6 research outputs found

    ISOLASI SENYAWA ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETIL ASETAT JAMUR Cochliobolus geniculatus (HF12) YANG BERSIMBIOSIS PADA SPON LAUT Haliclona fascigera

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian mengenai isolasi senyawa antibakteri dari isolat jamur Cochliobolus geniculatus simbion spon laut Haliclona fascigera dan uji aktivitas terhadap bakteri patogen, Staphylococcus aureus dan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) telah dilaksanakan di Laboratorium Biota Sumatera Universitas Andalas. Isolat jamur ditumbuhkan pada media Sabouraud Dextrose Agar yang kemudian dikultivasi dalam media beras selama 30 hari. Kemudian diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dan ekstak kental di-defatting menggunakan pelarut metanol dan n-heksan. Metabolit sekunder yang terdapat dalam fraksi semi-polar dipisahkan menggunakan metode kolom kromatografi dengan fasa diam sepadek LH-20 dan silika gel 60. Fasa gerak dielusi dengan menggunakan metode isokratik dan Step Gradient Polarity (SGP). Berdasarkan hasil kolom kromatografi, didapatkan 3 senyawa murni yaitu senyawa RA.1, RA.2 dan RA.3. Senyawa RA.1 berupa minyak kekuninganan (24,7 mg), positif terhadap uji steroid (Liebermann-Burchard) dengan nilai Rf 0,88 menggunakan eluen metanol: etil asetat: n-heksan (0,5; 3,5; 1). Senyawa RA.2 berupa minyak jingga-kemerahan (10,4 mg), positif terhadap uji terpenoid (Liebermann-Burchard) dengan nilai Rf 0,86 menggunakan eluen metanol: etil asetat: n-heksan (0,5; 3,5; 1). Senyawa RA. 1 dan RA.2 mudah larut dalam pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Senyawa RA.3 berupa kristal tidak berwarna (121,4 mg), positif terhadap uji fenolik (FeCl3) dengan nilai Rf 0,67 menggunakan eluen metanol: etil asetat: n-heksan (0,5; 3,5; 1). Senyawa RA.3 mudah larut dalam pelarut etil asetat dan metanol. Selanjutnya dilakukan karakterisasi terhadap senyawa RA.1-3 dengan metode spektroskopi UV-Vis, IR, HPLC dan diuji aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan MRSA, diperoleh nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) berturut-turut 500; 62,5; 125 µg/cakram

    Sosialisasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga untuk Pencegahan Paparan Covid-19 di Desa Cabeyan, Sukoharjo, Jawa Tengah

    Get PDF
    Peningkatan imun tubuh merupakan salah satu himbauan pemerintah untuk pencegahan penyakit semenjak terjadi pandemi virus Covid-19 yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan sosialisasi pemanfaatan tanaman obat keluarga/empon-empon untuk pencegahan paparan Covid-19 di Desa Cabeyan, Bendosari, Sukoharjo dimana pemahaman warga terkait pencegahan penyakit masih kurang serta belum pernah ada edukasi kepada masyarakat terkait upaya untuk meningkatkan imunitas. Tahapan yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain penetapan lokasi sasaran, peninjauan dan observasi lokasi sasaran, perencanaan rancangan dan materi, pengorganisiasian perijinan kegiatan, apersepsi kegiatan, pelaksanaan kegiatan, pelaporan, evaluasi dan tindak lanjut. Penyampaian materi pemanfaatan tanaman obat keluarga menggunakan metode penyuluhan yang meliputi ceramah dan diskusi. Evaluasi menggunakan penilaian kuesioner pre dan post tes yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pada semua peserta mengenai materi manfaat obat tradisional, pengolahan bahan alam menjadi obat dan penggunaan bahan alam dengan aman

    OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN DAN TANAMAN EMPON-EMPON DI DESA CABEYAN, BENDOSARI, SUKOHARJO

    Get PDF
    Desa Cabeyan di Kecamatan Bendosari, Sukoharjo memiliki lahan pekarangan yang sebagian dimanfaatkan untuk budi daya berbagai tanaman sayur, buah, dan tanaman obat. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan, terutama untuk budi daya tanaman empon-empon dan pengolahan empon-empon. Sasaran yang dituju yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) desa Cabeyan, agar dapat meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu dengan edukasi kepada anggota KWT yang disampaikan secara lisan, dilanjutkan dengan praktek pembuatan produk dari empon-empon. Hasil analisis pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dari KWT terkait pemanfaatan lahan pekarangan untuk budi daya empon-empon, dari 61% menjadi 86%, dan peningkatan keterampilan dari KWT dalam mengolah empon-empon menjadi produk serbuk minuman instan.    

    Pelatihan Pengolahan Umbi Porang Menjadi Produk Jelly di Pekon Bumiayu, Kabupaten Pringsewu

    No full text
    ABSTRAK Umbi porang memiliki kadar glukomanan tinggi, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk yang bermanfaat dalam menjaga kolesterol. Namun, selama ini hasil pertanian umbi porang belum diolah dan langsung dijual ke pengepul dengan harga yang sangat murah. Masyarakat juga enggan memanfaatkannya karena kandungan kalsium oksalat yang ada di porang menyebabkan gatal dan iritasi pada kulit. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini dilakukan untuk memberikan penyuluhan manfaat porang bagi kesehatan, pelatihan pengolahan umbi porang menjadi pangan fungsional yaitu gummy jelly, jelly drink, dan jelly siap seduh, serta pendampingan digital marketing agar produk yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan baik dan luas. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah sebanyak 22 orang dari PKK Pekon Bumiayu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung. Setelah mengikuti kegiatan, 100% peserta memiliki peningkatan pengetahuan terkait cara pengolahan porang dan pembuatan produk. Kegiatan PkM ke Ibu-Ibu PKK Pekon Bumiayu, Kabupaten Pringsewu, telah dilaksanakan dengan baik dan diharapkan dapat dilaksanakan berkelanjutan. Ibu-Ibu PKK Pekon Bumiayu telah mengetahui manfaat kesehatan, cara pengolahan umbi porang, dan cara pembuatan produk jelly yang bermanfaat untuk membantu menurunkan kolesterol. Kata Kunci: Porang, Pengabdian Masyarakat, Anti Kolesterol, Kudapan, Jelly  ABSTRACT Porang tubers have the potential to be turned into products that are useful in maintaining cholesterol since they contain significant levels of glucomannan. The agricultural products of porang tubers, however, have not yet been processed and are instead being sold directly to collectors at extremely low costs. Additionally, because porang contains calcium oxalate, which irritates and itches the skin, people are hesitant to use it. In order to help the community, this service project is being carried out to provide information on the health benefits of porang, training on how to turn porang tubers into functional foods like gummy jelly, jelly drink, and ready-to-drink jelly, as well as assistance with digital marketing so that the products made can be sold. Twenty-two women from PKK of Pekon Bumiayu, Pringsewu Regency, Lampung Province, participated in the activity. After joining the activity, 100% of the participants had increased knowledge regarding how to process porang and make products. PkM activities for PKK Pekon Bumiayu women, Pringsewu Regency, have been successfully carried out and are anticipated to continue in a sustainable manner. The women of PKK Pekon Bumiayu are already aware of the advantages to health, how to prepare porang tubers, and how to make cholesterol-lowering jelly products. Keywords: Porang, Community Service, Anti-Cholesterol, Snacks, Jell
    corecore