1,516 research outputs found

    Optimizing passive acoustic sampling of bats in forests

    Get PDF
    Passive acoustic methods are increasingly used in biodiversity research and monitoring programs because they are cost-effective and permit the collection of large datasets. However, the accuracy of the results depends on the bioacoustic characteristics of the focal taxa and their habitat use. In particular, this applies to bats which exhibit distinct activity patterns in three-dimensionally structured habitats such as forests. We assessed the performance of 21 acoustic sampling schemes with three temporal sampling patterns and seven sampling designs. Acoustic sampling was performed in 32 forest plots, each containing three microhabitats: forest ground, canopy, and forest gap. We compared bat activity, species richness, and sampling effort using species accumulation curves fitted with the clench equation. In addition, we estimated the sampling costs to undertake the best sampling schemes. We recorded a total of 145,433 echolocation call sequences of 16 bat species. Our results indicated that to generate the best outcome, it was necessary to sample all three microhabitats of a given forest location simultaneously throughout the entire night. Sampling only the forest gaps and the forest ground simultaneously was the second best choice and proved to be a viable alternative when the number of available detectors is limited. When assessing bat species richness at the 1-km(2) scale, the implementation of these sampling schemes at three to four forest locations yielded highest labor cost-benefit ratios but increasing equipment costs. Our study illustrates that multiple passive acoustic sampling schemes require testing based on the target taxa and habitat complexity and should be performed with reference to cost-benefit ratios. Choosing a standardized and replicated sampling scheme is particularly important to optimize the level of precision in inventories, especially when rare or elusive species are expected

    Careers in family business: New avenues for careers and family business research in the 21st century

    Get PDF
    The purpose of our special issue is to demonstrate how a careers perspective can contribute to the study of family businesses and bring to light how the family business context extends and challenges career theories and concepts. Inspired by the studies in our special issue and our review of previous research, we propose a conceptual model that leverages the concept of family embeddedness and intertwines it with career processes and outcomes. Building on the family embeddedness perspective, we propose several avenues for future research for family business and career scholars

    EXPLORING THE POTENTIAL OF INTERACTIVE STORYTELLING IN E-LEARNING: ENHANCING STUDENT ENGAGEMENT AND LEARNING OUTCOMES

    Get PDF
    Artikel ini mengusulkan penggunaan interactive storytelling dalam e-learning melalui Learning Management System (LMS) untuk memberikan hasil pembelajaran yang lebih menarik dan efektif bagi siswa sebagai bentuk dampak dari transformasi digitalisasi. Interactive storytelling dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, interaktif, dan menarik secara visual, yang dapat membantu siswa tetap tertarik dan termotivasi selama proses pembelajaran. Selain itu, cerita interaktif dapat membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, mempersonalisasi pengalaman belajar untuk setiap siswa, dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Untuk mencapai hal ini, kami menetapkan prinsip-prinsip desain instruksional untuk merancang dan mengembangkan program mendongeng interaktif yang efektif yang terstruktur dengan baik dan selaras dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan cerita interaktif dalam penyampaian konten di E-learning sangat direkomendasikan dan dinilai lebih menarik dan menarik. Dengan memanfaatkan hal ini, para pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan efektif bagi para siswa, yang mengarah pada peningkatan hasil belajar dan peningkatan keterlibatan siswa.&nbsp

    PENGUATAN NILAI-NILAI NASIONALISME: STUDI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan; a) bagaimana penguatan nilai-nilai nasionalisme di SMA Negeri 2 Ternate; b) kendala yang dihadapi guru sejarah dalam penguatan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Ternate. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi dan subjek penelitian ialah peserta didik dan guru sejarah di SMA Negeri 2 Ternate. dan subyek penelitian adalah peserta didik dan guru sejarah yang dianggap mampu memberikan informasi terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu integrasi nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran sejarah. Sumber data utama, yaitu peserta didik, guru sejarah, tempat dan kejadian. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Pengujian keabsahan data penelitian dilakukan dengan triangulasi data/sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data dalam penelitian adalah reduksi data, penyajian data, dan penerikan simpulan. Perencanaan pembelajaran sejarah telah diterapkan dengan cara menyusun Silabus dan RPP sebelum waktu pembelajaran itu ditetapkan. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan secara terencana dengan mempertimbangkan komponen pembelajaran, maka tujuannya dapat tercapai. Penguatan nilai-nilai nasionalisme dalam pembelajaran sejarah yakni cinta tanah air, persatuan, dan kesatuan, rela berkorban, disiplin, tengang rasa dan berani. Dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Ternate, guru sejarah telah mempersiapkan sumber belajar yang dibutuhkan, metode dan media dan sumber belajar tergantung atau dikembalikan kepada guru masing-masing. Penguatan nilai-nilai nasionalisme di sekolah dilaksanakan melalui ekstrakurikuler, seperti kegiatan kepramukaan. Kendala yang dihadapi guru mata pelajaran sejarah ialah berhubungan dengan inkonsistensi guru dalam menyusun dan mengumpulkan RPP. Kendala lain yang dihadapi guru sejarah di masa pandemi Covid-19 ialah terkait evaluasi sikap melalui pembelajaran daring. Banyak guru yang masih bingung karena bagi mereka, pembentukan karakter siswa harus melalui pembelajaran luring (tatap muka)

    EKSPLORASI INTENSITAS PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA (STUDI DESKRIPTIF PADA MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UNG)

    Get PDF
    Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube telah menjadi sangat populer di seluruh dunia. Setiap platform menawarkan fitur unik dan memfasilitasi berbagai jenis interaksi sosial, seperti berbagi pesan, memposting konten, mengomentari, dan mengikuti akun. Sosial media tidak lagi hanya tentang berbagi teks dan gambar. Mahasiswa merupakan salah satu kelompok pengguna aktif media sosial sekaligus usia terbanyak pengguna media sosial. Eksplorasi tingkat penggunaan media sosial mencakup penelitian dan analisis tentang seberapa banyak orang menggunakan platform media sosial, jenis konten yang mereka konsumsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model studi deskriptif yang dilakukan di jurusan Tehnik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Responden sebanyak 147 orang mahasiswa jurusan Tehnik Informatika. Intrumen penelitian menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan; 1) perangkat elektronik yang digunakan oleh mahasiswa dalam mengakses media sosial adalah smartphone, 2) media sosial yang dimiliki oleh mahasiswa paling banyak whatsup, Instagram dan tiktok, 3) media sosial yang paling sering dikunjungi adalah whatsup, tiktok dan Instagram, 4) durasi penggunaan media sosial oleh mahasiswa diatas dua jam, 5) aktivitas yang sering dilakukan mahasiswa ketika membuka media sosial yaitu mencari informasi (terbaru dan lama), melihat berita terkini, mencari hiburan (video lucu, berita viral, menonton), komunikasi jarak jauh, melihat story teman, belajar tutorial, berbagi story, sekedar eksplor beranda, 6) fungsi media sosial berdasarkan perspektif mahasiswa sebagai; sarana berkomunikasi, sumber informasi yang mudah di akses, media hiburan,  media untuk belajar, sarana mendapat hal-hal baru, sarana untuk berbisnis, sarana mendapatkan motivasi dari berbagai postingan orang lain, sarana berinteraksi jarak jauh, 7)enurut mahasiswa media sosial menarik untuk digunakan sebagai sarana pembelajaran dengan membuat konten video berdurasi singkat namun jelas dan mudah dipahami informasi yang disampaikan., 8) stimasi biaya yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengakses internet. menunjukkan bahwa dominan mahasiswa menggunakan kisaran biaya Rp.50.000-Rp.100.000  untuk mengakses media sosial

    Local Regulation Review in Realizes Legal Order of the Local Governance

    Get PDF
    The concept of local autonomy is granted to the people as a whole legal community with authority to regulate and manage the government affairs. Local regulation in its formation both formally and materially should be suitable to the provisions of higher legislation. The type of research is normative and empirical/sociological. Legal resources using primary and secondary data. Data have been obtained from this research were analyzed by using qualitative-descriptive and using theoretical basis and data in its discussion. The results of the research shows that the essence of local regulations review is an action to assess in both formal and material on local regulation by the Supreme Court and the Central Government (Ministry of Domestic Affairs) through the procedures of review that have been determined by the laws and regulations in an effort to ensure the realization of legal order based on justice, legal certainty and utility principles. However, it has not been realized because the dualism of local regulations review that indicates the occurrence of legal disorder in the review of local regulations. Keywords: Executive Review, Judicial Review, Local Autonomy, Local Regulatio

    Peningkatan Mutu Tanaman Hias Anggrek Alam Phalaenopsis melalui Kegiatan Persilangan

    Full text link
    Phalaenopsis celebencis dan Phalaenopsis venosamerupakan dua jenis anggrek di Sulawesi tengah yang berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong. Prospek tanaman anggrek untuk bunga potong dianggap masih sangat cerah untuk dikembangkan. Namun  potensi  ini  belum  dimanfaatkan secara proporsional. Rendahnya produksi anggrek disebabkan  kurang  tersedianya  bibit  bermutu,  budidaya  yang kurang efisien serta penanganan tanaman anggrek yang kurang baik. Untuk memenuhi permintaan pasar yang cenderung meningkat maka diperlukan ketersediaan bibit yang bermutu dan dalam jumlah banyak. Persilangan merupakan salah satu cara meningkatkan mutu tanaman anggrek. Persilangan pada tanaman anggrek tidak bisa terjadi secara alami kecuali pada jenis anggrek tertentu, sehingga diperlukan campur tangan manusia untuk melakukan penyerbukan dengan cara hibridisasi atau persilangan. . Persilangan ini dilakukan untuk memperkaya keaneka-ragaman genetik pada tanaman anggrek. Potensi USAha yang dikembangkan yaitu; USAha pembibitan (perbanyakan),  pembesaran, dan perdagangan. Usaha pengembangan tanaman anggrek dilakukan melalui kegiatan persilangan atau hibridisasi. Hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdianini adalah tersedianya indukan anggrek hasil persilangan yang digunakan sebagai sumber eksplan dalam kultur jaringan. Tersedianya anakan-anakan anggrek hybrid hasil persilangan dari hasil kultur jaringan. Dari rangkaian kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa target kegiatan berupa tersedianya anakan anggrek dan pemasaran anggrek hasil kultur jaringan dapat tercapai dengan baik. Rangkaian kegiatan memberikan kontribusi besar baik terhadap institusi maupun bagi Masyarakat
    corecore