35 research outputs found
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN KONSEP DIRI MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN SIKLUS PEMBELAJARAN AKTIVITAS-DISKUSI-LATIHAN BERDASARKAN TEORI APOS
Kemampuan pemahaman matematis perlu dikembangkan pada siswa, tetapi memahami matematika tidaklah mudah. Disamping itu, kemampuan pemahaman matematis seorang individu berhubungan dengan konsep dirinya secara akademik di bidang matematika. Pendekatan yang dibutuhkan sebagai solusi mengenai hal tersebut adalah menerapkan Siklus Pembelajaran Aktivitas-Diskusi-Latihan (ADL) berdasarkan Teori APOS. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pencapaian dan peningkatan kemampuan pemahaman matematis (KPM) dan konsep diri (KD) mahasiswa calon guru matematika melalui penerapan Siklus Pembelajaran ADL berdasarkan Teori APOS. Penelitian ini menggunakan metode quasi-experiment dengan desain kelompok kontrol pretes dan postes non-ekuivalen. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi pendidikan matematika pada dua universitas di Palembang sebanyak 120 orang. Subjek penelitian terbagi dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan Siklus Pembelajaran ADL berdasarkan Teori APOS, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran Langsung. Subjek penelitian juga dibagi menjadi tiga kelompok kemampuan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2017/2018. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes KAM, tes KPM, skala KDM, lembar observasi, pedoman wawancara dan dokumen terkait dengan proses pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah Uji Statistika Parametrik dan Non-Parametrik. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Ada peningkatan KPM dan KD mahasiswa calon guru matematika setelah diterapkan Siklus Pembelajaran ADL berdasarkan Teori APOS ditinjau secara keseluruhan, kelompok KAM tinggi, dan sedang, 2) Tidak ada perbedaan pencapaian dan peningkatan KPM yang signifikan antara mahasiswa calon guru matematika yang mendapatkan Siklus Pembelajaran ADL berdasarkan Teori APOS dan pembelajaran Langsung ditinjau dari keseluruhan dan kelompok KAM, 3) Tidak ada perbedaan pencapaian dan peningkatan KD yang signifikan antara mahasiswa calon guru matematika yang mendapatkan Siklus Pembelajaran ADL berdasarkan Teori APOS dan pembelajaran Langsung ditinjau dari keseluruhan dan kelompok KAM, 4) tidak terdapat pengaruh interaksi antara faktor pembelajaran (Siklus Pembelajaran ADL berdasarkan Teori APOS dan Pembelajaran Langsung) dan kelompok KAM (tinggi, sedang, rendah) terhadap pencapaian dan peningkatan KPM dan KDM.-- Mathematical understanding ability needs to be developed to students, but to understand mathematics is uneasy matter. Besides that, individual mathematical understanding ability relates to his/her self-concept academically in mathematics. The approach needed as a solution to the problems is applying Activity-Discussion -Exercise (ADE) teaching cyclic based on APOS theory. Therefore, the aim of this study was to investigate the achievement and improvement of mathematical understanding ability and self-concept of pre-service mathematics teachers through the application of ADE teaching cyclic based on APOS theory. This study used a quasi-experiment method with non-equivalent pre-posttest control group design. The subjects of this study were 120 undergraduate students majoring in mathematics education at two universities in Palembang. The subjects are divided into two class, that is, experiment and control class. Experiment class is a class that is applied ADE teaching cyclic based on APOS theory, whereas control class is a class that is applied direct learning. The subjects are also divided into three groups of mathematical ability, that is, high, average, and low. This study was held on the odd semester in 2017/2018 academic year. The Instruments used in this study were mathematical prior knowledge test, mathematical understanding ability test, self-concept questionnaire, observation, interview, and relevant documents. Data analysis tests used in this study were a statistics test of parametric and non-parametric. The results of data analysis showed that 1) there is a significant improvement to mathematical understanding ability and self-concept of pre-service mathematics teachers after applied ADE teaching cyclic based on APOS theory in terms of overall, group of high and average mathematical initial ability, 2) there is no significant difference between the achievement and improvement of mathematical understanding ability of pre-service mathematics teachers who applied ADE teaching cyclic based on APOS theory and direct learning in terms of overall and group of mathematical initial ability, 3) there is no significant difference between the achievement and improvement of pre-service mathematics teachers self-concept who applied ADE teaching cyclic based on APOS theory and direct learning in terms of overall and group of mathematical initial ability, and 4) there is no interaction effect between learning factors (ADE-APOS and direct learning) and group of mathematical initial ability (high, average, and low) to the achievement and improvement of mathematical understanding ability and self-concept of pre-service mathematics teacher
PEMECAHAN MASALAH DAN MENANAM PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI SOFTWARE MAPLE
Pada paper ini membahas penggunaan software aplikasi dalam pembelajaran matematika. Software yang digunakan adalah Maple. Maple adalah suatu program komputer yang memanipulasi symbol dimana dapat membangun dan memanipulasi aljabar, numerik, dan objek-objek geometri. Untuk dapat memecahkan masalah matematika dengan Maple, pengguna dituntut telah memahami konsep-konsep matematika yang terkait dengan masalah yang diberikan dan minimal mencapai tingkat Manipulatif. Pada tingkat tersebut, pengguna tidak hanya membuat objek-objek visual tetapi belajar untuk memanipulasinya dengan matematika dan untuk merepresentasikan hasilnya secara visual. Selain pemecahan masalah, pemahaman konsep dapat ditanamkan kepada siswa dengan menggunakan animasi atau Maplet Builder yang terdapat dalam menu Assistants dimana Dosen dapat membuat suatu Maplet interaktif yang dapat digunakan dalam pembelajaran kalkulu
FILOSOFI PENELITIAN KUANTITATIF DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui sesuatu yang belum pasti akan kebenarannya, dengan sebuah ilmu pengetahuan dapat ditemukan dari inti permasalahan. Maka dilaksanakanlah suatu penelitian. Dalam praktiknya, metode penelitian ilmiah sering dilandasi dengan asumsi yang berpedoman pada paradigma yang menggambarkan sebuah keyakinan filosofis dalam memandu suatu tindakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian. Deskripsi, penjelasan, dan klaim ilmiah tentang filosofi penelitian serta pengetahuan lengkap tentang filosofi penelitian hanya mungkin terjadi jika dijelaskan dengan menggunakan banyak kemungkinan paradigma dan perspektif filosofis. Karena pentingnya 'filosofi penelitian', tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan 'filosofi penelitian kuantitatif', menjelaskan secara singkat berbagai paradigma filosofis penelitian yang tersedia dalam penelitian. Metodologi yang digunakan dalam menyelsaikan makalah ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Kegiatan ini mengkaji kritis pemikiran tokoh-tokoh dan literatur buku, jurnal, dan yang berkaitan lainnya yang memang sesuai dengan materi yang akan disajikan. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filosofi positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Filosofi Positivisme berpandangan bahwa pengetahuan yang dapat dipercaya adalah pengetahuan faktual yang diperoleh melalui observasi dan pengukuran. Filosofi Positivisme berpandangan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman manusia
Kompetensi tenaga pendidik: Analisis dampak rendahnya kualitas SDM Guru dan perbaikannya
Education is something that is very important for every individual and country, therefore it is very important for the country to pay attention to the quality of education provided to the community. In the education process, a teacher must have several competencies within himself as stated in Law No. 14 of 2005 concerning teachers and dosage. It is explained that competency is a set of knowledge, skills and behavior that must be possessed, internalized and mastered by teachers or lecturers in carry out their professional duties. The competencies that a teacher must have include pedagogical, personality, professional and social competencies. The facts on the ground are that currently in Indonesia there are a lot of educators or teachers who teach not in accordance with their academic qualifications, and currently the morals and behavior of the younger generation have become one of the government's focuses, through character education programs in schools, the government hopes that the nation's young generation Indonesia is becoming a young generation that has morals and character, according to the behavior of the Indonesian people who uphold politeness and politeness. This type of research is descriptive qualitative research, namely the data collected is in the form of words, images, not numbers. This research uses a case study approach where research is carried out by examining a case intensively, in depth, in detail and comprehensively. Teachers are a very important component in the learning process, teachers with high competence will certainly improve the quality of learning and ultimately will improve the quality of human resources produced by the learning process. The main problem that is developing is the low level of learning design competence and research competence as well as learning mastery. These problems can be overcome by taking steps to improve the learning system and implementing education and training for teachers.
Abstrak
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap individu dan negara, oleh karena itu sangat penting bagi negara untuk memperhatikan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakat. Dalam proses pendidikan seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi dalam dirinya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang guru mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Fakta di lapangan saat ini di Indonesia banyak sekali tenaga pendidik atau guru yang mengajar tidak sesuai dengan kualifikasi akademik yang dimilikinya, dan dewasa ini akhlak dan tingkah laku generasi muda menjadi salah satu fokus pemerintah, melalui program pendidikan karakter di sekolah, pemerintah berharap generasi muda bangsa Indonesia menjadi generasi muda yang berakhlak dan berkarakter selayaknya tutur perilaku bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi sopan dan santun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus di mana penelitian dilakukan dengan menelaah suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran, guru dengan kompetensi tinggi tentunya akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan akhirnya akan meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dihasilkan oleh proses pembelajarannya. Masalah utama yang berkembang adalah rendahnya kompetensi desain pembelajaran dan kompetensi penelitian serta penguasaan pembelajaran. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan langkah-langkah perbaikan sistem pembelajaran dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk para guru.Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap individu dan negara, oleh karena itu sangat penting bagi negara untuk memperhatikan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarkat. Dalam proses pendidikan seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi dalam dirinya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosesn dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang guru mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Fakta di lapangan saat ini di Indonesia banyak sekali tenaga pendidik atau guru yang mengajar tidak sesuai dengan kualifikasi akademik yang dimilikinya, dan dewasa ini akhlak dan tingkah laku generasi muda menjadi salah satu fokus pemerintah, melalui program pendidikan karakter di sekolah, pemerintah berharap generasi muda bangsa Indonesia menjadi generasi muda yang berakhlak dan berkarakter selayaknya tutur perilaku bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi sopan dan santun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dimana penelitian dilakukan dengan menelaah suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif. Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pembelajaran, guru dengan kompetensi tinggi tentunya akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan akhirnya akan meningkatkan mutu sumber daya manusia yang dihasilkan oleh proses pembelajarannya. Masalah utama yang berkembang adalah rendahnya kompetensi desain pembelajaran dan kompetensi penelitian serta penguasaan pembelajaran. Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan langkah-langkah perbaikan sistem pembelajaran dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk para guru
FILOSOFI PENELITIAN KUANTITATIF DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui sesuatu yang belum pasti akan kebenarannya, dengan sebuah ilmu pengetahuan dapat ditemukan dari inti permasalahan. Maka dilaksanakanlah suatu penelitian. Dalam praktiknya, metode penelitian ilmiah sering dilandasi dengan asumsi yang berpedoman pada paradigma yang menggambarkan sebuah keyakinan filosofis dalam memandu suatu tindakan untuk mengatasi masalah dalam penelitian. Deskripsi, penjelasan, dan klaim ilmiah tentang filosofi penelitian serta pengetahuan lengkap tentang filosofi penelitian hanya mungkin terjadi jika dijelaskan dengan menggunakan banyak kemungkinan paradigma dan perspektif filosofis. Karena pentingnya 'filosofi penelitian', tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan 'filosofi penelitian kuantitatif', menjelaskan secara singkat berbagai paradigma filosofis penelitian yang tersedia dalam penelitian. Metodologi yang digunakan dalam menyelsaikan makalah ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Kegiatan ini mengkaji kritis pemikiran tokoh-tokoh dan literatur buku, jurnal, dan yang berkaitan lainnya yang memang sesuai dengan materi yang akan disajikan. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filosofi positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Filosofi Positivisme berpandangan bahwa pengetahuan yang dapat dipercaya adalah pengetahuan faktual yang diperoleh melalui observasi dan pengukuran. Filosofi Positivisme berpandangan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman manusia
Integrasi Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Pesantren di Madrasah Aliyah pada Pondok Pesantren
Education in Indonesia continues to evolve to meet the needs of the times, especially in the digital era and globalization. Pondok pesantren, as the oldest Islamic educational institution, faces the challenge of blending tradition with modernity in its curriculum. This research aims to explore the integration of the Kurikulum Merdeka and the Pesantren Curriculum in Madrasah Aliyah within pondok pesantren, focusing on enhancing digital literacy, developing the character of the Pancasila Student Profile, and addressing the shortcomings of the old curriculum. This study employs theoretical and literature analysis to evaluate the effectiveness of this curriculum integration. Teachers are given the freedom to choose teaching methods that suit the needs of students, such as the P5 project, which emphasizes critical, creative, and multilateral character skills. The results of the study indicate that the integration of the Kurikulum Merdeka and the Pesantren Curriculum creates a more adaptive educational context oriented towards Pancasila values. This integration not only enhances students' digital literacy and character but also provides space for teachers to develop innovative teaching methods. This curriculum integration is capable of addressing old shortcomings and improving teaching effectiveness, thereby meeting students' needs more holistically. Thus, this integration is expected to continue to be developed and implemented more widely to create a generation that is competent and characterized according to the Pancasila Student Profile
Profesionalitas Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa (Study Kasus di Pondok Pesantren Ash-Shidiqiyah)
Realizing that teachers are one of the keys to educational success, various efforts have been made to develop the competence and performance of professional teachers to improve the quality of teachers through understanding that teachers who can carry out their duties professionally and have a commitment to carrying out their duties and functions as teachers to the maximum can play a very important role. in increasing student learning achievement. The results of this research state the teacher's ability to compose learning tools, the ability to improvise learning methods and strategies and the ability to assess student learning outcomes through class-based assessments, while professional abilities; described as the ability to master a field of study seen from the educational background of teachers who have academic qualifications and teachers who teach according to their expertise and major, the ability to understand students, the ability to master educational learning through the ability to understand types of subjects, organize subject matter and utilize learning resources
Strategi Mix Marketing dalam Meningkatkan Minat Siswa Masuk Man 1 Musi Banyuasin
This study aims to find out the mix marketing strategy in increasing students' interest in entering MAN 1 Musi Banyuasin. This study uses a type of qualitative research that is descriptive. The subjects of this research are teachers and students. The data collection techniques used in this study are observation, interviews and documentation. Based on the results of the study, it can be concluded that MAN 1 Musi Banyuasin has successfully implemented a marketing mix strategy as an effort to recruit students to enter MAN 1 Musi Banyuasin. The increase in the number of students is sufficientsignifikan every year by implementing a marketing mix (7P) strategy consisting of product, price, place, promotion, people (HR), physical evidence, and process. The products offered are in accordance with the needs of the community with free education fees. The strategic location is on the Sarangan highway, close to several government agencies. Promotion is carried out in the form of advertising (social media and print media), public relations, word of mouth and direct marketing. The human resources owned are quite qualified and continue to develop by participating in trainings. 
Strategi Kepala Madrasah dalam Membangun Budaya Religius di MAN 1 Musi Banyuasin
This study aims to describe the role of Madrasah Principal in building a religious culture MAN 1 Musi Banyuasin . This research uses descriptive qualitative research. data collection techniques used by researchers are observation, interviews, and documentation. The subjects used in the study were the Head of Madrasah, teachers and students. Based on the results of the study, it can be concluded that the role of the Madrasah Principal used in building a religious culture in MAN 1 Musi Banyuasin is to apply the 5S (culture of smile. greeting, greeting, politeness and courtesy), conducting morning apples by reading and memorizing Tahfidz Al-Qur'an, before starting learning to get used to reading prayers before learning, performing dhuha and dhuhur prayers together, reading and memorizing yasin and infaq every Friday with the aim of instilling the values contained in the Al-Qur'an to students in implementing a religious culture
Kajian Konseptual Identifikasi Pengaruh Iklim Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru
This study aims to identify the influence of work climate and organizational culture on teacher performance. Using a literature review method, this research gathers data from various books, journals, and related publications to analyze the theoretical relationship between these variables. The findings indicate that a conducive work climate and strong organizational culture can significantly enhance teacher performance. These results are supported by previous studies that show a positive correlation between work climate, organizational culture, and teacher performance. In conclusion, to improve teacher performance, schools need to create a supportive work environment and foster a positive organizational culture