31 research outputs found
Optimalisasi Lahan Belakang
Pada mulanya lahan di belakang rumah sering tidak termanfaatkan sebagai ruang yang
memberikan manfaat bagi rumah, bahkan menjadi lahan yang terbengkalai dan menjadi area
untuk menjemur dan tempat berserakannya alat-alat rumah tangga yang tidak terpakai.
Ruang terbuka mempunyai fungsi yang sangat beragam dan kompleks tetapi sering tidak
dioptimalkan fungsi didalam mendukung ruang-ruang lain dalam bangunan.
Daerah perkotaan yang padat seringkali memberikan akses yang cukup sulit dalam
pemenuhan ketersediaan lahan bagi masyarakat. Dalam pemanfaatan lahan belakang
menjadi lebih optimal tetap harus diperhatikan, sehingga tujuan dari pemanfaatan lahan
belakang berapapun luasannya akan memberikan hasil yang optimal.
Kata Kunci: optimalisasi, lahan belakan
TATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo)
Kehidupan penghuni serta lingkungan budaya mempengaruhi bentuk dan organisasi dari sebuah
rumah. hal yang sangat mendasar terkait dengan privasi penghuni didalam lingkungan perumahan
adalah jarak dan lokasi relative dari rumah tersebut dengan lingkungannya, sosial budaya serta sosial
ekonomi penghuni. Perumahan dinas di kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo memiliki karakteristik
yang didasarkan pada konsep militer dengan pembagian blok menurut jenjang kepangkatan (Perwira,
Bintara, Tamtama) yang memberikan karakter ruang yang berbeda dengan perumahan lain.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk tata ruang yang dilakukan penghuni kompleks
TNI AL Gedangan untuk mencapai privasi , juga untuk mengetahui faktor-faktor lain yang
mempengaruhi antara lain sosial budaya, ekonomi, dan setting perumahan terhadap privasi penghuni
berdasarkan strata atau jenjang kepangkatannya.
Pendekatan perilaku dilakukan dengan pengumpulan data secara kuantitatif non parametrik dan
dianalisis secara kualitatif untuk bisa merumuskan karakteristik suatu populasi.
Pada penelitian di rumah dinas di kompleks TNI AL Gedangan ini telah terjadi perubahan dan
penambahan elemen yang merupakan bagian dari proses adjustment penghuni untuk memenuhi
kebutuhan privasi. Morfologi ruang yang terjadi adalah morfologi fungsi dan sistemik. Pada golongan
Perwira penambahan ruang cenderung bersifat semi publik, sedangkan pada golongan bintara
penambahan bersifat privat dan servis. Sehingga semakin tinggi jenjang struktur sosialnya, maka
privasi penghuni semakin besar. Selanjutnya diperlukan suatu usaha pembinaan dan intervensi dari
pihak terkait pada proses penghunian suatu rumah dinas agar sesuai dengan fungsi yang sebenarnya
DESAIN KURSI KERJA BERKAITAN DENGAN UNSUR KESEHATAN TUBUH & PENINGKATAN KWALITAS KERJA
In every day life, human cannot be separated from the activities that had close relationship with the fulfilling of the needs of human. Human life needs rooms which full with tools that suitable with the needs like lamps, air conditioner, chair and other furniture. For that, it needs a study and the right design so human can feel comfortable. Chair is a tool of main room arrangement wich function, even in a simple occation can be use without notice other elements, so the present of chairs in a room is a must.
Working chair is one of many kind of chairs that often use especially when we are at work. This research has purpose to make a most comfortable chair that can be use for work, by analizing the activities that occur. Whilst later, will be reach the design of the chair that comfortable and beautiful, so the health of the body and the quality of work can be increase
KAJIAN PENATAAN RUANG STUDIO GAMBAR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DI ERA NEW NORMAL PANDEMIC COVID 19
ABSTRAK. Pada Program Studi Arsitektur salah satu proses kegiatan yang penting adalah kegiatan perancangan dengan beberapa tahapan antara lain membuat konsep, rancangan gambar dua dimensi dan tiga dimensi dan pembuatan maket. Kegiatan tersebut dilakukan di studio gambar dengan penataan dan bentuk pengelolaan desain ruang kuliah yang khusus. Pada saat sebelum pandemic desain ruang kuliah studio hanya didasarkan pada aktivitas di dalam kegiatan perancangan.Pada saat pandemic covid 19 sekarang ini mengharuskan sebuah desain ruang kuliah studio yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran virus. Metode yang digunakan adalah deduktif kualitatif dengan menggambarkan kondisi ruang kuliah studio dan penyebaran kuesioner kepada para mahasiswa melalui pengisian kuesioner online. Hasil dari penelitian ini adalah analisis desain penataan perabot ruang kuliah studio berdasarkan protokol kesehatan antara lain pada fasilitas fisik meliputi dimensi, desain wujud konfigurasi, desain pembatas antar kursi. Dimensi baru yang dihasilkan berdasarkan pertimbangan new normal adalah keefektifan sebesar 31,5% dengan jarak antar kursi minimal 1 meter. Sedangkan desain wujud konfigurasi yang paling optimal adalah tipe rectangle. Pada desain pembatas antar kursi dihasilkan desain partisi yang berfungsi menghalangi droplet antar mahasiswa dan dosen di dalam ruangan. Untuk sirkulasi dan sign diberikan tanda pada ruang kuliah studio agar arah masuk dan keluar tidak berpapasan. Dengan dihasilkannya desain ruang kuliah studio yang optimal di program studi arsitektur yang sesuai dengan kondisi pandemic covid 19 maka diharapkan akan tercapai peningkatan mutu pembelajaran juga bisa tetap mendukung program pemutusan mata rantai virus covid 19. Kata kunci:perabot, studio, arsitektur, new normal ABSTRACT. One of the essential activity processes in the Architecture Study Program is a design activity with several stages, including conceptualization, two-dimensional and three-dimensional drawing designs, and making mock-ups. This activity is carried out in a drawing studio with a particular arrangement and management of lecture room designs. Before the pandemic, the design of studio lecture rooms was only based on activities in design activities. At the time of the current Covid 19 pandemic, it requires a studio lecture room design that can adapt to health protocols' needs to break the chain of the spread of the virus. The method used is qualitative deductive by describing the studio lecture room conditions and distributing questionnaires to students through online questionnaire filling. This study analyses the design of studio lecture room furniture based on health protocols, among others, the physical facilities, including dimensions, configuration design, and barrier design between chairs. The new size produced based on the new normal considerations is the effectiveness of 31.5% with a minimum distance of 1 meter between seats.Meanwhile, the most optimal configuration design is the rectangle type. In the divider design between chairs, a partition design is produced, which functions to block droplets between students and lecturers in the room. For circulation and sign is given a warning in the studio lecture room so that the entry and exit direction does not cross. With the production of an optimal studio lecture room design in an architecture study program following the conditions of the Covid 19 pandemic, it is hoped that an increase in the quality of learning will be achieved and can continue to support the program to break the Covid 19 chain link. Keywords: furniture, studio, architecture, new norma
KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR ETNIK PADA BANGUNAN BUTIK DI KAMPUNG FASHION SUKOHARJO
Dunia fashion tidak terlepas dari perkembangan busana, unsur budaya/kultur suatu bangsa, serta pengaruh busana dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian dunia fashion merupakan peluang bisnis yang positif di era globalisasi. Tentu saja, bangunan butik dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian sebagai produk yang menguntungkan dan produktif dalam era globalisasi ini. Keanekaragaman suku bangsa yang dimiliki oleh setiap negara, khususnya negara Indonesia, merupakan aset berharga yang perlu dijunjung dan dilestarikan oleh bangsa Indonesia. Setiap suku bangsa memiliki tradisi budaya yang berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, nilai-nilai lokal yang terkandung dalam budaya tradisional tersebut perlahan mulai menurun. Berbicara tentang arsitektur di era globalisasi, sebagian orang berpendapat bahwa proses globalisasi akan membuat dunia arsitektur menjadi seragam, proses globalisasi akan menghapus identitas atau jati diri arsitektur, khususnya arsitektur lokal atau arsitektur etnik. Adanya konsep arsitektur etnik dapat dijadikan sebagai alat untuk melestarikan budaya bangsa agar ciri khas budaya tradisional tidak hilang pada suatu daerah. Penerapan arsitektur etnik di era sekarang sudah diterapkan pada bangunan butik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui penerapan konsep arsitektur etnik pada bangunan butik di Kampung Fashion Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dalam studi kasus
DESAIN BOOTH DISPLAY RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PEMASARAN PRODUK OLAHAN HASIL TAMBAK
Permasalahan yang ada pada pengrajin produk olahan hasil tambak di Desa Tambak Oso Sidoarjo adalah dari segi pemasaran. Pengembangan industri produk olahan hasil tambak saat ini masih terbatas pada lingkup pasar lokal karena penggunaan strategi pemasaran yang masih sederhana. Salah satu media pemasaran yang dinilai cukup efektif adalah pameran produk baik dalam event tertentu ataupun mendisplay di rumah mereka masing masing karena dapat menawarkan secara langsung kepada masyarakat atau konsumen dan bisa langsung merespon produk tersebut. Didalam proses mendisplay tersebut dibutuhkan stand atau booth untuk bisa memajang produk mereka dengan menarik dan praktis. Menarik dalam arti mempunyai bentuk yang indah yang bisa menunjang produk mereka, praktis dalam arti dapat digunakan berulang kali serta mudah dalam hal pemasangan dan pembongkarannya. Sistem model booth display yang akan dikenalkan adalah sistem teknologi knockdown yaitu menggunakan beberapa bagian yang terpisah dan dapat dipasang langsung di lokasi secara cepat sehingga bisa menghemat waktu dan biaya, bisa digunakan untuk memfasilitasi beberapa produk yang berbeda sehingga lebih efektif dan efisien, mudah dalam pemasangan dan pembongkaran dan memudahkan dalam packaging.Sedangkan material yang digunakan adalah material yang ramah lingkungan dengan karakter material yang bisa diperbaharui, didaur ulang dan rendah penghabisan energi. Dengan adanya desain booth display ramah lingkungan ini diharapkan penjualan produk hasil olahan tambak di Desa Tambak Oso Sidoarjo semakin meningkat sehingga akan meningkatkan pendapatan para pengrajin serta menjadikan desa Tambak Oso lebih dikenal dan nantinya bisa menjadi desa wisata. Kata kunci: pameran, booth display, tambak DOI : https://doi.org/10.33005/envirotek.v10i1.1168
Kajian Genius Loci Pada Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang
Kampoeng heritage Kajoetangan merupakan salah satu kampoeng tematik di kota Malang. Kampoeng heritage Kajoetangan lebih ditonjolkan pada aspek kesejarahan, dimana kampoeng ini memiliki peranan penting dalam perkembangan Kota Malang pada masa kolonial Belanda. Sehingga pada saat ini masih banyak ditemukan rumah-rumah yang memiliki langgam kolonial dan jengki. Pada tahun 2018 Pemkot Kota Malang mencanangkan kampoeng tersebut menjadi kampoeng wisata yang lebih menonjolkan karakter kesejarahannya. Dalam penelitiain ini berusaha untuk mengupas potensi genius loci yang tidak hanya pada aspek kesejarahan. Kesimpulan dari penelitian ditemukan bahwa genius loci di kampoeng Kajoetangan meliputi aspek tangible, intangible dan makna. Sehingga makna kampoeng Kajoetangan tidak hanya menonjol dari aspek kesejarahan tetapi karakter kampoeng kota juga menonjol aspek ekonomi, social dan budaya menjadi bagian yang menarik untuk dikembangkan juga.pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan Genius Loci sebagai parameter dalam analisa data
RAGAM BAHASA BERITA POJOK KAMPUNG DI JTV: KAJIAN DIKSI DAN GAYA BAHASA
Berdasarkan temuan dan analisis data yang telah dilakukan pada Bah III, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpuIkan dari penganalisisan diksi dan gaya bahasa. Penganalisisan diksi (pilihan kata) yang digunakan dalam kalimat berita Pojok Kampung di JTV dapat dikelompokkan menjadi :
L Pemakaian kata dan frasa asing, yaitu adanya percampuran pemakaian kata dan frasa asing dalam kalimat berita.
2. Pemakaian kata walikan, yaitu adanya penggunaan kata walikan, bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Malang, dalam segmen khusus berita Malanga
Kajian Ornamen pada Rumah Tradisional Madura
ABSTRAK. Ornamen merupakan suatu hiasan yang dibentuk dengan mengembangkan dari bentuk-bentuk yang ada di alam. Ornamen pada bangunan tradisional berbentuk ragam hias dimana teknik maupun pengungkapannya dibuat menurut aturan-aturan, norma serta pola yang telah digariskan dan menjadi kesepakatan bersama dan diwariskan secara turun temurun. Pada rumah tinggal Madura, terdapat ornamen dalam elemen arsitekturalnya dimana keberadaan ornamen tersebut tidak lepas dari adanya akulturasi kebudayaan antar suku yang menetap di Madura. Penelitian ini membahas akulturasi kebudayaan mana saja yang mempengaruhi bentuk, warna ornamen di rumah tradisional Madura serta makna dari masing-masing motif ornamen yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis deduktif untuk mengetahui rupa visual dari ornamen pada rumah tradisional di Madura. Hasil analisis menunjukkan beberapa motif yang digunakan pada rumah tradisional Madura antara lain motif flora, fauna antara lain motif ekor ular, naga, burung phoenix dan motif swastika. Pada motif flora-swastika merupakan akulturasi kebudayaan dari Cina, Jawa hindu, dan Madura. Motif flora fauna didominasi dengan hasil akulturasi budaya antara Madura dengan Cina. Untuk area penempatan ornamen bagian atap, dinding, pintu, kolom. Sedangkan penempatan ormanen pada komplek hunian Tanean Lanjhang adalah roma tongghuh (rumah induk) dan Roma na’poto (Rumah Anak). Sedangkan pada kobhung (langgar), tanean (halaman), dapor (dapur), kandhang (kandang) tidak terdapat ornamen karena tempat tersebut lebih diutamakan segi fungsinya. Kata kunci: Ornamen, Rumah, Madura ABSTRACT. Ornament is a decoration that is formed by developing from the forms that exist in nature. Ornaments in traditional buildings are in the form of decoration. The techniques and disclosures are made according to the rules, norms, and patterns that have been outlined and become collective agreements and passed down from generation to generation. In Madura's house, there is an ornament in its architectural element where the decoration's existence is inseparable from the acculturation of cultures between tribes who settled in Madura. This study discusses which cultural acculturation influences the shape, the colour of ornaments in traditional Madurese homes, and the meaning of each ornamental motif used. The method used is a qualitative method with a deductive research method to determine the visual appearance of ornaments in traditional houses in Madura. The analysis results showed several motifs used in traditional Madurese homes, including flora and fauna motifs, including snake-tailed motifs, dragons, phoenixes, and swastika motifs. The flora-swastika motif is an acculturation of culture from China, Hinduism, Java, and Madura. The motif of flora and fauna is dominated by the results of cultural acculturation between Madura and China. For the ornamental placement area of the roof, walls, doors, columns. The placement of people in Tanean Lanjhang residential complex is Rome Tongghuh (main house) and Roma na'poto (Children's House). While in kobhung (langgar), tanean (page), dapor (kitchen), kandhang (cage), there are no ornaments because the place is preferred in terms of function.Keywords: Ornament, House, Madura
Tipologi Ruang Dalam Rumah Lamin Berdasarkan Sistem Adat Pada Masyarakat Suku Dayak
Rumah merupakan bangunan yang dibangun dengan tujuan untuk dijadikan tempat tinggal oleh manusia. Proses pembuatan rumah tak lepas dari penyesuaian antara kebiasaan dan kegiatan dari manusia yang akan menghuninya dari waktu ke waktu. Di Indonesia, rumah - rumah adat yang diturunkan oleh nenek moyang dapat dikatakan sebagai arsitektur nusantara. Rumah-rumah tersebut memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan tata letak geografisnya, sumber daya, adat, kepercayaan, kebiasaan dan budaya masyarakatnya. Masyarakat Dayak memiliki sistem tersendiri dalam mengorganisir kelompok suku mereka dalam hunian mereka. Suku Dayak pada umumnya menganut prinsip kekerabatan ambilineal. Prinsip kekerabatan ini mengharuskan seseorang untuk tinggal bersama dengan kerabat - kerabatnya dalam sebuah rumah. Studi ini difokuskan untuk mengidentifikasi pembagian ruang pada rumah Lamin, yang mana pembagian ruang ini sangat dipengaruhi oleh sistem adat yang berlaku. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui Tipologi ruang dalam rumah tradisional Lamin. Hasil studi tentang tipologi ruang dalam rumah Lamin dapat dijadikan sebagai esensi pedoman bentuk Arsitektur rumah Lamin, yang akan memberikan kontribusi terhadap keilmuan arsitektur nusantara