17 research outputs found

    Perilaku Pejalan Kaki Pada Traffic Light Di Kabupaten Majene

    Get PDF
    Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk  menganalisis faktor Perilaku Pejalan Kaki pada pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Majene dan untuk menganalisis upaya penanggulangan pelanggaran lalu lintas di Kabupatena Majene.  Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Gatot Subroto Kabupaten Majene dengan fokus pengamatan dan penataan yaitu bahu jalan, Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Roll meter untuk mengukur data geometrik jalan seperti lebar jalan dan bahu jalan dan seperangkat alat tulis untuk pencatatan volume lalu lintas. Hasil penelitian yang diperoleh dari pemantauandi Jalan Gatot Subroto memiliki lebar jalan 6,5 m, dengan 1 lajur dalam 1 jalur arah barat, 1 lajur dalam 1 jalur arah timur, dan bahu jalan 1 m serta zebra cross yang sudah tidak jelas

    Analisis Penataan Ruang Parkir Bahu Jalan Untuk Meningkatkan Kinerja Jalan Di Pasar Campalagian Kabupaten Polman

    Get PDF
    Dengan pembangunan yang semakin meningkat pada daerah pasar campalagian penggunaan  kendaraan bermotor juga semakin meningkat secara tidak langsung menimbulkan adanya pergerakan lalu lintas yang sangat padat sehingga menyebabkan kemacetan pada jalan pasar Campalagian Kabupaten Polman. Selanjutnya penganalisis langkah pemecahan masalah parkir dan merencanakan konsep penataan ruang parkir yang aman dan nyaman. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode yaitu : 1). Metode penelitian lapangan (Field Research Method) yaitu pengamatan langsung pada lokasi untuk melihat kondisi fisik;  2) Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method). Analisis data dilakukan dengan cara diskriptif dengan memberikan gambaran terhadap lokasi melalui identifikasi terhadap  variabel-variabel antara lain analisis  karakteristik parkir  dan penataan ruang  parkir  yang  dapat  memberikan rasa  aman  dan nyaman. Hasil penelitian adalah karakteristik parkir di Pasar Campalagian yang meliputi volume, akumulasi dan kapasitas parkir diperoleh temuan bahwa : 1). Volume parkir puncak tertinggi terjadi pada hari minggu dengan mobil 65 kendaraan, dan sepeda motor 85 kendaraan; 2). Akumulasi parkir puncak tertinggi terjadi  pada hari minggu dengan akumulasi 385 mobil dan sepeda motor 624 kendaraan, Kapasitas parkir tertinggi terjadi pada hari minggu, yaitu untuk kendaraan mobil 30 kendaraan per jam, dan sepeda motor 125 kendaraan per jam. Bentuk yang digunakan untuk kegiatan parkir di pasar Campalagian adalah bentuk  parkir 45o dan bentuk parkir sudut dengan kemiringan 90o. Demikian juga untuk konsep pola parkir dan penataannya dapat dibedakan atas : 1) parkir untuk pengunjung  harus muda dicapai dan dekat dengan jalan sebagai akses utama; 2). Parkir pengelola harus dipisahkan dengan parkir pengunjung

    Penataan Kawasan Pantai Losari Sebagai Urban Tourism Kota Makassar

    Get PDF
    Kawasan Pantai Losari merupakan kawasan pariwisata yang memiliki banyak spot wisata yaitu Reklamasi Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, Pusat Perbelanjaan Somba Opu, dan Kawasan Wisata Kuliner yang dapat menjadi nilai jual sebagai ikon dunia dan diharapkan mampu menarik wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung ke Pantai Losari, namun semua spot wisata tersebut masih berdiri sendiri disebabkan kurangnya keterhubungan antar spot wisata atau yang dalam penelitian ini disebut dengan linkage. Kurangnya keterhubungan linkage pada tiap spot wisata tersebut berakibat pada kurangnya motivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata dalam kawasan Pantai Losari sehingga potensi tiap spot wisata tidak tereksplor secara maksimal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan metode naturalistik yang menggabungkan bukti empiris lapangan dan teori terkait. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui karakteristik tiap spot wisata dan melakukan penilaian potensi pengembangan daerah tujuan wisata, analisa cognitive mapping dan single directional view untuk mengetahui karakteristik linkage dan ruang luar yang membentuk kawasan Pantai Losari yang didukung dengan persepsi responden, setelah itu melakukan analisa character appraisal sebagai rangkuman untuk menilai karakter kawasan yang mengacu pada pemilihan tema, penyusunan kriteria desain, penyusunan konsep dan arahan penataan kawasan Pantai Losari. Hasil dari penelitian ini adalah penataan kawasan Pantai Losari dengan tema khusus yaitu “Experiencing Makassar Cultural Attractions” yang mengintegrasikan antar spot wisata baik secara fisik dan visual dalam kawasan Pantai Losari melalui sajian atraksi wisata yang beragam khususnya atraksi budaya, memberikan fasilitas wisata yang memberikan keamanan dan kenyamanan pada wisatawan, menciptakan sirkulasi yang baik dan saling terhubung dengan beberapa alternatif rute yang fleksibel, serta menyediakan fasilitas street furniture pada tiap koridor yang mencirikan bentuk dan nuansa lokal. ====================================================================================================== Losari Coastal Area is a tourism area that has many tourist attractions i.e. Reclamation Losari Beach, Fort Rotterdam, Somba Opu Shopping Center and Culinary Tourism area that could become selling value as a world icon and is expected to attract local and foreign tourists visit Losari Coastal Area, but all these tourist attractions still stand-alone caused lack of linkages among tourist attractions or in this research is called the linkage. Lack of linkages to each tourist attractions resulted in a lacking of motivation from tourists to travel in Losari Coastal Area, so that potential of every tourist spots not explored optimally. This is a descriptive qualitative research, with a naturalistic method approach, that combines field empirical evidence, and related theories. Analysis technique used in this research are qualitative descriptive analysis to determine the characteristics of each tourist spot and assessing the potential of tourist destinations development. cognitive mapping and single directional view analysis to find out characteristics of the linkage and outer space area that forms Losari Coastal Area which is supported by the perceptions of respondents. Afterwards, perform Character Appraisal analysis as a summary to assessing character of the area which refers to theme selection, preparation of design criteria, drafting, and direction of Losari Coastal Area development. Results from this study is development of Losari Coastal Area with special themes namely, "Experiencing Makassar Cultural Attractions" which integrates among tourist attractions both physically and visually in Losari Coastal Area by presenting diverse tourist attractions especially cultural attractions, create a good circulation and connectivity with several alternative routes that flexible, as well as provide facilities street furniture in each corridor that characterize the shape and feel of the local

    STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA TAMMANGALLE POLEWALI MANDAR

    Get PDF
    Desa Tammangalle merupakan salah satu desa di wilayah pesisir kabupaten Polewali Mandar yang memiliki potensi wisata budaya dan wisata kerajinan, selain itu potensi aktivitas sosial budaya seperti pembuatan perahu sandeq (perahu khas Mandar), dan aktivitas menenun sarung sutera Mandar yang merupakan ciri khas masyarakat Mandar menjadikan desa ini sangat potensial dalam pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal. Tujuan umum penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa Tammangalle. Tujuan umum tersebut akan dicapai melalui tahapan pencapaian tujuan khusus berikut; (1) Mengidentifikasi karakteristik dan potensi wisata di Desa Tammangalle untuk dikembangkan menjadi desa wisata berbasis kearifan lokal, (2) Menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa Tammangalle, (3) Merumuskan strategi pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa Tammangalle. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa deskriptif eksploratif dengan tiga tahapan teknik analisa yang digunakan yaitu teknik analisa deskriptif, teknik analisa Delphi dan teknik analisa SWOT. Hasil penelitian ini adalah strategi pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal untuk peningkatkan perekonomian Desa Tammangalle

    Poverty Condition of Lipa’ Saqbe Mandar Weavers: Initial Findings from Agriculture Area of West Sulawesi, Indonesia

    Get PDF
    Lipa' Saqbe Mandar (or just called Lipa' saqbe) is an unique culture of Mandar ethnic, it is still preserved today, because the Mandar people wear Lipa' Saqbe at every event held both in traditional ceremonies of Mandar culture like weddings or grief moments. Lipa' Saqbe weavers are the majority of mandarist fishermen and the wives of the peasants who in the concept of indigenous culture mandar adheres to the principle of Siwali Parriq which means the wives of Mandar descendants are able to work to help the family economy, one of them by weaving. This paper attempst to calculate weavers household who are living below poverty line and how severe they are? The study employed Foster- Greer-Torbecke (FGT) Indices Method: Head Count Index (HCI) and Poverty Gap Index (PGI). The results show that: (1) HCI of the study is 0.7333 indicate that 70.33% of Lipa' Saqbe weaver is living below poverty line, while (2) PGI reveals that the depth of poverty in weaver household is, however, close to zero (0) indicating that no poverty severity gap among households. The low income of Mandar silk weavers is the marketing system through traders or distributors. Although most of the weavers sell their woven products directly to the local market, the purchasing power of local communities is quite low so that their woven products are sold to wholesalers or distributors

    Perubahan Guna Lahan Desa Karama Sebagai Dampak Aktivitas Ekonomi Masyarakat

    Get PDF
    The fishing settlements in Karama Village have different characteristics from other settlements because this village still maintains Mandar culture in terms of physical and non-physical aspects such as weaving lipa 'saqbe activities, fisherman cultural rituals, sandeq races, and other cultural rituals that are carried out every year. But as it develops, its existence can experience a shift. This can happen when a community's economic activities affect other cultures, either on purpose or by accident. This study aims to find out how the cultural value of the community in Karama Village has changed, especially in terms of community economic activity. It will do this by looking at land-use change, figuring out how it has changed in Karama Village because of community economic activity and coming up with policy ideas for dealing with land-use change issues in Karama Village. The study results indicate that Karama Village's administration and land use have changed. For example, 74% of the buildings have switched from residential to commercial or industrial use. Eighteen percent of buildings got more prominent because of economic activity in the neighborhood. While 28% of buildings don't add to their building area, they use their public land for business. This change has big effects on the social and economic activities mentioned in the cultural element and related to the economy or people's ways of making a living.Permukiman nelayan di Desa Karama memiliki karakteristik berbeda dengan permukiman lainnya, karena desa ini masih mempertahankan kebudayaan Mandar yang ditinjau dari aspek fisik dan non fisik seperti aktivitas menenun lipa’ saqbe (kain sutera Mandar). Namun seiring perkembangannya keberadaannya dapat mengalami pergeseran. Kondisi ini bisa terjadi dengan hadirnya budaya lain baik yang secara sengaja dibawa maupun secara tidak sadar yang dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi masyarakat, maka tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi perubahan guna lahan Desa Karama dalam aspek aktivitas ekonomi masyarakat dengan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisa spasial dan teknik analisa triangulasi. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya perubahan fungsi penggunaan lahan sebesar tujuhpuluh empat persen bangunan dari fungsi hunian menjadi fungsi perdagangan dan industri, delapanbelas persen bangunan mengalami penambahan luas bangunan diakibatkan aktivitas ekonomi masyarakat, dan duapuluh persen delapan bangunan yang tidak mengalami penambahan luas bangunan namun memanfaatkan lahan publik untuk aktivitas ekonomi, sehingga implikasi kebijakan yang perlu dilakukan yaitu perlunya regulasi yang jelas dan penataan ruang kawasan permukiman terkait aktivitas perekonomian masyarakat

    Implementasi Kurikulum Merdeka: Kendala dan Penanganannya dalam Pembelajaran di Sekolah

    Get PDF
    The independent curriculum is a curriculum that has various learning topics and is more flexible for teachers and students. In fact, the government gives full authority and responsibility to all schools to create a curriculum that suits their needs and culture. The purpose of this research is to find and explain the obstacles faced by teachers in implementing the independent curriculum. Thus, research schools can determine the appropriate method to overcome this obstacle. This research uses descriptive qualitative method. The data collected is based on interviews and literature reviews from journals that discuss the independent curriculum. The results of the study show that teachers face a number of challenges in implementing an independent curriculum. Some of these challenges include the government not socializing the independent curriculum, preparing teachers to switch to an independent curriculum, and the availability of educational resources available to teachers, which are still focused on textbooks and handbooks

    Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Majene

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Majene. Pertumbuhan perkotaan yang pesat di Kota Majene menghadirkan tantangan dalam menjaga kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan gabungan antara data sekunder dan survey lapangan untuk memahami kebutuhan RTH di Kota Majene. Data sekunder digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi perkotaan saat ini, sementara survey lapangan digunakan untuk mengumpulkan data langsung tentang preferensi dan kebutuhan masyarakat terkait RTH. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pengambil kebijakan dan perencana kota dalam mengembangkan strategi dan kebijakan yang sesuai untuk memastikan ketersediaan RTH yang memadai di kota Majene. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman dan perencanaan RTH yang berkelanjutan di Kota Majene

    THE ADAPTIVE CITY OF MAJENE INFRASTRUCTURE STRATEGY TOWARDS COVID 19 PANDEMIC

    No full text
    Majene Regency is an education area in West Sulawesi that has greatly felt the impact of the PSBB that has been implemented, where technically the types of community activities are regulated in the Minister of Health Regulation (PMK) No.9 of 2020 concerning PSBB Guidelines as an Acceleration of Handling COVID-19, including dismissing schools and workplaces, restrictions on religious activities, restrictions on activities in public places, restrictions on socio-cultural activities, restrictions on transportation modes, and restrictions on other activities specifically related to aspects of defense and security, so there is a need for an adaptive infrastructure structuring strategy against the COVID-19 pandemic so that community activities remain can be done well but can also protect the community from the corona virus whichis troubling the community. The purpose of this study is to formulate a strategy for structuring the infrastructure of Majene City which isadaptive to the Covid 19 pandemic. Specifically, the objectives of this study are: (1) Analyzing infrastructure problems that are vulnerable to the spread of the Covid 19 virus, and (2) Formulating a strategy for structuring the infrastructure of Majene City which is adaptive to the covid pandemic 19. The research method used in the infrastructure structuring strategy that is adaptive to the Covid 19 pandemic is an exploratory descriptive analysis method with three stages of analysis techniques used, namely (1) descriptive analysis technique and character appraisal to identify infrastructure problems related to the distribution. corona virus, and (2) SWOT analysis techniques to formulate an adaptive infrastructure structuring strategy for the Covid 19 pandemic. The results achieved were an adaptive infrastructure structuring strategy for the Covid 19 pandemic. &nbsp

    PENGGUNAAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPENTINGAN KRITERIA LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DI KABUPATEN MAJENE

    No full text
    Kabupaten Majene merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki garis pantai terpanjang ±125km², dengan luas wilayah laut ±13.124km², dan luas daratan ±947,84 km² atau ±5,6% dari luas Provinsi Sulawesi Barat, sehingga Kabupaten Majene terkenal dengan wisata pantai yang merupakan potensi unggul pariwisatanya. Untuk mengetahui pengembangan wisata pantai yang sesuai perlu dilakukan pengukuran potensi sebagai dasar untuk melakukan pengembangan kedepannya. Sebelum melakukan analisis grid dalam menentukan kesesuaian lahan dalam pengembangan wisata pantai, terlebih dahulu diidentifikasi Kriteria-Kriteria yang berpengaruh terhadap kesesuaian lahan dalam pengembangan wisata pantai. Pada penelitian ini, analisis dilakukan dengan metode analytical process hierarchy (AHP). Tahapan proses penelitian ini yaitu; (1) Tahap persiapan dan pengumpulan data, (2) tahap perancangan struktur hirarki, (3) tahap perhitungan atau komputasi AHP, (4) tahap pembuatan laporan hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria yang penting menurut Empat Responden yang diwawacarai yaitu dari Akademisi/Peneliti, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pelaku Usaha Wisata, dan Wisatawan adalah Ketersediaan Air Tawar (20,3%) merupakan kritera yang mutlak paling penting, sedangkan kecepatan arus (2,8%) merupakan kriteria yang kurang penting untuk pemilihan lokasi pengembangan wisata pantai berbasis mitigasi bencana
    corecore