110 research outputs found
Menyiapkan anak Indonesia Menghadapi “21st century skills” melalui penelitian berbasis literasi kimia
Abad 21 sudah mulai kita hadapi bersama. Apakah anak Indonesia telah siap menapakinya? Belum terlambat bila kita mulai sekarang berpikir tentang keterampilan abad 21 yang dipercaya sebagai keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi persaingan antar bangsa di dunia ini. Pendidikan kimia sangat potensial sebagai wahana untuk membangun keterampilan abad ini dengan menampilkan pembelajaran kimia yang inovatif, kreatif dan inspiratif. Pembelajaran kimia hendaknya dilaksanakan berbasis literasi kimia. Literasi kimia dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memaknai permasalahan yang dihadapinya yang berhubungan dengan konsep kimia, serta mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik, disertai dengan sikap dan tanggung jawab. Apa implikasinya bagi penelitian pendidikan kimia? Penelitian pendidikan kimia hendaknya juga mampu menyajikan solusi-solusi pembelajaran kimia menghadapi abad 21 tersebut. Penelitian pendidikan kimia hendaknya mampu menghasilkan produk penelitian yang berdampak langsung terhadap upaya meningkatkan kualitas pendidikan kimia. Tujuan akhir pendidikan kimia adalah menghasilkan siswa yang literate terhadap kimia. Oleh karena itu penelitian pendidikan kimia yang disarankan adalah penelitian dengan lingkup literasi kimia
Menyiapkan anak Indonesia Menghadapi “21st century skills” melalui penelitian berbasis literasi kimia
Abad 21 sudah mulai kita hadapi bersama. Apakah anak Indonesia telah siap menapakinya? Belum terlambat bila kita mulai sekarang berpikir tentang keterampilan abad 21 yang dipercaya sebagai keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi persaingan antar bangsa di dunia ini. Pendidikan kimia sangat potensial sebagai wahana untuk membangun keterampilan abad ini dengan menampilkan pembelajaran kimia yang inovatif, kreatif dan inspiratif. Pembelajaran kimia hendaknya dilaksanakan berbasis literasi kimia. Literasi kimia dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memaknai permasalahan yang dihadapinya yang berhubungan dengan konsep kimia, serta mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik, disertai dengan sikap dan tanggung jawab. Apa implikasinya bagi penelitian pendidikan kimia? Penelitian pendidikan kimia hendaknya juga mampu menyajikan solusi-solusi pembelajaran kimia menghadapi abad 21 tersebut. Penelitian pendidikan kimia hendaknya mampu menghasilkan produk penelitian yang berdampak langsung terhadap upaya meningkatkan kualitas pendidikan kimia. Tujuan akhir pendidikan kimia adalah menghasilkan siswa yang literate terhadap kimia. Oleh karena itu penelitian pendidikan kimia yang disarankan adalah penelitian dengan lingkup literasi kimia
The Development of Contextual Model with Collaborative Strategy in Basic Science Course to Enhance Students’ Scientific Literacy
The aim of the research is to develop the model of contextual teaching-learning with collaborative strategy on Basic Science course for non-science student. Moreover, the study was also done to examine the effectiveness of the model in enhancing students’ scientific literacy that involves the mastery of concepts, context, process skill and attitudes of students towards science. Mixed methods research (MMR) was used in the study. Preceded by a need analysis, research was continued with the development of contextual models of learning under six themes, such as Human mind and its development, The development of Natural Sciences, Earth in the Universe; The Diversity of Living Things and its spreading; Ecosystems and Human Role , and the Natural Resources and Environment. The overall subjects of the research were 86 accounting students; 20 students involved in trying out the model, 34 students in the control group, and 32 students in the experimental group. The research reveals that through the six themes of contextual teaching-learning along one semester, the implementation of teaching models gave implication to the increasing of scientific literacy of accounting students, in the aspect of mastery of concepts, as well as on the application concept into context, process skill and students' attitudes toward science. Keywords: contextual teaching-learning; scientific literacy; Basic Scienc
Penerapan Pembelajaran IPA Terpadu Menggunakan Model Webbed Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa
The integrated science learning using webbed model was done in this research to increase students' science literacy in a learning theme of “Why Can My Body Feel Temperature Changes?”. The research was conducted using a quasi experiment method with non-randomized subject pretest posttest control group design. The subjects were students of grade VII from one of junior high school at Cirebon District, West Java, Indonesia, and were divided into two classes, namely, experiment and control class. While the students of experiment class was taught with the integrated science learning approach, students of the control class was taught without using the approach. The instruments were written test, observation sheet, questionnaire, and interview protocol. Data showed that on avereage there was an increase of science literacy skills of students who were taught with an integrated approach. A significant increase has been showed in both of content and process aspects. The integrated science learning approach showed to be able to build positive attitudes among students
Implikasinya dalam Pembelajaran di Sekolah, Pendidikan Profesi dan Pendidikan Tinggi
Pemerintah telah memberlakukan Kurikulum baru mulai tahun ajaran 2013/2014, untuk kemudian disebut Kurikulum 2013. Beberapa alasan perlunya pengembangan Kurikulum 2013 adalah: a) Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran; b) Kecenderungan banyak negara menambah jam pelajaran; dan c) Perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia dengan Negara lain relatif lebih singkat.
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Tahap kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan serta di depan Komisi X DPR RI. Tahap ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Tahap keempat, penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Implementasi kurikulum 2013 telah diselenggarakan di sekolah piloting mulai sekolah dasar sampai menengah atas, mulai bulan Juli 2013. Tahun ajaran 2014/2015, kurikulum baru ini serentak wajib diberlakukan di seluruh sekolah di Indonesia. Namun demikian, di berbagai daerah menunjukkan ketidaksiapan sekolah dalam mengimplementasikannya. Masih banyak pula perguruan tinggi yang menangani calon guru belum begitu memahami kurikulum tersebut. Seharusnya antisipasi oleh berbagai pihak telah mulai dilaksanakan sejak awal. Sekolah harus sudah mulai mempersiapkan gurunya untuk memahami kurikulum secara utuh. Demikian pula, pendidikan tinggi penghasil calon guru harus merespon dengan berbagai terobosan seperti mulai menata dan merevitalisasi kembali kurikulum dan pembelajarannya. Demikian pula, Pendidikan Program Profesi guru perlu pula mengantisipasinya dengan mengakomodasi kurikulum 2013 tersebut sebagai bagian dari materi penguatan profesi. Pada makalah ini akan dipaparkan berbagai kelemahan dalam implementasi kurikulum yang lalu, disertai dengan analisis bagaimana antisipasi harus dilakukan terkait implementasi kurikulum bar
Students Learning Outcomes and Internalization Islamic Values in Buffer Solution Concept through Online Learning
This study analyses students learning outcomes and internalization of Islamic values in buffer solutions through online learning during the Covid-19 pandemic. The study was conducted to find effective strategies in achieving students’ competence and Islamic values. This research is a quasi-experimental study conducted on 100 tenth-grade students using The One Group Pretest-Posttest model. The results showed students learning outcomes obtain an N-Gain value of 0.72 (high category). The internalization of Islamic values for three aspects: praying, blessing, and study hard determined the average above 3 (often do). Thus, the research concludes that online learning conducted on buffer materials is effective in mastering the content and internalization of Islamic values.
- …