497 research outputs found

    Strategi Akomodasi Kepentingan Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung di Provinsi Sulawesi Selatan

    Full text link
    Alih fungsi sebagian kawasan hutan di Kabupaten Maros sejak tahun 2004 menjadi kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) membawa konsekwensi terhadap aktivitas masyarakat dalam kawasan TN Babul yang telah berlangsung secara turun temurun. Keberadaaan masyarakat dengan segala aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kawasan TN Babul perlu mendapatkan perhatian dan dipertimbangkan untuk diakomodasi oleh pengelola kawasan TN Babul dengan tetap mempertimbangkan kondisi ekologi kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi akomodasi kepentingan masyarakat yang sesuai untuk kondisi kawasan TN Babul. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara dan pengisian kuesioner kepada sejumlah informan pakar, serta studi literatur. Data dianalisis menggunakan analytical hierarchy process (AHP). Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam mengakomodasi kepentingan masyarakat adalah tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan TN Babul. Berdasarkan faktor utama tersebut maka strategi akomodasi kepentingan masyarakat yang sesuai untuk kondisi TN Babul adalah dengan melakukan pengelolaan kolaborasi. Balai TN Babul sebagai motor penggerak pelaksanaan strategi tersebut harus mulai menjalin komunikasi dan koordinasi dengan berbagai stakeholder sebagai salah satu syarat terlaksananya strategi tersebut

    Axisymmetric stagnation-point flow over a stretching/shrinking plate with second-order velocity slip

    Get PDF
    AbstractThe axisymmetric stagnation point flow over a stretching/shrinking surface with second-order slip and temperature jump is studied numerically. The governing partial differential equations are transformed into ordinary (similarity) differential equations. These equations along with the corresponding boundary conditions are solved numerically using a boundary value problem solver bvp4c in Matlab software. It is observed that dual (first and second) solutions exist for the similarity equations. The effects of different parameters on the velocity and the temperature distributions as well as the skin friction coefficient and the Nusselt number are analyzed and discussed

    Kebijakan Penentuan Bentuk Insentif Pengembangan Hutan Rakyat di Wilayah Gunung Sawal, Ciamis dengan Metoda Ahp

    Full text link
    Kawasan hutan Gunung Sawal terbagi menjadi beberapa klasifikasi, diantaranya Suaka Margasatwa Gunung Sawal (SMGS) dikelola BKSDA Jawa Barat II, hutan produksi dikelola Perum Perhutani, dan hutan rakyat dimiliki masyarakat. Ketiganya merupakan satu kesatuan ekosistem, dan keberadaannya berpengaruh terhadap wilayah yang ada di sekitarnya. Namun hutan rakyat terus mengalami konversi lahan menjadi fungsi lainnya. Untuk mempertahankannya, diperlukan insentif. Tujuan penelitian menemukan faktor-faktor penyebab terjadinya Perubahan lahan di hutan rakyat serta bentuk insentif yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, pada bulan September - Oktober 2008. Data dikumpulkan dari responden petani dan informan kunci, dengan tehnik wawancara mendalam (indepth interview) dan metoda AHP (Analitical Hierarchy Process), selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Kondisi sosial ekonomi mempengaruhi keputusan petani dalam pengelolaan hutan rakyatnya. Dari 9 bentuk insentif yang terpilih selanjutnya berdasarkan preferensi informan kunci, terpilih 3 insentif yang memiliki nilai tertinggi yaitu Penyuluhan yang tepat dan berlanjut baik tentang aspek teknis maupun manajemen, ekonomi, sosial, budaya (0,167); Perda yang mendukung kemantapan tata guna lahan yang melindungi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat desa, (0,140); dan Regulasi yang dapat memberikan keadilan, yaitu peraturan pemerintah yang lebih berpihak kepada petani, misalnya pengaturan perizinan bertata niaga kayu yang berkaitan dengan jenis tanaman (0,126)

    Passively mode-locked laser using an entirely centred erbium-doped fiber

    Get PDF
    This paper describes the setup and experimental results for an entirely centred erbium-doped fiber laser with passively mode-locked output. The gain medium of the ring laser cavity configuration comprises a 3 m length of two-core optical fiber, wherein an undoped outer core region of 9.38 μm diameter surrounds a 4.00 μm diameter central core region doped with erbium ions at 400 ppm concentration. The generated stable soliton mode-locking output has a central wavelength of 1533 nm and pulses that yield an average output power of 0.33 mW with a pulse energy of 31.8 pJ. The pulse duration is 0.7 ps and the measured output repetition rate of 10.37 MHz corresponds to a 96.4 ns pulse spacing in the pulse train

    Model Dan Teknik Kalibrasi Citra Untuk Sistem Autonomous Robot

    Full text link
    Kalibrasi kamera dan pengolahan citra adalah faktor yang paling penting dalam computer vision. Beberapa teknik yang diterapkan dalam proses kalibrasi diantaranya adalah teknik linier, teknik non linier dan teknik dengan dua tahap. Teknik-teknik kalibrasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk implementasi autonomous robotic khususnya dalam robotic soccer. Proses kalibrasi menjadikan faktor penentu keberhasilan dalam permainan robotic soccer. Saat ini tim yang berhasil melakukan kalibrasi kamera dengan baik adalah tim yang akanmampu memenangkan pertandingan

    Migrasi dan Kondisi Sosial Ekonomi Suku Sunda di Desa Neglasari Lampung Utara

    Get PDF
    The purpose of the research was to find out pusher factor, puller factor and social economic condition of Sundanese in Neglasari village. The sample of research was the entire family head of Sundanese migrant. In collecting data, the instrument used was observation, interview, and documentation. Data analysis used was presentation analysis and scoring. The results showed that : (1) The desire to improve standard living was a pusher factor (2) The difficulty of getting job in place of origin was the pusher factor (3) The opportunity of getting job in destination area was the puller factor (4) The success of friend or family in destination area was migrant moved (5) The job (100%) worked as farmer (6) The family head of migrant had more than two children. (7) The family income still relatively low. (8) The family head migrant had valued goods in medium criteria.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong, faktor penarik dan kondisi sosial ekonomi Suku Sunda di Desa Neglasari.Sampel penelitian ini seluruh kepala keluarga migran Suku Sunda.Pengambilan data menggunakan teknikteknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi.Analisis data menggunakan teknik analisis persentase dan scoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup merupakan faktor pendorong .(2) Sulitnya mendapatkan pekerjaan di daerah asal merupakan faktor pendorong (3) Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di daerah tujuan merupakan faktor penarik (4) Keberhasilan teman atau kerabat di daerah tujuan merupakan faktor penarik (5) Pekerjaan seluruhnya (100%) bekerja sebagai petani. (6) Kepala keluarga migran memiliki anak lebih dari dua anak. (7) Pendapatan kepala keluarga migran masih tergolong rendah. (8) Kepala keluarga migran memiliki barang-barang berharga dengan kriteria sedang
    corecore