49 research outputs found

    PENGARUH ARSITEKTUR PASAR JOHAR PADA ARSITEKTUR PASAR CINDE PALEMBANG

    Get PDF
    Pasar Cinde berada di Jalan Jendral Sudirman, kawasan strategis,pusat bisnis dan perdagangan sekaligus berada dalam satu kawasan bersejarah Kota Palembang yaitu Komplek Makam Raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam.Pasar Cinde dibangun tahun 1958, memiliki bentuk bangunan yang unik berbeda dengan bangunan lainnya. Keunikan tersebut yaitu memiliki wujud bentuk kolom persegi delapan yang bermahkota, tanpa adanya balok-balok yang menghubungkan antara kolom dengan kolom dan antara kolom dengan plat. Wujud bentuk tersebut dalam bidang konstruksi dan ilmu pendidikan teknik disebut dengan istilah yaitu Mushroom Konstruktie yaitu kolom yang bermahkota seperti bentuk jamur atau cendawan dengan bentuk plat tanpa balok. Di Indonesia pada saat ini bentuk bangunan yang menggunakan konstruksi cendawan dan sekilas mirip dengan Pasar Cinde hanya ada di Semarang yaitu Pasar Johar dibangun tahun 1938. Penelitian ini bertujuan mengungkap pengaruh arsitektur Pasar Johar pada arsitektur Pasar Cinde melalui cara membandingkan wujud bentuk arsitektur Pasar Johar dengan wujud bentuk arsitektur Pasar Cinde Palembang. Metode penelitian yaitu metode rasionalistik dengan paradigma kualitatif, diuraikan secara deskriptif, dimaknai dengan cara interpretatif dengan landasan teori tentang bentuk arsitektur. Pengambilan data primer dengan cara mengamati secara seksama objek Pasar Cinde dan Pasar Johar, mengumpulkan photo Pasar Cinde dan Pasar Johar pada masa awal pembangunan, melakukan wawancara, diskusi dengan tokoh-tokoh Nasional dan lokal melaui media sosial. Pengambilan data sekunder berupa dokumen penelitian terdahulu. Wujud bentuk arsitektur pasar Cinde Palembang dipengaruhi arsitektur pasar Johar. Pengaruh tersebut terlihat dari hasil perbandingan wujud bentuk arsitektur dari kedua pasar tersebut, yaitu pola orientasi, pola koefisien dasar bangunan, pola massa bangunan, pola ruang dan lantai bangunan, pola fasade, pola kolom cendawan, pola langit-langit dan pola atap. Pasar Cinde Palembang merupakan Bangunan Cagar Budaya karena telah memenuhi kriteria Undang-undang Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010, maka direkomendasikan kepada Pemerintah untuk melakukan pelestarian

    Pemberian Stimulasi Selama Satu Jam pada Perkembangan Anak Usia 12-24 Bulan

    Full text link
    The influence of one hour stimulation in children aged 12-24 monthsIntroduction: Early stimulation plays an important role to reach optimal growth and development in children, especially cognitive, affective, and psychomotor developments. Stimulation has to be done continuously because this is important to maintain the connection between brain cells (synapse). Lack of stimulation can influence loss of brain cells functions. The aim of this study is to determine the influence of one hour stimulation on the development of children aged 12-24 months.Methods: An experimental analytic study with cohort prospective was conducted on children aged 12-24 months in Gubeng district, Surabaya, from September 2008-February 2009. Seventy healthy children were randomly divided into two groups, stimulation group and control group. Denver II was used to evaluate children's developmental status, conducted before and after stimulation. Data analysis using McNemar and Chi Square test.Result: There were improvement on development in both groups, from 85.7% become to 94.3% in the stimulation group and 68.6% to 77.1% in the control group. There was a significant influence on children development, only 10% children did not have any development delay anymore in the stimulation group, but in the control group still 30% (p=0.042). After 3 months, there was an improvement of development in the stimulation group from suspect to normal in 80%, and 63.6% in the control group, but notsignificant (p=0.375 vs p=0.549).Conclusion: Early stimulation improves the development of children aged 12-24 months

    Rumah Rakit Sebagai Penunjang Pariwisata Sungai Musi

    Get PDF
    Minat wisatawan dunia saat ini cenderung mengarah kepada sesuatu yang unik original dan mengandung nilai-nilai yang patut diteladani. Dengan demikian untuk pemenuhan motivasi berkunjung wisatawan dan kesediaan jenis atraksi di kota Palembang maka arahan pariwisata kota Palembang mengarah kepada wisata budaya. Manfaat yang dapat diambil dari pariwisata budaya tidak terbatas secara ekonomi, namun juga bermanfaat dalam hal pelestarian budaya yang pada saat ini cenderung mulai tersisih oleh perkembangan zaman. Rumah Rakit dan pasar terapung merupakan salah satu potensi atraksi wisata sejarah dan budaya yang belum terkelola di Sungai Musi. Penelitian  ini  bertujuan menyusun arahan pengembangan rumah rakit sebagai diversifikasi atraksi wisata serta sebagai prioritas pengembangan pola pemberdayaan masyarakat pariwisata di tepian Sungai Musi. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara mengamati secara seksama terhadap objek rumah, rakit melakukan wawancara dengan keturunan pemilik rumah, tokoh masyarakat, wawancara. Pengambilan data sekunder melalui data sejarah rumah rakit berupa buku penelitian terdahulu. Rumah rakit sangat berpotensi sebagai penunjang pariwisata Sungai Musi, hal-hal yang dapat dilakukan seperti perbaikan kondisi kawasan disekitar rumah rakit dan pasar terapung, sehingga dapat meningkatkan kualitas objeknya, pengembangan   sarana   dan   prasarana   penunjang   kegiatan   homestay   dan   pusat perdangan terapung (pasar terapung), pengembangan rumah rakit sebagai fasilitas akomodasi homestay di tepian sungai Musi dan pengingkatan kualitas restoran apung sebagi fasilitas perdagangan kuliner dan souvenir dan pengembangan Sumber daya Manusia di bidang pariwisata. Rekomendasi Pengembangan sarana dan prasarana dan fasilitas pendukung pengembanga pasar terapung di tepian sungai (kawasan pasar 16 Ilir dan kawasan sekanak), pengembangan wisata minat khusus berbasis wisata heritage, belanja dan alam (Sungai Musi), peningkatan kualitas rumah rakit di kawasan 5 Ulu, 7 Ulu dan 10 Ulu, pengembangan atraksi pendukung sebagai pendukung atraksi utama

    Pengaruh Jenis Mordan dan Proses Mordanting Terhadap Kekuatan dan Efektifitas Warna Pada Pewarnaan Kain Katun Menggunakan Zat Warna Daun Jambu Biji Australia

    Get PDF
    Perkembangan penggunaan pewarna alami sebagai  pewarna  tekstil semakin mendapat perhatian karena alasan lingkungan. Daun  jambu biji Australia  merupakan tanaman tropis dan sub tropis yang berpeluang sebagai sumber zat warna alami karena kandungan tannin dan flavanoida-nya yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pewarnaan kain katun menggunakan zat warna dari daun jambu biji Australia berdasarkan variasi jenis proses mordanting dan jenis mordan yang digunakan. Proses mordanting dikaji adalah pre-, meta- dan post-mordanting, sedangkan jenis mordan yang digunakan yaitu tawas, kapur dan tunjung. Respon yang diuji yaitu absorbansi larutan zat warna setelah pencelupan. Pewarnaan pada kain katun menghasilkan warna kecoklatan dan pewarnaan terbaik menggunakan mordan  tawas melalui proses post-mordanting.Kata kunci: pewarna alami tekstil; daun jambu biji Australia; mordanting

    Budaya Ta’dzim dalam Perspektif Komunikasi Nonverbal

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Ponpes Mitahul Ulum Suren Wilayah Al-Munawwaroh, yang dilatar belakangi oleh bentuk komunikasi nonverbal dalam tradisi ta’dzim  yang dilakulan oleh santri baru kepada pengasuh, sehingga pengasuh dapat memberikan sebuah persepsi terhadap apa yang dilakukan oleh santri. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi komunikasi nonverbal pengasuh Ponpes Miftahul Ulum dalam tradisi ta’dzim para santri?. dengan tujuan untuk mengetahui 1). untuk mengetahui persepsi komunikasi nonverbal pengasuh Ponpes Miftahul Ulum Suren dalam tradisi ta’dzim para santri. 2). apa saja bentuk-bentuk komunikasi nonverbal santri dalam tradisi ta’dzim kepada pengasuh Ponpes Miftahul Ulum Suren. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkkan  bahwa; 1). Persepsi  pengasuh terhadap bentuk komunikasi nonverbal yang ditunjukkan oleh santri cukup baik, karena santri mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya, 2). Bentuk komunikasi nonverbal dalam tradisi ta’dzim beragam diantaranya, jalan setengah membungkuk ketika di panggil oleh pengasuh, mencium tangan saat bersalaman dengan ibu nyai ataupun asatidzah, dan mencium tangan putra/putri pengasuh yang masih kecil, memberhentikan langkah santri lain, dan santri yang duduk lansung berdiri ketika melihat pengasuh  melintas, membalikkan  sandal pengasuh, serta memberikan  kode atau isyarat agar santri tidak ramai saat kajian berlangsung

    Explain Siblings’ Lived Experiences in Living with Individuals with Intellectual Disability: A Phenomenological Approach

    Get PDF
    Introduction: Living with individuals suffering from intellectual disability in families engenders particular concerns, worries, and challenges for siblings. The aim of the present study was to access siblings’ lived experiences in living with individuals with intellectual disability. Method: This study was conducted employing a qualitative method, using the lived experienced technique, and via in-depth interviewing on 9 siblings with intellectual disability selected via purposive sampling method. Interviews were recorded, transcribed, and analyzed using Colaizzi’s nine-step analysis method. Results: Findings obtained from siblings’ experiences of living with individuals suffering from intellectual disability were summarized into 6 themes of “fear of the future”, “family turmoil”, “negative emotions”, “positive emotions”, “discrimination between siblings” and “social stigma”, and 9 sub-themes which were coded in the form of subgroups of 6 main themes. Conclusion: These findings can provide information for identifying problems, significance, and adoption of supportive and medical strategies for siblings of individuals with intellectual disability to improve their psychological health. Keywords: Intellectual disability, Life experiences, Siblings, Qualitative researc

    PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI PELATIHAN SELIDIK CEPAT KESUBURAN TANAH SAWAH DI DESA PANAIKANG, KECAMATAN MINESATENE, PANGKEP

    Get PDF
    Penurunan hasil produksi dalam satu dekade terakhir telah dirasakan oleh masyarakat petani di desa Panaikang, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil panen. Ketidaktahuan petani tentang permasalahan kesuburan tanah, mengakibatkan para petani tidak dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam memperbaiki/mengembalikan kesuburan tanah. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan selidik cepat kesuburan tanah sawah untuk mengatasi permasalahan degradasi tanah di lahan sawah. Pelatihan diberikan secara langsung dengan mempraktekkan bagaimana menggunakan alat Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) tanah sawah, dan dilanjutkan dengan simulasi yang dilakukan langsung oleh beberapa kelompok tani. Hasil uji kesuburan tanah dengan alat PUTS, memiliki nilai keakuratan terutama terkait pH tanah, Nitrogen, dan Posfor, yang sudah dapat dijadikan rujukan awal dalam penanganan status kesuburan tanah dan rekomendasi peningkatan kesehatan tanah. Nilai pH tanah berbanding lurus dengan kandungan hara-hara yang terdapat di dalam tanah. Perbedaan nilai uji PUTS dan uji laboratorium, disebabkan oleh adanya perlakuan yang telah diberikan oleh petani pada tanaman padi sawah berupa pemupukan sebelum pengambilan sampel tanah, sehingga memberikan hasil yang berbeda. Uji PUTS sebaiknya dilakukan sebelum penanaman padi sawah atau setelah panen, sehingga terbebas dari kesalahan pembacaan data. Pembentukan Desa Mitra menjadi keberlanjutan kegiatan sebagai wujud pendampingan petani dalam meningkatkan kesuburan tanah sawah di Desa Panaikang. Kata kunci: Tanah, petani, PUTS, desa mitra, Pangkep.   ABSTRACT The farming community in Panaikang Village, Minasatene District, Pangkep Regency, has felt a decline in production yields in the last decade. Various attempts were made to increase crop yields. Farmers' ignorance of soil fertility problems resulted in farmers being unable to find solutions to the issues they faced in improving/restoring soil fertility. Therefore, training is needed to quickly investigate the fertility of paddy soil to overcome the problem of soil degradation in paddy fields. The training was given directly by practicing using the Rice Field Soil Test Tool (PUTS) for rice fields and continued with simulations carried out directly by several farmer groups. The results of soil fertility tests using the PUTS tool have accuracy values, especially regarding soil pH, Nitrogen, and Phosphorus. These can be used as an initial reference in handling soil fertility status and recommendations for improving soil health. The pH value of the soil is directly proportional to the nutrient content in the soil. The difference in PUTS test values and laboratory tests is caused by the treatment given by farmers to lowland rice plants in the form of fertilization before taking soil samples, thus providing different results. The PUTS test should be carried out before planting lowland rice or after harvest to avoid data reading errors. The formation of Partner Villages is a continuation of activities as a form of assistance to farmers in increasing the fertility of rice fields in Panaikang Village. Keywords: Soil, farmer, PUTS, partner villages, Pangkep
    corecore