33 research outputs found

    SISTEM PAKAR DIAGNOSA AUTISME PADA ANAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

    Get PDF
    Autisme merupakan gangguan perkembangan mental pada anak yang mengakibatkan anak sulit melakukan interaksi sosial. Diagnosa autisme biasanya dilakukan oleh seorang ahli tumbuh kembang anak, namun sebenarnya orang tua juga dapat melakukan diagnosa awal kemungkinan autisme pada anak dengan melakukan pengamatan perilaku anak dalam kesehariannya, khususnya cara berkomunikasi, interaksi sosial anak dengan teman seumurnya, serta kemampuan anak dalam berimajinasi. Sistem pakar diagnosa autisme dibangun dengan tujuan untuk membantu orang tua dalam melakukan diagnosa awal kemungkinan gangguan autisme pada anak. Diagnosa dimulai dengan melihat gejala berupa perilaku autisme pada keseharian anak, kemudian memasukkan data gejala yang sesuai ke dalam sistem. Pengetahuan pada sistem direpresentasikan dalam bentuk aturan. Metode penalaran yang digunakan adalah metode runut maju (forward chaining). Keluaran pada sistem berupa jawaban ada tidaknya kemungkinan autisme pada anak dan tingkat kepercayaan pakar terhadap gangguan autisme jika memang anak tersebut mengalami kemungkinan gangguan autisme berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode certainty factor. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil diagnosa pakar di lapangan dengan hasil diagnosa sistem. Dari pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai akurasi sebesar 82,85%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem ini telah bekerja sesuai dengan aturan yang ada, sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam upaya mengetahui dan memberikan penanganan dini terhadap perilaku autisme anak.;---Autism is a disorder mental development for children which causes them to making social interaction difficulty. Autism diagnosis is usually done by an expert in child development, but actually parents also could doing early diagnosis about autism probability of children within making examination of child behaviour in daily, especially about the skill of communication, the child’s social interaction with friend his age, and also children ability to imagine something else. Expert system for diagnosis autism was made with the aim to helping parents to doing the early diagnosis about autism probability of children. Diagnosis begins with a look at the symptom like autism behaviour in child's daily activity, and then input the appropriate symptom data into the system. Knowledges of the system are representing into the rule. Reasoning method we used is forward chaining method. Output by the system form of the answer, is there autism probability of children and measure belief of expert toward autism disorder if the child realy have the disorder of autism probability based on the calculation that using certainty factor method. Testing doing by compare between the result of diagnosa by expert in child development and the result of system diagnosa. From this test, it's getting amount of the accurate point about 82,85%, This shows that system has working based on the rule, until it could be the alternative into the effort to knowing and give the early treatment toward autism behaviour of children

    Hubungan Asupan Makanan Anak Usia 0-2 Tahun terhadap Perkembangan Motorik Anak Usia 2 Tahun di Puskesmas kasihan 1 Kabupaten Bantul Yogyakarta

    Get PDF
    Upaya peningkatan sumber daya manusia tidak dapat lepas dari keadaan gizi manusianya. Keadaan gizi buruk akan menghambat kualitas sumber daya manusia, karena keadaan gizi buruk terutama pada bayi usia 0-2 tahun yang merupakan periode kritis terhadap gangguan tumbuh kembang mempunyai dampak buruk terhadap perkembangan anak dan tingkat kecerdasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan makanan anak usia 0-2 tahun dengan perkembangan motorik anak usia 2 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan crosssectional menggunakan pendekatan retrospektif. Subjek penelitian adalah anak usia 24-35 bulan sebanyak 55 anak. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan wawancara dan kuesioner dan nilai observasi menggunakan Denver II. Analisis data univariabel menggunakan distribusi frekuensi, bivariabel menggunakan chi-square dan analisis multivariabel menggunakan condicional logistic regression. Hasil penelitian menunjukan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko keterlambatan perkembangan motorik 1,95 kali dibanding dengan anak yang mendapat ASI eksklusif (P=0,10 CI 95%: 0,91-4,18) meskipun secara statistik tidak bermakna. Anak yang diberi MP-ASI 3 kali perhari memiliki 1 ,15 kali untuk mencapai perkembangan motorik normal dibanding dengan anak yang diberi MP-ASI ? 3 kali perhari (P=0,53  RR 0,68 CI 95% : 0,18-2,47). anak dengan ibu berpendidikan menengah kebawah tinggi memiliki risiko keterlambatan motorik 2,66 kali dibanding dengan anak yang ibunya berpendidikan (P=0,05 CI 95% : 0,87-8,16) sedang ibu yang pernah mendapat pendidikan non formal berbanding terbalik dengan perkembangan motorik anak (P=0,04  RR 0,39 (CI 95% : 0,14-1,06)

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Listening Team untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia di Kelas XI IPA SMA Negeri 12 Pekanbaru

    Full text link
    Research has been done to get student's mastery learning with by using model Cooperative Listening Team inclass XI Science SMAN 12 Pekanbaru. This research is pra-experimentre search with one-shot study case design. The sampel use random from the four class XI Science. This research was conducted in class XI Science IPA 4, the for two month's from november to desember 2014. Data analysis technique by using five formula mastery: mastery individual learning objectives (KTPI), mastery each of the learning objectives (KMTP), classical mastery learning objectives (KTPK), mastery learning of individual (KI), mastery learning classical (CBC). Research for the final show that classical mastery learning objectives 80% and mastery learning classical is 91,667%. It's means that the application of cooperative learning model of Listening Team can achieve student's mastery learning on the subject of chemical equiblirium inclass XI IPA SMAN 12 Pekanbaru

    Fermented Was Reported to Have Different Physicochemical and Functional Properties to Those of Non Fermented Flour. the Objective of This Research Was to Study the Effect of Spontaneous Fermentation to Chemical and Rheological Properties of Corn Flour and to Identifying Correlation Among Parameters. Flour Was Prepared by Spontaneous Fermentation with Variation of Fermentation TIME (0, 12, 24, 36, 48, 60 and 72 Hours). the Result Indicated That the Increasing of Corn Grits Fermentation TIME Was Decrease of Protein, Crude Fiber, Lipid, Ash, Starch and Amylase Content of Corn Flour. the Increasing of Protein Content, Reduction Sugar, Crude Fiber, Ash, Bulk Density and Gelatinization TIME Were Decrease of Gel Strength. Gel Strength Will Be Promote with Increasing of Angle of Repose and Peak Viscosity. Gel Stickeness Will Decrease with Increasing of Amylosa: Amylopecyin Ratio and Breakdown Viscosity. Key Words: White Corn, Flour,fermentation, Chemical, Rheological

    Full text link
    Fermented was reported to have different physicochemical and functional properties to those of non fermented flour. The objective of this research was to study the effect of spontaneous fermentation to chemical and rheological properties of corn flour and to identifying correlation among parameters. Flour was prepared by spontaneous fermentation with variation of fermentation time (0, 12, 24, 36, 48, 60 and 72 hours). The result indicated that the increasing of corn grits fermentation time was decrease of protein, crude fiber, lipid, ash, starch and amylase content of corn flour. The increasing of protein content, reduction sugar, crude fiber, ash, bulk density and gelatinization time were decrease of gel strength. Gel strength will be promote with increasing of angle of repose and peak viscosity. Gel stickeness will decrease with increasing of amylosa: amylopecyin ratio and breakdown viscosity

    ANALISIS PENGARUH INFLUENCER SOSIAL MEDIA TERHADAP KEPUTUSAN MASYARAKAT INDONESIA DALAM PEMBELIAN CRYPTOCURRENCY

    Get PDF
    Cryptocurrency is increasingly showing its popularity as an investment medium that is increasingly taking the attention of the Indonesian people, both common people and experts. This phenomenon is prone to market manipulation by pumping and dumping certain cryptocurrency entities, trapping novice investors. The respondents of this study were taken from Indonesian people who have cryptocurrencies and social media users. The method used in this study is a descriptive quantitative research method with a total of 151 respondents. The data instrument used in this study was a questionnaire distributed online. The results obtained through surveys that have been conducted prove that social media influencers have a positive and significant influence on Indonesian people's cryptocurrency purchasing decisions. &nbsp

    A study of biogegradable straw from tapioca roots

    Get PDF
    Economic development changes people’s lifestyle from various aspect. Statistics shows the world population in 2019 is 7 billion according to World Population Review [1]. The rapid increase of human population has put an incredible strain on our environment. Only 5% of the remaining ocean wilderness is within existing marine protection areas [2]. Kendall Jones who led a research about world’s oceans damaged by human impact are amazed at how little marine wilderness remains. The ocean is immense, covering over 70% of our planet, but almost all of this vast ecosystem have been significantly affected. While developed countries continue to taint the environment and consume its resources, developing countries are under increasing pressure to compete economically and their industrial advancements are damaging as well. Therefore, it can be summarized that as standards of living and disposable incomes increases

    ANALISIS DAN ALTERNATIF PENANGANAN KELONGSORAN TANAH DI PERUMAHAN BUKIT MANYARAN PERMAI (BMP) SEMARANG “ANALISYS AND ALTERNATIVE OF LANDSLIDE HANDLING AT BUKIT MANYARAN PERMAI (BMP) SEMARANG”

    Get PDF
    ABSTRAKSI Perumahan Bukit Manyaran Permai (BMP) dibangun di atas lahan seluas ± 83.691 m² di Kawasan Manyaran Kecamatan Gunung Pati Kelurahan Sadeng, Semarang. Berdasarkan Peta Geologi Teknik lembar Semarang-Magelang wilayah Gunung Pati ini terdiri atas batulempung-napal dengan daya dukung sedang. Sedangkan menurut Peta Zona Gerakan Tanah Kota Semarang wilayah Gunung Pati merupakan zona gerakan tanah tinggi. Perumahan ini dibangun di atas tanah yang labil dan telah beberapa kali mengalami kelongsoran di ruas jalan dan lokasi perumahannya sendiri. Dalam kurun waktu 2008-2010 awal sudah ada 4 (empat) rumah yang roboh dan 40 (empat puluh) rumah mengalami kerusakan cukup parah. Kelongsoran disebabkan kondisi tanah yang labil dan tidak ada saluran pembuangan air yang permanen di perumahan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dicari jalan keluar dan pemecahan masalah dengan berupaya memperoleh metode untuk perencanaan penanganan yang sesuai dengan tipe gerakan tanah dan kondisi di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Angka keamanan (SF) di Blok K, L, O, P adalah 1.028 yang berarti kondisi lereng belum aman. Faktor penyebab utama terjadinya longsoran adalah kondisi geologi, selain faktor kemiringan dan kondisi muka air tanah dangkal yang menyebabkan lapisan tanah jenuh air. Alternatif penanganan yang direncanakan dengan melakukan grouting, menggunakan sheet pile dan menggunakan dinding penahan tanah dengan pondasi tiang pancang. Alternatif yang pertama dengan melakukan grouting menghasilkan angka keamanan 2.063 dan total displacement 15.281 cm. Alternatif kedua menggunakan turap (sheetpile) baja bentuk kotak dengan kedalaman 18 m menghasilkan angka keamanan 1.325 dan total displacement 5.358 cm. Alternatif ketiga adalah dengan menggunakan konstruksi dinding penahan tanah dengan pondasi tiang pancang beton mutu K600 menghasilkan angka keamanan 1.456 dan total displacement 5.434 cm. Ketiga alternatif tersebut menghasilkan angka keamanan (SF) lebih besar dibanding SF minimal untuk keruntuhan yaitu 1.25 sehingga lereng dalam keadaan aman. Dari ketiga alternatif di atas ditentukan penanganan dengan menggunakan sheet pile adalah yang paling tepat digunakan sebagai perkuatan lereng di lokasi studi karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alternatif yang lain, yaitu: memiliki total displacement paling kecil, yaitu 5.358 cm dan memiliki nilai safety factor (SF) yang memenuhi persyaratan, yaitu 1.325. Kata kunci: kestabilan lereng, penanganan kelongsoran, Bukit Manyaran Permai
    corecore