95 research outputs found

    ANTIBODI MONOKLONAL TERHADAP ANTIGEN VIRUS DENGUE-3 (MONOCLONAL ANTIBODIES SPECIFIC FOR DENGUE-VRUS ANTIGEN)

    Get PDF
    ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan seringkali mengakibatkan kematian. Untuk mengurangi angka kematian diperlukan suatu metoda deteksi dini DBD. Tetapi, sejauh ini berbagai upaya penegakan diagnosis yang ada belum memberikan basil yang mernuaskan. Metode bare yang tengah dikembangkan adalah metoda ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Untuk diagnosis barn ini dibutuhkan antibodi spesifik dan mempunyai afinitas tinggi terhadap antigen virus dengue (antibodi monoklonal). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh antibodi monoklonal yang dapat diprodulcsi dengan teknik hibridasi dan kloning berulang. Produksi antibodi monoklonal spesifik terhadap antigen virus dengue-3 clilakulcan dalarn beberapa Wimp. Tahap pertama adalah imunisasi terhadp sekelompok mencit Balb/c dengan cars menyuntikkan antige virus dengue untuk rnemperoleh respon imun terhadap antigen virus. Tahap ke dua yaitu fusi sel mieloma dan limfosit yang berasal dari mencit Balb/c. Tahap ke tiga merupakan kultivasi sel hibrid basil fusi. Selanjuinya sel hibrid yang memproduksi antibodi monoklonal dikloning menggunakan metode pengenceran untuk mendapatkan klon yang homogen. Dari hasil fusi antara sel mieloma (NS-1) dan limfosit mencit Balb/c yang diimunisasi dengan antigen virus dengue-3 diperoleh 24 klon hibridoma yang memproduksi antibodi spesifik terhadap antigen virus dengue-3. Kata kunci: demarn berdarah dengue (DBD), ELISA, antibodi monoklonal, klonin

    Identifikasi Penanda Rapd Untuk Penentuan Jenis Kelamin Tanaman Salak (Salacca zalacca GART. VOSS.)

    Get PDF
    INTISARI Parjanto, S. Moeyopawiro, W.T. Artama, dan A. Purwantoro. 2006. Identifikasi penanda RAPD untuk penentuan jenis kelamin tanaman salak (Salacca zalacca GART. VOSS.) Berkala Ilmiah Biologi 5 (1): 57 - 63. Adanya penanda (marker) untuk penentuan jenis kelamin pada fase bibit (vegetatif) sangat diperlukan guna mendukung studi genetika dan kegiatan pemuliaan salak (Salacca zalacca). Tanaman salak bersifat berumah dua (individu jantan dan betina terpisah) dan mencapai umur reproduktif lambat (3-4 tahun). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan penanda jenis kelamin secara molekular dengan teknik RAPD. DNA yang diekstraksi dari daun 5 tanaman salak jantan dan 5 salak betina (yang di tanam di Banguntapan, Yogyakarta) digunakan untuk analisis variasi susunan basa DNA tanaman salak jantan dan betina dengan teknik RAPD. Sebanyak 49 macam primer 10 mer (produksi Operon Technologies, California) digunakan untuk amplifikasi DNA salak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa satu primer, yaitu OPP-08 (dengan sekuen ACATCGCCCA), menghasilkan fragmen DNA 400 pb spesifik pada satu jenis kelamin. Pada tanaman jantan dihasilkan fragmen tersebut, sedangkan pada tanaman betina tidak dihasilkan. Diduga bahwa fragmen DNA 400 bp hasil amplifikasi dengan primer OPP-08 (OPP-08^) terkait dengan gen-gen penentu kelamin tanaman salak. Penanda RAPD (OPP-08^ tersebut dapat digunakan untuk penentuan jenis kelamin tanaman salak pada fase bibit (vegetatif). Kata kunci: RAPD, penanda molekular, jenis kelamin, sala

    Analisis Sekuen Gen Tubulin-β Isotipe 1 Cacing Haemonchus contortus Isolat Resisten terhadap Benzimidazole pada Domba di Indonesia

    Get PDF
    Benzimidazole (BZ)resistance to gastrointestinal nematodes in small ruminants(sheep and goat) has become a significant problem worldwide.Evidences of anthelmintic resistance to albendazole inIndonesia has been reported from some government ownedfarms in West Java, Central Java, and Yogyakarta. Previousstudy on the sheep parasite H. contortus had shown that theBZ resistance was related to selection for individuals in apopulation possesing a spesific β-tubulin isotype 1 gene. Thestudy is aimed to determine mutation on coding region ofcentral part of β-tubulin isotype 1 gene of H. contortus resistantstrain from Indonesia. Seven H. contortus worms wereisolated from four BZ resistant sheep from two governmentfarms (SPTD Trijaya, Kuningan, West Java, and UPTDPelayanan Kesehatan Hewan, Bantul, Yogyakarta), and froma BZ susceptible sheep from Cicurug, Sukabumi, West Java.DNA was extracted individually from female H. contortusworms. A fragment of 520 bp β-tubulin isotype 1 gene exon3, 4, 5 was amplified using the PCR technique and thensequenced. The results showed that a single mutationoccurred in codon 200 (from phenilalanine to tyrosine) hadcaused benzimidazole resistance in H. contortus from SPTDTrijaya, Kuningan, West Java. Mutation in β-tubulin isotype 1gene of H. contortus from UPTD Pelayanan KesehatanHewan, Yogyakarta, occurred in codon 198 (from glutamateto glycine), codon 201 (from cystein to stop codon), andcodon 202 (from isoleucyne to stop codon)

    EKSPRESI GEN CYP19 DALAM KULTURSEL OSTEOBLAS DARI PERIODONTITISTULANG ALVEOLARAGRESIF DISTIMULASI DENGAN VITAMIN D DAN ATAU DEKSAMETASON

    Get PDF
    Latar Belakang. Estrogen mengatur homeostasis tulang dan disekresikan oleh gonad dan ekstragonad. Selain itu,androgen diubah menjadiestrogen oleh enzim aromatase P450 yang dihasilkan oleh sitokrom P450 aromatase. Ini diproduksi oleh gen sitokrom CYP19.Vitamin D berperan dalam mengatur homeostasis kalsium dan ekspresi gen aromatase langsung. Deksametason bertindak sebagai anti inflamasi, menghentikan peradangan dan meningkatkan kecepatan penyem6uhan. Kerusakan parah tulang alveolar di periodontitis agresif dapat te~adi di usia muda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ekspresi gen CYP19daiam kultur sel osteoblas periodontitis agresif tulang alveolar pasien dengan stimulasi vitamin D dan atau deksametason. Metode. Fragmen tulang alveolar dari pasien periodontitis agresif dikultur dalam dimodifikasi F-12 medium dilengkapi dengan serum janin sapi (FBS) 20%, antibiotik (penisilin streptomisin) 5%, dan fungizone 2%. Sel-sel osteoblas yang tumbuh dalam kultur dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1: kultur diperlakukan non, kelompok 2: diperlakukan dengan vitamin D 10-6 moVL,kelompok 3: diperlakukan dengan deksametason 10.7mol/L, dan kelompok 4: diperlakukan dengan kombinasi vitamin D den deksametason pada dosis yang sarna. Setelah 24 jam perlakuan dihentikan, semua kelompok kultur yang diamati dengan teknik imunositokimia dan menghitung persentase CYP19 ekspresi gen dan sel oeteoblas dalam kultur. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase rata-rata CYP19 ekspresi gen untuk kelompok 1, 2, 3, dan 4 adalah 44.18, 38.66,35.26 dan 31.13%, masing-masing ,dan perbedaan yang signifikan antara perlakuan dengan

    KEANEKARAGAMAN SPESIES BAKTERI PADA KULTUR DARAH WIDAL POSITIF ASAL KOTA SEMARANG BERDASARKAN KARAKTER FENOTIPIK

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk menentukan keanekaragaman spesies bakteri pada kultur darah Widal positif Asal kota Semarang berdasrkan karakter fenotipik. Sampel darah yang dikultur sebanyak 136 sampel berasal dari pasien rawat inap dan rawat jalan di 4 rumah sakit serta 2 puskesmas di kota Semarang (RSUD Kota Semarang, RSUD Tugurejo, RS. Islam Sultan Agung, dan 2 Puskesmas yaitu Kedungmundu dan Bangetayu. Kultur darah digunakan medium BacT/Alert FAN blood culture bottles (Biomerieux), subkultur digunakan medium Blood Agar Plate (BAP, OXOID) dan Mac Conkey (MC, OXOID), dilanjutkan uji biokimia digunakan medium API 20E dan API 50CHB/E untuk identifikasi strain anggota familia Enterobacteriaceae serta APIStap (Biomerieux) untuk identifikasi spesies anggota Staphylococcus. Kultur darah positif sebanyak 59 sampel (43.4%) terdiri dari 44 sampel (32,4%) positif Staphylococcus sp. (S. aureus, S. saprophyticus, S. xylosus, S. warnei, S. hominis, S. cohnii) dan 15 sampel (11%) positif bakteri batang gram negatif anggota familia Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter cloacae, S. typhi, Serratia marcescens, Escherichia coli, Salmonella ssp., Klebsiella pneumoniae ssp. Ozanae. Berdasarkan karakter fenotipik bakteri batang gram negatif dapat dikelompokkan menjadi 4 kluster, kluster pertama beranggotakan S. typhi , kluster kedua beranggotakan E. coli dan Salmonella ssp., kluster ketiga beranggotakan Ser. Marcescens dan kluster keempat beranggotakan Enterobacter cloacae dan Kleb. pneumoniae ssp. Ozaenae. Bakteri kokus gram positif berdasarkan karakter fenotipiknya dapat dikelompokkan menjadi 6 kluster yang tampak sangat bervariasi Kata kunci: Widal, Kultur darah, BacT/Alert FAN, API 20E, API 50 CHB/E, API Sta

    Cloning of cDNA Encoding GRA1 Protein of Tachyzoite Toxoplasma Gondii Local Isolate

    Get PDF
    Gene encoding GRA1 protein is potent DNA-vaccine candidate against toxoplasmosis. The aim of the research was to clone the gene encoding GRA1 protein of tachyzoite Toxoplasma gondii local isolate by DNA recombinant technology. Tachyzoite was grown in Balb/c mice in vivo. Messenger RNA was isolated from total RNA and it was used to synthesis cDNA. Complementary DNA encoding GRA1 protein of tachyzoite Toxoplasma gondii local isolate was amplified and cloned in a prokaryote cloning vector. The recombinant GRA1-encoding gene was then digesting using EcoRI restriction endonuclease and sequencing. The result showed that the recombinant GRA1- encoding gene consisted of DNA sequences encoding all signal peptide and mature peptide of GRA1 protein. Alignment of recombinant GRA1 sequence to gene encoding GRA1 protein of Toxoplasma gondii RH isolate showed 100% homologous

    ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA BIOAKTIF DAUN NERIUM INDICUM MILL.

    Get PDF
    ABSTRAK: Nerium indicum Mill. (fam. Apocynaceae) merupakan salah satu Nerium sp. yang tumbuh di Indonesia sebagai tanaman bias. Secara tradisional, Nerium sp. digunakan sebagai antikanker, pengusir serangga, diuretika, antiskabies, antiinfeksi, insektisida dan kardiotonika, tetapi senyawa bioaktif yang bertanggung jawab untuk aktivitas tersebut belum seluruhnya diteliti. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah melakukan isolasi dan identifikasi senyawa bioaktif dari daun N. indicum. Senyawa bioaktif [t1= 246-248° CLC-50 = 1,36 1.tg/m1 pada BST (Brine Shrimp Lethality lest)] dari daun N. indicum berhasil diisolasi dengan metoda ekstraksi, dan fraksinasi yang dimonitor dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dan uji BST. Identifikasi senyawa bioaktif dilakukan secara spektroskopi (uv, ir, ms dan 2D-tunr). Berdasarkan atas data spektra dan perbandingan dengan senyawa pembanding, maka senyawa bioaktif diidentifikasi sebagai oleandrin atau 1613-asetoksi-3[3-oleandrosa-1413-hidroksi-513-kard-20 (22)-enolida. Kata kunci : Nerium indicum, senyawa bioalctif, BST, oleandrin ABSTRACT Nerium indicum Mill. (fain. Apocynaceae) is one of Nerium sp. that grows in Indonesia as ornamental. Traditionally, Nerium sp. is utilized as anticancer, insect repelant, diuretics, antiscabies, antiinfection, insecticide, and cardiotonichowever, its bioactive substances responsible for these activities have not yet been fully determined. Therefore, this work was aimed to isolate and identify the most potential bioactive substances present in the leaves of N. indicum. The bioactive compound [mp = 246-248° CLC-50 = 1.36 pg/m1 on BST (Brine Shrimp Lethality test)] was successfully isolated from the leaves using bioactive (BST) guided solvent extraction and partition. Identification was done spectroscopically methods (uv, ir, ms and 2D-nmr) and by comparison with authentic reference data. The bioactive compound obtained was identified as oleandrin or 1613-acetoxy-30- oleandrose-50-card-20(22)-enolide. Key words: Nerium indicum, bioactive compound, BST, oleandri

    Kloning dan ekspresi cDNA penyandi protein solubel 28 kDa (GRA2) takizoit Toxoplasma gondii isolat lokal

    Get PDF
    ABSTRACT Jarot Subandono, Wayan T. Artama, Supargiyono - Cloning and expression of cDNA encoding 28 kDa soluble protein (GRA2) tachyzoite of Toxoplasma gondii local isolate Background: Toxoplasma gondii is an intracellular parasite that causes toxoplasmosis and found in tropical countries. Toxoplasmosis is dangerous if suffered by pregnant woman or immunodeficiency patients. T. gondii has 28 kDa soluble protein from dense granule (GRA2) and among GRA proteins, GRA2 is probably the most immunogenic. Disruption of the GRA2 locus in T. gondii has resulted in decreasing of the parasite virulence in mice. Invasion of tachyzoite T. gondii into macrophages was also significantly inhibited by anti GRA2 antibody, therefore the availability of GRA2 protein is essential for development of protective vaccine. Objective: The aim of this research was to produce 28 kDa soluble protein (GRA2) by cloning and expression of cDNA encoding soluble protein tachyzoite of T. gondii local isolate. Methods: Total ribonucleic acid (RNA) and messenger RNA was isolated from tachyzoite of local T. gondii grown up in Balb/c mice. Messenger RNA was isolated from total RNA using polyATtract mRNA Isolation Systems and synthesis of cDNA using Universal RiboClone cDNA Synthesis Systems. Recombinants of pUC18 were transformed into E. co/i XL1-Blue by heat shock technique. Expression of recombinant protein was analysed by immunoblotting using polyclonal antibodies against soluble protein of T. gondii. Results: Two recombinant clones were isolated which expressed 28 kDa recombinant protein. Conclusion: Two recombinant clones were isolated. The immunoblotting result indicates that the recombinant expressed 28 kDa recombinant protein which hybridized with the antibody polyclonal against soluble protein of T. gondii and the proteins are possibly GRA2 proteins. Key words : Toxoplasma gondii - tachyzoite - cDNA - 28 kDa soluble protein
    • …
    corecore