11 research outputs found

    IMPLEMENTASI KURIKULUM MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengkaji implementasi kurikulum Matematika dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada sekolah menengah pertama. Keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satu kompetensi penting di abad ke-21. Keterampilan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai keterampilan menganalis, mengevaluasi, mengkreasi, menalar, berpikir kritis, dan memecahkan masalah. Hasil studi menunjukkan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi Matematika siswa sekolah menengah pertama masih rendah. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengapa keterampilan berpikir tingkat tinggi masih belum optimal. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode deskriptif evaluatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) perumusan tujuan kurikulum Matematika sudah sesuai dengan hasil analisis kebutuhan kurikulum Matematika dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi; 2) faktor pendukung untuk mencapai tujuan kurikulum Matematika yang ditetapkan mencakup kualifikasi dan kompetensi guru Matematika, kompetensi pengembang kurikulum, ruang lingkup, alokasi waktu, dan strategi implementasi dinilai sudah memadai; 3) implementasi (penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran) yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dinilai sulit untuk dilaksanakan; dan 4) tingkat penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi Matematika pada siswa sekolah menengah pertama masih rendah. Secara umum hasil penelitian menujukkan bahwa implementasi kurikulum Matematika dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa sekolah menengah pertama dinilai masih sulit dilaksanakan This study aims to examine the implementation of Mathematics curriculum in increasing the higher order thinking skills in Junior High Schools. Higher order thinking skill is one of the important competencies in the 21st century. Higher order thinking skill refers to the skills in analyzing, evaluating, creating, reasoning, critical thinking, and problem solving. From the results of the study, it is found that higher order thinking skills in Mathematics in Junior High Schools are still low. Therefore, it is necessary to conduct a study on why higher order thinking skills have not been well developed optimally. This research was conducted using quantitative and qualitative approaches with descriptive evaluative methods. The data collection techniques were taken through questionnaires, interviews, tests, and documentations. The findings of the study reveal that: 1) The formulation of objectives of the Mathematics curriculum has matched to the mathematical curriculum result of need assessment to increase the higher order thinking skills; 2) Supporting factors to achieve the stated objectives of the Mathematics curriculum, which include the Mathematics teacher’s qualifications and competencies, curriculum developers competencies, scope, time allocation, and stategies implementation are considered to be adequate; 3) The implementation (creating lesson plans, implementation of learning process, and assessment of learning outcomes) which can increase the higher order thingking skills are considered to be difficult to implement; and 4) The mastery level of high order thinking skills in Mathematics among junior high school students are still at the low level. In general, the result of the study shows that the implementation of Mathematics curriculum in increasing the higher order thinking skils in junior high school is still considered to be difficult to implement

    Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan guru matematika smp terintegrasi penguatan pendidikan karakter: d kelompok kompetensi

    Get PDF
    Program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan riview, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesi yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru jenjang sekolah menengah pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya

    Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan guru matematika smp terintegrasi penguatan pendidikan karakter: d kelompok kompetensi

    Get PDF
    Program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan riview, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesi yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru jenjang sekolah menengah pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya

    PENGEMBANGAN KURIKULUM MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH

    Get PDF
    The Trending topic in International Mathematics and Science Study (TIMSS) and the Program for International Student Assessment (PISA) have become a new standard for mathematics learning. One of the objectives of the study from TIMSS and PISA is to know the students' abilities in reasoning, identifying, and understanding, and using the basic mathematics needed in daily life. Or in other words, students must have mathematical literacy. The concept of mathematical literacy is intended the ability of individuals to formulate, use, and interpret mathematics in various contexts. This includes mathematical reasoning and using mathematical concepts, procedures, facts, and equipment to describe, explain, and predict phenomena or events (OECD, 2013). Indonesia has participated in TIMSS and PISA studies several times, from the TIMSS and PISA study results, it shows that students have not been able to develop optimally about their thinking abilities in mathematics schools and are still low in ability (1) to understand complex information, (2) theory , analysis and problem solving, (3) using tools, procedures and problem solving and (4) conducting investigations. In 2014, the National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) stated that learning mathematics today is still too formal, lacks connection with the meaning, understanding, and application of mathematical concepts, and fails to give sufficient attention to the ability of reasoning and solving problem. These results indicate that there needs to be a change in curriculum orientation, which is not to burden students with content but prioritize the aspects of essential abilities needed by all citizens to participate in developing their country in the 21st century. Therefore it is necessary to develop a mathematics curriculum that enhances students' abilities in reasoning and problem solving in order to improve the quality of mathematics for students knowledge and skill in this global era

    Guru pembelajar modul matematika SMP: kelompok kompetensi D pedagogik kurikulum matematika SMP I

    Get PDF
    Peningkatan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian adalah peningkatan kompetensi guru. Peran guru dalam pembelajaran di kelas merupakan kunci keberhasilan untuk mendukung keberhasilan belajar siswa. Guru yang profesional dituntut mampu membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan output dan outcome pendidikan yang berkualitas

    Guru pembelajar modul matematika SMP: kelompok kompetensi C pedagogik model pembelajaran matematika

    Get PDF
    Peningkatan kualitas pendidikan saat ini menjadi prioritas, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu komponen yang menjadi fokus perhatian adalah peningkatan kompetensi guru. Peran guru dalam pembelajaran di kelas merupakan kunci keberhasilan untuk mendukung keberhasilan belajar siswa. Guru yang profesional dituntut mampumembangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan output dan outcome pendidikan yang berkualitas

    Guru pembelajar modul matematika SMP: kelompok kompetensi D kurikulum matematika 1, sejarah filsafat dan aljabar 1

    Get PDF
    Modul ini hanya terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran mengenai Pengembangan kurikulum, yaitu mengenai pengembangan kurikulum, SKL, KI, KD, dan indikator, karakteristik dan tujuan mata pelajaran, serta desain pembelajaran saintifik. Selain itu penyusunan modul ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan bagi para guru matematika SMP/MTs dalam menguasai materi bentuk aljabar, faktorisasi bentuk aljabar, persamaan garis lurus, perbandingan dan penerapannya dalam pembelajaran Matematika

    Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan guru matematika smp terintegrasi penguatan pendidikan karakter: c kelompok kompetensi

    Get PDF
    Program pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru merupakan tindak lanjut dari hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 dan bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Sebagai salah satu upaya untuk mendukung keberhasilan suatu program diklat, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar pada tahun 2017 melaksanakan riview, revisi, dan mengembangkan modul paska UKG 2015 yang telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Penilaian Berbasis Kelas, serta berisi materi pedagogik dan profesi yang akan dipelajari oleh peserta selama mengikuti program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru jenjang sekolah menengah pertama ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan wajib bagi para peserta diklat untuk dapat meningkatkan pemahaman tentang kompetensi pedagogik dan profesi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya

    Guru pembelajar modul matematika SMP: kelompok kompetensi C model pembelajaran matematika, statistika dan peluang

    Get PDF
    Ruang lingkup materi dalam modul ini meliputi:pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran; prinsip pembelajaran; model pembelajaran berbasis Discovery Learning; model pembelajaran berbasis Problem Based Learning; model pembelajaran berbasis Project Based Learning; pendekatan Open-Ended; pendekatan Cooperative learning; dan pendekatan Differentiated Instruction

    TANTANGAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA JENJANG SD: SEBUAH TEMUAN MULTI-PERSPEKTIF

    Get PDF
    Curriculum changes often occur following the direction of technological developments and the basic needs desired from the curriculum. The existence of an independent curriculum is a new hope to provide more space for students to self-actualize. The purpose of this research is to explore the challenges and strategies that will be faced by various stakeholders in implementing an independent curriculum at the elementary school (SD) level. A qualitative research design with a case study model was carried out to answer these objectives. Researchers conducted a series of interviews and observations in 6 elementary schools in the city of Bandung, the city of Bogor and the city of Surakarta. This research involved the government, principals, teachers and students to get a better picture of the implementation of the independent curriculum. The results showed that the presence of an independent curriculum was welcomed by all levels of education in this study. This is illustrated by the enthusiasm of all respondents to jointly study and implement the values of the independent curriculum in the learning process. The biggest challenges in the process of implementing this independent curriculum include the readiness of teachers as carriers of change in the classroom, school support in providing supporting facilities both material and non-material, to the diversity of students in a class. Meanwhile, the best thing to do now is to continue to optimize the good side of this independent curriculum together, and try to fix any shortcomings that may be felt. In general, the existence of this independent curriculum is a new benchmark for the development of the learning process that occurs in schools, so that it can be a joint evaluation to continue to develop the potential of existing students. AbstrakPerubahan kurikulum seringakali terjadi mengikuti arah perkembangan teknologi serta kebutuhan dasar yang diinginkan dari kurikulum tersebut. Keberadaan kurikulum merdeka menjadi harapan baru untuk memberikan ruang yang lebih banyak bagi siswa untuk melakukan aktualisasi diri. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan eksplorasi terkait tantangan dan strategi yang akan dihadapi berbagai stakeholder dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di jenjang sekolah dasar (SD). Desain penelitian kualitatif dengan model studi kasus dilakukan untuk menjawab tujuan tersebut. Peneliti melakukan serangkaian wawancara dan observasi di 6 sekolah dasar yang ada di kota Bandung, kota Bogor dan kota Surakarta. Penelitian ini melibatkan pihak dinas, kepala sekolah, guru dan siswa untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang implementasi kurikulum merdeka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran kurikulum merdeka disambut baik oleh seluruh lapisan pendidikan dalam penelitian ini. Hal tersebut digambarkan dengan sikap antusiasme seluruh responden untuk sama-sama mempelajari dan mengimplementasikan values kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran. Tantangan terbesar dalam proses impelementasi kurikulum merdeka ini diantaranya berasal dari kesiapan guru sebagai pembawa perubahan di kelas, dukungan sekolah dalam memberikan fasilitas penunjang baik bersifat materil maupun non-materil, hingga keragaman siswa dalam suatu kelas. Sementara itu, cara terbaik yang dilakukan saat ini adalah terus bersama-sama mengoptimalkan sisi baik dari kurikulum merdeka ini, serta berusaha memperbaiki kekurangan yang mungkin dirasakan. Secara umum, keberadaan kurikulum merdeka ini menjadi tolak ukur baru tentang semakin berkembangnya proses pembelajaran yang terjadi di sekolah, sehingga bisa menjadi evaluasi bersama untuk terus mengembangkan potensi siswa yang ada
    corecore