact shows that the purpose of the entry into force of this law, namely a deterrent effect on the community, has not been achieved. Criminals do not seem to fear the harsh penalties they face for committing a crime of sexual assault against children.Keywords : Children; Sexual Violence; Perppu  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa efektifitas Perpu Nomor 1 Tahun 2016 yang telah diundangkan dengan Undang Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam upaya menurunkan angka kekerasan seksual pada anak. Penelitian hukum non doctrinal yang menggunakan metode penelitian empiris yaitu melihat bekerjanya hukum dalam masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian pada Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polda Bengkulu, Yayasan PUPA Bengkulu, UPTD Dinas P3AP2KB Kota Bengkulu, dan Hakim Anak Pengadilan Negeri Bengkulu menunjukan perberlakuan Perpu tersebut tidak efektif menurunkan angka kekerasan seksual pada anak di Bengkulu. Penurunan angka kekerasan seksual hanya terjadi pada tahun 2018 akan tetapi tahun berikutnya yaitu tahun 2019 dan bahkan ditahun 2020 sampai bulan Juli peningkatnnya cukup tinggi. Fakta tersebut menunjukan tujuan dari diundangkannya undang undang ini yaitu memberikan efek jera kepada masyarakat tidak tercapai. Pelaku kejahatan sepertinya tidak takut akan sanksi hukuman berat yang akan dihadapi jika melakukan tindak pidana kekerasan seksual pada anak.Kata Kunci :  Anak; Kekerasan Seksual; Perpp
Pelatihan Pengembangan Karir Untuk Meningkatkan Komitmen Organisasi Kader Partai X Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Sleman
Organizational commitment in political parties is the most important element to support the achievement of political parties. Therefore, in maintaining the stability and achievement of political parties, organizational commitment to party members is important to be maintained and enhanced. This study aims to determine the increase in organizational commitment through career development training. Career development training consists of two aspects, namely career planning and career management. This career development training has seven sessions namely self assessment, Exploring opportunities, making decisions and goal settings, planning for the achievement of achievement goals and career management. Characteristics of the subjects of this study are party administrators who have a low and medium category of organizational commitment. The design used is the Pretest-Posttest Control Group. The hypothesis of this study is that there are differences in organizational commitment among party cadres between before and after career development training. Then in the second hypothesis, there is a difference in the level of posttest organizational commitment between the experimental group and the control group. While the data analysis uses the Mann Whitney test and the Wilcoxon test. Experimental results based on the Mann Whitney test found Z = -3,585 (p <0.01), meaning that there was a difference in posttest scores between the experimental group that was given training and the control group that was not given training, meaning the hypothesis (1) was accepted. Based on the Wilcoxon test it was found there was a difference between the organizational commitment score in the experimental group between before and after being given career development training with Z = -1836 (p <0.01) meaning the hypothesis (2) was accepted
Kualitas Hidup Lansia Perempuan dari Aspek Kesehatan dan Sosial di Panti Wreda Sosial Salib Putih Salatiga
Tidak diizinkan karya tersebut diunggah ke dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas.Kualitas Hidup Lansia Perempuan dari aspek kesehatan dan sosial di Panti Wreda Sosial Salib Putih Salatiga
Theresia Pratiwi Elingsetyo Sanubari1, dr. Bagus Panuntun2, Betra Donalia1
1. Program Studi Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Email: [email protected]
Abstrak
Lansia perempuan lebih rentan dibandingkan lansia laki-laki sehingga mempunyai tantangan yang berbeda –beda dalam mencapai kualitas hidup. Tempat tinggal yang berbeda-beda dan proses penuaan dapat mempengaruhi resiko malnutrisi pada lansia. Berdasarkan peraturan Indonesia No.11/2009, pemerintah membuat program untuk meningkatkan kesejahteraan lansia. Tetapi stigma negatif terhadap panti wreda menjadi tantangan dalam pelayanan di panti. Selain itu, proses penuaan yang berbeda menciptakan tantangan yang berbeda. Kadang-kadang, lansia mengalami kesulitan untuk berkomunikasi di tempat baru-baru, aktivitas fisik yang berbeda, dan status gizi. Tujuan penelitian adalah ingin melihat kualitas hidup lansia perempuan di panti wreda dengan dua sudut pandang yaitu kehidupan sosial lansia dan kesehatan lansia. penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Recall, Index Bartel, dan Mini Nutrition Assessment (MNA) digunakan untuk mengumpulkan data di Panti Wreda Sosial Salib Putih. Jumlah responden yang didapat 13 dari 16 total lansia perempuan di Panti Wreda. Tiga lansia perempuan tidak bergabung disebabkan kondisi mereka, yaitu istirahat di tempat tidur dan masalah kesehatan mental. Panti Wreda Sosial Salib Putih memiliki tantangan untuk menyediakan kebutuhan diet di kalangan lansia perempuan. Anggaran yang sedikit menyebabkan Panti Wreda Sosial Salib Putih hanya dapat menyediakan makanan biasa setiap hari. Kebutuhan diet yang terbatas di antara orang tua menyebabkan risiko tinggi malnutrisi. data menunjukkan bahwa lansia di Panti Wreda Sosial Salib Putih memiliki kelebihan protein dan lemak. Dan berdasarkan MNA, 7 dari 13 lansia perempuan mengalami malnutrisi. Sementara data dari indeks bartel menunjukkan bahwa semua lansia perempuan memiliki status mandiri. Lansia perempuan di Panti Wreda Salib Putih masih memiliki tantangan untuk memenuhi kebutuhan diet mereka sementara status kemandirian dapat mempengaruhi malnutrisi.Title: Quality of Life in Panti Wreda Sosial Salib Putih:Social and Nutrition Aspects among Elderly Women
Vulnerability among older women than older men create a different challenge to achieve their quality of life. Different place to stay and aging process can affect a high risk to malnutrition among older people. Based on Indonesia regulation no. 11/2009, government build one program to ensure older people get social welfare. But negative stigma toward panti wreda from community provokes panti wreda’s challenge in their services. Moreover, different aging process creates different challenge. Sometimes, older people find difficulty to communicate in recent place, different physical activity, and nutrition status. Objective – To explore quality life from older women in panti wreda from social and nutrition aspect. Methods – this study use descriptive quantitative methods. Recall, Index Bartel, and Mini Nutrition Assessment (MNA) are used to collect data in Panti Wreda Sosial Salib Putih. Data can collected from 13 older women among 16 totals older women in Panti Wreda. Three older women cannot be collected regarding their condition, i.e bed rest and mental health problems. Result – Panti Wreda Sosial Salib Putih has challenge to provide diet requirement among older women. Tight budget cause Panti Wreda Sosial Salib Putih only can provide indifferent food everyday. Limited diet requirement among older people lead to high risk in malnutrition. Recall data show that older people in Panti Wreda Sosial Salib Putih have excess in protein and fats. And based on MNA, 7 older women from 13 older women in total have malnutrition. While data from index bartel show that all older women has independent status. Conclusion – older women in Panti Wreda Salib Putih still have challenge to meet their diet requirement while independent status can create a new challenge to have malnutrition
TINGKAT KEPATUHAN AYAH MEMBAYAR NAFKAH ANAK PASCA PERCERAIAN
The purpose of this study was to determine and analyze the level of compliance of fathers paying the cost of living after a divorce. Non-doctrinal legal research that uses empirical legal research methods is to see the working of law in society. The results of the seven cases studied showed that the level of father's awareness of paying for a child is very low, even if there is a father providing a living after divorce, the value is not in accordance with the court's decision. Likewise, in the event of a divorce, the responsibility of giving a living shifts to who takes care of the child whether the father or mother, while others escape responsibility. Keywords: Children; Law-compliance; Divorce. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kepatuhan ayah membayar biaya nafkah anak pasca perceraian. Penelitian hukum non doktrinal yang menggunakan metode penelitian hukum empiris yaitu melihat bekerjanya hukum dalam masyarakat. Hasil penelitian dari tujuh kasus yang diteliti menunjukan tingkat kesadaran ayah membayar nafkah anak sangat rendah kalaupun ada ayah memberi nafkah pasca perceraian nilainya tidak sesuai dengan putusan pengadilan. Demikian pula jika terjadi perceraian tanggung jawab memberi nafkah beralih kepada siapa yang memelihara anak apakah ayah atau ibu, sementara yang lain lepas tanggung jawab. Kata Kunci: Anak; Kepatuhan-hukum; Perceraian
GEOLOGI DAN STUDI MINERALISASI DAERAH AEK GODANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN MUARA BATANG GADIS, KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATRA UTARA
GEOLOGI DAN STUDI MINERALISASI DAERAH AEK GODANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN MUARA BATANG GADIS, KABUPATEN MANDILING NATAL, PROVINSI SUMATRA UTARA.
OLEH :
HERMANSYAH BETRA
111.070.095
ABSTRAK
Secara adminitratif, daerah telitian terletak di Daerah Aek Godang dan sekitarnya, Kecamatan Muara Batang Gadis, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis berada pada 99°7'0.638"BT 0°50'28.931"LU - 99°8'5.358"BT 0°50'29.015"LU. Dengan skala 1:8000 dan luas daerah telitian 6 km2 .
Berdasarkan aspek geomorfologi, Daerah telitian dibagi menjadi 4 bentuk asal, yaitu bentuk asal Fluvial berupa Tubuh Sungai (F1) bentuk asal Vulkanik yang berupa Bukit Intrusi (V1), bentuk asal Denudasional berupa Bukit Terisolir (D1), bentuk asal Struktural yang terdiri dari, Perbukitan Homoklin (S1) dan Lembah Homoklin (S2). Pola pengaliran daerah telitian adalah Dendritik yang memiliki resistensi batuan yang seragam dengan stadia geomorfologi dewasa yang dikontrol oleh struktur geologi sesar.
Stratigrafi daerah telitian berdasarkan ciri-ciri litologi dapat dibagi menjadi 3 satuan batuan dan 3 litodemik dari tua ke muda, yaitu Blok Sekis Muarasoma, Blok Batugamping kristalin Jambor Baru, Satuan Batupasir Kasar Muarasoma, Satuan Batulempung Jambor Baru yang diendapkan dilaut dalam dengan mekanisme arus turbidit dan diterobos oleh Intrusi Diorit Batu Madingding serta Satuan Endapan Alluvial dari hasil pelapukan dan erosi.
Struktur geologi yang berkembang pada Daerah telitian adalah kekar dan sesar. Struktur sesar pada daerah telitian berupa arah umum N135ºE dan tegasan utama N225ºE, sesar naik kiri ,Left Reverse Slip Fault (Klasifikasi Rickard, 1972), kedudukan bidang sesar dengan arah N 110°E/72°, sesar mendatar kiri Normal Left Slip Fault (Klasifikasi Rickard, 1972) kedudukan bidang sesar dengan arah N 055°E/82°. Dilapangan juga ditemukan lapisan terbalik didaerah pensesaran yang diinterpretasikan sebagai drag fold.
Tipe alterasi yang berkembang di daerah telitian berdasarkan kehadiran mineral pencirinya dibagi menjadi 3 tipe, yaitu argilik, propilitik dan serisit. Berdasarkan hasil analisa AAS/Atomic Absorption Spectophotometry (Ag, Au,Cu, Fe, Pb Dan Zn) dan Peta Anomali, penyebaran mineralisasi tersebar merata dalam jumlah yang banyak.
Potensi positif di daerah telitian yaitu ditemukannya mineral bijih (Ag, Au,Cu, Fe, Pb Dan Zn) yang tersebar merata didaerah telitian baik diurat maupun pori-pori batuan. Potensi negatif pada daerah telitian adanya gerakan tanah yang disebabkan oleh adanya pembukaan lahan baru baik pemukiman maupun perkebunan
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ANTENA ARRAY MIKROSTRIP REKTANGULAR PADA DAERAH FREKUENSI 3,3-3,4 GHZ DENGAN GAIN ≥ 16dBi
ABSTRAKSI: Perkembangan teknologi komunikasi di dunia modern semakin cepat dan beragam, sehingga banyak muncul standar teknologi yang baru dan semakin canggih. Antena sangat berperan dalam perkembangan telekomunikasi khususnya telekomunikasi dengan gelombang radio. Antena dalam hal ini sebagai device yang langsung berhubungan dengan media transmisi komunikasi sangatlah diperlukan kegunaannya. Antena secara umum berfungsi sebagai pengubah gelombang terbimbing yang dilewatkan pada saluran transmisi menjadi gelombang ruang bebas dan sebaliknya. Antena mikrostrip adalah salah satu dari jenis dari antena. Antena mikrostrip adalah antena yang sangat ringkas, terdiri dari dua plat tipis konduktor, yang berpola tertentu disebut sebagai tempelan (patch) sedangkan yang lebih luas disebut bidang bumi (ground plane). Antara patch dan ground plane terdapat lapisan dielektrik dengan konstanta dielektrik tertentu. Umumnya, antenna mikrostrip yang dirancang pada tugas akhir kebanyakan berfungsi di bagian terminal(user).Tugas akhir ini melakukan perancangan dan implementasi antena array microstrip dengan patch berbentuk rektangular yang bekerja pada frekuensi tengah 3.35 GHz, pada range frekuensi (3.3 – 3.4) GHz dengan pencapaian Gain ≥ 16 dBi yang berjumlah ±16 elemen antena.Dari hasil uji simulasi, dengan menggunakan software Ansoft HFSS 9.2. , didapatkan VSWR≤1.5 dan Gain sekitar 8,5243dBi. Sedangkan dari hasil pengukuran antena didapatkan hasil VSWR ≤ 1,2 dengan Bandwith dan Gain 19.54 dBi. Adapun poradiasi berbentuk unidirectional didapat ketika simulasi maupun pengukuran. Sedangkan polarisasi didapat polarisasi elips Dengan perancangan frekuensi dan Gain ini, maka antenna ini dapat digunakan sebagai Antena Pemancar pada teknologi WiMAXKata Kunci : Antena Mikrostrip, Gain, WiMAXABSTRACT: The development of communication technology in the modern world is increasing fast and diverse, so much new technology standard emerge and it gets more sophisticated. The antenna is important in the development of telecommunications in particular telecommunications with radio waves. Antenna in this case is a device which directly relate to the transmission medium of communication is indispensable utility. Antenna in general function is a modifier of the guided wave which is passed through the transmission line into free space wave and vice versa. Microstrip antenna is one of a kind of antenna. Microstrip antenna is an antenna that is very compact and it is consisted of two thin plates of conductor which has specific pattern called a patch.Whereas the larger plate is called ground plane. Between the patch and ground plane, there is a dielectric layer with a specific dielectric constant. Generally, the microstrip antenna final projejct is used in user terminal.This final project is to design and implement of microstrip antenna array with a rectangular shaped patch that works on the frequency center 3.35GHz, on the frequency range (3.3 - 3.4) GHz with Gain ≥ 16 dBi with ± 16 element antennaFrom the results of simulation testing, with software simulations using Ansoft HFSS 9.2. value of VSWR ≤ 1.5 and Gain 8.5243 dBi. From the results of antenna measurement, it os obtained that the result is VSWR ≤ 1.2 and Gain 19.54 dBi. And, polaradiation is unidirectional when simulation and the tested of the antenna.Whereas, polarization of this antenna is ellips. With this design of the frequency and gain, the antenna can be used as a transmitter antenna on WiMAX technologyKeyword: Keywords: Microstrip Antennas, Gain, WiMA
TIRE PRESSURE MONITORING SYSTEMS (TPMS): RECENT ADVANCEMENT AND POTENTIAL ENERGY HARVESTING SOLUTIONS
International audienceThis paper presents recent advancements and new features integrated into tire pressure monitoring systems (TPMS). The increase in consumption and the application of new environmental standards raise the question of energy recovery to power these TPMS. A state-of-the-art review of potential energy sources inside and outside a tire has been conducted, and the main results are presented. Based on this study, the energy harvesting technique based on a thermoelectric generator (TEG) appears to be a promising technique. A real-world test was conducted, revealing a temperature gradient of more than 10 degrees between the inside and outside of a tire. This demonstrates the potential of a solution using TEG to electrically power TPMS.</div