7 research outputs found

    Webinar Penguatan Model Pembelajaran Inovatif Untuk Menunjang Pembelajaran Daring Pada MGMP Ekonomi Kabupaten Kebumen

    Get PDF
    Guru memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Namun, pada kondisi pandemi masih banyak guru kesulitan dalam mendesain model pembelajaran. Ditinjau dari permasalahan tersebut, maka kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk agar para guru yang tergabung di MGMP Ekonomi Kabupaten Kebumen memiliki kompetensi guru dalam pengembangan inovasi pembelajaran melalui penguatan model pembelajaran inovatif guna meningkatkan kualitas pembelajaran, serta memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran sekolah. Pada masa pembelajaran daring guru dituntut untuk tetap bisa mengelola kelas dengan baik melalui penerapan model-model pembelajatan inovatif yang sesuai dengan kondisi peserta didik. Metode yang digunakan dalam pengabdian kepada masyarakat ini berbentuk ceramah, diskusi, dan praktik tentang penerapan model pembelajaran inovatif dengan mitra guru-guru yang tergabung dalam  MGMP ekonomi di Kabupaten Kebumen. Materi yang disampaikan meliputi definisi model pembelajaran, jenis-jenis model pembelajaran, pengenalan e-modul sebagai media pembelajaran digital, serta  implementasi e-book sebagai media pembelajaran. Hasil dari kegiatan pengabdian didapatkan para guru dapat memahami, merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif pada kegiatan belajar mengajar

    PEMBERDAYAAN KADER ‘AISYIYAH MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN MPASI FISH-KUIT SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING BAGI ANAK

    Get PDF
    Abstrak: Kasus penderita stunting Di Kabupaten Pacitan sangat tinggi. Pada tahun 2022 sejumlah 10.375 anak berpotensi mengalami stunting yang diakibatkan genetik dan ekonomi, serta kurangnya asupan nutrisi serta gizi (salah satunya dengan pemberian MPASI). Pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan softskill dan hardskill mitra dalam bidang pengelolaan MPASI Fishkuit dan pemasaran produk. Metode pendampingan yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR), yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2023 dengan jumlah peserta 30 orang di GDM Kabupaten Pacitan. Evaluasi dilakukan melalui test tertulis. Hasil yang telah dicapai dalam pengabdian adalah: (1) Pemahaman peserta tentang bahaya dan solusi atas stunting meningkat menjadi 83%; (2) wawasan pengolahan makanan MPASI bertambah; dan (3) pengetahuan pengemasan produk, pengurusan label produk halal dan manajemen pemasaran meningkat menjadi 71%.Abstract: Cases of stunting sufferers in Pacitan Regency are very high. In 2022, a total of 10,375 children have the potential to experience stunting due to genetics and the economy, as well as a lack of nutritional intake (one of which is by providing complementary foods). This assistance aims to improve the soft skills and hard skills of partners in the field of MPASI Fishquit management and product marketing. The mentoring method used was participatory action research (PAR), which was held on January 27, 2023, with a total of 30 participants at GDM Pacitan Regency. The evaluation technique using written test. The results that have been achieved in community service are: (1) participants' understanding of the dangers and solutions to stunting increased to 83%; (2) knowledge of complementary food processing has increased; and (3) knowledge of product packaging, handling halal product labels, and marketing management increased to 71%

    AKSI KOMPETENSI BERSAMA DI PANTI ASUHAN MISI NUSANTARA SURAKARTA

    Get PDF
    Permasalahan sosial yang banyak terjadi di masyarakat adalah kaum marjinal yang terpinggirkan seperti anak terlantar, anak jalanan, pengemis, dan sebagainya. Salah satu upaya mengatasi masalah kaum marjinal yaitu dengan didirikan lembaga sosial berupa panti asuhan anak. Sejak masa pandemi, anak di Panti Asuhan Misi Nusantara Surakarta jarang mendapat layanan kesehatan dan ada keterbatasan ruang gerak anak-anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk membantu panti asuhan dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan penghuni dan pengelola Panti Asuhan Misi Nusantara di Surakarta. Metoda pelaksanaan berupa pemeriksaan tumbuh kembang anak, Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat, pemeriksaan Status Gizi Anak, penyuluhan cara menyikat gigi yang benar, pemeriksaan kesehatan pengelola panti asuhan serta pelatihan penanggulangan bencana. Hasil pemeriksaan Kesehatan pada penghuni dan pengelola panti didapatkan sebagian besar (52,6%) penghuni panti berjenis kelamin laki-laki, hampir setengahnya berusia rata-rata 21-60 tahun, Sebagian besar (68,4%) tekanan darah <140/90 mmHg, Sebagian besar (73,1%) berstatus gizi normal, hampir seluruhnya (94,4%) glukosa darah <126 m/dL dan asam urat <8 mg/dL. Secara umum keadaan warga panti asuhan dalam keadaan baik Social problems that often occur in society are abandoned children, street children, beggars, disabled people, neglected elderly, poor families, families with social problems, and so on. Children and poor people should have their human rights fulfilled by the State of Indonesia. However, in reality there are many children whose needs are not met, such as parents who are unable to provide for the child's needs or the child does not have parents. One effort to overcome this is to establish social institutions in the form of orphanages. Since the pandemic, children at the Mission Nusantara Surakarta Orphanage rarely receive health services and there is limited space for children to move. The purpose of this community service is to assist the orphanage in monitoring the growth and development of residents and managers of the Mission Nusantara Orphanage in Surakarta. The implementation method is in the form of examinations on child growth and development, Counseling on Clean and Healthy Living, checking on the Nutritional Status of Children, counseling on how to brush their teeth properly, health checks for orphanage managers and training on disaster management. 6%) of the residents of the orphanage are male, almost half of them are aged 21-60 years, most (68.4%) have blood pressure < 140/90 mmHg, most (73.1%) have normal nutritional status, almost all (94.4%) blood glucose < 126 m/dL and uric acid > 8 mg/dl. Similar activities are needed to see general body health and must be monitored periodically, so that the residents of the orphanage can find out their health status, especially now that they are still in a pandemic condition Covid-1

    Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas Kabupaten Magetan Tahun 2012 (Studi pada Bidan yang Mengikuti Pelatihan SDIDTK)

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ABSTRAK Astuti Setiyani Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan dalam Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Puskesmas Kabupaten Magetan Tahun 2012 (Studi pada Bidan yang Mengikuti Pelatihan SDIDTK) xv + 127 halaman + 24 tabel + 2 gambar Program SDIDTK yang bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, melibatkan bidan sebagai pelaksana program. Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan telah melatih SDIDTK pada sebagian bidan di puskesmas, tetapi cakupan dari tahun ke tahun belum mencapai target. Bidan yang dilatih belum semua melaksanakan program sesuai ketentuan. Tujuan penelitian adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja bidan dalam pelaksanaan SDIDTK di puskesmas. Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan waktu Cross Sectional. Cara pengambilan data dengan angket menggunakan kuesioner terstruktur untuk variabel bebas yaitu persepsi pelatihan, beban kerja, supervisi dan penghargaan dan observasi untuk mengukur kinerja bidan. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan total populasi meliputi 40 bidan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK. Analisis dilakukan dengan uji analitik regresi logistik untuk mengetahui pengaruh terhadap kinerja bidan. Hasil penelitian menunjukkan persepsi pelatihan, beban kerja, supervisi dan penghargaan secara umum baik, tetapi kinerja bidan masih kurang dalam hal pengukuran lingkar kepala, penggunaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME), Checlist for Autism in Toddler (CHAT). Pada pelatihan metode ceramah kurang tepat. Pada beban kerja didapatkan pembagian tugas belum merata. Supervisi belum dilakukan berkala dan belum terencana serta kepala puskesmas kurang memberi perhatian. Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah persepsi pelatihan (p value = 0,0001), persepsi supervisi (p value =0,001) dan persepsi penghargaan (p value = 0,0001). Faktor yang berpengaruh bersama-sama terhadap kinerja bidan adalah persepsi pelatihan (p value = 0,004) dan persepsi supervisi (p value=0,007). Disarankan pada pelatihan perlu ditingkatkan persepsi pengukuran lingkar kepala, penggunaan KPSP, KMME ,CHAT serta metode ceramah dikurangi ditingkatkan (simulasi, bermain peran dan praktik). Ditinjau dari beban kerja perlu ditambah bidan yang dilatih, pembagian tugas merata. Ditinjau dari supervisi sebaiknya dilakukan berkala dan terencana serta kepala puskesmas memberikan perhatian dalam pelaksanaan SDIDTK. Kata Kunci : Kinerja bidan, Program SDIDTK, Bidan Puskesmas, Tumbuh Kembang Anak Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2012 ABSTRACT Astuti Setiyani Analysis on Factors Affecting the Performance of Midwives in the Implementation of Stimulation, Detection and Early Intervention on Child Growth and Development Program at Primary Healthcare Center in Magetan, 2012 (Study on Trained Midwives) xv + 127 pages + 24 tables + 2 figures Program of SDIDTK with objective to monitor child growth and development involved midwives as program executors. Magetan district health office had trained some of midwives in the primary healthcare centers on SDIDTK; however program coverage had not reached the target. Not all trained midwives implemented the program according to the guidelines. Objective of the study was to analyze factors affecting work performance of midwives in the implementation of SDIDTK in the primary healthcare center. This was an analytic observational study with cross sectional approach. Data were collected through survey using structured questionnaire. Independent variables were training perception, workload, supervision, rewards, and observation to measure midwives work performance. Study population was 40 midwives who had attended in SDIDTK training, and all of them were included in the study (total population). Logistic regression analytical test was applied to know the influence of independent variables on the midwives work performance. Results of the study showed that training perception, workload, supervision and rewards were generally good. However, midwives work performance was still insufficient in the measurement of head circumference, usage of pre-screening development questionnaire (KPSP), a mental emotional problem questionnaire (KMME), a checklist for autism in toddler (CHAT). Lecture method was not an appropriate method for training. Job division was not evenly distributed. Supervision was not planned and done regularly; and lack of attention from the head of primary healthcare center. Factors affecting work performance of midwives were training perception (p: 0.0001), supervision perception (p: 0.001), and rewards perception (p: 0.0001). Factors that jointly influenced midwives work performance were training perception (p: 0.004) and supervision perception (p: 0.007). It is suggested to improve perception on head circumference measurement; utilization of KPSP, KMME, CHAT; to reduce the number of lecture method; to increase the number of simulation, role play and practice methods. More trained midwives are needed, and task has to be distributed evenly. Supervision should be planned and done routinely. The head of primary healthcare center is suggested to give attention on the implementation of SDIDTK. Key words : midwives work performance, SDIDTK program, primary healthcare center midwives, child growth and developmen

    EFEKTIFITAS KELAS DISKUSI ASI SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN PRAKTIK MENYUSUI

    No full text
    Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Magetan pada Tahun 2014 sebesar 66,9%. Puskesmas Ngariboyo memiliki cakupan ASI Eksklusif yang rendah yaitu 54,66%. Penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Kelas Diskusi ASI sebagai media promosi dalam meningkatkan praktik menyusui. Penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan rancangan non equivalent control group post test only design. Penelitian ini menggunakan perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu 20:20. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling. Variabel bebas adalah pelaksanaan Kelas Diskusi ASI, Variabel terikat adalah praktik menyusui. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar tilik. Analisa menggunakan uji Mann Whitney. Hasil didapatkan praktik menyusui lebih baik pada kelompok yang mendapatkan promosi melalui Kelas Diskusi ASI. Pemberian ASI saja lebih banyak dilakukan oleh kelompok yang mengikuti Kelas Diskusi ASI. Sub variabel pelekatan bayi dan langkah-langkah menyusui menunjukkan hasil yang sama pada kedua kelompok yaitu paling banyak tidak baik dalam pelaksanaannya. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai p = 0,006 < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok yang mengikuti Kelas Diskusi ASI dan tidak mengikuti. Simpulan dari penelitian ini Kelas Diskusi ASI dapat meningkatkan praktik menyusui pada ibu menyusui. Saran bahwa Kelas Diskusi ASI dapat diselenggarakan di tempat lain dengan memperhatikan intensitas dan waktu penyelenggaraan (tergantung tingkat kompleksitas/kesulitan perilaku yang akan dituju) serta melibatkan seluruh keluarga baik suami, maupun pengambil keputusan dalam keluarga (nenek atau keluarga perempuan)

    Pelatihan Evaluasi Online Berbasis Gamifikasi dengan Typeform dan Proprofs di SDN Sadagori I Cirebon

    No full text
    Pada sekolah mitra permasalahan yang terjadi adalah menurunnya partisipasi aktif siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan secara online. Sejauh ini aplikasi yang sering digunakan guru adalah google form. Namun, penggunaan aplikasi ini cenderung kurang menarik dan monoton. Oleh karena itu, tujuan kegiatan PKM ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dengan pelatihan pembuatan kuis online dengan Typeform dan Propofs. Metode yang digunakan dalam PKM ini adalah tanya jawab, ceramah, dan demonstrasi. PKM ini terdiri dari tiga tahap yaitu observasi, solusi permasalahan, dan evaluasi. Dari hasil kegiatan pengabdian, kemampuan guru dalam membuat kuis online typeform dan proprofs meningkat 100%. Guru pemula yang belum pernah menggunakan atau mengetahui aplikasi typeform dan proprofs dengan mudah membuat dan mempublish kuisnya di google classroom. Keterlibatan tutor dalam setiap kelompok sangat membantu guru dalam melakukan praktik membuat kuis menggunakan typeform dan proprofs. Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan dan berharap pelatihan ini akan berlanjut dengan topik-topik yang dibutuhkan oleh guru

    Hubungan antara fanatisme dengan perilaku komsumtif penggemar k-pop pada remaja di D.I. Yogyakarta

    Get PDF
    Latar belakang: Fanatisme dideskripsikan sebagai suatu bentuk „antusiasme‟ (enthusiasm) dan „kesetiaan‟ (devotion) yang berlebih atau ekstrem. „Enthusiasm‟ di sini mengimplikasikan tingkatan „keterlibatan‟ dan ketertarikan atau kepedulian terhadap objek fanatik, sementara, devotion‟ mengimplikasikan keterikatan emosi dan kecintaan, komitmen, serta dibarengi dengan adanya tingkah laku secara aktif. Loyalitas mengacu pada kesetiaan yang ditunjukkan penggemar terhadap kesukaannya terhadap grup music idola k-pop. Perilaku konsumtif telah melanda semua kalangan masyarakat, salah satunya ialah kaum remaja. Perilaku konsumtif yang diartikan sebagai tidakan memakai suatu produk secara tidak tuntas Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara fanatisme dengan perilaku konsumtif pada remaja pengemar k-pop di D.I.Yogyakarta. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Jumlah responden penelitian ini sebanyak 151 responden yang merupakan remaja yang berdomisisli di D.I Yogyakarta. Alat ukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu Fnatisme dan Perilaku Konsumtif. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian: Berdasarkan uji linearitas pada table diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan (Deviation From Linearity) >0,05 yang mana menunjukkan 038. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel yaitu vaariabel Fnatisme dan Perilaku Konsumtif memiliki hubungan yang linear. Berdasarkan Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai R Squared adalah 737 atau 73,7%. maka dapat dikatakan bahwa data tersebut linear. Hasil dari analisis yang telah dilakaukan menggunakan korelasi pada peelitian ini, didapatkan nilai signifikan tabel menunjukkan angka koefisien korelasi pearson sebesar 858 . Tanda ** artinya menunjukkan adanya korelasi yang signifikan pada taraf signifikansi 0,001 antar variabel fanatisme dan perilaku konsumtif. Berdasarkan kriteria yang terdapat diatas, hubungan kedua variabel signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Karena arah angka koefisien koerlasinya positif
    corecore