11 research outputs found

    The Dynamics of Organic Farming Institution Towards Sustainable Development

    Get PDF
    The development of organic agriculture is significant both at local, national, regional, and global in the last two decades and organic farming has matured enough to offer lesson. In the process, these developments characterized by a variety of internal and external conflicts such as conflict of interest, the data conflicts, resource conflicts, and structural conflicts. Products from various conflicts between the actors who are related, ultimately forming institutional arrangements. This study aims to explain the mechanisms that made the actors involved in organic farming in managing conflicts by placing community as an important actor. This study uses a constructivist paradigm that seeks to understand the meaning construction management of conflicts of various actors. The study was conducted in three locations namely Tasikmalaya District, West Java, Boyolali, Central Java, and Malang in East Java. Conflict management model that has been built by the institutional organic farming in Tasikmalaya, Boyolali, and Malang a lesson learned for other lowland rice farming locations that could potentially be the location of the development of organic rice. In the development phase, while this institutional organic farming that have been built are encouraged to ensure food security where production is not only oriented to meet export demand, but also meet the needs of organic food at the local and national levels

    Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele di Yayasan Al-Husna Malang

    Get PDF
    Pelatihan kewirausahaan budidaya ikan lele pada Yayasan Al-Husna dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian Yayasan Al-Husna serta memberikan bekal pengetahuan wirausaha untuk anak asuh di yayasan tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat berlokasi di asrama Yayasan Al-Husna Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Yayasan Al-Husna telah melakukan budidaya ikan lele sebelumnya, namun karena kurangnya pengalaman dan ilmu tentang budidaya ikan maka usaha tersebut tidak berlanjut. Berdasarkan hal tersebut, maka pelatihan ini diberikan agar pengelola dan anak asuh di yayasan tersebut medapatkan ilmu budidaya ikan lele sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sumber penghasilan. Selain itu ilmu budidaya ikan lele tersebut dapat dijadikan tambahan wawasan dalam berwirausaha bagi anak asuh di yayasan tersebut

    Cohesivity Fisheries Community in the Face of Climate Change on the Coast of Western Java

    Get PDF
    ABTRACTThe conditions of fishermen is very dependent with nature. Climate change that happening makes nature more difficult to predict. That can make the living of fishermen more vulnerabel. Communities that have a strong cohesiveness will have a collective action to deal with climate change. The purpose of this study is to see the level of cohesiveness fisherman in the face of climate change. The method used is mix method using questionnaire, observation and in-depth interviews. The number of respondents was 100 people. The selection of respondents was done by simple random sampling technique, where the study population are members of “raskin” program from government. The results are fisheries community have a strong social capital, sense of community and community collective efficacy, which is produced strong cohesiveness. However, in reality what is perceived is not necessarily reflected in everyday life. Collective action found only in activities that support public facilities. However, collective action for the economic interests only occurs in certain interest groups. According the results can be argued that the level of fishing community cohesiveness is high, but only produce preparadness for climate change.Keywords: social cohesion, collective action, fisheries communityABSTRAKKehidupan nelayan sangat bergantung dengan alam. Perubahan iklim yang terjadi membuat alam semakin sulit untuk diprediksi. Kondisi tersebut membuat kehidupan nelayan semakin vulnerabel. Komunitas yang memiliki kohesivitas yang kuat akan memiliki aksi kolektif untuk menghadapi perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat derajat kohesivitas komuitas nelayan dalam mengahadapi perubahan iklim. Metode yang digunakan adalah mix method dengan menggunakan kuesioner, observasi dan wawancara mendalam. Jumlah responden adalah 100 orang. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik simple random sampling, dimana populasi penelitian adalah anggota komunitas penerima program beras raskin dari pemerintah. Hasil penelitian adalah komunitas nelayan memiliki modal sosial, sense of community dan community collective efficacy yang kuat, yang akan menghasilkan kohesivitas yang kuat. Akan tetapi, apa yang dirasakan belum tentu tercerimin pada kehidupan sehari-hari. Aksi kolektif hanya terdapat pada kegiatan yang mendukung fasilitas umum. Akan tetapi aksi kolektif untuk kepentingan ekonomi hanya terjadi pada kelompok-kelompok kepentingan tertentu. Berdasarkan hasil dapat dikatakan bahwa tingkat kohesivitas komunitas nelayan tinggi, tetapi hanya menghasilkan kesiapan untuk menghadapi perubahan iklim.Kata kunci: kohesivitas, aksi kolektif, komunitas pesisi

    Cohesivity Fisheries Community in the Face of Climate Change on the Coast of Western Java

    Get PDF
    ABTRACTThe conditions of fishermen is very dependent with nature. Climate change that happening makes nature more difficult to predict. That can make the living of fishermen more vulnerabel. Communities that have a strong cohesiveness will have a collective action to deal with climate change. The purpose of this study is to see the level of cohesiveness fisherman in the face of climate change. The method used is mix method using questionnaire, observation and in-depth interviews. The number of respondents was 100 people. The selection of respondents was done by simple random sampling technique, where the study population are members of “raskin” program from government. The results are fisheries community have a strong social capital, sense of community and community collective efficacy, which is produced strong cohesiveness. However, in reality what is perceived is not necessarily reflected in everyday life. Collective action found only in activities that support public facilities. However, collective action for the economic interests only occurs in certain interest groups. According the results can be argued that the level of fishing community cohesiveness is high, but only produce preparadness for climate change

    Pengendalian Laju Korosi Tembaga Pada Media Korosi Larutan NaCL dan HCL Dengan Menggunakan Tanin Daun Jambu Biji Sebagai Green Inhibitor

    Get PDF
    Teknologi untuk mengatasi korosi telah banyak dilakukan antara lain menggunakan proses pelapisan dan penggunaan inhibitor. Salah satu metode yang dikembangkan saat ini yaitu penggunaan inhibitor yang bersifat green inhibitor. Tanin dapat dipergunakan sebagai green inhibitor. Salah satu cara untuk mendapatkan tanin yaitu dengan cara ekstraksi daun jambu biji (Psidium Guajava L. Penerapan penggunaan tanin sebagai green inhibitor dalam penelitian ini pada proses korosi plat logam tembaga. Mula-mula plat tembaga direndam dalam larutan crude tanin. Plat tembaga yang sudah terlapisi tanin selanjutnya direndam dalam media korosi. Setelah selang waktu tertentu dilakukan perhitungan laju korosi dengan metode gravimetri. Jika laju korosi setiap plat tembaga pada berbagai konsentrasi media korosi diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan menghitung efisiensi kerja inhibitor. Berdasarkan hasil perhitungan, pada konsentrasi crude tanin 200 g/L memberikan efisiensi kerja inhibitor yang paling tinggi yaitu 96 % dalam media korosi NaCl 30.000 ppm selama waktu korosi 10 hari. Sedangkan dalam media korosi HCl 0,4 M dengan konsentrasi tanin 200 g/L memberikan efisiensi kerja inhibitor sebesar 94 % dengan waktu korosi 10 hari

    PENGARUH PENGETAHUAN PARENTING TERHADAP KETERLIBATAN ORANGTUA DI LEMBAGA PAUD

    Get PDF
     Keterlibatan orangtua merupakan salah satu bentuk partisipasi orangtua dalam pendidikan dan kehidupan anak. Keterlibatan orangtua penting untuk membantu tumbuh kembang anak, karena orang tua adalah pendidik utama bagi anak. Faktor yang dapat mempengaruhi keterlibatan orangtua diantaranya adalah pengetahuan parenting. Pengetahuan parenting adalah kemampuan mengenai cara menumbuhkembangkan dan mendidik anak melalui interaksi antara anak dan orangtua. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan data tentang pengaruh Pengetahuan Parenting terhadap Keterlibatan Orangtua di lembaga PAUD. Metode yang digunakan adalah kuantitaif dengan teknik analisis regresi sederhana. Penelitian ini menggunakan SPSS 21 untuk menganalisis data yang telah diperoleh, dengan teknik pengumpulan data angket dan dokumentasi. Sampel pada penelitian ini adalah 30 orangtua dari peserta didik PAUD Hubbul Wathon dan PAUD Nusa Indah Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh antara Pengetahuan Parenting terhadap Keterlibatan Orangtua. Hal ini ditunjukkan dari hasil rxy= 0,371. Nilai R square, yang dapat disebut koefisien determinasi, yaitu 0,138 sehingga besaran pengaruh yang dihasilkan sebesar 13,8% sedangkan sisanya yaitu 86,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adapun saran yang dapat diberikan adalah hendaknya setiap orangtua dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai parenting agar proses interaksi antara orangtua dan anak dalam menumbuhkembangkan dan mendidik dapat diberikan secara optimal. Dengan pengetahuan parenting yang dimiliki pula, orangtua dapat meningkatkan keterlibatannya dengan pihak lembaga PAUD untuk mendukung tumbuh kembang anak.

    Adaptive capacity of coastal community to food insecurity due to climate change-a case of village in West Java

    Get PDF
    ABSTRACTClimate change provokes various problems on coastal community’s life such as reduction in the quantity and quality of the catch, sea-water flood, storms, tidal waves, and drought. Many impacts of climate change will not lead to the vulnerability of coastal communities when a community has sufficient adaptive capacity. The purpose of this study was to analyze the adaptive capacity of coastal communities to food insecurity as the impacts of climate change. Mix method approach such as survey, in-depth interviews, focus group discussions and observation was applied to collect the data. The unit analysis was community level (n = 100 poor fishery households, beneficiaries of government’s poor rice program). The adaptive capacity of communities to food insecurity is relatively low due to low institutional memory, unable to conduct innovative learning and especially the lack of connectedness with others outside the community. There is no Collective action to cope with food insecurity due to poverty, community’s culture and lack of local leadership.Keywords: Climate change, adaptive capacity, coastal community, food insecurityABSTRAKPerubahan iklim menimbulkan banyak masalah pada kehidupan komunitas pesisir seperti penurunan kualitas dan kuantitas tangkapan, rob, badai, gelombang pasang dan kekeringan. Berbagai dampak perubahan iklim tidak akan menyebabkan kerentanan komunitas pesisir bila komunitas itu mempunya kapasitas adaptasi yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kapasitas adaptasi komunitas nelayan untuk melihat kesiapan komunitas dalam menghadapi kerawanan pangan akibat perubahan iklim. Pendekatan survei, wawancara mendalam, focus group discussion, dan observasi digunaan untuk mengumpulkan data. Unit analisa adalah pada tingkat masyarakat dengan sumber data 100 rumahtangga nelayan miskin yang merupakan penerima program raskin. Kapasitas adaptasi masyarakat terhadap kerawanan pangan tergolong rendah karena rendahnya institutional memory, tidak mampu melakukan innovative learning dan kurangnya connectedness terutama dengan pihak lain di luar komunitas. Aksi kolektif dari komunitas untuk mengatasi kerawanan pangan tidak ada yang disebabkan oleh kemiskinan,budaya komunitas dan kurang berfungsinya kepemimpinan lokal.Kata kunci: Perubahan iklim, kapasitas adaptasi, pantai komunitas, kerawanan panga

    KAPASITAS ADAPTASI KOMUNITAS PESISIR PADA KONDISI RAWAN PANGAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM (KASUS SEBUAH KOMUNITAS NELAYAN DI JAWA BARAT)

    No full text
    ABSTRACTClimate change provokes various problems on coastal community’s life such as reduction in the quantity and quality of the catch, sea-water flood, storms, tidal waves, and drought. Many impacts of climate change will not lead to the vulnerability of coastal communities when a community has sufficient adaptive capacity. The purpose of this study was to analyze the adaptive capacity of coastal communities to food insecurity as the impacts of climate change. Mix method approach such as survey, in-depth interviews, focus group discussions and observation was applied to collect the data. The unit analysis was community level (n = 100 poor fishery households, beneficiaries of government’s poor rice program). The adaptive capacity of communities to food insecurity is relatively low due to low institutional memory, unable to conduct innovative learning and especially the lack of connectedness with others outside the community. There is no Collective action to cope with food insecurity due to poverty, community’s culture and lack of local leadership.Keywords: Climate change, adaptive capacity, coastal community, food insecurityABSTRAKPerubahan iklim menimbulkan banyak masalah pada kehidupan komunitas pesisir seperti penurunan kualitas dan kuantitas tangkapan, rob, badai, gelombang pasang dan kekeringan. Berbagai dampak perubahan iklim tidak akan menyebabkan kerentanan komunitas pesisir bila komunitas itu mempunya kapasitas adaptasi yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kapasitas adaptasi komunitas nelayan untuk melihat kesiapan komunitas dalam menghadapi kerawanan pangan akibat perubahan iklim. Pendekatan survei, wawancara mendalam, focus group discussion, dan observasi digunaan untuk mengumpulkan data. Unit analisa adalah pada tingkat masyarakat dengan sumber data 100 rumahtangga nelayan miskin yang merupakan penerima program raskin. Kapasitas adaptasi masyarakat terhadap kerawanan pangan tergolong rendah karena rendahnya institutional memory, tidak mampu melakukan innovative learning dan kurangnya connectedness terutama dengan pihak lain di luar komunitas. Aksi kolektif dari komunitas untuk mengatasi kerawanan pangan tidak ada yang disebabkan oleh kemiskinan,budaya komunitas dan kurang berfungsinya kepemimpinan lokal.Kata kunci: Perubahan iklim, kapasitas adaptasi, pantai komunitas, kerawanan panga
    corecore