42 research outputs found

    Sectarian Translation of the Qur’an in Indonesia: The Case of the Ahmadiyya

    Get PDF
    Ahmadiyya’s translations of the Quran have some distinctive characteristics compared to the translations from Sunni Muslims. However, these translations, particularly Soedowo-Dutch translation of Muhammad Ali’s The Holy Quran, have been influential in Indonesian Sunni community in the first half of the 20th century. Against the opposition from the Muhammadiyah and the fatwa from Muhammad Rashid Rida of Egypt, which prohibited the use of Ahmadiyya’s translation, the Soedewo-Dutch translation was widely used by Dutch-educated intelligentsia as a main source to know about Islam. This article specifically answers the following questions: Why did Ahmadiyya’s translations of the Quran have a significant place in Indonesia? What was the appeal of these translations to Indonesian intelligentsia? What is the contribution of these translations to the study of the Quran in this country? This paper argues that the success of Ahmadiyya’s translation, particularly the Dutch version, during the revolution era is based on three reasons: language (Dutch is the language of intelligentsia), content (which fit with the need of intelligentsia who seek a harmonious understanding between religie and wetenschap), and form (the only available rendering of the Quran in modern form of publication). In the context of ideology, the reception of Muslim intelligentsia was mainly for their contribution in defending Islam against the penetration of Christian mission and the coming of anti-religion ideologies, particularly materialism and atheism, by strongly challenging their doctrines. [Terjemah al-Quran versi Ahmadiyah memiliki beberapa karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan terjemah versi Islam sunni pada umumnya.  Namun demikian, terjemah seperti di atas, khususnya terjemah al-Quran dalam bahasa Belanda --yang dialih-bahasakan dari The Holy Qur’ān karya Muhammad Ali oleh Soedowo-- cukup berpengaruh di masyarakat muslim Indonesia pada paruh pertama abad ke-20. Bertentagan dengan fatwa dari Muhammadiyah maupun dari Muhammad Rashid Rida yang melarang penggunaan terjemah versi Ahmadiyyah, terjemha Soedewo ini justru menjadi rujukan bagi kalangan terdidik untuk memahami Islam. Tulisan ini secara khusus menjawab pertanyaan: mengapa terjemah al-Quran versi Ahmadiyyah ini cukup berpengaruh di Indonesia, apa yang menarik dari tterjemah ini bagi mereka, serta apa sumbangan pemikiran terjemah ini pada perkembangan keilmuan al-Quran di negeri ini. Menurut penulis, terjemah versi Ahmadiyyah, khususnya yang berbahasa Belanda, mengalami kesuksesan pada masa revolusi dipengaruhi oleh tiga hal: (1) bahasa Belanda  yyang dipakai adalah bahasa kalangan terdidik, (2) isinya sesuai dengan kebutuhan kalangan terpelajar yang ingin mencari pemahaman yang harmonis antara agama dan ilmu pengetahuan, dan (3) terjemah ini merupakan satu-satunya bentuk publikasi modern dari terjemah al-Quran yang ada pada masa itu. Dalam konteks ideologi, penerimaan kaum intelektual ini terutama terkait dengan upaya perlawanan Islam terhadap tekanan misi Kristen dan masuknya ideologi-ideologi anti agama, khususnya materialisme dan atheisme.

    Fasting in Countries Where The Day is Very Long or Very Short: A Study of Muslims in the Netherlands

    Get PDF
    Ramadan falls both during winter and autumn months, when the days are cool and short, and spring and summer months, when the days are long and hot. Fasting in areas where the climate is extremely hot and the day is more than twenty hours is a double hardship that can be a dangerous assault on physical condition. In contrast to that, fasting in areas where the day is very short is, to some extent, like an interval between breakfast and lunch or between lunch and dinner. This article, therefore, intends to discover how Muslims in the countries where the day is either very long or very short deal with the problem of the fasting time. This research is based on the practices of some Muslims in the Netherlands with a variety of countries of origin. This article attempts to answer the following questions: How did they manage their fasting time in the summer or when the day is very long? How did they manage their fasting time in the winter or when the day is very short? What kind of fiqh book or fatwā did they use as reference? Did they think that fasting obligation was dangerous for their health when the day was very long?[Bulan Ramadan bisa tiba pada musim dingin dan musim gugur, ketika siang hari pendek dan sejuk, tetapi Ramadan juga bisa tiba pada musim semi dan musim panas, ketika siang hari sangat panjang dan panas. Puasa di tempat yang sangat panas dan dengan panjang siang hari lebih dari dua puluh jam adalah beban yang berat dan bisa berbahaya bagi kondisi fisik pelakunya. Sebaliknya, puasa di tempat yang siang harinya sangat pendek terasa tak seperti puasa karena ia hanya seperti interval antara makan pagi dan makan siang atau antara makan siang dan makan malam. Tulisan ini didasarkan pada penelitian terhadap praktik berpuasa orang-orang Islam di Belanda dari berbagai negara asal. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam tulisan ini adalah: Bagaimana umat Islam Belanda melaksanakan puasa pada musim panas atau ketika siang hari teramat panjang? Bagaimana pula mereka menjalankan puasa pada musim gugur atau ketika siang hari sangat pendek? Buku fikih apa atau fatwa dari siapa yang mereka pakai sebagai dasar praktik ibadah puasa itu? Apakah mereka berpikir bahwa praktik puasa di musim yang siang harinya sangat panjang akan berbahaya bagi kesehatan mereka

    Kontribusi Pelatihan Tasawuf Dalam Meningkatkan Etos Kerja ( Studi Kasus di Bank Mandiri )

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan dari pelatihan tasawuf dalam meningkatkan etos kerja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Adapun data-data dikumpulkan melalui mewawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Etos kerja yang secara teori memiliki arti sebagai etika dalam bekerja ini bisa berkaitan dengan ilmu tasawuf, karena sejatinya manusia diciptakan itu hanya untuk beribadah kepada Allah. Bekerja pun termasuk ibadah karena memiliki tujuan yang positif. Kaitannya dengan ilmu tasawuf adalah tasawuf membantu untuk memperkuat sisi ruhani dari pekerja itu sendiri, dengan cara berzikir, yang bertujuan untuk selalu dapat mengingat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: pelatihan tasawuf memberikan dampak positif terhadap peserta yang mengikuti pelatihan tersebut, yang bertujuan untuk meningkatkan etos kerja. Dalam praktik nya peserta di ajarkan bagaimana cara mengaitkan antara pekerjaan dengan sisi tasawuf melalui metode zikir, dan kajian materi yang berkaitan dengan ilmu tasawuf. Melalui metode zikir maka peserta akan dilatih untuk selalu mengingat Allah, jika sudah demikian secara otomatis dalam melakukan pekerjaan pun akan selalu mengingat Allah. Pekerjaan yang diiringi dengan keteringatan dengan Allah makan akan selalu merasa diawasi, dan tentunya memberikan dampak positif terhadap hasil pekerjaan. Melalui hasil wawancara peneliti kepada beberapa peserta pelatihan tersebut, peneliti menemukan jawaban yang positif, artinya pelatihan tasawuf dapat meningkatkan etos kerja atau etika dalam bekerja. Hal ini membuktikan bahwa antara tasawuf dan etos kerja memiliki keterkaitan yang cukup vital dari segi ruhani dan jasmani yang berdampak pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari termasuk bidang pekerjaan

    Implementasi Kurikulum PAI Berbasis Pedagogis

    Get PDF
    Implementasi kurikulum menduduki posisi yang sangat penting dalam pendidikan, sebab implementasi kurikulum merupakan ruh dari lembaga pendidikan itu sendiri, tanpa implementasi maka lembaga pendidikan itu akan gulung tikar. Harapan yang paling fundamental dengan adanya pendidikan  Agama Islam di sekolah/madrasah adalah diharapkan lahirnya sosok-sosok yang benar-benar mampu memahami substansi agama itu sendiri sekaligus dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan dengan indikasi prilaku dan kesalehan yang nyata. Harapan tersebut akan terwujud dengan adanya peran profesional guru yang salah satunya profesional dan kompeten dalam hal pedagogis yang meliputi Pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social, cultural, emosional, dan intelektual, penguasaan teori dan prinsip belajar agama, pengembangan kurikulum pendidikan agama, penyelenggaraan kegiatan pengembangan pendidikan agama, pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama, pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki dalam bidang pendidikan agama

    Design, fabrication and flight testing of a surveillance UAV

    Get PDF
    Unmanned Aerial Vehicle (UAV) is becoming increasingly popular because it can perform variety of functions. These functions include surveillance, reconnaissance, monitoring, data collection and rescue operation. The purpose of this work is to design, fabricate and fly a low weight, low cost, small size UAV for a surveillance mission. The design is carried out based on Advanced Aircraft Analysis (AAA) software. The design process starts with the design specifications for a typical surveillance mission. Aircraft weight, wing loading and power loading were estimated in performance sizing process. Geometry was estimated using preliminary sizing. Aerodynamics of the aircraft was determined, which enabled the performance and stability to be analysed. If the desired performance is not achieved, the sizing is readjusted until a final design is reached. The aircraft was manufactured using foam, carbon rods, and fibreglass. The aircraft successfully flew at the first trial flight. This was followed by a successful flight with aerial photograph

    Pemetaan Potensi dan Perencanaan Rantai Pasok Biomassa dari Tanaman Energi dengan Metode GIS-MCDA untuk Keberlanjutan Program Co-firing: Studi Kasus di PLTU Labuan

    No full text
    PLTU Labuan merupakan pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara tipe pulverized coal dengan kapasitas 2x300 MW, telah melaksanakan direct co-firing biomassa sejak tahun 2021. Biomassa yang digunakan adalah sawdust yang diperoleh dari industri perkayuan di sekitar pembangkit. Berdasarkan hasil uji bakar, pada PLTU Labuan dapat dilakukan co-firing hingga 5% biomassa tanpa berdampak pada operasional peralatan. Namun keterbatasan suplai sawdust mengakibatkan co-firing yang dilakukan hanya mencapai kurang dari 1 %. Untuk meningkatkan sumber biomassa hingga 5%, dilakukan pemetaan potensi pengembangan tanaman energi dengan memanfaatkan lahan suboptimal di sekitar pembangkit, serta memetakan lokasi yang sesuai untuk pre-treatment biomassa dari tanaman energi menjadi wood pellet. Selanjutnya dilakukan perencanaan rantai pasok biomassa dari lahan tanaman energi sampai ke pembangkit sehingga keberlanjutan suplai biomassa untuk co-firing dapat terpenuhi dengan biaya yang paling optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada area 50 km dari PLTU Labuan, Pandeglang, Banten. Pemetaan potensi tanaman energi dilakukan terhadap komoditas Kaliandra (Calliandra calothyrsus) dan Gamal (Gliricidia sepium) dengan menggunakan Geographical Information System (GIS). Analisa kesesuaian lokasi pre-treatment biomassa dilakukan dengan menggunakan GIS dan multi-criteria decision analysis (MCDA), dengan metode MCDA yang digunakan adalah AHP – TOPSIS. Optimasi rantai pasok dilakukan untuk menentukan lokasi dan kapasitas pre-treatment serta lokasi lahan tanaman energi yang paling layak dikembangkan dengan biaya rantai pasok yang paling optimal. Hasil penelitian diperoleh kamoditas tanaman energi yang layak dikembangkan adalah Kaliandra dengan potensi lahan 30.540 Ha dengan tingkat kesesuaian tinggi dan 147.192 Ha dengan tingkat sesesuaian sedang, dan total potensi biomassa teoretis mencapai 3,4 juta ton/tahun. Dan hasil analisa kesesuaian lokasi pre-treatment diperoleh 25.095 Ha atau 24,3% sangat sesuai, 76.880 Ha atau 74.4% cukup sesuai dan 1.335 Ha atau 1.3% kurang sesuai untuk lokasi pre-treatment biomassa, dan ditetapkan 20 kandidat lokasi pre-treatment biomassa pada area yang sangat sesuai. Hasil optimasi dan simulasi dengan beberapa tingkat utilisasi lahan, diperoleh dengan utilisasi potensi lahan tanaman energi 25 %, 50% dan 100% diperlukan fasilitas pre-treatment sebanyak 14, 11 dan 9 dengan rentang kapasitas produksi 1 – 10 ton/hari wood pellet untuk memenuhi co-firing 5%. Implementasi 5% co-firing menggunakan tanaman energi dapat menurunkan emisi 223.426-ton CO2-eq, dengan harga wood pellet Rp. 1.993.762 – 2.125.015/ton. ====================================================================================================================================== Labuan CPP, a pulverized coal (pc) type coal power plant with capacity of 2x300 MW, has implemented biomass direct co-firing since 2021. The biomass used is sawdust from the woodworking industry around the plant. Based on the results of the combustion test, biomass co-firing rate up to 5% in Labuan CPP is achievable without any impact to equipment operations. However, the limited sawdust feedstock resulted in co-firing only reaching less than 1%. To increase biomass feedstock by up to 5%, mapping the development potential of energy plants by utilizing suboptimal land around the plant is carried out, as well as mapping suitable locations for biomass pre-treatment from energy plants to wood pellets. Furthermore, biomass supply chain planning from energy crop land to power plant is carried out so that the sustainability of biomass feedstock for co-firing can be fulfilled at the most optimum cost. The method used in this study is a case study in an area 50 km from Labuan CPP, Indonesia. Mapping the potential of energy crops was carried out on Kaliandra (Calliandra calothyrsus) and Gamal (Gliricidia sepium) commodities using Geographical Information System (GIS). Biomass pre-treatment site suitability analysis was carried out using GIS and multi-criteria decision analysis (MCDA), with the MCDA method used is AHP – TOPSIS. Supply chain optimization is carried out to determine the location and capacity of pre-treatment as well as the location of energy crop land that is most suitable for development at the most optimum supply chain costs. The results of the study obtained the energy crop commodity that is worth developing is Kaliandra with a potential land area of 30.540 Ha highly suitable and 147.192 Ha moderately suitable, and total theoretical biomass potential of 3.4 million tons / year. And the results of the suitability analysis of the pre-treatment site obtained 25,095 Ha or 24.3% area highly suitable, 76,880 Ha or 74.4% area moderately suitable and 1,335 Ha or 1.3% are less suitable for biomass pre-treatment sites, and 20 candidates for biomass pre treatment sites were determined in highly suitable areas. The results of optimization and simulation with several levels of land utilization, obtained by utilizing potential energy crop land of 25%, 50% and 100%, pre-treatment facilities are needed as much as 14, 11 and 9 with a production capacity range of 1 – 10 tons / day wood pellets to meet 5% co-firing. Implementasi 5% co-firing menggunakan tanaman energi dapat menurunkan emisi 223.426-ton CO2-eq, dengan harga wood pellet Rp. 1.993.762 – 2.125.015/ton

    Sufisme kota : berpikir jernih menemukan spiritualitas positif

    No full text

    Manusia Modern Mendamba Allah: Renungan Tasawuf Positif

    No full text
    xxviii, 363 p. ; 21 cm
    corecore