e-jurnal Politeknik Negeri Nusa Utara
Not a member yet
357 research outputs found
Sort by
PKMS PEMBERANTASAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU UNTUK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BERESIKO DI KECAMATAN MANGANITU
Tuberculosis (TBC) atau TB paru merupakan sejenis penyakit, infeksi yang diakibatkan Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini adalah bakteri yang sangat tahan asam sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengobatinya. Kecamatan Manganitu merupakan 1 (satu) Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang memiliki angka kejadian TB paru yang sangat tinggi. Penduduk dengan status pendidikan rendah cenderung memiliki masalah kesehatan terutama pencegahan TB Paru. Tujuan kegiatan PKMS ini adalah untuk mengurangi angka penderita penyakit TB paru, terciptanya perbaikan tata nilai masyarakat dari aspek kesehatan. PKMS dilaksanakan mulai akhir bulan Mei 2022 sampai dengan bulan November 2022 di wilayah Puskesmas Manganitu dengan 8 orang pasien. Metode pelaksanaan dibagi 3 tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil pelaksanaan ditahap persiapan adalah penyusunan program kerja, persiapan informasi, persiapan sarana prasarana dan koordinasi. Hasil PKMS ditahap pelaksanaan adalah pencarian pasien atau skrining, pemeriksaan sputum di laboratorium, pemberian obat OAT, evaluasi pengobatan setelah 2 bulan pemberian dan penyuluhan kesehatan serta pemberian makanan tinggi gizi. Hasil PKMS ditahap evaluasi adalah melakukan evaluasi secara formatif dan sumatif. Kesimpulan PKMS ini Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Stimulus ini berlangsung dengan baik karena kerjasama yang baik dengan pasien, petugas Puskesmas, dokter dan keluarga Pasien
Tuberculosis (TB) or pulmonary TB is a disease, an infection caused by Mycobacterium tuberculosis, this bacterium is a very acid-resistant bacteria that takes a long time to treat. Manganitu District is 1 (one) District in Sangihe Archipelago District which has a very high incidence of pulmonary TB. Residents with low educational status tend to have health problems, especially prevention of pulmonary tuberculosis. The aim of this PKMS activity is to reduce the number of people with pulmonary TB, to create improvements in community values from the health aspect. PKMS was carried out from the end of May 2022 to November 2022 in the Manganitu Health Center area with 8 patients. The implementation method is divided into 3 stages, namely the preparation stage, the implementation stage and the evaluation stage. The results of the implementation in the preparation stage are the preparation of work programs, preparation of information, preparation of infrastructure and coordination. The results of PKMS in the implementation phase are patient search or screening, sputum examination in the laboratory, administration of OAT drugs, evaluation of treatment after 2 months of administration and health education and provision of high-nutrition food. The results of PKMS in the evaluation stage are conducting formative and summative evaluations. The conclusion of this PKMS is that the Implementation of Stimulus Community Service is going well because of good cooperation with patients, Health Center staff, doctors and the patient's famil
PEMANFAATAN MEDIA PROMOSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK USAHA MIKRO PENGOLAHAN TAHU DI KOTA TARAKAN
Media pemasaran secara online telah menghadirkan lembar baru bagi para pengusaha mikro kecil/ pengusaha rumahan dalam tahap menyampaikan, menyebarkan, serta memaparkan sebuah iklan demi menarik peminat pada jejaring media online, website media umum yang biasa digunakan untuk mempromosikan sebuah produk baik dengan skala besar, sedang maupun kecil. Website didalam suatu perusahaan/usaha mikro membantu masyarakat/publik mengetahui dengan mudah apa saja informasi mengenai produk yang akan dipasarkan tersebut. Usaha kecil mikro ini adalah sebuah kegiatan yang prospektif bagi para pengusaha rumahan. Program pkm ini bermitra dengan 2 pengusaha perajin tahu yaitu Bapak Fandy dan Bapak Achmad Sholeh, keduanya adalah pengerajin usaha mikro tahu yang berlokasi di lingkungan Jalan Damai Bakti RT.07, Kr Harapan, Tarakan. Tim pengusul program melakukan observasi langsung dan wawancara kepada para mitra untuk mengidentifikasi apa yang menjadi permasalahan utama. Permasalahan tersebut kemudian disetujui untuk diatasi dengan solusi yang tepat. Salah satu permasalahan yang dihadapi mitra adalah promosi penjualan. Metode pendekatan berdasarkan kesepakatan dengan mitra, penyuluhan akan dilakukan untuk menggalakkan kesadaran perihal kenyamanan dan kesehatan kerja. Penyuluhan tentang management pemasaran, Pembuatan media informasi mengenai produk. Tim pelaksana yang efektif dan efisien diperlukan untuk memastikan kesuksesan program yang diusulkan bagaimana mengatasi problem yang bersangkutan dengan mitra. Untuk menjalankan program ini, dibutuhkan disiplin ilmu teknik komputer dan teknik mesin. Dengan adanya kegiatan ini dapat memenuhi ekskalasi perihal media promosi bagi pengusaha kecil/mikro dan dengan adanya survei mengenai usaha mikro yang ada dikota tarakan mampu dengan mudah mendapati kawasan mana saja yang masih manual dalam pengolahan pembuatan tahu dan dapat menjalin kerjasama kedepannya
Online marketing media has opened a new chapter for micro-small entrepreneurs/home entrepreneurs in the stage of delivering, spreading, and presenting an advertisement to attract interest in online media networks, a general media website that is commonly used to promote a product of any scale, large, medium or small. The website within a company/micro-enterprise helps the public to easily know all the information about the product to be marketed. This small micro-business is a prospective activity for home entrepreneurs.This PKM program partnered with two tofu craftsmen, Mr. Fandy and Mr. Achmad Sholeh, both of whom are micro tofu entrepreneurs located in the Damai Bakti RT.07, Kr Harapan, Tarakan neighborhood. The program proposing team conducted direct observation and interviews with the partners to identify the main problems. The problems were then agreed to be solved with the right solutions. One of the problems faced by the partners is sales promotion.The approach method based on an agreement with the partners, counseling will be conducted to encourage awareness of comfort and work health. Counseling about marketing management, making media information about the product. An effective and efficient implementation team is needed to ensure the success of the proposed program in how to overcome the problems concerned with the partners. To run this program, it takes the disciplines of computer engineering and mechanical engineering.With this activity, it can meet the escalation of media promotion for small/micro entrepreneurs, and with a survey of micro-enterprises in the city of Tarakan, it is easy to find out which areas are still manual in the processing of tofu making and can establish cooperation in the futur
Anemia pada Remaja PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN “REMAJA PUTRI SEHAT BEBAS ANEMIA” DI DESA SAWIR KEC. TAMBAKBOYO, TUBAN
Remaja putri memilik risiko tinggi mengalami anemia karena defisiensi zat besi. Hal ini karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan Hambatan penurunan kejadian anemia pada remaja putri antara lain: kurangnya pemahaman keluarga terhadap pencegahan anemia dan status gizi remaja putri, kurang terpaparnya keluarga terhadap risiko atau dampak anemia, oleh karena itu perlu adanya pemberdayaan keluarga untuk :1) Deteksi dini kejadian anemia 2) Edukasi pemenuhan gizi remaja dengan pemanfaatan pangan lokal. Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian keluarga sebagai upaya mewujudkan remaja putri bebas anemia di Desa Sawir Kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban. Kegiatan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu: tahap 1 tgl 4 Juni 2023 dilakukan skreening anemia pada 50 remaja putri di polindes, tahap 2 tanggal 21 Juni 2023 penyuluhan dan demonstrasi pembuatan menu, tahap 3 tanggal 4-5 Juli 2023 pendampingan pembuatan menu berbahan pangan lokal pada keluarga. Dari kegiatan pengabdian masyarakat didapatkan hasil skreening masih ditemukan sebagian kecil (10 persen) remaja putri mengalami anemia, kenaikan nilai rata-rata pengetahuan anemia dan dampaknya sebesar 4 Persen dari post-test dibandingkan pre-test ,dan dihasilkan 27 kreasi menu makanan berbahan pangan lokal yang bergizi seimbang bagi remaja. Perlu adanya kegiatan lanjutan yang berupa pendampingan pada keluarga yang memiliki remaja putri agar keluarga dapat melakukan deteksi dini anemia dan pencegahannya serta kerjasama pihak kecamatan, dan puskesmas agar kegiatan pengabdian masyarakat ini tepat sasaran dan berhasil guna sebagai upaya turut serta mensukseskan program pemerintah dalam mewujudkan ‘Remaja Putri Sehat Bebas Anemia’
Adolescent girls have a high risk of anemia due to iron deficiency. This is because adolescent girls menstruate every month and are in their growth Obstacles to reducing the incidence of anemia in adolescent girls include: lack of family understanding of anemia prevention and nutritional status of adolescent girls, lack of family exposure to the risk or impact of anemia, therefore it is necessary to empower families to: 1) Early detection of anemia 2) Education on the fulfillment of adolescent nutrition with the use of local food. Community service activities aim to foster family independence as an effort to realize anemia-free adolescent girls in Sawir Village, Tambakboyo District, Tuban Regency. The activity was carried out in 3 stages, namely: phase 1 on June 4, 2023, anemia screening was carried out on 50 adolescent girls in Polindes, phase 2 on June 21, 2023, counseling and demonstration of menu making, phase 3 on July 4-5, 2023, assistance in making menus made from local food for families. From community service activities, it was found that a small percentage (10 percent) of adolescent girls had anemia, an increase in the average value of anemia knowledge and its impact by 4 percent from the post-test compared to the pre-test, and produced 27 creations of food menus made from local foods that are nutritionally balanced for adolescents. There needs to be further activities in the form of assistance to families who have adolescent girls so that families can carry out early detection of anemia and its prevention as well as cooperation between the Subdistrict, and Puskesmas so that this community service activity is right on target and successful as an effort to participate in the success of government programs in realizing 'Healthy Young Women Free of Anemia
A PELATIHAN DIMENSIA BAGI LANSIA DI JEMAAT GMIM KALVARI MALALAYANG SATU KECAMATAN MALALAYANG DAN JEMAAT GMIM SION BAILANG KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO, SULAWESI UTARA
Demensia merupakan fenomena yang diawali dengan degradasi psikologis substansial yang berpengaruh pada domain kognitif, seperti belajar dan ingatan, bahasa, peranan eksekutif, atensi kompleks, perseptual-motorik, dan kognisi sosial. Walapun belum ada data resmi jumlah dimensia, berdasarkan pengamatan di lapangan, jumlah penderita dimensia di Kota Manado khususnya pada mitra GMIM Kalvari Malalayang Satu dan GMIM Sion Bailang semakin bertambah. Beberapa permasalahan prioritas mitra yang memicu tingginya angka dimensia antara lain kurangnya pemahaman keluarga terhadap dimensia, dimensia dianggap wajar bagi lansia sehingga “dibiarkan” tanpa penanganan, kurangnya keterbukaan keluarga untuk memeriksakan penderita dimensia, para lansia belum pernah mendapatkan informasi dan edukasi secara komprehensif terkait dimensia, dan kurangnya sumber daya keluarga untuk mendampingi dan merawat Orang Dengan Demensia (ODD). Solusi yang ditawarkan melalui program Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yaitu memberikan edukasi secara kompehensif tentang dimensia bagi Kelompok Funsgional Lansia di kedua jemaat tersebut sehingga mereka mengerti gejala, pencegahan, dan cara penanganan dimensia. Metode yang digunakan yaitu Siklus Manajemen Pelatihan yang terdiri asesmen kebutuhan pelatihan, desain pelatihan, implementasi pelatihan, dan evaluasi pelatihan. Hasil dari kegiatan ini berupa peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap peserta terhadap penyakit dimensia. Selain itu, kegiatan ini menghasilkan beberapa luaran yang dapat digunakan oleh mitra yaitu identifikasi potensi ODD mitra, poster dan pamflet, materi pelatihan, dan video senam otak. Dengan demikian tujuan PKM telah tercapai dengan baik karena 100% peserta telah mengerti gejala, pencegahan, dan cara penanganan dimensia, bahkan akan membagikan pengetahuan yang diperoleh kepada orang lain.
Dementia is a phenomenon that begins with substantial psychological degradation that affects cognitive domains, such as learning and memory, language, executive roles, complex attention, motor-perception, and social cognition. Even though there is no official data on the number of dementia, based on observations in the field, the number of dementia sufferers in Manado City, especially in GMIM Kalvari Malalayang Satu and GMIM Sion Bailang partners, is increasing. Some of the partner's priority problems that trigger high dementia rates include a lack of family understanding of dementia, dementia is considered normal for the elderly so it is "left" without treatment, a lack of family openness to check dementia sufferers, the elderly have never received comprehensive information and education regarding dementia, and lack of family resources to accompany and care for People with Dementia (ODD). The solutions offered through the Community Partnership Program (PKM) program is to provide comprehensive education about dementia for the Elderly Functional Group in both congregations so that they understand the symptoms, prevention, and ways to treat dementia. The method used is the Training Management Cycle which consists of training needs assessment, training design, training implementation, and training evaluation. The results of this activity are increased knowledge and changes in participants' attitudes towards dementia. Apart from that, this activity produces several outputs that can be used by partners, namely identification of partner OD
Edukasi Penerapan EDUKASI PENERAPAN SISTEM RANTAI DINGIN PADA NELAYAN DAN PEKERJA MITRA DI PELABUHAN PERIKANAN PERINTIS DAGHO, KEPULAUAN SANGIHE, SULAWESI UTARA
Kampung Dagho merupakan sentra Perikanan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kampung Dagho terdapat sarana dan prasarana berupa Pelabuhan Perikanan Perintis dan dua perusahaan penanganan ikan beku, yakni PT. Jassendo Santosa Mandiri dan PT. Perikanan Indonesia Persero. Hasil survei awal diperoleh informasi masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan nelayan dan pekerja di Pelabuhan Perikanan Perintis dalam penanganan ikan melalui sistem rantai dingin. Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya penerapan sistem rantai dingin pada ikan hasil tangkapan masyarakat nelayan dan pekerja di Pelabuhan Perikanan Perintis Dagho. Metode pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus meliputi penjajakan, identifikasi masalah, penetapan pelaksanaan kegiatan, penyusunan materi dan instrument penyuluhan, pemberian materi, dan evaluasi. Materi penyuluhan yang diberikan, yaitu 1. faktor penyebab kemunduran mutu ikan; 2. penerapan sistem rantai dingin pada penanganan ikan, dan 3. pentingnya sanitasi dan hygiene pada proses penanganan ikan. Dari kegiatan Program Kemitraan Masyarakat Stimulus ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan nelayan dan pekerja tentang pentingnya penerapan sistem rantai dingin dan sanitasi hygiene selama proses distribusi ikan dari kapal hingga pada saat proses produksi. Sinergitas antara pemerintah, perusahaan dan akademisi sangat penting dilakukan secara berkala untuk mengedukasi para nelayan dan pekerja khususnya yang beraktivitas di Pelabuhan Perikanan Perintis Dahgo.
Dagho village is a fishery center in the Sangihe Islands Regency. Dagho village has facilities and infrastructure from a Pioneer Fishery Port and two frozen fish handling companies, namely PT. Jassendo Santosa Mandiri and PT. Perikanan Indonesia Persero. The initial survey results revealed that the knowledge and skills of fishermen and workers at the Pioneer Fishery Port still needed to be improved in handling fish through the cold chain system. This Stimulus Community Partnership Program activity aims to provide information on the importance of applying the cold chain system to fish caught by fishing communities and Dagho Pioneer Fishing Port workers. Implementing the Stimulus Community Partnership Program includes assessment, problem identification, determination of activity implementation, preparation of extension materials and instruments, provision of materials, and evaluation. The counseling materials provided were: 1. the factors causing the deterioration of fish quality; 2. application of cold chain systems in fish handling; and 3. the importance of sanitation and hygiene in the fish handling process. The activities of the Stimulus Community Partnership Program have increased fishermen's and workers' knowledge about the importance of implementing a cold chain system and sanitation hygiene during the fish distribution from ships to the production process. The synergy between the government, companies, and academics must be carried out regularly to educate fishermen and workers, especially those active in the Dahgo Pioneer Fishing Port
PENINGKATAN KAPASITAS KADER POSYANDU TERKAIT PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK
Asupan makanan yang tidak adekuat merupakan salah satu penyebab malnutrisi pada anak. Sehingga menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan makanan yang tepat dan sesuai untuk tumbuh kembang yang optimal. Pemberian makanan yang sesuai untuk bayi dan anak (PMBA) sejak lahir hingga usia dua tahun merupakan langkah awal yang krusial dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Untuk mendukung upaya tersebut, Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dirancang dengan tujuan meningkatkan kapasitas kader Posyandu terkait praktik PMBA yang tepat dan sesuai. Melalui metode penyuluhan langsung dan tutorial serta diskusi evaluatif, kegiatan PKM ini berhasil meningkatkan kemampuan kader Posyandu dalam PMBA yang optimal. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan upaya kesehatan, termasuk dalam implementasi praktik PMBA yang tepat. Dengan demikian, kegiatan semacam ini dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya preventif berbagai masalah gizi
Inadequate food intake is one of the leading causes of malnutrition in children. Hence, it is crucial to ensure that children receive appropriate and sufficient nutrition for optimal growth and development. The provision of proper infant and young child feeding (IYCF) from birth to two years of age is a critical initial step in achieving this goal. To support these efforts, this Community Partnership Program (CPP) was designed with the aim of enhancing the capacity of Posyandu cadres in practicing appropriate and adequate IYCF. Through direct counseling methods, tutorials, and evaluative discussions, this CPP activity successfully improved the ability of Posyandu cadres in optimal IYCF practices. Support from various stakeholders is essential for the success of health initiatives, including the implementation of appropriate IYCF practices. Therefore, activities like this can be seen as a strategic step in preventing various nutritional problems
PKMS EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI MELALUI PROMOSI KESEHATAN DI SMP NEGERI I KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
Pengaruh semakin mudahnya paparan media audio-visual dapat diakses justru memancing remaja untuk melakukan kebiasaan-kebiaasaan yang tidak sehat. Hal ini membuat remaja memiliki kebiasaan berperilaku seksual berisiko tinggi. Kebiasaan tersebut dapat disebabkan oleh kebanyakan remaja belum memiliki ataupun kurang pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Tujuan pengabdian ini yaitu meningkatkan kesehatan reproduksi pada remaja melalui edukasi kesehatan reproduksi melalui promosi kesehatan di SMP Negeri I Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan dengan memberikan penyuluhan kesehatan secara langsung. Adapun jumlah peserta sebanyak 24 peserta. Hasil validasi sebelum diberikan penyuluhan didapati peserta tidak ada yang mampu menjawab apa itu kesehatan reproduksi. Pemberian penyuluhan dilaksanakan selama 45 menit. Peserta sangat antusias ketika diberikan kesempatan untuk bertanya. Setelah selesai tanya jawab, tim melakukan validasi kembali pemahaman peserta tentang kesehatan reproduksi dan didapati peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. Dapat disimpulkan setelah dilakukan kegiatan PKMS Edukasi Kesehatan Reproduksi Melalui Promosi Kesehatan Di SMP Negeri I Kendahe Kabupaten Kepulauan Sangihe didapati terjadi peningkatan pemahaman sasaran tentang kesehatan reproduksi dari yang sebelumnya tidak tahu
The effect of increasingly accessible exposure to audio-visual media actually provokes teenagers to adopt unhealthy habits. This makes teenagers have high-risk sexual behavior habits. This habit can be caused by most teenagers not having or lacking knowledge about reproductive health. The aim of this service is to improve reproductive health in adolescents through reproductive health education through health promotion at SMP Negeri I Kendahe, Sangihe Islands Regency. The method used is to provide direct health education. The number of participants was 24 participants. Validation results before being given counseling found that none of the participants were able to answer what reproductive health is. The counseling was given for 45 minutes. Participants were very enthusiastic when given the opportunity to ask questions. After completing the questions and answers, the team revalidated the participants' understanding of reproductive health and found that the participants were able to answer the questions given. It can be concluded that after carrying out the PKMS Reproductive Health Education through Health Promotion activities at SMP Negeri I Kendahe, Sangihe Islands Regency, it was found that there was an increase in the target's understanding of reproductive health from those who previously did not kno
AKSI KOMPETENSI BERSAMA DI PANTI ASUHAN MISI NUSANTARA SURAKARTA
Permasalahan sosial yang banyak terjadi di masyarakat adalah kaum marjinal yang terpinggirkan seperti anak terlantar, anak jalanan, pengemis, dan sebagainya. Salah satu upaya mengatasi masalah kaum marjinal yaitu dengan didirikan lembaga sosial berupa panti asuhan anak. Sejak masa pandemi, anak di Panti Asuhan Misi Nusantara Surakarta jarang mendapat layanan kesehatan dan ada keterbatasan ruang gerak anak-anak. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk membantu panti asuhan dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan penghuni dan pengelola Panti Asuhan Misi Nusantara di Surakarta. Metoda pelaksanaan berupa pemeriksaan tumbuh kembang anak, Penyuluhan Hidup Bersih dan Sehat, pemeriksaan Status Gizi Anak, penyuluhan cara menyikat gigi yang benar, pemeriksaan kesehatan pengelola panti asuhan serta pelatihan penanggulangan bencana. Hasil pemeriksaan Kesehatan pada penghuni dan pengelola panti didapatkan sebagian besar (52,6 persen) penghuni panti berjenis kelamin laki-laki, hampir setengahnya berusia rata-rata 21-60 tahun, Sebagian besar (68,4 persen) tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg, Sebagian besar (73,1 persen) berstatus gizi normal, hampir seluruhnya (94,4 persen) glukosa darah kurang dari 126 m/dL dan asam urat kurang dari 8 mg/dL. Secara umum keadaan warga panti asuhan dalam keadaan baik
Social problems that often occur in society are abandoned children, street children, beggars, disabled people, neglected elderly, poor families, families with social problems, and so on. Children and poor people should have their human rights fulfilled by the State of Indonesia. However, in reality there are many children whose needs are not met, such as parents who are unable to provide for the child's needs or the child does not have parents. One effort to overcome this is to establish social institutions in the form of orphanages. Since the pandemic, children at the Mission Nusantara Surakarta Orphanage rarely receive health services and there is limited space for children to move. Theless than purpose of this community service is to assist the orphanage in monitoring the growth and development of residents and managers of the Mission Nusantara Orphanage in Surakarta. The implementation method is in the form of examinations on child growth and development, Counseling on Clean and Healthy Living, checking on the Nutritional Status of Children, counseling on how to brush their teeth properly, health checks for orphanage managers and training on disaster management. 6 percent) of the residents of the orphanage are male, almost half of them are aged 21-60 years, most (68.4 percent) have blood pressure less than 140/90 mmHg, most (73.1 percent) have normal nutritional status, almost all (94.4 percent) blood glucose less than 126 m/dL and uric acid less than 8 mg/dl. Similar activities are needed to see general body health and must be monitored periodically, so that the residents of the orphanage can find out their health status, especially now that they are still in a pandemic condition Covid-1
DUKUNGAN KELUARGA PADA ANAK DENGAN MASALAH KETERLAMBATAN MENTAL DI KECAMATAN MANGANITU
Menjaga dan membesarkan anak berkebutuhan khusus merupakan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua karena anak merupakan anugerah Tuhan yang dititipkan bagi setiap orang tua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dukungan keluarga merawat anak dengan keterlambatan mental di Kecamatan Manganitu. Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik wawancara kepada 5 keluarga yang merawat anak di Kecamatan Manganitu. Analisis data yang digunakan mengacu pada tujuh langkah teknik analisis data collaizi. Hasil penelitian ini yaitu dukungan keluarga pada anak dengan masalah keterlambatan mental sangat penting mulai dari memberikan mencari informasi tentang kesehatan anak, kebutuhan makan minum, fasilitas pendidikan sampai kasih sayang yan diberikan merupakan dukungan terbesar yang diharapkan oleh anak dengan keterlambatan mental sehingga anak akan merasa dihargai dan sayangi oleh orang tua. Kesimpulan: Dukungan keluarga yang diberikan orang tua pada anak dengan masalah keterlambatan mental yaitu dukungan Informasi, dukungan emosional, dukungan instrumental dan dukungan penghargaan. Orang tua memiliki peran terhadap tumbuh kembang anak
Caring for and raising children with special needs is the duty and responsibility of parents because children are God's gifts that are entrusted to every parent. The purpose of this study was to determine family support in caring for children with mental retardation in Manganitu District. Method: this study used a qualitative research method with interview techniques to 5 families who cared for children in Manganitu District. The data analysis used refers to the seven-step collaizi data analysis technique. The results of this study are that family support for children with mental retardation is very important, starting from providing information about children's health, eating and drinking needs, educational facilities to the affection that is given, which is the greatest support expected by children with mental delays so that children will feel valued and loved by parents. Conclusion: Family support given by parents to children with mental retardation problems, namely information support, emotional support, instrumental support and appreciation support. Parents have a role in the development of children
KARAKTERISTIK PENDERITA COVID 19 DIRAWAT DI RSU LIUNKENDAGE TAHUNA SEJAK JANUARI 2021
Penularan virus corona 19 disebabkan oleh SARS Corona virus 2. Ditandai dengan demam, sesak nafas, batuk dan mengalami gangguan nafas akut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa data rekam medic RSU Liunkendage Tahuna untuk mengetahui karakteristik penderita COVID 19 yang dirawat di RSU Liunkendage Tahuna sebanyak 325 pasien. Pengolahan data dianalisia secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi, responden penelitian berdasarkan karakteristik. Hasil: yang menderita COVID 19 paling banyak pada kelompok umur 18-65 tahun 253 orang (78 persen), berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 191 orang (59 persen) dan laki-laki sebanyak 134 orang (41 persen). Sedangkan gejala ringan yaitu 242 orang (74 persen) dan yang mengalami penurunan kesadaran 6 orang pasien (2 persen), tidak memiliki riwayat komorbid yaitu 204 orang (63 persen) dan yang memiliki riwayat komorbid sebanyak 121 orang (37 persen). Pasien Covid-19 paling banyak belum divaksin dengan jumlah 307 orang (94 persen) dan 3 orang (1 persen) sudah pernah di vaksin dosis pertama.
Corona-19 virus transmission caused by SARS Coronavirus 2. Fever, shortness of breath, coughing, and acute respiratory disorder are signs that indicate Covid-19. This research used a descriptive method with medical record data at General Hospital Liunkendage Tahuna to determine 353 characteristics of patients of Covid-19 victims being treated at General Hospital Liunkendage Tahuna. Tabulation of data analyzed descriptively to know frequency distribution, and research respondents based on characteristics. Result: Patients covid-19 most of age 18-65 years old (78 percent), the female gender is 191 patients (59 percent), and as many as male 134 patients (41 percent). Quick indication 242 patients (74 percent) and lowering of unconscious 6 patients (2 percent). Patients do not history of comorbidities 204 (63 percent) and patients have comorbidities 121 people (37 percent). Covid-19 patients most of them not been vaccinated 307 people (94 percent) dan three (3) people have been vaccinated with the first dose