648 research outputs found
Studi analisis penalti terhadap pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di KJKS BMT Marhamah Wonosobo
Salahsatu produk perbankan adalah simpanan berjangka (deposito) dimana penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian. Namun terkadang ada nasabah yang terpaksa menarik simpanannya sebelum jatuh tempo.Pada umumnya, nasabah tersebut akan dikenakan penalti (denda) simpanan tersebut. Sementara KJKS BMT Marhamah Wonosobo tidak menerapkan sistem penalti (denda), tetapi menerapkan sistem bagi hasil Simpanan berjangka mudharabah yang diberikan setiap bulan akan dikonversi (dirubah) menjadi bagi hasil Simpanan Ummat dengan jangka waktu sampai pengambilan sesuai porsi. Persoalan inilah yang menarik penulis untuk dijadikan bahan penelitian dengan judul “PRAKTEK PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI KJKS BMT MARHAMAH WONOSOBO”
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran umum produk simpanan mudharabah berjangka (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo dan bagaimana praktek penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di KJKS BMT Marhamah Wonosobo.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di KJKS BMT Marhamah Wonosobo. Data-data dalam penelitian terbagi kepada dua: data primer dan data sekunder. Untuk menggali data-data yang relevan penulis menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi. Data-data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian ini menghasilkan temuan yang menjadi kesimpulan penelitian sebagai berikut: Pertama, Simpanan berjangka Mudharabah (deposito) di KJKS BMT Marhamah Wonosobo memiliki 3 jangka waktu: 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dengan ketentuan setoran awal minimal Rp.1.000,000,-, porsi bagi hasil dibedakan dalam 4 tingkatan, yaitu: (1) 3 bulan dengan porsi BMT : penyimpan = 51:49, (2) 6 bulan dengan porsi BMT : penyimpan = 46:54, (3) 12 bulan dengan porsi BMT : penyimpan = 51:49, dan bagi hasil bebas dari biaya operasional termasuk pajak, sehingga diterimakan bersih.
Kedua, Dalam praktiknya nasabah KJKS BMT Marhamah Wonosobo yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo nasabah akan dikenai konversi (perubahan) pada bagi hasil yang diperoleh, dimana porsi bagi hasil Simpanan mudharabah berjangka dikonversi ke simpanan ummat sebagai bentuk hukuman dari pelanggaran yang telah disepakati
Tindak Pidana Pengedaran Dan Penyalahgunaan Obat Farmasi Tanpa Izin Edar Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
The rise of drug trafficking without marketing authorizationin the societyis very distressedus as members of society. It shows that the people\u27s awareness of the law is still very low that tends to commit criminal offenses including distributing pharmaceutical preparations without a marketing authorization. This study was conducted to determine how the rule of law against the crime of distributing pharmaceutical preparations without a marketing authorization and the efforts made to overcome them. This research uses normative juridical method using secondary data through library is conducting research on various sources of literature books, laws and regulations relating to the crime of distributing pharmaceutical preparations without a marketing authorization. The result of the research conducted can be concluded that the crime of distributing pharmaceutical preparations without a marketing authorization as stipulated in act No. 36 Year 2009 on Health serves as optimizing the criminal act as a tool in crime prevention efforts. Application of the Act is expected to ensnare the perpetrators distribute pharmaceutical preparations without a marketing authorization. As well as the efforts to be made in the handling of this criminal act is done with penal and non-penal policies
Variasi Kajian Penelitian dalam Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fmipa Unnes
Tujuan Penelitian ini untuk mengungkap tentang variasi kajian dalam skripsi mahasiswa program studi pendidikan biologi yang telah dilakukan tahun 2010-2013. Pengambilan data dengan menginventarisir sejumlah hasil penelitian dalam bentuk skripsi yang telah dilakukan mahasiswa pendidikan program studi pendidikan biologi, selanjutnya mengelompokkan kajian penelitian. Hasil penelitian didapatkan sejumlah 470 topik skripsi. Berdasar pengelompokan terdapat 10 kelompok kajian penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa program studi biologi. Berdasar hasil yang didapatkan perlu ditindak lanjuti dengan penelitian mendalam terkait dengan substansi penelitian
Analisis Karya Ilmiah sebagai Komponen Tri Darma Perguruan Tinggi
Menyusun karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang dinilai masih belum dilakukan dengan baik oleh para akademisi dan pejabat fungsional lainnya. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik merupakan aspek yang harus diperhatikan. Aspek plagiasi juga merupakan hal yang dinilai perlu diperhatikan secara khusus. Terdapat sejumlah penyebab terjadinya hal ini. Bahasan dalam analisis ini berfokus pada hal-hal tersebut, dilanjutkan dengan sejumlah rekomendasi untuk dapat memperbaikinya dimasa mendatang
Telaah Teoritik Dan Empirik Difusi Inovasi Pertanian
Pembangunan masyarakat yang berkesinambungan dapat dilihat sebagai suatu perkembangan yang merupakan peningkatan rasionalisasi, namun juga diikuti dengan peningkatan 'kekecewaan'. Apabila rasionalisasi menunjuk pada fakta bahwa apa yang sebelumnya dipandang bukan sebagai masalah yang perlu dipikirkan saat ini harus dinilai sebagai sesuatu yang harus dipikirkan, maka kekecewaan adalah reaksi yang muncul dari proses perkembangan pikiran tersebut.Terdapat dua bentuk 'revolusi teknologi dalam sejarah kehidupan manusia: Revolusi Neolitik (7000-5000 SM), dan Revolusi Industri (1900). Kedua revolusi dicirikan dengan adanya loncatan perkembangan teknologi yang begitu menonjol, sehingga berdampak sangat besar dalam kehidupan dunia dan manusia. Kesamaan menarik dari kedua revolusi adalah bahwa keduanya diikuti dengan ledakan jumlah penduduk yang sangat tajam. Sektor pertanian tidak luput dari perkembangan dan kemajuan teknologi yang mengacu pada upaya ditemukannya sistem produksi maupun sistem distribusi produk-produk pertanian yang lebih baik dari waktu ke waktu. Pengembangan teknologi yang disertai dengan penyempurnaan dalam mekanisme diseminasi teknologi merupakan salah satu penentu utama dari keberhasilan dalam menghadapi tantangan-tantangan pembangunan pertanian. Proses difusi dan adopsi inovasi, di mana teknologi pertanian merupakan salah satu bentuk utama inovasi. Terdapat 4 (empat) komponen utama difusi inovasi: (1) adanya inovasi, (2) adanya saluran komunikasi, (3) adanya suatu dimensi waktu tertentu, dan (4) keterlibatan anggota-anggota suatu sistem sosial tertentu. Pengembangannya di masa mendatang adalah bagaimana memperkaya muatan analisis difusi inovasi, baik dengan terus berupaya menyempumakan pendekatan analisis, mengajukan altematif-altematifpendekatan baru, atau dengan mengintegrasikan visi bidang-bidang ilmu yang terkait di dalam analisis difusi inovasi. Analisis mengenai sistem kelembagaan yang terkait dengan proses difusi inovasi di sektor pertanian dinilai juga perlu untuk dapat dilakukan secara sistematik di masa depan dan masyarakat petani sebagai sasaran utama dan proses difusi inovasi juga mengalami dinamika dalam pemikiran maupun dalam praktek keseharian USAhataninya
Determinants of Household Off-farm Labor Activity: the Case of Six Villages in Cimanuk River Basin, West Java, Indonesia
IndonesianDidalam pemikiran penganut teori modernisasi, negara-negara berkembang yang sedang dalam proses "memodernisasikan" diri, akan ditandai oleh pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor pertanian ke sektor non-pertanian, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun dari segi sumber pendapatan. Studi ini berhubungan dengan pernyataan tersebut diatas; tekanan perhatian ditujukan pada upaya mengidentifikasi apakah Perubahan itu nyata terjadi di tingkat desa. Intensitas Kegiatan Kerja Luar Usahatani (Household off-farm labor Intensity-HOFFLI) digunakan sebagai indikator transisi kegiatan pertanian menuju kegiatan non-pertanian. Hasil studi menunjukkan bahwa di tingkat desa, HOFFLI masih didominasi oleh kegiatan-kegiatan di sektor pertanian, sementara pekerjaan utama keluarga masih juga di bidang pertanian. Faktor-faktor yang mempengaruhi HOFFLI secara nyata adalah umur Kepala Keluarga, jumlah anggota rumah tangga, rasio ketergantungan luas penguasaan lahan, penelitian asset produktif, pengeluaran untuk makanan, serta variabel-variabel boneka desa, jenis kelamin kepala keluarga, dan varietas padi yang ditanam. Lepas daripada sektor apa kegiatan luar USAhatani dilakukan, ditemukan bahwa kegiatan itu sangat diperlukan adanya. Kegiatan dapat dilakukan didalam desa sendiri, maupun di luar desa dimana petani berada.EnglishAccording to modernization theorists, modernizing countries are characterized by the movement from agriculture to non-agricultural sectors, either in terms of labor absorbtion or income generation. This study deals with that issue, especially to show whether the movement is also found in village level. Household off-farm labor intensity (HOFFLI) is used as indicator of the transition from agriculture to non-agricultural sectors. The findings show that HOFFLI was still dominated by off-farm labor activities in agriculture, while household's main occupation was also still dominated by agricultural. Factors that significantly influence HOFFLI were household head's age, family size, dependency ratio, landholding, productive assets, expenditure for food and dummy variables of village, household head's gender, and variety of rice grown. Regardless of the source of activities, the findings indicate that off-farm labor activities are really needed, either those in the villages themselves, or in the nearby town such as the capital of the sub-district where the villages are located
Hubungan antara Interaksi Sosial Siswa dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa Madrasah Ibtidaiyah Se-kabupaten Gorontalo
This study aimed to investigate the relationship between students' socialinteractions and their Indonesian language learning achievement in MadrasahIbtidaiyahs in Gorontalo Regency. Students' social interactions included parents'upbringing patterns, the peer interaction, and the teacher-student interaction in thelearning process. This study was an ex post facto study involving parents'upbringing patterns, the peer interaction, and the teacher-student interaction as theindependent variables X1, X2, and X3, respectively. The intervening variable was thelearning motivation (X4) and the dependent variable (Y) was the Indonesianlanguage learning achievement. The research population comprised all Year Vstudents in 25 Madrasah Ibtidaiyahs in Gorontalo Regency. The sample was selectedby using the multi-stage sampling technique and it consisted of 9 MadrasahIbtidaiyahs involving 101 Year V students. The research instruments included aquestionnaire to measure the independent and intervening variables. The datawere analyzed using the multiple regression and path analyses at p < 0.05. Theresults of the research data analysis showed that the direct and indirect effects ofthe parents' upbringing patterns (X1) on the learning achievement through thelearning motivation (X4) were 0.177 and 0.0458. The direct and indirect effects of thepeer interaction (X2) on the learning achievement through the learning motivation(X4) were 0.277 and 0.0717. The direct and indirect effects of the teacher-studentinteraction (X3) on the learning achievement through the learning motivation (X4)were 0.266 and 0.0689. The direct and indirect effects of all independent variablesas an aggregate on the learning achievement through the learning motivation were0.678 and 0.1756. The peer interaction was the one with the strongest direct effect,namely 0.277, on the Indonesian language learning achievement among othervariables in the study
NILAI KEPEMIMPINAN DALAM TARI KINYAH MANDAU PADA MASYARAKAT SUKU DAYAK DI KALIMANTAN TENGAH
Penelitian berjudul Nilai Kepemimpinan melalui Tari Kinyah Mandau pada Masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah ini, merupakan suatu kajian aspek teks dan konteks pada tari Kinyah Mandau sebagai pembawa nilai kepemimpinan pada Masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Hal yang dicoba untuk digali adalah 1) bentuk tari Kinyah Mandau, 2) proses tari Kinyah Mandau dalam membentuk nilai kepemimpinan, 3) hasil pembentukan tari Kinyah Mandau dalam membawa nilai kepemimpinan pada masyarakat suku Dayak.
Temuan atas nilai kepemimpinan dalam tari Kinyah Mandau dirujuk kepada konsepsi nilai kepemimpinan ideal suku Dayak yaitu : mamut menteng, harati, bakena, bahadat, bakaji, dan barendeng. Untuk mengupasnya, penelitian ini menggunakan payung Etnokoreologi dengan pendekatan keilmuan secara multidisiplin. Teori dan pendekatan yang digunakan adalah hermeneutik, semiotik, psikologi perilaku (behaviourisme), dan performance studies.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semua konsep kepemimpinan suku Dayak Kalimantan Tengah seperti di atas, hadir secara utuh dan komplementer di dalam tari Kinyah Mandau. Secara teknis, laku Kinyah Mandau berhubungan dengan mamut menteng dan barendeng terkait pengusaan diri dan keadaan, olah fisik dan mental melalui kuntau, tantuwu, dan penggunaan senjata mandau dan telawang secara bertanggung jawab. Secara keyakinan tarian itu merupakan ritual sakral, suatu “magi simpatetis” yang menjadikannya membawa nilai mamut menteng, harati, bakaji, bahadat, bakena, barendeng; guna penguasaan kosmik atas keadaan dan mentalitas keberanian dan berketuhanan sebelum perang kayau. Secara Sosial, teknisnya merupakan suatu ritual sekuler berupa ajang ‘pamer’ yang membawa nilai mamut menteng, harati, bakaji, bahadat, bakena, barendeng; melalui pengakuan eksistensi sosial pada dirinya oleh masyarakat.
Kata kunci:Kinyah Mandau, suku Dayak, Kalimantan Tengah, nilai kepemimpinan
Persepsi terhadap penilaian prestasi, komitmen dan motivasi kerja Guru Sekolah Menengah Teknik di Sabah
This study aims to identify the perception on performance assessment and teachers’ job commitment and motivation. A total of six technical schools and 248 teachers involved in this study. This study is a descriptive study using survey design. Data collected through a survey questionnaire containing 40 items. The results of the t-test performed showed significant difference between the performance assessment based on gender. However, One-way ANOVA analysis showed no significant differences in performance assessment based on the position and length of service. While Pearson Correlation (r) shows that there is a positive and moderate relationship between performance assessment with work commitments and there is a significant and strong correlation between the performance assessment of teachers' motivation. This study has some important implications to those who involve in the effort for improving the management of performance assessment in order to help teachers to be more committed and motivated
- …
