947 research outputs found

    Trik Mengatasi Masalah Manajerial Kepala Sekolah Memasuki Era Pkks Melalui Pendekatan “Colla-coop”di SMP Kabupaten Sintang

    Full text link
    Penyusunan penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk membahas langkah-langkah yang telah dilakukan pengawas sekolah sebagai Pembina kepala sekolah dalam melaksanakan tupoksinya, dengan pendekatan “Colla-Coop” sebagai trik untuk mengatasi masalah manajerial kepala sekolah memasuki era PKKS. Kepala Sekolah dituntut memiliki kompetensi manajerial dalam melaksanakan tupoksinya dalam memimpin sekolah, yang setiap tahun diukur dan dinilai dengan instrumen PKKS. Pengawas sekolah sebagai pembina memandang perlu melakukan pendampingan kepada kepala sekolah agar tupoksi manajerial dapat berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan pengawas sekolah sebagai trik untuk mengatasi masalah tersebut, adalah sebagai berikut: 1) Pengarahan dan review tentang tupoksi dan kompetensi Kepala Sekolah sesuai standar; 2) Bedah instrumen PKKS; 3) Workshop berbagi tugas menyusun dokumen bukti fisik yang harus dilakukan kepala sekolah, 4) Pengumpulan hasil draf akhir dan disitribusi komulatif, dan 5) Review program masing-masing sekolah. Pelaksanan trik pendekatan “Colla-Coop” lancar, karena setiap kepala sekolah merasa kegiatan tersebut wajib dilakukannya dan hasil produk kegiatan merasa harus dimiliki. Kendala kecil terjadi berkaitan dengan kemampuan IT kepala sekolah, namun dapat diatasi dengan baik. Hasil akhir kegiatan yang dilakukan pengawas sekolah ini adalah setiap kepala sekolah memiliki produk draf program sekolah dan wawasan tentang tugas manajerial seperti tuntutan instrumen PKKS, yang harus dikembangkan lebih lanjut di sekolah masing-masing, serta terbangun karakter tanggung jawab dan kerjasama

    Upaya peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran sejarah dengan teknik make a match bagi siswa kelas IX - E SMP Negeri 1 Tenggarong

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IX E pada mata pelajaran Sejarah melaui Teknik Make a Match. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa dan guru pada khususnya serta sekolah pada umumnya. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan angket untuk mendapatkan data yang berupa data hasil pengisian kuesioner aktivitas belajar siswa, data tes dan data dari catatan harian peneliti. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bahan perencanaan tindakan siklus berikutnya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari data aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan siswa yang mendengarkan dari 87 % menjadi 100 % pada siklus II, siswa yang mencatat dari 68 % menjadi 92 % pada siklus II, siswa yang bertanya dari 32 % menjadi 57 % pada siklus II, siswa yang menjawab dari 38% menjadi 54% pada siklus II, siswa yang menanggapi dari 54 % menjadi 84 % pada siklus II. Pembelajaran Sejarah dengan teknik Make a Match mendapat tanggapan positif dari siswa, hal ini ditunjukkan dari data hasil wawancara siswa yang menyatakan bahwa 55% siswa menyatakan sangat setuju terhadap pembelajaran sejarah dengan teknik Make a Match 33% menyatakan setuju dan hanya 12% siswa yang menyatakan tidak setuju terhadap pembelajaran sejarah dengan teknik Make a Match

    Penggunaan Mind Mapping sebagai upaya meningkatkan kreatifitas dan aktivitas siswa

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa kelas IX dengan penggunaan Mind Mapping. Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa dan guru pada khususnya serta sekolah pada umumnya. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan penilaian untuk mendapatkan data yang berupa data hasil pengamatan, dan hasil wawancara, data hasil penilaian dan data dari catatan harian peneliti. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bahan perencanaan tindakan siklus berikutnya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ratarata kreativitas siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil analisis nilai Mind Mapping siswa mengalami peningkatan sebesar 10% pada siklus II dan 15 % pada siklus III untuk kategori Mind Mapping kreatif dan sangat kreatif. Aspek kreativitas berpikir juga mengalami peningkatan, yaitu pada indikator pertanyaan kreatif mengalami peningkatan sebesar 7% pada siklus II dan 13%pada siklus III, sedangkan pada indikator jawaban kreatif pada siklus II mengalami peningkatan 14% dan 20% pada siklus III. Hasil analisis data aktivitas belajar juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 16,40% pada siklus II dan 13,60% pada siklus III

    PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI DI MTs ASSALAM KRANGGAN TEMANGGUNG

    Get PDF
    Research purposes to (1) describe Biology’s Science learning planning in MTs Assalam of Kranggan Temanggung. (2) describe Biology’s Science learning execution in MTs Assalam Kranggan Temanggung. (3) describe Biology’s Science learning evaluation in MTs Assalam Kranggan Temanggung Research done in MTs Assalam Kranggan Temanggung, Secang-Temanggung street, Kranggan Temanggung sub district. Research technique using qualitative analysis technique. Data gathering technique done by observation, interview and dokumentatian. Research results are : (1) Science Learning execution planning done by teachers in Biology’s Science bassed on Subject Discusion Temanggung Sub district, (2) Learning execution done by using variation learning mode oriented to students active, which can improve learning efectiveners, solving impase mind, and improving appreciation of difference in a group,(3) Biology’s Science learning evaluation with variatif learning method done in MTs Assalam Kranggan Temanggung, done orally and also written for some students. It was done in process and learnig result to know students ability; interest, attention and study motivation ; study attitude; basic knowledge and prerequisite; and characteristi

    Analiza operativne i ugrađene energije drvenih građevina

    Get PDF
    The purpose of our article is to evaluate wood as a construction material in terms of the energy required for its construction and operation, compared to other types of construction materials. First, the role of construction and material manufacturing is evaluated within the full life cycle energy and CO2 emissions of a building, concluding that the issue of embodied energy justifies the use of less energy intensive materials. Then the article reviews the literature dealing with the energy requirements of wood based construction, in order to establish whether the use of this natural, low density construction material is more energy efficient than using brick, reinforced concrete and steel structures. According to our analysis, the vast majority of the studies found that the embodied energy is significantly lower in wood based construction when compared to inorganic materials. According to several authors, wood construction could save much energy and significantly reduce the emissions related to the building sector on the national level. Carbon sequestration, and the related mitigation of the global climate change effect, can be significant if the share of durable wooden buildings can be increased in the market, using sustainably produced raw materials that are handled responsibly at the end of their lifetime. Some conflicting studies make important points concerning the heat storage, recycling and on-site labour demands related to these structures. These sources contribute to a deeper understanding of the issue, but do not alter the basic conclusions concerning the benefits of wood based construction. Some important aspects of wood extraction, manufacturing and construction that can help minimising the embodied energy of wood based structures are also discussed in the study.Cilj rada bio je ocijeniti drvo kao građevni materijal sa stajališta energije potrebne za proizvodnju građevnog materijala i operativne energije tijekom korištenja građevina, u usporedbi s ostalim vrstama građevnih materijala. Najprije je procijenjena uloga proizvodnje drvnoga građevnog materijala i izgradnje građevine u ukupnoj energiji i emisiji CO2 u životnom ciklusu građevine, te je zaključeno da je, s obzirom na ugrađenu energiju, opravdana upotreba energetski manje intenzivnih materijala. Zatim je dan pregled literature koja se bavi energetskim zahtjevima gradnje na bazi drva, kako bi se utvrdilo je li upotreba toga prirodnoga građevnog materijala male gustoće energetski učinkovitija od upotrebe opeke, armiranog betona i čeličnih konstrukcija. Prema provedenoj analizi, velik broj studija pokazao je da je ugrađena energija znatno niža u konstrukciji utemeljenoj na drvu nego u onoj od anorganskih materijala. Nekoliko je autora ustvrdilo da se gradnjom na bazi drva može uštedjeti mnogo energije i znatno smanjiti emisije ugljikova dioksida u građevinskom sektoru na nacionalnoj razini. Vezanje ugljika i s tim povezano ublažavanje globalnog učinka klimatskih promjena mogu biti veliki ako se poveća udio trajnih drvenih građevina na tržištu, izgrađenih primjenom sirovina proizvedenih održivim gospodarenjem šumama i ako se s građevinama na kraju njihova životnog vijeka odgovorno postupa. Neke studije čiji autori ne podržavaju gradnju drvom smatraju važnim naglasiti pitanja vezana za skladištenje topline i recikliranje te zahtjeve za radnom snagom na terenu pri gradnji objekata na bazi drva. Te studije pridonose boljem razumijevanju problema, ali ne mijenjaju osnovne zaključke o koristima gradnje na bazi drva. U istraživanju se također raspravlja o nekim važnim aspektima dobivanja drva te proizvodnje i ugradnje građevnog drva, koji mogu pridonijeti smanjenju energije ugrađene u drvene građevine

    PERSEPSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK (ORGANIC FARMING) DI KABUPATEN BENGKULU UTARA

    Get PDF
    Program Revolusi Hijau diakui telah dapat meningkatkan produksi padi, sehingga bangsa Indonesia pernah mencapai swasembada beras pada tahun 1984-1989. Namun disisi lain program revolusi hijau terdapat beberapa persoalan mendasar atau kelemahan – kelemahan, terutama dari sisi ekologi, kesehatan dan sosial budaya. Oleh karena itu dikembangkan kembali Pertanian Organik. Namun faktanya sampai saat ini Pertanian Organik di nilai sangat sulit berkembang, terutama di kabupaten Bengkulu Utara. Penelitian ini bertujuan melakukan penggalian Persepsi petani dan identifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan pertanian organik di kabupaten Bengkulu Utara dan menyusun serta memilih strategi pengembangannya. SWOT analisis digunakan untuk menentukan nilai faktor internal-ekternal dan mengembangkan strategi pengembangan pertanian organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai persepsi petani ditinjau dari aspek ekologis pada kategori sedang (2,53), aspek ekonomi dan sosial budaya pada kategori sedang ( 2,51) dan aspek teknis kategori sedang (2,27). Faktor internal dan eksternal berturut-turut adalah 2,74 dan 2.65. Jika dilihat lebih dominan skor faktor kelemahan jauh lebih tinggi (3.81) dibanding faktor kekuatan (3.22). Sebaliknya untuk skor peluang (3.21) lebih kecil dibandingkan dengan skor ancaman (3,41). Berdasarkan hasil matrik IE, kondisi pertanian organik di kabupaten Bengkulu Utara berada pada kuadran IV (WT). Strategi pengembangan pertanian organik yang dipilih adalah penguatan jaringan pemasaran produk organik, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat serta program pengembangan pertanian organik yang sesuai dengan kondisi lokal untuk menjadi produk unggulan daerah

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR RESIPROCAL PADA SISWA PUTRI KELAS X TEKSTIL SMK N 9 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    Get PDF
    ABSTRAK Bejo Widodo. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR RESIPROCAL PADA SISWA KELAS X TEKSTIL SMK NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember .2014. Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Renang Gaya Dada melalui Penerapan Gaya Mengajar Resiprocal Pada Siswa Kelas X Tekstil Smk Negeri 9 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Tekstil Smk Negeri 9 Surakarta yang berjumlah 31 Siswa putri. Sumber data berasal dari guru, siswa dan peneliti. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, angket, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik triangulasi data. Analisis data menggunakan teknik deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif dengan prosentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan gaya mengajar resiprocal dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan hasil belajar renang gaya dada pada Siklus I dari 31 siswa mencapai 61,30 % atau sebanyak 19 siswa sudah masuk kriteria tuntas dan pada Siklus II meningkat mencapai 80,65 % atau sebanyak 25 siswa sedangkan 6 siswa lainnya belum tuntas dengan KKM 2,66. Simpulan penelitian ini adalah dengan penerapan gaya mengajar resiprocal dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas X TEKSTIL SMK Negeri 9 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Kata Kunci : Hasil Belajar, Renang Gaya Dada, Penerapan Gaya Mengajar Resiprocal

    Peningkatan Kemampuan Profesional Guru Melalui Supervisi Teknik Diskusi Refleksi Kasus (DRK) Di SDN 2 Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo

    Get PDF
    Tugas pokok guru masa kini tidak cukup hanya menyajikan informasi faktual untuk memperluas cakrawala siswa dan mengembangkan sejumlah keterampilan serta sikap positif juga berperan sebagai peneliti, motivator, dan fasilitator. Kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya di Sekolah Dasar Negeri 2 Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo meskipun pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan melalui berbagai program antara lain penataran-penataran, penyempurnaan kurikulum, pengadaan sarana prasarana dan alat belajar, peningkatan manajemen sekolah, dan sebagainya. Namun demikian upaya-upaya tersebut kurang mempunyai dampak yang nyata dalam kegatan pembelajaran di kelas apabila tidak diikuti dengan pembinaan profesional bagi para guru. Sebagai upaya membantu memecahkan masalah tersebut, maka peneliti menawarkan suatu bentuk supervisi dengan teknik Diskusi Refleksi Kasus (DRK). Hasil dari pelaksanaan DRK ini ditengarai dapat dijadikan pedoman bagi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dalam membina guru dan tenaga kependidikan di sekolah agar dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya secara nyata. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam 4 siklus. Tiap siklus melalui penatahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mendeskripsikan peranan supervisi teknik DRK dalam upaya meningkatkan kemampuan profesional para guru, 2) Memberikan arahan atau pedoman bagi kepala sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai supervisor sekolah dalam membina guru dan staf sekolah agar dapat meningkatkan kemampuan dan profesinya secara berdaya guna dan berhasil guna. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan profesional guru SDN 2 Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo melalui penerapan supervisi teknik DRK. Hal ini ditandai adanya peningkatan kategori kemampuan profesional guru dalam setiap siklusnya yaitu pada siklus I berada pada kategori kurang dan pada siklus terakhir meningkat dan berada pada kategori tinggi

    Epidemiology of Leptospirainterrogans Serovar Hardjo Infection in Cattle

    Get PDF
    The serological prevalence of Leptospira interrogans serovar hardjo (hereafter referred to serovar hardjo) infection in cattle in this present study was 30%. Water samples from stagnant water, pond water, tank water and drain water collected from the farms were positive to Leptospira biflexa (40%) . Twentyfour per cent of soil samples obtained from three different types of soil namely clay, loam and sand in the farms were also positive to Leptospira biflexa. However, serovar hardjo or other pathogenic leptospires were not isolated in the urine, soil and water samples collected in the farms. Clinical sign of leptospiral infection was not observed in the cattle on the farms. The leptospiral isolates were further characterized using bacterial restriction endonuclease DNA analysis (BRENDA), polyacrylamide gel electrophoresis (PAGE) and Western blotting. It was confirmed that the leptospiral isolates did not belong to serovar hardjo.Under experimental condition it was demonstrated that cattle are able to maintain serovar hardjo. Six female 8-months-old Kedah-Kelantan calves were used in this trial. Leptospiremia occurred as early as 7 days post-inoculation and lasted for 13 days following intra-conjunctival inoculation. Antibody against serovar lzardjo was first detected at day 7 post inoculation, then raised to a high level at day 14 post-inoculation and maintained at the same level up to 365 days post inoculation. Leptospiruria was first detected on day 49 post inoculation and maintained up to day 147 post-inoculation. Histologically serovar hardjo was detected in the renal tubule at the end of the trial using immunoperoxidase staining. No clinical signs of leptospiral infection was observed in the same animals throughout the trial. Identification of the leptospiral isolates obtained from the inoculum and urine samples of the experimental animals using bacterial restriction endonuclease DNA analysis (BRENDA) and polymerase chain reaction (peR) showed that both isolates were serovar hardjo. The study showed that serovar hardjo can survive in rain water up to 264 hours (11 days) under experimental condition. Leptospira interrogans serovar hardjo can survive up to 72 hours (3days) in diluted urine in Malaysian field condition and up to 984 hours (41 days) at 4°C. Leptospira interrogans serovar hardjo can survive in chlorinated drinking water up to 120 hours (5 days) but was killed immediately in seawater. The organism can survive in soil samples up to 144 hours (6 days) . The contaminated environment with serovar 11l1rdjo can transmit infection of the organism to susceptible animals. It is evident that serovar hardjo infection is present in cattle farms in Malaysia. Cattle in Malaysia have a potential of maintaining serovar hardjo. Leptospira interrogans serovar hardjo has been shown to survive in water and soil for a long time in Malaysian field condition and the organisms can be transmitted to susceptible animals

    Characterization Of Leptospiral Isolates Obtained From Selected Cattle Farms In Malaysia

    Get PDF
    Leptospirosis is an infectious disease of animals and man in many parts of the world. It is caused by Leptospira and has been classified as an important zoonotic disease. A serological survey in four selected dairy cattle farms in Malaysia revealed 36% (114/318) of the animals examined had leptospiral infection. Antibodies to serovar hardjo was the main (19%) serovar detected . A bacteriological survey revealed only 1.2 % (3/244) of the cattle examined had leptospiral infection. Two isolates obtained have been identified as L. hardjo and another one as L. pomona. Bacteriological study did not come across any multiple leptospiral serovar infection in the cattle farms studied. The serological prevalence of serovar pomona infection was very low. However, one isolate that has been identified as serovar pomona was isolated from cattle in Sungai Siput Farm in this study. This finding suggested that cattle in this farm might be maintaining the serovar pomona infection
    corecore