Jurnal Universitas Majalengka
Not a member yet
    2074 research outputs found

    ANALISIS PEYORASI DAN AMELIORASI DALAM CERITA RAKYAT BARIDIN SURATMINAH

    No full text
    Penelitian ini mengkaji fenomena peyorasi dan ameliorasi dalam cerita rakyat “Baridin dan Ratmina,” dengan fokus pada perubahan makna dan penilaian terhadap karakter dan elemen cerita dalam konteks sosial dan budaya. Peyorasi, yang merujuk pada proses penurunan nilai atau kualitas yang melekat pada suatu entitas. Sedangkan ameliorasi yaitu proses peningkatan atau perbaikan makna atau penilaian, diteliti untuk memahami bagaimana karakter dalam cerita rakyat ini dipersepsikan dari waktu ke waktu. Cerita rakyat “Baridin dan Ratmina” merupakan salah satu karya sastra lisan yang mencerminkan nilai-nilai budaya dan norma sosial masyarakatnya. Analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana dan teori perubahan makna dalam studi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan persepsi terhadap karakter dan elemen cerita mencerminkan dinamika sosial serta perubahan nilai-nilai budaya masyarakat yang mengisahkan cerita ini. Proses peyorasi dan ameliorasi ini tidak hanya memberikan wawasan tentang perubahan dalam cara masyarakat melihat cerita rakyat tetapi juga tentang bagaimana cerita rakyat itu sendiri berfungsi sebagai medium untuk penyesuaian nilai-nilai budaya.Kata kunci: Peyorasi, Ameliorasi, Cerita Rakyat This research examines the phenomenon of pejoration and amelioration in the folk tale "Baridin and Ratmina," with a focus on changes in meaning and assessment of characters and story elements in social and cultural contexts. Pejoration, which refers to the process of reducing the inherent value or quality of an entity. Meanwhile, amelioration, namely the process of increasing or correcting meaning or assessment, is researched to understand how the characters in this folklore are perceived from time to time. The folktale "Baridin and Ratmina" is a work of oral literature that reflects the cultural values and social norms of the community. The analysis was carried out using discourse analysis methods and the theory of meaning change in literary studies. The research results show that changes in perceptions of the characters and story elements reflect social dynamics and changes in the cultural values of the society that tells this story. This process of pejoration and amelioration not only provides insight into changes in the way society views folklore but also into how folklore itself functions as a medium for adapting cultural values.Keywords: Pejoration, Amelioration, Folklor

    CAMPUR KODE BAHASA BATAK DALAM BERBAHASA MELAYU JAMBI PADA TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BARU TALANG BANJAR KOTA JAMBI

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk campur kode dan fungsi campur kode yang terjadi di Pasar Baru Talang Banjar Kec.Jambi Timur. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode teknik rekam dan teknik catat. Adapun penelitian ini menggunakan metode deskriptif berbentuk kualitatif, dengan mengklasifikasi, menganalisis serta mendeskripsikan bentuk campur kode serta fungsi campur kode dalam interaksi pedagang dan pembeli. Hasil penelitian yang ditemukan adanya campur kode bahasa Batak, bahasa Melayu dalam berkomunikasi. Penyisipan tersebut berbentuk kata, kata berimbuhan awalan dan kata berimbuhan akhiran. Selanjutnya fungsi campur kode dalam interaksi sosial jual beli pedagang dan pembeli di Pasar Baru Talang Banjar ialah dengan adanya tuturan pedagang yang menggunakan bahasa utama mereka bertujuan untuk menunjukkan identitasnya, menarik perhatian pembeli, untuk kelangsungan komunikasi dengan pembeli agar terdengar lebih akrab, serta bagi pembeli bertujuan mendapatkan harga paling murah dari pedagang. Kata Kunci: Campur Kode, Bentuk, Fungsi, Pasar This research aims to describe the forms of code mixing and the function of code mixing that occurs in Pasar Baru Talang Banjar, East Jambi District. The data collection process was carried out using recording techniques and note-taking techniques. This research uses a qualitative descriptive method, by classifying, analyzing and describing the forms of code mixing and the function of code mixing in the interaction of traders and buyers. The results of the research found that there was a mixture of Batak and Malay language codes in communication. The insertion is in the form of words, words with prefixes and words with suffixes. Furthermore, the function of code mixing in the social interaction of buying and selling of traders and buyers at Pasar Baru Talang Banjar is that the speech of traders using their main language aims to show their identity, attract the attention of buyers, for continuity of communication with buyers so that they sound more familiar, and for buyers the aim is to Get the cheapest prices from traders. Keywords: Code Mixing, Form, Function, Market Â

    PERAN PENERJEMAH TERSUMPAH DALAM KONTRAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL

    No full text
    Penelitian ini bertujuan mendalami peran penerjemah tersumpah (sworn translator) dalam kontrak dagang internasional. Pengalihbahasaan naskah-naskah kontrak kerja sama bisnis internasional sepatutnya dilakukan penerjemah tersumpah karena penerjemahan naskah-naskah penting tersebut memerlukan kecermatan dan akurasi tinggi.   Penerjemah tersumpah pasti sudah lulus dari berbagai ujian atau saringan yang sangat ketat. Akurasi penerjemahan tak bisa ditawar-tawar lagi karena kekeliruan penerjemahan pasti akan menjadi masalah besar dalam proses dagang atau bisnis, apalagi pada level internasional. Hal lain yang diharapkan dari penerjemah tersumpah ialah kemampuannya menjaga rahasia institusi atau perusahaan. Selain itu, penerjemah tersumpah juga memiliki kode etik yang harus ditaati dan selama ini jarang terjadi pelanggaran atas kode etik tersebut. Hasil kerja para penerjemah tersumpah pun bernomor, dicap oleh penerjemah tersumpah, dan dilaporkan ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sehingga pertanggungjawabannya lebih terjamin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dan yuridis-normatif dengan  menggunakan data kepustakaan (library research) dan wawancara (interview) dengan ahlinya (purposive sampling). Wawancara dilakukan dengan mengundang seorang penerjemah tersumpah yang juga ketua umum Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) dalam diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion/FGD) secara hibrid. Penerjemah tersumpah tersebut sangat berpengalaman dan kemampuannya pun sudah sangat teruji. Intinya, peran penerjemah tersumpah makin diperlukan dalam era globalisasi ini karena makin banyak naskah perjanjian dagang internasional yang harus dialihbahasakan secara akurat dan sahih untuk menjaga keberlangsungan bisnis secara internasional.Kata Kunci: Penerjemah, Tersumpah, Kontrak, Dagang, Internasional This research aims to explore the role of sworn translators in international trade contracts. The translation of international business cooperation contract texts should be carried out by sworn translators because translating these important texts requires high precision and accuracy. Sworn translators must have passed various very strict tests. Translation accuracy is non-negotiable because translation errors will definitely become a big problem in trade or business processes, especially at the international level. Another thing that is expected from a sworn translator is the ability to maintain institutional or company secrets. Apart from that, sworn translators also have a code of ethics that must be adhered and so far violations of this code of ethics have rarely occurred. The work of sworn translators is also numbered, stamped by the sworn translator, and reported to the Ministry of Law and Human Rights so that accountability is more guaranteed. This research uses descriptive-analytical and juridical-normative methods using library research and interviews with experts (purposive sampling). The interview was conducted by inviting a sworn translator who is also the chairman of the Indonesian Translators Association (HPI) in a hybrid focused group discussion (FGD). This sworn translator is very experienced and his abilities have been highly tested. Apart from that, input and suggestions from the audience who are very interested in the work of sworn translators are also accommodated. In essence, the role of sworn translators is increasingly necessary in this era of globalization because more and more international trade agreement texts must be translated accurately and validly to maintain international business continuity.Keywords: Sworn, Translator, International, Trade, Contrac

    CITRAAN DALAM PANTUN BUKA PALANG PINTU PADA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU KECAMATAN MEMPURA

    No full text
    Karya sastra yang berkembang di Nusantara salah satunya ialah pantun, tak terkecuali pada suatu tradisi perkawinan masyarakat Melayu yakni buka palang pintu. Hal menarik untuk diteliti tentang warisan nusantara yakni pantun, ialah sebab pantun memiliki bentuk yang unik serta indah, selanjutnya salah satu aspek yang menunjang keindahan suatu karya sastra tersebut ialah citraan. Dapat dikatakan bahwa pemanfaatan citraan untuk menimbulkan suasana yang khusus dalam pikiran dan penginderaan. Dengan demikian ide yang semula abstrak yang dipaparkan oleh penyair dapat ditangkap selah-olah dilihat, didengar, diraba, dirasa, dicium, atau dipikirkan oleh pembaca. Penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui citraan apa saja yang muncul pada pantun tradisi buka palang pintu. Pendekatan yang digunakan dalam kajian yaitu Struktural dengan metode penelitian etnografi kualitatif. Hasil yang diperoleh, didapati terdapat enam citraan yang muncul dari total tujuh citraan yang dipaparkan

    ANALISIS WACANA KRITIS PIDATO PELANTIKAN JOE BIDEN VIS-À-VIS TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT

    No full text
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemaknaan atas makna pidato yang disampaikan oleh setiap presiden yang berpotensi dipengaruhi oleh hal-hal subjektif yang dapat menimbulkan kegaduhan di suatu negara. Salah satu metode ilmiah yang digunakan untuk menemukan makna tersembunyi dari komentar tentang masalah sosial politik, kebijakan, dan gaya kepemimpinan adalah analisis wacana kritis. Dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis Van Dijk pada Pidato Pelantikan Presiden Joe Biden, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kebijakan Amerika Serikat. Analisis tersebut menunjukkan secara ilmiah bahwa Presiden Joe Biden memprioritaskan pemulihan masalah domestik daripada masalah internasional, dengan rasio persentase 70 persen : 30 persen. Persatuan, keamanan dalam negeri, dan keseimbangan terhadap masalah demokrasi adalah masalah pertama yang harus diperbaiki, diikuti dengan masalah internasional. Dalam pidatonya, Joe Biden menggunakan sosiokognitif superstruktur untuk menunjukkan pendekatan humanistik. Selain itu, Presiden Joe Biden lebih sering menggunakan pengulangan dan aliterasi sebagai kiasan untuk menekankan pesannya daripada Barack Obama, dan gaya bahasanya lebih sistematis dan lugas. Kata kunci: Analisis Wacana Kritis, Van Dijk, Joe Biden; Barack Obama; PidatoThe aims of the research is undermined by an absorption of the meaning of speeches delivered by any president who is potentially influenced by subjective things that can trigger a nation's agitation. One of the scientific methods used to find the hidden meaning of comments on social-political issues, policies, and styles of leadership is critical discourse analysis. Using Van Dijk's Critical Wacana Analysis on President Joe Biden's Appointment Speech, this study aims to uncover US policy. The analysis demonstrates scientifically that President Joe Biden prioritizes the recovery of domestic problems over international problems, with a 70 percent to 30 percent ratio. Unity, domestic security, and the balance of issues of democracy are the first issues to be fixed, followed by international issues. In his speech, Joe Biden used superstructured sociocognitive to demonstrate a humanistic approach. Besides, President Joe Biden is more likely to use repetition and aliteration as a pretext to emphasize his message than Barack Obama, and his style of speech is more systematic and coherent. Keywords: Critical Discourse Analysis, Van Dijk, Joe Biden; Barack Obama; Speech

    ANALISIS IKON, INDEKS, DAN SIMBOL DALAM NOVEL “KEMARAU†KARYA A.A. NAVIS SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR

    No full text
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan perserta didik dalam membedakan tanda ikon: indeks: dan simbol serta peserta didik mengalami kesulitan untuk mengungkapkan makna pada novel melalui analisis isi dan kebahasaan novel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna ikon, indeks dan simbol menggunakan kajian semiotika Charles Sanders Peirce sekaligus mengetahui novel Kemarau karya Ali Akbar Navis dapat dijadikan bahan ajar bahasa Indonesia kelas XII. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang dipaparkan tidak berupa angka-angka, melainkan berupa deskripsi atau kata-kata. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, studi pustaka dan wawancara. Sumber data pada penelitian ini adalah buku novel Kemarau karya Ali Akbar Navis. Hasil dari penelitian ini berupa deskripsi makna Ikon, Indeks dan Simbol. Total keseluruhan data yaitu 65 data yang terbagi menjadi 10 temuan data ikon, 26 temuan data indeks, dan 29 temuan data simbol. Hal ini menunjukan bahwa pada novel Kemarau karya Ali Akbar Navis ini memiliki lebih banyak tanda simbol. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa buku novel Kemarau karya Ali Akbar Navis dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk materi isi dan kebahasaan novel dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas XII, dengan dilandaskan pada hasil  penelitian dan persetujuan dari judgment expert

    REPRESENTASI KOGNITIF MAKNA VERBA NON-FINITE GERUND DAN TO-INFINITIVE DITINJAU DARI TEORI SEMANTIK LEONARD TALMY

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kognitif dari makna verba non-finite yang menggunakan imbuhan "-ing" (gerund) dan "to-infinitive" dalam bahasa Inggris. Fokus penelitian adalah untuk menjelaskan perbedaan dalam representasi kognitif antara dua konstruksi ini, dengan merujuk pada teori semantik Leonard Talmy. Metode penelitian melibatkan analisis kualitatif terhadap data yang diambil dari berbagai sumber, berupa kalimat yang menggunakan verba non-finite dengan “gerund†dan "to-infinitive". Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan makna antara verba non-finite to-infinitive dan gerund. Perbedaan itu secara jelas muncul bila konteks kalimatnya diperluas dengan frasa atau klausa adverba. Pemahaman yang lebih baik tentang representasi kognitif konstruksi bahasa dapat membantu pengajar dan pembelajar bahasa dalam memahami perbedaan makna dan penggunaan yang tepat antara verba non-finite “gerund†dan "to-infinitive". Kata Kunci: representasi kognitif, verba non-finite, gerund, to-infinitive, teori semantic kognitif, Leonard Talmy

    IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PANGAN NON TUNAI (BPNT) DI KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

    No full text
    ABSTRACTThe research method used in this study is a qualitative research method, through informants that the author has determined with the analytical tools used from Meter and Horn in Nugroho, 2009, namely: (1) Interorganizational Communication, (2) Executor Characteristics, (3) Economic Conditions , Social and Political, (4) Executor's Disposition or Attitude.Through the informants that the author has determined regarding the implementation of the BPNT Program in Cikijing District, Majalengka Regency, in general it is running according to the goals and targets set, obstacles in implementing BPNT can be overcome by paying attention to the General Guidelines (Pedum) that have been prepared. Keywords : Implementation, Bantuan Pangan Non Tunai, Non-Cash Food Assistance Program (BPNT

    KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SENJA DI JAKARTA KARYA MOCHTAR LUBIS SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMA

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kajian sosiologi sastra berupa aspek sosiologi sastra, aspek sosial dan moral, serta relevansi bahan ajar apresiasi sastra. Adapun alasan pemilihan novel sebagai objek penelitian dikarenakan bahan ajar yang terdahulu lebih sering menggunakan contoh novel yang tidak asing. Oleh sebab itu, pada penelitian ini menggunakan novel yang jarang diketahui oleh peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, karena penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata lisan atau tulisan. Hasil penelitian ini adalah terdapat aspek sosiologi sastra. Bahwasanya ketika telaah tersebut ada pada novel Senja di Jakarta dengan total 61 data termasuk di dalamnya, data Etika 16; data Keadaan Ekonomi 12; data Ketaatan Beragama 20; data Latar Belakang Pendidikan 5; data Cinta Kasih 8. Dengan didapatkannya data tersebut bisa di jadikan pembelajaran bagi peserta didik pada mata pelajaran apresiasi sastra, bahwa dengan terdapatnya data Nilai Etika, Keadaan Ekonomi, Ketaatan Beragama, Latar Belakang Pendidikan, dan Cinta Kasih bisa membentuk evaluasi bagi karakter peserta didik saat pembelajaran apresiasi sastra. Adapun hasil analisis pada aspek sosial dan aspek moral pada tokoh di dalam novel Senja di Jakarta dengan total 27 data dari data keseluruhan.Kata Kunci: Sosiologi Sastra, Novel, Senja di Jakarta, Bahan Ajar, Apresiasi Sastra.This study aims to determine the existence of a sociology of literature study in the form of aspects of sociology of literature, social and moral aspects, as well as the relevance of teaching materials for appreciation of literature. The reason for selecting the novel as the object of research is because the previous teaching materials used more familiar examples of novels. Therefore, in this study using a novel that is rarely known by students. The research method used is descriptive qualitative method, because this research produces descriptive data in the form of spoken or written words. The result of this study is that there are sociological aspects of literature. Whereas when the study was on the novel Senja di Jakarta with a total of 61 data including Ethics 16 data; data on the State of the Economy 12; data on Religious Obedience 20; educational background data 5; Loving-Kindness data 8. Obtaining this data can be used as learning for students in the subject of literary appreciation, that with data on Ethical Values, Economic Conditions, Religious Obedience, Educational Background, and Love can form an evaluation of the character of students when literary appreciation learning. As for the results of the analysis on the social and moral aspects of the characters in the novel Senja di Jakarta with a total of 27 data from the overall data.Keywords: Sociology of Literature, Novels, Dusk in Jakarta, Teaching Materials, Literary Appreciation.

    BENTUK-BENTUK DISKRIMINASI DALAM NOVEL LUSI LINDRI KARYA Y.B. MANGUNWIJAYA: TINJAUAN ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS

    No full text
    Fokus penelitian ini adalah diskriminasi terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk diskriminasi terhadap perempuan dalam novel Lusi Lindri karya Y. B. Mangunwijaya. Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif kualitatif. Data penelitian yang berupa kalimat, rangkaian kalimat atau paragaraf dianalisis dengan teori analisis wacana kritis Sara Mills. Secara umum model analisis wacana kritis Sara Mills menekankan pada wacana mengenai feminis untuk melihat bagaimana posisi wanita ditampilkan dalam teks. Posisi-posisi yang dimaksud Sara Mills, yaitu dalam arti siapa yang menjadi subjek-objek penceritaan serta posisi pembaca dalam wacana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan ada 4 bentuk diskriminasi dalam novel Lusi Lindri karya Y.B. Mangunwijaya, yakni diskriminasi subordinasi, diskriminasi prostitusi, diskrimimasi stereotipe, dan diskriminasi kekerasan fisik. Bentuk-bentuk diskriminasi tersebut ditampilkan sebagai posisi subjek, posisi objek, dan posisi pembaca yang sesuai dengan teori analisis wacana Sara Mills. Hasil penelitian ini juga menunjukkan sikap afirmasi Y.B. Mangunwijaya terhadap posisi perempuan yang mendapat diskriminasi dari laki-laki.Kata kunci: Diskriminasi, Lusi Lindri, Analisis Wacana Kritis Sara Mills The focus of this research is discrimination against women. This study aims to analyze forms of discrimination against women in the novel Lusi Lindri by Y. B. Mangunwijaya. This research uses a qualitative descriptive methodology. Research data in the form of sentences, series of sentences or paragraphs were analyzed using Sara Mills' critical discourse analysis theory. In general, Sara Mills' critical discourse analysis model emphasizes discourse about feminists to see how the position of women is presented in the text. The positions referred to by Sara Mills, namely in terms of who are the subjects of the narrative and the position of the reader in the discourse. The results showed that there were 4 forms of discrimination in the novel Lusi Lindri by Y.B. Mangunwijaya, namely discrimination of subordination, discrimination of prostitution, discrimination of stereotypes, and discrimination of physical violence. These forms of discrimination are presented as subject position, object position, and reader position in accordance with Sara Mills' discourse analysis theory. The results of this study also show that Y.B. Mangunwijaya towards the position of women who are discriminated against by men.Keywords: Discrimination, Lusi Lindri, Critical Discourse Analysis Sara Mill

    1,894

    full texts

    2,074

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Universitas Majalengka is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇