Embryo Culture and Embryo Rescue in <em>Brassica</em>

Somatic embryogenesis is the best demonstration of totipotency in higher plants in which somatic cell produce whole plant like zygotic embryo. It is also demonstrated that immature, weak, hybrid or sometimes inviable embryos can be saved through in vitro culture to prevents its degradation. It may help to cross the reproductive barriers when interspecific hybrids developed. Brasssica is an economically valuable oil yielding and vegetable crop and India is the largest producer of oil seed rape in the world. Various factors affect the embryo rescue in Brassica like growth stage of the embryos, types and composition of the rescue medium etc. The embryo regeneration potential can improve through the modification of culture conditions in both zygotic as well as somatic embryo. Except the embryo culture other parts like ovule, ovary culture can also be done to developed interspecific hybrids. This chapter is focused on the embryo rescue techniques in the genus Brassica and summarizes possible ways of improving the technique used

Effect of pretension on triangular tension leg platform (TLP) responses

This report describes the research to date in the field of deepwater platform design. The economics changed of offshore petroleum production due to shortage of oil reservoir in shallow water stimulate the significant of deep water exploration

Laporan teknikal cadangan rekabentuk dalaman baru bagi Cola Club Café di Jalan Telawi 3, Bangsar, 59000 Kuala Lumpur / Ahmad Akmal Mohammad

Selain itu disebabkan ingin membuka cawangan baru. kafe yang dibuka di Jalan Genting Kelang tidak sesuai kerana kafe ini mempunyai persembahan dan ia dibuka di lot kedai. Keadaan ini mengganggu kawasan sekitar kafe ini. Tapak lot kedai yang paling tepi sangat sesuai kerana ia lebih privasi dan tidak mengganggu kawasan sekitar. Kawasan sekitar di tapak yang dicadangkan sesuai kerana di jalan ini banyak pusat-pusat hiburan, restoran dan pusat beli belah dibuka. la adalah tempat tumpuan orang ramai dan ini akan menguntungkan perniagaan kafe ini. Objektif cadangan rekabentuk baru kafe ini adalah untuk memberikan keselesaan kepada pelanggan Projek Cola Club Cafe ini dicadangkan dibuka di Jalan Telawi 3, Bangsar kerana kafe ini belum di buka di kuala Lumpur, yang datang dan juga untuk menarik lebih ramai lagi pelanggan untuk datang ke kafe ini. Selain itu ingin memberikan sesuatu kelainan kepada pelanggan yang datang. Bahan-bahan kajian pula kebanyakkannya di ambil dari internet dan juga dari temuramah pengurus restoran atau kafe. Selain itu ada juga di ambil dari buku-buku dan majalah-majalah. Analisis tapak di Jalan Telawi 3, Bangsar diambil dari kawan-kawan kerana tapak cadangan yang sebelum ini tidak dipersetujui oleh pensyarah. Tapak yang baru ini sangat sesuai dengan projek ini. Objektif projek ini adalah untuk memperkenalkan kafe ini kerana ia masih baru dan ingin menyelesaikan masalah ruang di dalam kafe ini. Selain itu kafe ini inginkan tempat yang lebih privasi kerana ia mempunyai persembahan. Tempat yang lebih privasi tidak mengganggu kawasan sekitar. Konsep rekabentuk kafe ini iaitu Catch The Wave dan ia diambil dari tag line Coca Cola pada awal 80an manakala rekabentuk dalaman adalah modem. Masalah rekabentuk kafe ini adalah masalah ruang yang tidak mencukupi dan sempit. Selain itu masalah tapak yang terletak di lot kedai menyebabkan berlakunya gangguan kerana kafe ini mempunyai persembahan. Penyelesaian rekabentuk yang dicadangkan adalah mencari tapak yang lebih privasi seperti tapak persendirian atau lot kedai yang paling tepi. Dari segi masalah ruang, cara penyelesaiannya adalah mencari tapak yang lebih besar dan luas daripada tapak sebelum ini

Remote control car starter (RCCS)

This project is to develop a remote control car starter. The use of this project will be able to start the car remote in a distance range. This project consist two important parts which is transmitter and receiver. When a signal has been detected at the transmitter, the transmitter will send the data to microcontroller and thus bypass the connection in the car (output from relay). The microcontroller that has been used in this project is PIC16F84.Today’s fast paced technological developments strive to make our lives comfortable. For example, with the low temperatures in morning and the hot temperatures in the afternoon, drivers suffer while waiting for their car to heat up or cool down. Other reasons such as proper operation and protection from freezing of the engine brought forth the development of the remote engine starter

Implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Terhadap Aksesibilitas Penyelenggaraan Perkawinan Penyandang Disabilitas Perspektif Efektivitas Hukum: Studi kasus di kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Dau, Lowokwaru Dan Blimbing

ABSTRAK Pilihan untuk menikah merupakan hak bagi setiap manusia tak terkecuali penyandang disabilitas, menurut hasil survei penyebaran penyandang disabilitas usia produktif untuk melakukan pernikahan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Kantor Urusan Agama sebagai unit pelayanan pernikahan harus memberikan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam memberikan pelayanan yang aksesibel. Untuk memenuhi itu semua Kantor Urusan Agama harus berpedoman pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penerapan Undang-Undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas di Kantor Urusan Agama sebagai bagian payung hukum bagi penyandang disabilitas. Untuk mengungkap masalah tersebut berdasarkan teori efektivitas hukum Soerjono Soekanto yang didasarkan pada lima faktor yaitu faktor hukum (Undang-Undang), faktor penegak hukum, faktor sarana atau fasilitas, faktor masyarakat, faktor kebudayaan. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan yuridis-sosiologis, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan pengamatan, observasi secara masif dan terakhir menggunakan teknik wawancara. Hasil dari penelitian ini menimbulkan fakta bahwa ketersediaan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di KUA masih minim dan belum ramah penyandang disabilitas,kebijakan yang dilakukan Kepala KUA untuk memberikan aksesibilitas penyandang disabilitas belum sepenuhnya inklusif, gedung KUA belum aksesibel bagi penyandang disabilitas. Dilihat dari efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto. Faktor penegak hukum menjadi faktor penentu efektif atau tidaknya hukum. Petugas Kantor Urusan Agama merupakan penegak hukum yang harus memperkuat implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas di Kantor Urusan Agama. ABSTRACT The choice to marry is a right for every human being, including people with disabilities, according to the results of a survey of the spread of people with productive age disabilities to perform marriages spread throughout Indonesia. The Office of Religious Affairs as a marriage service unit must provide fulfillment of the rights of persons with disabilities in providing accessible services. To fulfill that, all Religious Affairs Offices must be guided by Law No. 8 of 2016 concerning Persons with Disabilities. This research is intended to find out the extent of the implementation of Law Number 8 of 2016 concerning persons with disabilities in the Office of Religious Affairs as part of the legal umbrella for persons with disabilities. To uncover the problem based on the theory of legal effectiveness Soerjono Soekanto which is based on five factors, namely legal factors (Laws), law enforcement factors, factors of means or facilities, factors of society, cultural factors. The approach used in this study is qualitative with juridical-sociological, the technique used to collect data is by observation, observation massively and finally using interview techniques. The results of this study raise the fact that the availability of accessibility for people with disabilities in KUA is still minimal and not yet friendly to people with disabilities, the policies carried out by the Head of KUA to provide accessibility for people with disabilities have not been fully inclusive, the KUA building has not been accessible for people with disabilities. Judging from the effectiveness of the law according to Soerjono Soekanto. Law enforcement factors become the determining factors for the effectiveness or absence of the law. Officers of the Office of Religious Affairs are law enforcement who must strengthen the implementation of Law No. 8 of 2016 concerning Persons with Disabilities in the Office of Religious Affairs. مستخلص البحث ختيار الزواج هو حق لكل إنسان، بما في ذلك الأشخاص ذوي الإعاقة، وفقا لنتائج دراسة استقصائية لانتشار الأشخاص ذوي الإعاقات في سن الإنتاج لإجراء الزيجات المنتشرة في جميع أنحاء إندونيسيا. ويجب على مكتب الشؤون الدينية، بوصفه وحدة لخدمات الزواج، أن يوفر الوفاء بحقوق الأشخاص ذوي الإعاقة في توفير الخدمات التي يمكن الوصول إليها. ولتحقيق ذلك، يجب أن تسترشد جميع مكاتب الشؤون الدينية بالقانون رقم 8 لسنة 2016 بشأن الأشخاص ذوي الإعاقة يهدف هذا البحث إلى معرفة مدى تنفيذ القانون رقم 8 لسنة 2016 بشأن الأشخاص ذوي الإعاقة في ديوان الشؤون الدينية كجزء من المظلة القانونية للأشخاص ذوي الإعاقة. للكشف عن المشكلة استنادا إلى نظرية الفعالية القانونية سورجونوسوكانتو التي تستند إلى خمسة عوامل ، وهي العوامل القانونية (القوانين) ، وعوامل إنفاذ القانون ، وعوامل الوسائل أو المرافق ، وعوامل المجتمع ، والعوامل الثقافية. النهج المستخدم في هذه الدراسة نوعي مع قانوني اجتماعي ، والتقنية المستخدمة لجمع البيانات هي عن طريق الملاحظة ، والملاحظة على نطاق واسع وأخيرا باستخدام تقنيات المقابلة. ثير نتائج هذه الدراسة حقيقة أن توافر إمكانية الوصول للأشخاص ذوي الإعاقة في جامعة الكويت لا يزال ضئيلا وغير ودود بعد للأشخاص ذوي الإعاقة ، والسياسات التي نفذها رئيس جامعة الكويت لتوفير إمكانية الوصول للأشخاص ذوي الإعاقة لم تكن شاملة تماما ، ولم يكن مبنى مكتب الشؤون الدينية متاحا للأشخاص ذوي الإعاقة. انطلاقا من فعالية القانون وفقا لسويرجونو سوكانتو. تصبح عوامل إنفاذ القانون هي العوامل الحاسمة لفعالية القانون أو غيابه. موظفو مكتب الشؤون الدينية هم من موظفي إنفاذ القانون الذين يجب عليهم تعزيز تنفيذ القانون رقم 8 لعام 2016 بشأن الأشخاص ذوي الإعاقة في مكتب الشؤون الدينية

Evaluating the Effect of Crowd Design, Information and Management on Crowd Safety in KL Car- in Free Morning Sporting Events

The KL Car-Free Morning event in Kuala Lumpur is a popular sporting event promoting physical activity and a healthy lifestyle. It occurs every Sunday and involves closing streets for activities like cycling, running, and walking. With the growing number of participants, safety concerns have emerged, necessitating proper planning and safety measures. Event design includes street closures, accessible route design, safety measures, varied activities, evaluation and monitoring, and community engagement. The purpose of these studies is to investigate the effect of crowd design, information, and management on crowd safety in KL Car-Free Morning Sporting Events. A quantitative method was used research as a research design and a survey method was for data collected. The population of this study are all the participants that join this event either from running, cycling, walking, rollerblading, or skateboarding activities. SPSS was used as a tool for data analysis. The findings of this study present that crowd design and management significantly affect crowd safety and crowd information does not significantly affect crowd safety. This study is important for the event organizer to understand the factors that will affect the safety of the participants

Module development of halal consumerism education in Malaysia: a proposal

Halal consumer education is growing in Malaysian context. It is driven by greater awareness among the various parties. Various programmes are offered such as awareness courses, professional courses, diploma, and degree. These include the government and private sectors. This study focuses on the proposed development of the halal consumerism education short-term module. It encompasses three levels, i.e. preliminary, intermediate, and advanced. This course is targeted at consumer groups, industry, and the halal authority. Hence, with the offering of halal consumer education programmes, it can contribute to the understanding and awareness of halal to the halal industry players whether consumers, entrepreneurs of halal industry, or the authoritative party