e-jurnal Politeknik Negeri Nusa Utara
Not a member yet
    385 research outputs found

    STIMULASI HEALTH LITERACY PADA KELOMPOK REMAJA SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

    Get PDF
    The development of technology today greatly influences the behavioral patterns of adolescents. This is evidenced by the increasing adolescent health issues such as deviant sexual behavior, smoking habits, and alcohol consumption. The challenges faced by partners include limited access for adolescents to health services, limited mobility among adolescents which can lead to weight gain, a contributing factor to chronic diseases (Hypertension, Diabetes Mellitus), and the lack of knowledge related to deviant behaviors in adolescence that affect their health. Additionally, there is a lack of available adolescent health information in schools. The method used in this activity was packaged in the form of games and role-plays, conducted face-to-face once a week over two weeks at two schools/partners. The results showed an increase in knowledge, with over 90% of adolescents being able to understand and explain non-communicable diseases in simple terms, including their definition, causes, and prevention. Therefore, schools need to integrate health literacy into the curriculum to ensure that all students have equal access to important health information. Furthermore, parents and the community play a key role in supporting healthy behavioral changes in adolescents Berkembangnya teknologi di saat ini sangat mempengaruhi pola perilaku dari remaja tersebut. Hal ini dibuktikan dengan terus meningkatnya masalah kesehatan remaja seperti perilaku seksual menyimpang, kebiasaan merokok, alkohol. Permasalahan mitra yang dijumpai adalah minimnya keterjangkauan remaja untuk mencapai layanan kesehatan, minimnya mobilisasi remaja sehingga dapat berdampak pada penambahan berat badan yang menjadi salah satu faktor penyumbang masalah penyakit kronis (Hipertensi, Diabetes Melitus), minimnya pengetahuan berkaitan dengan perilaku menyimpang pada usia remaja yang berkaitan dengan kesehatan remaja serta tidak tersediannya informasi Kesehatan Remaja di Sekolah. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan ini dikemas dalam bentuk permainan dan role-play dengan tatap muka 1x selama 2 minggu pelaksanaan pada kedua sekolah/mitra. Hasil kegiatan yang dilakukan adalah menemukan peningkatan pengetahuan pada remaja > 90% mengetahui dan mampu menjelaskan tentang penyakit tidak menular secara sederhana berkaitan dengan pengertian, penyebab dan tentang pencegahannya. Oleh karena itu, sekolah perlu mengintegrasikan literasi kesehatan ke dalam kurikulum untuk memastikan semua siswa memiliki akses yang sama terhadap informasi kesehatan yang penting. Selain itu, Orang tua dan komunitas berperan penting dalam mendukung perubahan perilaku sehat pada remaj

    PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA TUNA (Thunnus sp.) UTUH BEKU

    Get PDF
    Tuna merupakan salah satu kelompok ikan yang banyak diminati oleh konsumen dalam negeri maupun luar negeri karena memiliki kualitas daging yang sangat baik dan gizi yang tinggi. Salah satu cara yang dapat memberikan jaminan keamanan produk yang akan dipasarkan yaitu dengan menggunakan sistem pengendalian kualitas keamanan pangan yaitu Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan HACCP pada tuna (Thunnus sp.) utuh beku di PT. Golden Tuna Bali. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu metode partisipatif dan observasi dengan data yang diperoleh adalah data primer dan sekunder. Berdasarkan 12 langkah penerapan HACCP di PT. Golden Tuna Bali meliputi pembentukan tim HACCP, deskripsi produk, tujuan penggunaan produk, penyusunan bagan alir produksi, konfirmasi diagram alir di lapangan, identifikasi bahaya, penentuan CCP, penentuan batas kritis tiap CCP, prosedur pemantauan, penetapan tindakan koreksi, penetapan prosedur verifikasi, dokumentasi dan pencatatan sudah diterapkan. Penerapan HACCP di PT. Golden Tuna Bali menunjukkan adanya CCP yaitu pada penerimaan bahan baku. &nbsp

    DETERMINAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANG DI WILAYAH PESISIR KAMPUNG LEHUPU KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

    No full text
    Perilaku Buang Air Besar Sembarang (BABS) adalah suatu perilaku yang tidak sehat, membuang kotoran/tinja di sembarang tempat yang berdampak pada individ dan  masyarakat serra lingkungan sehingga dapat menyebabkan penyakit  diare.  Data statistik tahun 2023 ada 5,67% rumah tangga di Kabupaten Sangihe mempraktikan BABS. Kecamatan Tabukan Selatan Tengah memiliki akses jamban terendah 64,13%.  Laporan KKL mahasiswa Politeknik Nusa Utara tahun 2024 posko Lehupu, ada 45 rumah yang tidak memiliki jamban sehat dan masih ada keluarga yang membuang air besar di kebun dan pantai. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan perilaku BABS di Kampung Lehupu Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe.  Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik , desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukan pendapatan (p=0,035),  peran petugas kesehatan (p=0,012), dukungan pemerintah (p=0,010), kepemilikan jamban (p=0,006) berhubungan dengan perilaku BABS sedangkan umur (p=0,217), pengetahuan (p=0,364), sikap (p=1,000) dan ketersediaan air bersih (p=1,000) tidak ada hubungan dengan perilaku BABS

    ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MEMORI PADA LANSIA NY. M. L DENGAN DEMENSIA DI RUANGAN WISMA MONGINSIDI UPTD BPSLUT SENJA CERAH MANADO

    No full text
    Abstrak: Demensia adalah merupakan gambaran penurunan fungsi kognitif yang sering terjadi pada lanjut              usia. Lansia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Gangguan kognitif (memori) pada lansia        ditandai dengan mudah lupa (Forgetfulness). Tujuan Penelitian: Mengetahui Penerapan Asuhan Keperawatan               Gangguan Memori pada Lansia dengan Demensia di Ruangan Wisma Mongonsidi UPTD BPSLUT Senja       Cerah Manado. Metode Penelitian: Metode Studi Kasus yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan         Asuhan Keperawatan Gangguan Memori pada Lansia dengan Demensia di UPTD BPSLUT Senja Cerah               Manado. Hasil: Berdasarkan Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Ny. M.L yang telah dilakukan selama               3 hari mendapatkan hasil Klien sudah mampu mengingat hari dan waktu, klien sudah mampu mengingat nama                mahasiwa yang berkenalan dengannya, klien sudah mampu mengingat gambar yang dibuatnya dan      menyebutkan nama gambar. Kesimpulan: Asuhan Keperawatan Gangguan Memori yang diberikan pada Ny. M.L telah teratasi dan sudah memenuhi kriteria hasil yang direncanaka

    Strategi Pemberdayaan Nelayan dalam Pengembangan Daya Tarik Wisata Berbasis Kearifan Lokal di Pulau Para

    No full text
    Penetapan kawasan konservasi di Pulau Para Lelle, Kabupaten Kepulauan Sangihe, telah mengakibatkan penyempitan wilayah tangkap ikan yang berdampak pada kebutuhan masyarakat akan sumber penghidupan baru. Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, sejak tahun 2020 dilakukan pengembangan sektor pariwisata berbasis potensi alam dan budaya lokal sebagai alternatif mata pencaharian yang bertujuan menarik kunjungan wisatawan ke wilayah Para. Penelitian bertujuan merumuskan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengembangan daya tarik wisata berbasis kearifan lokal. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui identifikasi potensi wilayah, pemetaan pelatihan pengembangan sumber daya pariwisata, serta penguatan kelembagaan masyarakat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Hasil menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan homestay, pemanduan wisata berbasis budaya, promosi digital, serta pelestarian praktik tradisional seperti pembuatan garam, penangkapan ikan dengan soma batu, dan surf fishing mendorong partisipasi inklusif dalam sektor pariwisata. Pengembangan dilakukan berdasarkan prinsip konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat untuk menciptakan model pengelolaan yang adaptif, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan pesisir

    EDUKASI BERBASIS MODEL PEER GROUP TERHADAP PERILAKU IBU MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

    Get PDF
    Cervical cancer is the leading cause of death among women with the highest prevalence in Indonesia. Cervical cancer is predominantly transmitted through sexual contact, with 493,243 new cases reported annually worldwide, resulting in 273,505 deaths per year. Available data indicate that the majority of women diagnosed with cervical cancer are already in advanced stages. Delays in seeking healthcare services can have severe consequences. This community service initiative aims to provide education and screening for women to facilitate early detection of cervical cancer, thereby promoting optimal growth, development, and health in the working area of the Tuminting Community Health Center. The activities carried out include educating women using the Peer Education model, followed by Pap Smear screening. The results of this initiative show an increase in women's knowledge and motivation to undergo screening or early detection of cervical cancer among all participants. Through this program, it is expected to educate and improve women’s knowledge, decision-making, and behavior related to early cervical cancer detection. Kanker serviks adalah penyebab kematian wanita dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Kanker serviks ditularkan sebagian besar melalui hubungan seksual, diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Data yang ada dijelaskan bahwa mayoritas ibu yang datang dengan diagnosa kanker serviks telah stadium lanjut. Terlambatnya datang ke pusat pelayanan kesehatan akan memberikan dampak yang buruk. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberika edukasi dan melakukan skrini pada kelompok Ibu untuk deteksi dini kanker serviks, mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting. Kegiatan yang dilakukan meliputi edukasi ibu menggunakan model Peer Education serta diikuti oleh Skrining pemeriksaan Pap Smear. Hasil kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan dan motivasi ibu melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks pada semua peserta Pengadian. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi dan meningkatkan pengetahuan, pengambilan keputusan dan perilaku ibu yang berkaitan dengan deteksi dini kankers serviks

    GAMBARAN RESPONS TIME DAN MENENTUKAN TRIASE DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM LIUNKENDAGE TAHUNA

    No full text
    Abstrak:.  Response Time/waktu tanggap dan menentukan Triase adalah kecepatan penanganan pasien, dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan, serta pengelompokan pasien untuk menentukan tingkat kegawatan . Respons time/Waktu tanggap darurat harus dimanfaatkan oleh perawat dan dokter untuk memenuhi prosedur utama dalam penanganan kasus.  gawat darurat pasien yang di sebut prosedur  ABCD (Airway, Breathing, Circulation, Disability). Tujuan penelitian Diketahuinya  gambaran response time/waktu tanggap dan menentukan Triase di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Liunkendage Tahuna. Metode dan rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu nonprobability sampling dengan cara total sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner, interview (wawancara mendalam), observasi/pemantauan langsung. Teknik analisa data dengan menggunakan uji distribusi frekuensi.  Hasil penelitian didapatkan responden melakukan respons time ≤ 5 menit sebanyak 21 (70%), dan melakukan respons time ≥ 5 menit ada 9 (30%)  responden.  Begitu juga  yang melakukan triase ≥ 30 menit sebanyak 19 (63%) responden, dan melakukan triase ≥ 30 menit   sebanyak 11 (37%).  Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tindakan respons time dan menentukan triase belum sesuai standar pelayanan IGD rumah sakit tipe C

    UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN WARGA BINAAN DI LAPAS KELAS IIB TAHUNA

    Get PDF
    Penitentiary as one of the law enforcement institutions, is the estuary of the criminal justice system which imposes prison sentences on the defendants. Efforts to improve health are activities to maintain and improve health which aims to achieve optimal health status for the community. One strategy to achieve public health status is to provide understanding, knowledge and public awareness to improve their health status. The aim of this PKMS is to increase the knowledge, awareness, willingness and ability of prison inmates to be able to carry out healthy living behaviors. At the medical examination, the results obtained showed that the predominant male was the highest (above normal limits) on uric acid and blood sugar examination. The service team also conducts health counseling to inmates and officers about degenerative diseases and they understand and are willing to adopt healthy living behaviors. The conclusion is that the inmates and class IIB Tahuna prison officers understand and understand the importance of maintaining health and clean and healthy living behavior through health education that has been given by the service team. Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu institusi penegak hukum, merupakan muara dari peradilan pidana yang menjatuhkan pidana penjara kepada para terdakwa. Upaya peningkatan kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu strategi untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat adalah dengan memberikan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Tujuan PKMS ini yaitu meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan warga binaan lapas untuk dapat melakukan perilaku hidup sehat. Pada pemeriksaan kesehatan hasil yang diperoleh menunjukan bahwa laki-laki dominan paling tinggi (diatas batas normal) pada pemeriksaan asam urat dan gula darah. Tim pengabdi juga melakukan penyuluhan kesehatan pada warga binaan dan petugas tentang penyakit degenerative dan mereka memahami serta mau menerapkan perilaku hidup sehat. Kesimpulannya bahwa warga binaan dan petugas Lapas kelas IIB Tahuna memahami dan mengerti tentang pentingnya menjaga Kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan yang sudah diberikan oleh tim pengabdi

    GAMBARAN PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DI KECAMATAN TABUKAN SELATAN

    Get PDF
    Salah satu kunci keberhasilan dalam dalam upaya menciptakan kesehatan masyarakat ialah membina PHBS ditatanan rumah tangga. Rumah tangga melakukan PHBS apabila melaksanakan 10 indikator PHBS, berperilaku baik dan memenuhi 4 kriteria sehat yaitu sehat pratama, sehat madya, sehat utama dan sehat prima. Adapun tujuannya diketahui gambaran pelaksanaan PHBS di Kecamatan Tabukan Selatan. Adapun jenis penelitian menggunakan survey. Hasil menunjukkan bahwa tindakan PHBS berada pada kategori cukup sebanyak 55% dengan klasifikasi sehat sehat madya sebanyak 62,5%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gambaran pelaksanaan PHBS di Kecamatan Tabukan Selatan dikategorikan cukup One of the keys to success in efforts to create public health is fostering Clean and Healthy Life Behavior (CHLB) in households. Households carry out CHLB if they implement 10 PHBS indicators, behave well and meet 4 healthy criteria, namely primary health, middle health, main health and prime health. The purpose is to find out the picture of CHLB implementation in South Tabukan District. The type of research uses a survey. The results show that PHBS actions are in the sufficient category as much as 55% with a healthy and middle health classification of 62.5%. This study concludes that the picture of CHLB implementation in South Tabukan District is categorized as sufficient

    DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADlAN DEPRESl PADA LANSIA

    Get PDF
    Masalah mental sering dialami oleh lanisa yaitu mengalami depresi. Kehidupan lansia dipengaruhi oleh dukungan dari keluarga. Perubahan secara fisik akan dialami oleh setiap individu baik fisik maupun mental seperti terjadi penurunan fungsi pendengaran dan daya tahan tubuh. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada lansia. Metode penelitian yaitu penelitian observasional analitik dengan rancangan cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 lanjut usia sesuai dengan inklusi. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Lokasi penelitian di kampung Bentung pada bulan Agustus 2019. Hasil penelitian berdasarkan Uji chi square nilai value p=0,029 (p<0,05). Kesimpulan: ada hubungan antara dukungan keluarga dengan depresi pada lansia Mental problems are often experienced by lanisa, namely experiencing depression. The life of the elderly is influenced by support from the family. Physical changes will be experienced by every individual both physically and mentally such as a decrease in hearing function and endurance. The purpose of the study was to determine the relationship between family support and the incidence of depression in the elderly. The research method is analytical observational research with a cross sectional study design. The sample in this study was 30 elderly people according to inclusion. In sampling using purposive sampling technique. The research location was in Bentung village in August 2019. The results of the study based on the chi square test value p = 0.029 (p <0.05). Conclusion: there is a relationship between family support and depression in the elderly

    368

    full texts

    385

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    e-jurnal Politeknik Negeri Nusa Utara is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇