206 research outputs found

    Pelaksanaan Wewenang Wakil Presiden N dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

    Full text link
    No details the authority owned by the Vice President could potentially lead to legal uncertainty. Whereas in the construction of the position incumbent of the position of the Vice President has a position that is very fundamental research purposes in writing this is to know the authority of the Vice President in the Organization of the Government and To knowing the implementation authority Vice President in organizing the Government. In this study the normative legal research using methods based on relevant legislation and other legal materials related to the substance of the research, then connected with problems in This research. Research results show that the authority of the Vice President is not set explicitly in the legislation. Authority of the Vice President are only found by analyzing the legislation. ' Where there are 3 Vice Presidential Authority: the authority of the Vice President as the representative of the President, the powers of the Vice President As President, the Maid Authority of the Vice President as successor to the President whereas the implementation authority Vice President subject to the authority of the source.  Source  from authority of the attribution of the implementation authority Vice President gained the authority directly by the 1945 Constitution and its implementation without going through intermediaries. For the delegation of authority then the implementation authority in advance must there is a delegation of authority that has the force of law so that the execution of the authority of the Vice-president can be strengthened by positive law in order to set up and defend it

    Multimodality: Menafsir Verbal, Membaca Gambar,dan Memahami Teks

    Get PDF
    This article was especially to serve two main purposes; firstly, it introduces and elaborates multimodality as a ‘ procedure of analysis\u27 to use to analyze texts which use more than one semiotic mode, particularly those that use verbal and images at the same time. Secondly, this article both explicates technical steps of the procedure that can be used to analyze given texts, and provides an example of the application of the steps. Hence, though implicitly, the article explores the strengths to gain from the application of the procedure. The article supports the argument offered, among others, by Kress and van Leeuwen (2006), and Machin and Myer (2012), who argue that messages sent in a text using two different semiotic modes at the same time, verbal and visual, should be analyzed by a tool of analysis that combines the analysis of verbal and visual such as Systemic Functional Linguistics (SFL) for the analysis of verbal, and Reading Images for the analysis of the images. These, work together to unearth the messages to allow us better interpretation and understanding of the messages. The relations between verbal-visual are also discussed in this articl

    Perencanaan Pengembangan Wisata Alam dan Pendidikan Lingkungan (Studi di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cikampek)

    Full text link
    KHDTK Cikampek merupakan kawasan hutan yang difungsikan untuk tempat penelitian dan pengembangan kehutanan. Dalam perkembangannya, kawasan ini juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata bagi masyarakat sekitar. Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan (Pusprohut), sebagai pengelola kawasan merespon dinamika perkembangan yang terjadi dengan mewacanakan pengembangan wisata alam dan pendidikan lingkungan. Pengembangan kawasan dilakukan agar kegiatan wisata dapat dikelola sekaligus dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) menganalisis proses perencanaan pengembangan kawasan, 2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses perencanaan, 3) aktor yang terlibat dalam proses perencanaan pengembangan wisata alam dan pendidikan lingkungan di KHDTK Cikampek. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Perencanaan pengembangan wisata alam dan pendidikan lingkungan di KHDTK Cikampek melalui tahapan 1) Penyiapan Kondisi Pemungkin, 2) Kajian Studi Pengembangan Potensi dan Program Wisata, serta Kajian Feasibility Pengusahaan Wisata, 3) Penyiapan Sumberdaya Manusia, 4) Penguatan Kelembagaan, 5) Penyiapan infrastruktur dan fasilitas, 6) Penyusunan Program, 7) Sosialisasi, 8) Pelaksanaan dan Implementasi Kegiatan, 9) Monitoring dan Evaluasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perencanaan pengembangan kawasan adalah faktor sumberdaya manusia, faktor lingkungan, faktor kebijakan, serta faktor dana dan anggaran. Pihak yang terlibat dalam pengembangan kawasan adalah Pemerintah, akademisi dan masyarakat. Pemerintah adalah Pusprohut sebagai pengelola, Disbudpar, akademisi tim pengkaji dari universitas, serta masyarakat sekitar kawasan. Pemerintah memiliki peran yang penting khususnya di bidang pembuatan kebijakan, akademisi menjadi konsultan pembantu dan masyarakat dapat memberikan masukan, saran serta pemikiran dalam proses perencanaan melalui diskusi atau pertemuan

    Evaluasi Penyediaan Layanan Kesehatan di Daerah Pemekaran dengan Metode CIPP (Studi pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Tidung)

    Full text link
    Pemerintah Kabupaten Tana Tidung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2007 Tanggal 10 Agustus 2007 tentang pembentukan Kabupaten Tana Tidung di Provinsi Kalimantan Timur. Tujuan utama dalam pemekaran Kabupaten Tana Tidung adalah untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat dan pemerataan pembangunan. Sejak dimekarkan dan IPM Kabupaten Tana Tidung mulai dihitung, status kinerja pembangunan manusia di Kabupaten Tana Tidung relatif masih rendah, khususnya pada komponen kesehatan. Hal tersebut menunjukkan belum maksimalnya tingkat pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini untuk mempermudah menganalisis evaluasi penyediaan layanan publik bidang kesehatan, peneliti menggunakan model CIPP. Dimana setelah dilakukan evaluasi dengan model CIPP, peneliti dapat menyimpulkan bahwa tingkat pelayanan kesehatan masih belum maksimal. Sehingga, saran yang dapat diberikan adalah Pemerintah Kabupaten Tana Tidung perlu untuk memperbaiki fasilitas kesehatan yang ada dan meningkatkan tenaga kesehatan yang memenuhi standar baik dari segi kualitas mapun kuantita

    Explorasi ”Rumah Tinggal Islami” Di Kota Pekanbaru

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Rumah Tinggal yang didasarkan kepada Konsep yang “Islami” di 52 Real Estate di Kota Pekanbaru, baik hal itu dilakukan secara “terselubung” maupun secara “vulgar terbuka” dalam mempromosikan Hunian Rumah Tinggal menggunakan Konsep Islami. Realita yang terjadi pada masyarakat muslim sering terperdaya dengan kemasan yang menggunakan promosi tersebut, padahal itu hanya sekedar “trik” untuk menarik minat konsumen untuk membeli Rumah Tinggal tersebut. Dalam upaya mengexplorasi dilakukan beberapa proses,yaitu: proses pendataan kondisi awal (existing) dan selanjutnya menelusuri pengetrapkan konsep rumah tinggal Islami dalam tiga kategori: Rumah Tinggal Tipe Tunggal, Tipe Kopel dan Tipe Deret. Untuk memperoleh data primer, diadakan evaluasi berdasarkan parameter yang disusun dari berbagai sumber data sekunder: Kitab Suci Al-Qurannul Karim, Haditst, Ijtihad/hasil filsafat para pemikir Islam dan pendapat para pakar. Melalui 33 (tiga puluh tiga) butir parameter/kriteria ini baru dapat ditetapkan katagori Rumah Tinggal tersebut. Kedudukan studi yang dilakukan merupakan studi pendekatan gabungan metode survey lapangan dan penelusuran literatur/brosur-brosur pengembang yang dimiliki peneliti dengan menggunakan metode analisa kwalitatif, yang terkait dengan Konsep Rumah Tinggal Islami. Dari kajian menyeluruh terhadap Rumah Tinggal Islami tersebut dapat dijadikan panduan bagi kaum muslimin yang membangun rumahnya di lingkungan Real Estate masing-masing

    Permukiman Kawasan Tepian Sungai Siak Kota Pekanbaru Ditinjau Dari Aspek Ekologi

    Full text link
    Karakteristik Geografis Indonesia bercirikan suatu wilayah dua pertiga bagian perairan yang menjadikan titik awal permukiman kawasan garis pantai, tepian sungai atau seputar danau. Hal ini penting karena keberadaan permukiman ditentukan oleh bentang sistem ekologisnya, apakah berupa ekosistem pantai, sungai atau hutan bahkan pengelolaan kawasan permukiman menentukan keseimbangan ekosistem alaminya.Pengamatan permukiman tepian sungai Siak kota Pekanbaru dengan ciri demografinya, keanekaragaman fungsi lahan dan struktur pola morfologi bangunannya, sehingga hal ini menimbulkan benturan kepentingan pada degradasi bangunan, lingkungan dan prasarananya. Kesenjangan pengawasan pemerintah, ketidaklayakan sarana prasarana, rendahnya kontrol sanitasi, koordinasi dan penempatan bangunan umum/kepentingan pribadi semakin menambah keterpurukan lingkungan. Berdasarkan kajian teoritis, terdapat dua kontradiksi faktual, yaitu: Komponen areal pesisir perairan, daratan, vegetasi, bangunan dan infrastrukturnya; Pola pengaturan bangunan menyediakan jalur sirkulasi dan pemunduran posisi bangunan terhadap garis tepi air. Hal ini bertujuan sebagai akses eksistensi vegetasi dan garis tepi tanah. Mengamati fenomena tersebut, dapat dikenali tiga karakteristik pemukiman, yaitu: Adanya abrasi, korosi, instrusi, polusi yang diidentifikasi sebagai degradasi lingkungan abiotik; Kekumuhan bangunan memperburuk kualitas lingkungan; Adanya pergeseran fungsi vegetasi alami, pendangkalan dan kepadatan bangunan. Tujuan penelitian mengangkat gambaran faktual tentang kondisi permasalahan kawasan tersebut pada skala tertentu ditinjau dari aspek ekologi

    Model Pengembangan Ekonomi Pariwisata

    Get PDF
    This paper reviews previous models of economic development of tourism using models such as pentahelix which generally focus more on how synergy and synchronization of government, academic, business, media, and tourism institutional actors, as well as the Tourism Satellite Account which methodologically measures only the end result tourism, while the power of the sector of economic potential and the transition of natural resource-based economic potential into a tourism-based economy has not been taken into account. Therefore such a perspective reflects only a narrative, but there is no model that mathematically explains the effect of the shift of the leading economic sector to GDP. Economic sustainability is a useful and useful purpose for human survival, therefore the model of economic development of tourism in the economic development of this society can complement the previous models, theoretically described the concept of economic development of tourism, model, measurement, program and indicators of development success tourism economy. Keywords: economic power of tourism, excellence sector and measurement of tourism econom

    Penentuan Error Dalam Peramalan Jumlah Korban Demam Berdarah Dengue Menggunakan Metode Neural Network (Kasus : Rumah Sakit Charitas Palembang)

    Get PDF
    Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a type of disease that was ranked first in ASEAN and ranked second in the world. The number of victims of dengue in RS Charitas Palembang tend to increase in certain months and erratic every month. In addition, dengue casualty data is not used as an evaluation to reduce the number of victims. It became the basis for forecasting the number of victims of dengue in the next year. Research to predict the number of victims of dengue have been done with various techniques of artificial intelligence. Research conducted now use data RS Charitas Palembang patterned time series over the last 10 years by using Neural Network. The results obtained are patterns victim DBD significant start in December and then reach the peak in January, accompanied by figures forecast in each month of the following year. Furthermore, the calculation error using Neural Network obtained using the input layer 12, hidden neuron 28, and the output layer 1 and the error obtained 12.59%

    Analisis Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (Haccp) Pada Pengolahan Makanan Di Mainkitchen Hyatt Regency YOGYAKARTA

    Full text link
    This study aimed to analyze the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) in food processing in the Hyatt Regency Yogyakarta main kitchen as an effort to ensure food security. The design of this study is qualitative research conducted at the Hyatt Regency Yogyakarta in May 2017. Data collection uses in-depth interviews, observations, and document studies. From the results of interviews and observations it is known that the determination of hazard identification is in accordance with HACCP provisions, the determination of critical control points (CCP) has been focused on activities that are considered critical can cause danger, have set critical limits at each critical control point established, monitoring implementation has been focused at each critical control point and monitored by the Hygiene Officer 2 (two) times per day, has established corrective actions for each critical control point that is not able to reach the critical limit, verification actions have been carried out and have been scheduled, HACCP design documentation activities and other documents have been do. The results of this study are that the application of the principles of HACCP in food processing in main kitchen has been well implemented in accordance with the standards so that it can be said that the processing of food in the Hyatt Regency Yogyakarta main kitchen has guaranteed food security for guests. Keyword: HACCP, food security, food processing, playing kitchen
    corecore