85 research outputs found

    Efektivitas Undang-undang No 13 Tahun 2006 Tentang Jaminan Perlindungan Saksi (Studi Kasus Pengadilan Negeri Toli-toli)

    Full text link
    Undang-Undang tentang perlindungan saksi dan korban dapat dikatakan Efektiv dalam memberikan perlindungan terhadap seorang saksi apabila saksi sudah merasa aman dari berbagai ancaman yang dapat muncul baik dari pihak terdakwa, hukum dan juga pihak dari keluarga terdakwa. Namun pada Kenyataanya di Pengadilan Negeri Toli-Toli saksi tidak mendapatkan perlindungan dikarenakan tidak adanya LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) sesuai yang diamanatkan oleh UU No 13 Tahun 2006 yang bertugas untuk memberikan perlindungan terhadap saksi yang merasa dirinya terancam. Sehinggah begitu banyak masyarakat yang takut untuk menjadi seorang saksi atas suatu perkara yang disidangkan di pengadilan, selain harus berhadapan dengan ancaman yang datang dari pihak terdakwa, saksi juga merasa dirugikan mulai dari waktu yang terbuang cukup lama dalam proses persidangan serta biaya yang harus mereka keluarkan untuk datang ke pengadilan cukup banyak. Tidak efektivnya UU ini di Pengadilan Negeri Toli-Toli karna tidak adanya LPSK serta tidak adanya lembaga lain yang khusus ditunjuk oleh LPSK untuk memberikan perlindungan terhadap seorang saksi yang bersaksi dipengadilan khususnya di Kabupaten Toli-Toli

    Amplification of The GAPDH Gene from The Urine eDNA of Sumatran Rhino in Sumatran Rhino Sanctuary, Way Kambas National Park

    Get PDF
    Profiling the genetic character of each individual sumatran rhino is important in order to maintain individual viability and genetic variability of Sumatran rhinos. Non-invasive sampling is needed to minimize the disturbance of individual sumatran rhinos, this is due to the solitary character of sumatran rhinos and tend to be afraid to interact with humans. Until now, non-invasive sampling of sumatran rhinos in Way Kambas National Park (WKNP) has only been done through the source of the puddle. This study aims to amplify the GAPDH gene from sumatran rhino environmental DNA (eDNA) sourced from urine. Urine sampling was carried out on four of the eight sumatran rhino individuals in WKNP. DNA extraction of four sumatran rhino urine samples was carried out with reference to the DNeasy® Blood & tissue kit extraction protocol. Amplification of eDNA extraction results was carried out by polymerase chain reaction (PCR) using GAPDH primers. Visualization of extraction and amplification results from four individual sumatran rhinos at TNWK was tested qualitatively with 1% agarose gel electrophoresis. Electrophoresis results showed positive results after amplification of four individual sumatran rhino urine samples at sizes between 100-200bp. This study successfully amplified the GAPDH gene from four sumatran rhino individuals in WKNP based on qualitative tests. In further conservation efforts, it is necessary to explore eDNA extraction from other potential sources

    BAB 4 - HAM dalam Islam

    Get PDF
    Islam adalah agama yang sejak diturunkan di Makkah 15 abad silam telah membawa serta semangat meninggikan martabat manusia. Kelompok sosial masyarakat Kota Makkah yang paling dahulu terpesona dengan dakwah Islam adalah para hamba sahaya. Mereka antusias dengan misi Islam karena komitmennya membebaskan para budak dan menunjukkan kesetaraan mereka dengan manusia lainnya. Mereka tertawan oleh Islam karena Islam adalah agama pembebasan! Sebagai kelanjutan dari modul sebelumnya yang membahas konsep HAM universal, modul ini akan fokus pada pemaparan tentang HAM dalam konsep Islam. Tujuan dari pembahasan ini bukan sekadar menggali wacana HAM dalam al-Qur ’an dan Sunnah, tapi juga menelusurinya dalam dokumen-dokumen dalam tonggak sejarah peradaban Islam. Karena itu pembaca akan berkenalan dengan Piagam Madinah, Pidato Nabi di Haji Wada’ dan rumusan ulama klasik tentang HAM dalam wacana Maqâshid Sharî’ah atau Dhorûriyât Khamsah (Lima Kebutuhan Pokok Manusia). Dari situ pembaca akan diajak merenungkan bagaimana memahami relasi HAM dan Islam dalam konteks modern
    corecore