17 research outputs found

    PRODUKTIVITAS DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN DOMINAN MENGGUNAKAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAMPERAN, PACITAN

    Get PDF
    Purse seine fishing significantly contribute to fish production at Tamperan fishing port, Pacitan. However decreasing production trend is threatening as a result of overfishing and poor information about fishing seasonal patterns. Purse seine at Tamperan port mostly catch highly valued pelagic fish. Those fish are popular in the region and caught its respective seasonal patterns. The research aims at calculating the fishing productivity and identifying the seasonal pattern of the major targeted species of purse seine based at the Tamperan fishing Port, Pacitan. The research was conducted by interviewing 18 fishers, head of fish auction center and some offers of Tamperan fishing port. Data collection incorporated catch production, types of fish, fishing trips and other data. Productivity was calculated according to KEPMEN N0.61/2014 while fish season patterns were projected using time series and moving average methods. During the last 5 years the fish production landed at PPP Tamperan were skipjack, mackerel scad, and tuna. The number of productions decreased as well as the level of productivity. Factors affecting productivity included the number of crew members, fishing trips, gross tonnage, engine, and net length. Purse seine productivity based on the number of fishing trips (ton/trip) has increased while others have decreased. According to the fish seasons, the best period to conduct purse seine operations in Pacitan Regency are in March, May-September (skipjack), December-February, April-May (mackerel scad), and January-April, July, August (tuna). Keywords:       Purse seine, productivity, dominant fishing season, Pacitan

    KAPASITAS PERIKANAN PELAGIS KECIL DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN-714 LAUT BANDA MALUKU

    Get PDF
    Kapasitas penangkapan berlebih merupakan suatu masalah kritis padaperikanan tangkap. Berkaitan dengan isu kapasitas tersebut, kajian ini dilakukan untuk menentukan kapasitas penangkapan ikan pelagis kecil di wilayah pengelolaan perikanan-714 Laut Banda, dengan menggunakan data runtun waktu periode tahun 1985-2006 yang dianalisis dengan teknik data envelopment analysis. Terdapat indikasi excess capacity pada perikanan pelagis kecil, dan pada periode tahun 1989-1998 kondisi perikanan menunjukan over capacity. Dengan demikian, dibutuhkan alternatif kebijakan pengelolaan perikanan untuk mengurangi input penangkapan pada perikanan di wilayah pengelolaan perikanan-714 Laut Banda.Excessive fishing capacity is a critical problem in marine capture fisheries. In line with the capacity issue, this study was conducted to determine fishing capacity of the small pelagic fishery at fishery management area-714 Banda Sea using time series data of 1985-2006 analyzed using technique of data envelopment analysis. There was indication of excess capacity on the small pelagic fishery, and the fishery in the period of 1989-1998 was found to be over capacity. Therefore, alternative fishery management policies were needed to reduce fishing inputs from the fishery of the fishery management area-714 Banda Sea

    ENGINEERING PORTABLE UNDERWATER LAMP AS AN AUXILIARY GEAR FOR PURSE SEINE

    Get PDF
    Lights are common supporting tool in purse seine fishing in Indonesia. Currently, lamps on purse seines use mercury and metal halide (MH) which require very high electrical power. Therefore, there is a need for an effective underwater light technology alternative with low electric power. The aim of this research is to design a portable underwater lamp (PUL) which can be controlled remotely to support fishing operations. The design engineering process in creating the PUL includes light and buoy construction, temperature testing, light distribution, waterproofing, and motion testing. The results show that the PUL design enables the tools to be controlled remotely. The average temperature of the lamp on the PUL is 40 ⁰C, this temperature is lower than the MH lamp which reaches 250 ⁰C. The light spreads evenly at an angle of 360⁰ to the horizontal and 180° to the vertical. Meanwhile, the results of the lamp motion test showed that the lamp was watertight and highly stable. Keywords: Light emitting diode, Remote control, Waterproof, Electric Power

    STRUKTUR UKURAN DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HASIL TANGKAPAN PADA RUMPON PORTABLE DAN RUMPON TRADISIONAL DI PERAIRAN ACEH BARAT

    Get PDF
    Penangkapan ikan telah memberikan konstribusi terhadap peningkatan ekonomi nelayan yang cukup memadai khususnya di wilayah Meulaboh. Semakin meningkatnya kegiatan penangkapan ikan dapat mengalami penurunan stok ikan pada rumpon, namun hal ini akan berdampak negatif terhadap populasi dan pola pertumbuhan dari segi panjang berat ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan yang tertangkap di sekitar rumponportable dan rumpon tradisional. Data yang dikumpulkan berupa data primer yang merupakan hasil pengukuran panjang dan berat ikan selama 30 trips, kemudian data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan panjang cagak ikan di sekitar rumpon portableikan tongkol krei (Auxis thazard) dominasi ukuran panjang berkisar antara 24,5-27,5 cmFL dan 34,5-27,5 cmFL, ikan layang (Decapterus russelli) ukuran panjang antara 14,5-17,5 cmFL, ikan ekor kuning (Alepes djadaba) ukuran panjang antara 14,5-17,5 cmFL, ikan selar kuning (Selaroide leptolepis) ukuran panjang antara 14,5-17,5 cmFL. Hubungan panjang berat ikan pada rumpon portable dengan persamaan ikan tongkol krei W= 0,0089FL3,1293, ikan layang W=0,0068FL3,1414, ikan ekor kuning W= 0,0178FL2,8953, ikan selar kuning W= 0,0113FL3,0829. Hubungan panjang beratpada rumpon tradisional dengan persamaan ikan tongkol krei W= 0,0112FL3,0513,ikan layang W=0,011FL2,9588 , ikan ekor kuning W= 0,0632FL2,4025, ikan selar kuning W= 0,0256FL2,7779.Kata kunci:hubungan panjang berat, rumpon portable dan rumpon tradisional, periran Aceh Bara

    PENGARUH FAKTOR TEKNIS DAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA PERIKANAN PURSE SEINE DI PERAIRAN LAMPULO PROVINSI ACEH

    Get PDF
    Salah satu alat tangkap yang dominan digunakan nelayan di Provinsi Aceh saat ini adalah purse seine. Penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine banyak dipengaruhi oleh fungsi-fungsi produksi yang mana untuk mengatur pengelolaan. Sehubungan dengan pengelolaan tersebut maka dibutuhkan adanya strategi pengembangan yang akan dikembangkan menjadi perikanan yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor teknis dan lingkungan yang mempengaruhi kinerja perikanan purse seine di Perairan Lampulo dan menyusun strategi pengembangan perikanan purse seine di Perairan Lampulo, Provinsi Aceh. Analisis metode penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda dan Analytical Hierarchi Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa CPUE purse seine di perairan Lampulo Provinsi Aceh rata-rata sebesar 3.400,18 kg/tahun dengan nilai tertinggi pada tahun 2013 sebesar 4.232,34 kg/tahun dan terendah pada tahun 2012 sebesar 2.523,56 kg/tahun. Faktor teknis yang secara signifikan mempengaruhi kinerja/produksi purse seine adalah lama trip (koef. = 0,427 ; P = 0,032) dan kapasitas es (koef.= 0,036 ; P = 0,000), Sedangkan faktor lingkungan yang signifikan adalah keamanan bagi produk (koef. = -5,231 ; P =  0,002) dan bycatch rendah (koef. = 2,315 ; P = 0,029). Prioritas strategi pengembangan perikanan purse seine di Perairan Lampulo Provinsi Aceh diarahkan ke strategi pengawasan daerah penangkapan ikan memiliki nilai rasio kepentingan (RK) teritnggi yaitu sebesar 0,341. Hal ini menunjukan bahwa kondisi perairan Lampulo harus dijaga terhadap lingkungannya.Kata kunci: faktor teknis, faktor lingkungan, Lampulo, purse seine

    PENGGUNAAN LIGHT EMITTING DIODE (LED) CELUP BAWAH AIR DENGAN WARNA BERBEDA: PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU

    Get PDF
    Bagan perahu merupakan salah satu alat penangkap ikan yang dioperasikan pada malam hari. Alat tangkap ini menggunakan lampu sebagai attraktor untuk menarik ikan masuk kedalam area penangkapan. Lampu flourescent (neon) yang digunakan oleh nelayan bagan perahu di Perairan Aceh Barat Daya. Penelitian ini menggunakan lampu light emitting diode (LED) bawah air untuk meningkatkan hasil tangkapan. Namun efektivitas penggunaan lampu LED bawah air belum diketahui secara jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh penggunaan lampu LED bawah air dengan warna yang berbeda terhadap hasil tangkapan bagan perahu. Ujicoba penangkapan ikan dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2016 selama 12 hari dengan mengoperasikan bagan perahu menggunakan lampu LED (biru, merah dan kuning) dan lampu neon sebagai kontrol. Analisis data dilakukan dengan membandingkan total ikan hasil tangkapan antara lampu LED dan lampu neon. Berdasarkan hasil penelitian, total hasil tangkapan ikan dengan lampu LED biru dan merah adalah 38.38% dan 7.58%, lebih besar dibandingkan bagan kontrol sebesar 23.61% dan 14.34%. Sedangkan, total hasil tangkapan ikan LED kuning sebesar 4.04%, lebih rendah dibandingkan bagan kontrol sebesar 12.05%. Lampu LED biru menangkap tiga jenis ikan yaitu teri 37.92%, kembung 49.17%, dan tamban 44.5%, berbeda secara nyata dibandingkan hasil tangkapan bagan kontrol (P < 0.05).Kata kunci: bagan perahu, hasil tangkapan, neon, LED

    KESESUAIAN TEKNIS DAN OPERASIONAL PANGKALAN PENDARATAN IKAN DONGGALA DENGAN PERMEN-KP RI NOMOR PER.08/MEN/2012 TENTANG KEPELABUHANAN PERIKANAN

    Get PDF
    Donggala fish landing centre is a fishery infrastructure of Donggala Regency provided for Mamuju Regency fishermen, West Sulawesi. Capture fisheries activities in PPI Donggala are incorporating various stages from landing to marketing. All capture fisheries activities are related to the PPI Donggala’s technical and operational condition. Some of purse seine fishing units did not land their catches at PPI Donggala which affect the performance of the fishing port. This study aims to identify the PPI Donggala’s technical and operational condition in compliance with PERMEN-KP RI NUMBER PER.08/MEN/2012 concerning Fisheries Ports. The research method is a case study conducted at PPI Donggala. Data were collected by interviews and literature studies, then analyzed using comparative descriptive method. The results of the study showed the technical and operational conformity of the port at PPI Donggala with PERMEN KP 08/2012 on Fisheries Port has met technical and operational criteria. However, there are still technical and operational constraints in PPI Donggala. The obstacle is that the pier is still damaged and the marketing of the catch has not been widespread. Keywords: PPI Donggala, technical aspects, operational aspect

    SISTEM PENGEMBANGAN PERIKANAN IKAN TERBANG DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL

    Get PDF
    Flying fish eggs are one of the fisheries commodities that have important economic value in the waters of Tual City. Based on the Decree of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries Number 69 of 2016 concerning the Plan for the Management of Flying Fish Fishery, several priority issues that are the problem of flying fish are; (1) fish resources and habitat; (2) social and economic; (3) governance. The flying fish fisheries management plan is expected to support policies in the management of flying fish and flying fish eggs in the Fisheries Management Region of the Republic of Indonesia. The purpose of this study is to analyze the system problem situation and build a model for the development of flying fish egg fisheries. This research method uses system approach. The four-step system approach starts from needs analysis, problem formulation, system identification and system modeling. The results showed that the root problems in flying fish egg fisheries were many ships that did not have permit documents, the availability of data on potential fish resources, the use of fishing gear that were considered environmentally unfriendly, low human resources, high fuel prices and access to capital for fishermen. The model of developing flying fish eggs consists of submodel use of environmentally friendly fishing gear and submodel of the development of flying fish egg fishing business. The problem of flying fish egg fisheries in Tual PPN can be solved by the solution of the use of environmentally friendly fishing gear for flying fish resources and the development of the fly fish egg fishing business.Telur ikan terbang termasuk salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis penting di perairan Kota Tual. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 69 Tahun 2016 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Ikan Terbang, beberapa isu prioritas yang menjadi permasalahan ikan terbang yaitu; (1) sumber daya ikan dan habitat; (2) sosial dan ekonomi; (3) tata kelola. Rencana pengelolaan perikanan ikan terbang ini diharapkan dapat mendukung kebijakan dalam pengelolaan sumber daya ikan terbang maupun telur ikan terbang di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis situasi permasalahan sistem serta membangun model untuk pengembangan perikanan telur ikan terbang. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan sistem. Empat langkah pendekatan sistem dimulai dari analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem dan pemodelan sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akar permasalahan dalam perikanan telur ikan terbang adalah banyak kapal yang tidak memilki dokumen perizinan, ketersediaan data potensi sumberdaya ikan, penggunaan alat tangkap yang dianggap tidak ramah lingkungan, sumberdaya manusia rendah, harga BBM yang tinggi dan akses modal kepada nelayan. Model pengembangan perikanan telur ikan terbang terdiri dari submodel penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dan submodel pengembangan bisnis perikanan telur ikan terbang. Permasalahan perikanan telur ikan terbang di PPN Tual dapat diselesaikan dengan solusi penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan untuk sumber daya ikan terbang dan pengembangan bisnis perikanan telur ikan terbang

    KARAKTER MORFOMETRIK DAN ASOSIASI TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares DAN TUNA BAMBULO Gymnosarda unicolor (Ruppell) DI PERAIRAN SIMEULUE, PROVINSI ACEH

    Get PDF
    Pulau Simeulue yang dikelilingi oleh terumbu tepi, secara geografis termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Simeulue yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Tuna sirip kuning Thunnus albacares dan tuna bambulo Gymnosarda unicolor merupakan jenis epipelagik yang potensial di perairan Simeulue. Kedua jenis tuna ini belum banyak dipelajari karakter bio-ekologinya. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui karakter morfometrik dan mengkaji asosiasi spesifik tuna di perairan Simeulue. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017, dengan metode pengamatan dan pengukuran langsung tuna hasil tangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing ulur, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis komponen utama (principal component analysis) dan analisis cluster. Hasil tangkapan tuna sirip kuning sebanyak 85 ekor dengan kelas ukuran 35-105 cm dan sebanyak 189 ekor tuna bambulo dengan kelas ukuran 40-110 cm. Karakter morfometrik tuna sirip kuning dan tuna bambulo yang didominasi ukuran besar terdapat di stasiun Teupah Selatan, dan dominasi ukuran kecil di stasiun Simeulue Timur. Asosiasi spesifik tuna sirip kuning dan tuna bambulo pada tingkat similaritas 80,0% membentuk 3 (tiga) kelompok

    Trammel net design engineering for operation with the sweeping method (Ciker net)

    Get PDF
    The active operation of a trammel net by a sweeping technique is commonly used by fishermen in Cilacap, which are often referred as ciker nets. They are operated by lowering the net in a straight line and pulling the tail end from a ship moving in a full circle, while the other end functions as a circular axis. The effect of active operation allows for changes in performance with time, such as easy lifting or less buoyancy, and the unstable display of gears. This makes it necessary to perform design engineering, especially on buoys, sinkers, and high nets. However, the suitable quantity of these components for ciker net has never been ascertained. Calculations about how many buoys, sinkers, and net height to add need to be done to enhance ciker net construction for active operation. This research aimed to determine the optimum configuration of buoys, sinkers, and net height, and determine the engineering design of ciker nets based on the optimum ratio of buoyancy force to the sinking force of the trammel net. Therefore, the parameters measured include hanging ratio, stretched net length, buoyancy force, and sinking force. The results showed that the optimum configuration of buoys, sinkers, and net height was 59 pieces, 341 pieces, and 1.5 m respectively. Changes in the design of ciker nets, especially in the three components that affect the addition of buoyancy and sinking force ratio were based on the comparison of the trammel nets which was 1:5 greater than the design owned by fishermen at 1:4.Keywords:Bouyancy forceSinking forceCiker netTrammel netShrim
    corecore