1,140 research outputs found

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) PADA MAHASISWA DI KOTAMOBAGU

    Get PDF
    Di Indonesia proporsi aktivitas fisik hanya mengalami kenaikan sebesar 7,4% dari 26,1% menjadi 33,5%. Sosialiasasi dua kegiatan utama GERMAS yaitu aktivitas fisik dan konsumsi buah dan sayur harus terus digalakkan untuk mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan mengubah perilaku negatif menjadi positif. Perlu suatu terobosan yang melibatkan masyarakat didalam suatu program dengan tujuan memandirikan masyarakat untuk berperilaku sehat. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan perilaku positif mahasiswa Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu melalui kegiatan GERMAS. Metode yang digunakan berupa penyuluhan dengan melibatkan 65 mahasiswa dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi yang menekankan pada dua pesan pokok GERMAS yaitu aktivitas fisik dan pembiasaan konsumsi buah san sayur. Selain itu, kegiatan ini juga mengajak mahasiswa untuk melakukan senam sehat bersama dan makan buah secara serentak. Hasil kegiatan ini adalah perubahan pengetahuan dan perilaku peserta tentang GERMAS yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pre-test dan pos-test, dengan serta kemauan mahasiswa untuk melakukan senam bersama dan ikut gerakan konsumsi buah secara serentak. Melalui kegiatan senam sehat bersama dan makan buah serentak menempatkan mahasiswa menjadi bagian dari program GERMAS sehingga ini akan menguatkan upaya promotif dan preventif melalui program GERMAS. Sebagai kesimpulan kegiatan gerakan senam sehat bersama, gerakan makan buah serentak (GERTAK) yang digalakkan terbukti efektif meningkatkan perilaku positif mahasiswa. Pemberdayaan melalui kegiatan GERMAS telah meningkatkan kesadaran dan kemampuan mahasiswa untuk berperilaku hidup sehat. Saran dari kegiatan ini adalah keberlanjutan program yang telah digalakkan untuk mahasiswa rutin melakukan gerakan senam sehat bersama dan rajin mengkonsumsi buah dan sayur. Kata Kunci: GERMAS; senam sehat; makan buah; pemberdayaan; mahasisw

    Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu Dengan Ketepatan Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas Kotobangon

    Get PDF
    Based on data from the World Health Organization, in 2018 there were around 20 million children in the world who did not get complete immunizations. Data on the coverage of Indonesia measles follow-up immunization in 2018 was 67,14% and the proportion of measles cases based on Indonesian vaccinations in 2018 was 18,97%. The incidence of measles is related to the success of the measles immunization program, if the immunization coverage reaches 90% it can contribute to reducing morbidity and mortality by 80-90%. The mother desire to immunize her child is closely related to the mother's awareness of her child's health. The purpose of this study was to analyze the relationship between knowledge and mother occupation with the accuracy of giving measles immunization at the Public Health Center Kotobangon. The type of research used is analytic observational with a cross sectional study design. The sample in this study was 43 respondents, which was obtained by total sampling technique. Data were collected using a questionnaire and analyzed by univariate and bivariate with chi square test. The results showed that there was a relationship between the mother level of knowledge (p=0,000) and mother occupation (p=0,011) with the accuracy of measles immunization at the Public Health Center Kotobangon. Good knowledge and employment status can influence mothers in bringing their babies to be immunized against measles. It is recommended for health workers to actively carry out education to increase maternal knowledge and organize immunization awareness programs

    Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Siswa Tentang Bahaya Merokok di SMAN 1 Kotamobagu

    Get PDF
    Perilaku merokok sudah mulai banyak dilakukan oleh usia remaja (10-18 tahun). Prevalensi merokok pada remaja di Indonesia sebesar 9,1%. Di Sulawesi Utara prevalensi merokok sebesar 29,64%, angka ini masih diatas rata-rata nasional. Untuk menekan angka prevalensi merokok yang cukup tinggi diperlukan penyuluhan kesehatan yang lebih efektif tentang bahaya merokok pada usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap perubahan pengetahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok di SMAN 1 Kotamobagu. Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design dengan rancangan penelitian one group pretest-post test design.  Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan pengatahuan dan sikap siswa tentang bahaya merokok di SMAN 1 Kotamobagu, diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) dengan perbedaan rata-rata skor (mean) pengetahuan responden pada saat pre-test dan post-test sebesar 9,88 dan diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) dengan perbedaan rata-rata skor (mean) sikap responden pada saat pre-test dan post-test sebesar 32,31. Disarankan kepada dinas kesehatan Kotamobagu untuk mengembangkan penyuluhan dan memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan tentang model pembelajaran inkuiri

    PENINGKATAN KESADARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK JALANAN DI DESA MUNTOI TIMUR

    Get PDF
    Masalah anak jalanan merupakan salah satu masalah yang cukup serius dewasa ini. Anak jalanan menjadi rawan untuk menderita masalah kesehatan karena aktivitas yang mereka lakukan. Perilaku hidup bersih dan sehat anak jalanan yang mulai terabaikan, akan menimbulkan masalah kesehatan seperti diare, demam berdarah dengue, kolera dan cacingan. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat pada anak jalanan di Desa Muntoi Timur. Metode yang digunakan adalah ceramah interaktif, tanya jawab, booklet, dan lomba. Hasil penyuluhan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan peserta tentang perilaku hidup bersih dan sehat meliputi kebersihan kulit (11,5), kebersihan tangan dan kuku (7), dan kebersihan gigi dan mulut (12,9). Peningkatan kesadaran anak jalanan tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dapat diwujudkan dengan menggunakan edukasi yang tepat

    Hubungan Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Plumbon

    Get PDF
    Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun terutama di negara yang sedang berkembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jenis lantai rumah dan jenis dinding rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Plumbon. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 43 responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Acidental Sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara langsung kepada responden dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 62,8% responden yang mempunyai balita menderita pneumonia, 44,2% responden yang memiliki jenis lantai rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan terdapat 51,2% resespon yang memiliki jenis dinding rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hasil uji statistik diperoleh ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian pneumonia pada balita (p = 0,010 < 0,05) dan ada hubungan antara jenis dinding rumah dengan kejadian pneumonia pada balita (p = 0,008 < 0,05) di wilayah kerja Puskesmas Plumbon. Kesimpulan dari dua variabel ada hubungan antara jenis lantai rumah dan jenis dinding rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Plumbon.Kata Kunci: Lantai, Dinding, Pneumonia, Balit

    Desain dan Analisa Bidirectional Inverter untuk Menggerakkan Motor Induksi Tiga Fasa dengan Sumber Baterai 48 V

    Full text link
    The supply of fossil energy is already at a critical time. Renewable energy such as sunlight and others are expected to cope with the energy crisis. The existing renewable still in the form of direct voltage. In automobile applications stored in the battery, which is used as the energy of the induction motor. So that a bidirectional inverter is needed to convert that directional voltage to rotate the induction motor. This research purposes to design and analyze bidirectional inverter to supply three phase Induction motor 380 V with 48 V Battery as the source. In Inverter mode, motor is supplied by battery, after the voltage is increased by the transformer. While it charge the battery through motor rotation in rectifier mode, after the voltage is decreased by the transformer. The design simulation is done by matlab simulink. It shows the performance able to achieve tehe minimum requirement of design specificatio

    Pencegahan Penyakit Tidak Menular Melalui Edukasi Cerdik Pada Masyarakat Desa Moyag Kotamobagu

    Get PDF
    Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia. World Health Organization melaporkan bahwa 40 juta penduduk di dunia menderita penyakit tidak menular tahun 2016. Penyakit tidak menular telah berkontribusi pada 73% kematian di Indonesia dimana 26% terjadi pada usia dewasa. Kasus penyakit tidak menular di Sulawesi Utara masih menunjukkan masalah yang cukup serius. Prevalensi Hipertensi sebesar 13,2%, stroke sebesar angka 13%, prevalensi diabetes mellitus sebesar 5,3%. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit tidak menular di Desa. Matode yang digunakan adalah ceramah interaktif secara door to door dengan menggunakan media leaflet. Jumlah peserta pada kegiatan ini adalah 28 orang yang masuk kelompok rentan penyakit tidak menular. Hasil penyuluhan menunjukkan ada peningkatan pengetahuan tentang pencegahan penyakit tidak menular dengan perbedaan rata-rata skor pengetahuan pada saat pre-test dan post-test adalah 4,71. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit menular dapat terwujudkan dengan menggunakan edukasi yang tepat dan metode yang kreatif.Non-communicable diseases are the leading causes of death in the world. The World Health Organization reports that 40 million people in the world suffer from non-communicable diseases in 2016. Non-communicable diseases have contributed to 73% of deaths in Indonesia where 26% occurred in adulthood. Non-communicable disease cases in North Sulawesi still represent a serious problem. The prevalence of hypertension was 13,2%, stroke was 13%, the prevalence of diabetes mellitus was 5,3%. The purpose of this service is to increase public knowledge about the prevention of non-communicable diseases in the village. The method used was a door-to-door interactive lecture using leaflet media. The number of participants in this activity was 28 people who were vulnerable to non-communicable diseases. The results showed that there was an increase in knowledge about the prevention of non-communicable diseases with the average difference in the pre-test and post-test knowledge scores of 4.71. Increasing public knowledge about efforts to prevent infectious diseases can be realized by using appropriate education and creative methods
    corecore