210 research outputs found

    Analisis Faktor-Faktor Berpengaruh Terhadap Rendahnya Penerapan Kode Etik Profesi Insinyur Pada Pembangunan Ruang Poliklinik RSUD dr. Soeroto Kabuapten Ngawi

    Get PDF
    The research aim is to analyze the factors that affect the poor implementation of the code of engineer’s ethics at Polyclinic Construction dr. Soeroto Hospital of Kabupaten Ngawi. The reason of this research is due to the deviation of the higher trend in the construction field. This trend is a reflection of the increasing violation to the code of engineer’s ethics. The research is a descriptive one with qualitative method in order to describe systematically, factually, and accurately relationship among studied phenomena. Location of the research is selected purposively by considering that the project was one with highest value at that time and many digressions in its construction had been found and became popular in the Kabupaten Ngawi so that the digression case was proposed to Corruption Crime Court. Data is collected by using interview, observation, and documentation. Interview is performed with informants from the hospital, executive contractor, supervision consultant, and other tender participants. Observation is conducted in passive-participative manner. Documentation is performed by collecting data from report of examination results of Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) of East Java Province, report of examination results of Inspektorat of Kabupaten Ngawi about construction of polyclinics room of dr. Soeroto General Hospital of Kabupaten Ngawi. Based on the results of this research, the analysis of four factors of the low implementation of the code of engineer’s ethics at polyclinic Construction et dr. Soeroto hospital of Kabupaten Ngawi are : commitment among key persons, human resources, public policy and the conflict interest among actors. Low commitment factor was seen in the executive contractor who handed over the work to other party without any clear documents. Problem of human resource factor was found in the project owner in which low quantity and inappropriate of technical employees were found. Problem of policy factor emerged because there was no clear rule regulating about ethical code of engineer profession in Kabupaten Ngawi so that there was no protection for project owner and no sanction threat against executive contractor who violates ethical code of engineer profession in Kabupaten Ngawi. Furthermore, conflict of interest emerged between project owner and supervision consultant. There was power backing the executive contractor so that the project owner was less resolutely supervising works of the executive contractor because the project owner was subordinate of the power, whereas the supervision consultant tended to allow the executive contractor with reason of his company existence. Based on analysis performed in the research, the four factors affecting low implementation of ethical code of engineer profession in construction of polyclinic room of dr. Soeroto General Hospital of Kabupaten Ngawi were proved, namely: commitment factor, human resource factor, policy factor and conflict of interest. Whereas, recommendation for local government of Kabupaten Ngawi in attempts of reinforcing ethical code of engineer profession is law enforcement against any digression in commitment between actors or in policy that is taken. The technical professionalism of human resources skills shouid improve. This improvement can be done through the proccess of auction. It should be implemented from the performance to maintenance of the work. Commitment strengthening of every actor such as: signing of integrity pact by engineers. Finally, implementation of ethical code of engineer profession is expected to protect the service user, especially local government of Kabupaten Ngawi

    ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MICROSCOPE) DAN FOTO MIKRO PADA MATERIAL KOMPOSIT SERAT TANGKAI JAGUNG DENGAN MATRIKS PLASTIK POLIPROPILEN

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis Scanning Electron Microscope (SEM) pada material serat serbuk tangkai jagung dengan matrik plastik polipropilen serta penggambaran  struktur mikro dan karakteristik dari komposit biodegradable. Pencemaran lingkungan merupakan suatu permasalahan yang harus ditanggapi secara serius oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya pencemaran yang diakibatkan oleh pembebanan sampah plastik. Jumlah sampah plastik yang dihasilkan rata-rata sekitar 10% dari total volume sampah, dimana kurang dari 1% plastik dapat dihancurkan karena sampah plastik berbahan dasar polimer sintetik dan sulit diuraikan oleh bakteri pengurai. Guna mengatasi masalah lingkungan ini, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu mengembangkan bahan biodegradable plastik (bioplastik) yaitu plastik yang mudah diurai oleh mikroorganisme menjadi senyawa sederhana yang ramah lingkungan. Pada metode pengujian yang dilakukan pada komposit ini ialah SEM (Scanning Electron Microscope) dan foto mikro, Objek yang difoto penampang melintang serat pada spesimen, Untuk komposit yang digunakan pada penelitian ini menggunakan matrik plastik polipropilen dengan serat serbuk tangkai jagung dengan variasi komposisi sebesar 95% plastik polipropilen, 5% serbuk tangkai jagung, komposisi sebesar 90% plastik polipropilen, 10% serbuk tangkai jagung dan komposisi sebesar 85% plastik polipropilen, 15% serbuk tangkai jagung. Hasil pengujian SEM menunjukan variasi 85:15% lebih merekat antara plastik dan polipropilen dapat memberi dampak yang lebih signifikan terhadap sifat mekanik komposit, hal ini dapat dibuktikan dengan foto hasil Scanning Electron Microscopy dimana permukaan serat terlihat lebih baik

    Media Pembelajaran PPKn Pada Anak Tunarungu Di SMP Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus SMP-LB Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016)

    Get PDF
    LEARNING MEDIA PPKN ON DEAF CHILDDREN THE JUNIOR HIGH IN NEED SPECIAL (A CASE STUDY OF SMP NEGERI SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2015/2016). Agus Hariyanto and Sri Arfiah Civics And Citizenship, Faculty Of Teacher Training And Educational Sciences, Muhammadiyah University Of Surakarta [email protected] ABSTRACT The purpose of this research is to know the medium used in the proceses of learning of civics and citizenships on deaf children in junior high state of Surakarta-LB academic year 2015/2016. Learning media being used I media images and media char. This research is qualitative research, with data collection techniques used are observation, interview an reviewing documentation. The validity of the data using triangulation triangulation techniques and data sources data collection. Data analiysis was done with the interactive analysis model that includes data collection, data reduction, the presentation of data, and the withdrawal of the conclusion. The results of this research show that: 1). Learning media is a tool in the form of physical and non physical who deliberately used as an intermediary between teachers and students in understanding the subject matter in order to more effectively and efficiently. 2). Implementation of the medium of instruction in deaf children hafe advantages and disadvantages. Pros and cons are obtained through observations conducted by the observer. The advantages of media images and charts that is abel to describe and clarify the subject matter. 3). The weakness of the application of media images and chart are applied less media in accordance with the conditions of the students, the students are confused understand media, and the mediaare less attractive. Keywords: Learning, Media of learning, The child is deaf, PPKn Surakarta January 2016 Penulis AGUS HARIYANT

    Pengaruh Discovery Learning Berbantuan Paket Program Simulasi Phet terhadap Prestasi Belajar Fisika

    Full text link
    Discovery learning dirancang dengan tujuan agar siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari dan bekerja secara efektif dalam kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh discovery learning berbantuan program simulasi PhET terhadap prestasi belajar dibandingkan dengan discovery learning. Penelitian menggunakan quasi experiments dengan desain faktorial 2 x 2. Teknik pengumpulan data kemampuan awal dengan melakukan tes kemampuan awal pada awal penelitian dan pada akhir penelitian diberikan tes prestasi belajar fisika. Teknik analsis data menggunakan uji anava dua jalur. Hasil uji Anava dua jalur menunjukkan bahwa prestasi belajar fisika kelompok siswa yang belajar melalui discovery learning berbantuan paket program simulasi PhET lebih tinggi daripada kelompok siswa yang belajar melalui discovery learning. Dengan demikian, discovery learning berbantuan program simulasi PhET mempengaruhi secara positif prestasi belajar siswa

    Rekayasa Dan Manufaktur Komposit Sandwich Berpenguat Serat Rami Bermatrik Poliester Dengan Core Berpenguat Sekam Padi Bermatrik Urea Formaldehide Untuk Panelling

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki pengaruh ketebalan core berpenguat sekam padi bermatrik urea formaldehide dan skin berpenguat serat rami bermatrik polyester terhadap peningkatan kekuatan bending komposit sandwich. Pola kegagalannnya diamati dengan photo makro. Bahan utama penelitian adalah serat rami acak dan sekam padi, resin unsaturated polyester 157 BQTN, hardener yang digunakan adalah MEKPO dengan konsentrasi 1% dan urea formaldehide yang digunakan ádalah tipe UF181 dan hardener HU12. Komposit dibuat dengan metode cetak tekan hidrolis. Komposit sandwich tersusun terdiri dari dua skin (komposit) dengan core ditengahnya. Komposit sebagai skin terdiri dari serat rami acak bermatrik polyester dengan tebal skin 2 mm. Fraksi volume serat komposit sebagai skin adalah 40%. Core yang digunakan adalah komposit berpenguat sekam padi bermatrik urea formaldehide. Fraksi volume penguat core sebesar 50%. Variasi tebal core 5mm, 10mm, 15mm, dan 20mm. Spesimen dan prosedur pengujian bending mengacu pada standart ASTM C 393. Penampang patahan dilakukan foto makro untuk mengidentifikasi pola kegagalannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan menahan momen bending rata-rata komposit sandwich meningkat seiring dengan penambahan ketebalan core pada fraksi volume skin 40% dengan tebal skin 2mm dan momen optimum pada ketebalan core 20 mm. Namun, kekuatan bending rata-rata menurun seiring dengan penambahan ketebalan core komposit sandwich. Tegangan (kekuatan) bending komposit sandwich memiliki harga yang paling optimum pada ketebalan core 5 mm. Tahapan pola kegagalan komposit sandwich adalah kegagalan tarik skin komposit sisi bawah, kegagalan geser core, delaminasi skin komposit sisi atas dengan core, kegagalan skin komposit sisi atas

    Efektivitas Model Problem Based Learning Berbantuan Mind Map terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas model problem based learning berbantuan mind map terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif yang belajar dengan model PBL berbantuan Mind Map lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL; 2) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif siswa yang belajar dengan pembelajaran model PBL berbantuan mind map lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi; 3) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif siswa yang belajar dengan pembelajaran model PBL berbantuan Mind Map lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal rendah; 4) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif; 5) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif pebelajar dengan model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi; 6) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif pebelajar dengan model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal rendah; 7) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif pebelajar dengan model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas x

    Perancangan Sistem Informasi Pariwisata Indonesia Berbasis Web Services

    Full text link
    Pariwisata pada dasarnya adalah bisnis yang tidak pernah mati. Hal ini dikarenakan pariwisata menjadi kebutuhan dasar pada masyarakat modern. Prospek industri pariwisata Indonesia sangat potensial mencapai 9 juta wisatawan pada tahun 2013 dengan nilai transaksi 9 miliar dolar AS . Potensi tersebut yang demikian besar harus dibarengi dengan peningkatan kemudahan bertransaksi serta memproleh kualitas layanan informasi dan data terkait pariwisata. Dalam rangka peningkatan kemudahan bertransaksi serta memproleh kualitas layanan informasi pariwisata , maka diperlukan sinergi antar pelaku industri pariwisata , pemerintah serta pengguna jasa pariwisata. Untuk menjembatani proses sinergi tersebut maka diperlukan kolaborasi dalam sebuah sistem informasi pariwisata Indonesia. Tahap awal dari pembuatan sistem tersebut adakah perancangan sistem yang terkait dengan pendefinisian kebutuhan data dan informasi hingga proses bisnis yang ada Sedangkan untuk kemudahan transaksi informasi dan data maka digunakan teknologi web services. Dalam teknologi web services terjadi kolaborasi antar sistem dalam pengelolaan data tanpa mempermasalahkan sistem internal masing-masing pihak. Teknologi webservices dipilih karena kemudahan dalam komunikasi antar sistem dengan menggunakan media internet yang sudah ditambahkan pengamanan atau enkripsi. Sistem informasi pariwisata Indonesia yang menggunakan web service akan meningkatkan kemudahan layanan informasi , data dan transaksi dalam dunia pariwasata , yang secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan devisa negara melalui industri pariwisata. Dalam proses komunikasi data antar piha

    PENGARUH LATIHAN LADDER DRILL DENGAN INTERVAL 1:2 DAN 1:3 TERHADAP KECEPATAN DAN KELINCAHAN ATLET BOLA BASKET CLS(CAHAYA LESTARI SURABAYA) KELOMPOK UMUR 14 TAHUN

    Get PDF
    Abstrak Olahraga bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan banyak komponen fisik, salah satunya yaitu kecepatan dan kelincahan. Hampir semua gerakan dalam basket membutuhkan kecepatan dan kelincahan yg baik. Untuk melatih kecepatan dan kelincahan dapat menggunakan latihan variasi ladder drill. Salah satu metode yang dapat dimasukkan untuk latihan ladder drill yaitu menggunakan metode interval training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh latihan ladder drill menggunakan interval 1:2 dan 1:3 terhadap kecepatan dan kelincahan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasi penelitian ini adalah para atlet bola basket CLS usia 14 tahun sebanyak 30 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang. Tekhnik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tes, instrumen yang digunakan adalah tes lari speed 30 meter dan zig-zag run test. Hasil uji-t memperoleh nilai bahwa kecepatan kelompok 1 t hitung sebesar 4,922 > 2,262 (t-tabel) dan besar nilai signifikansi probability 0,001 < 0,05; hasil uji-t kelincahan kelompok 1, t hitung sebesar 3,653 > 2,262 (t-tabel) dan besar nilai signifikansi probability 0,041 < 0,05; Hasil uji-t kecepatan kelompok 2, t hitung sebsar 9,616 > 2,262 (t-tabel) dan besar nilai signifikansi probability 0,000 < 0,05; Hasil uji-t kelincahan kelompok 2, t hitung sebesar 2,2715 > 2,262 (t-tabel) dan besar nilai signifikansi probability 0,024 < 0,05; hasil uji t kecepatan kelompok 3, t hitung sebesar 0,505 < 2,262 (t-tabel) dan besar ,nilai signifikansi probability 0,625 > 0,05; Hasil uji-t kelincahan kelompok 3, t hitung sebesar -1,099 < 2,262 dan besar nilai signifikansi probability yaitu 0,300 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan variasi ladder drill dengan menggunakan interval 1:2 dan 1:3 terhadap kecepatan dan kelincahan dan tidak ada peningkatan untuk kelompok kontrol. Terdapat pengaruh latihan ladder drill dengan interval 1:2 terhadap kecepatan sebesar 2,7%. Terdapat pengaruh latihan ladder drill dengan interval 1:2 terhadap kelincahan sebesar 2,8%. Terdapat pengaruh latihan ladder dril dengan interval 1:3 terhadap kecepatan sebesar 1,26%. Terdapat pengaruh latihan ladder drill dengan interval 1:3 terhadap kelincahan sebesar 1,84%. Dan tidak ada pengaruh peningkatan terhadap kelompok kontrol Kata Kunci : Ladder drill, Interval training, Kecepatan, Kelincahan

    Rancang Bangun Bel Pintu Tanpa Sentuh Menggunakan Microcontroller dan Sensor Infra Merah Berbasis Internet of Things

    Get PDF
    Tombolpadabelberfungsiuntukmembunyikanbel.Tombolpadabeldapatmenjaditempathidup virus penyakit. Jikatombolbelditekandengantanganyangterkontaminasiviruspenyakit,haltersebutdapatberpotensi menjadi media penyebaran virus penyakit. Salah satu teknologi yang dapat mencegah hal tersebutadalah bel tanpa sentuh atau touchless bell. Pada touchless bell, tombol akan digantikan dengan sensor untukmembunyikan bel. Pada penelitian ini, touchless bell akan menggunakan microcontroller ESP32-CAM, modulkameraOV2640,sensorinframerahE18-D80NK,buzzeraktif,relay,danaplikasiTelegram.Diharapkannantinya sensor dapat menghidupkan bel serta dapat menangkap foto kondisi di depan pintu dan dikirim keaplikasi Telegram. Selain itu alat diharapkan dapat membantu pengguna dalam menangkap serta mengirim fotokondisisekitarbel,menghidupkan dan mematikan buzzer melaluiperintah yangdikirimkan daribotTelegram

    PROFIL PEMAIN BOLABASKET KELOMPOK UMUR 10 TAHUN DI TINJAU DARI KEMAMPUAN FISIK DAN TEKNIK PADA CLUB BOLABASKET WBS ( WESTERN BASKETBALL SURABAYA )

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan fisik dan kemampuan teknik bermain bola basket pada tim atlet bolabasket putra kelompok umur 10 tahun di club Western Basketball Surabaya ( WBS ). Subjek data penelitian ini adalah seluruh anggota tim putra WBS ( Western Basketball School ) kelompok umur 10 tahun yang berjumlah 15 orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes passing, dribble, shooting, lari 1600 meter, push up, sit and reach, lari bolak-balik, dan stork stand. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis pendekatan statistik deskriptif . Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh bahwa tes passing termasuk kategori cukup dengan rata-rata 17 kali. Dribble termasuk kategori cukup dengan rata-rata 8,96 detik. Shooting termasuk kategori cukup dengan rata-rata 13 kali. Daya tahan termasuk kategori cukup dengan rata-rata 8,7 detik. Kekuatan termasuk kategori cukup dengan rata-rata 17 kali. Kelentukan termasuk kategori cukup dengan rata-rata 12,53 inch. Kelincahan termasuk kategori cukup dengan rata-rata 12,71 detik. Keseimbangan termasuk kategori cukup dengan rata-rata 1,67 detik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan teknik dan kemampuan fisik tim atlet bolabasket putra di club Western Basketball Surabaya (WBS) tergolong cukup untuk ukuran anak umur 10 tahun. Sehingga disarankan agar kemampuan tersebut terus dikembangkan agar tercapai prestasi yang maksimal. Kata kunci : Profil, Kemampuan Fisik, Kemampuan Teknik, Bolabasket ABSTRACK This research is conducted to acknowledge the profile of ten-year-old-group male basketball players of Western Basketball Surabaya based on the physical and technical skill. The subject of the research is the male team of Western Basketball School including 15 players who are 10 years old. The instruments applied are passing test, dribble, shooting, 1600 meters run, push up, sit and reach, shuttle run, and stork stand. The data is analyzed using statistic descriptive approach. The result acquires that the passing test reaches average 17 times and it is categorized fair. Dribble is categorized fair with the average 8,96 seconds. Shooting reaches average 13 times and categorized fair. Endurance is categorized fair with the average 17 times. Flexibility reaches the average 12,53 inch and it is categorized fair. Agility reaches the average 12,71 seconds and it is categorized fair. While the balancy is fair with the average 1,67 seconds. It can be concluded that the technique and physical skill of the ten-year-old male team of Western Basketball School is categorized fair. Therefore to reach an achievement, the skill should be improved. Keywords : Profile, Physical Skill, Technical Skill, Basketbal
    • …
    corecore