35 research outputs found

    TEACHERS’ PEDAGOGICAL BELIEFS IN IMPLEMENTING THE COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING (CLT) AT LANGUAGE DEVELOPMENT CENTER (LDC) OF UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU

    Get PDF
    This study investigates teachers’ pedagogical beliefs in implementing the communicative language teaching (CLT) at Language Development Center (LDC) of Sultan Syarif Kasim State Islamic University (UIN) of Riau. Hence, this research aims to investigate to what extent the teachers understand about their pedagogical beliefs in CLT, how they put their pedagogical beliefs about CLT into their actual classroom teaching, and to find out the kinds of pedagogical beliefs that help and hinder the implementation of CLT by English teachers at LDC of UIN Sultan Syarif Kasim Riau. This phenomenology study generated data from multiple sources by conducting semi-structured interview with ten teachers, classroom observations and documents. Then, data obtained were analyzed qualitatively to find out teachers’ pedagogical beliefs in implementing the communicative language teaching (CLT) at LDC of UIN of Sultan Syarif Kasim Riau. Research finding showed that the teachers, in general, have sufficient understanding about their pedagogical beliefs in CLT. However, their sufficient understanding about pedagogical beliefs in CLT were not fully implemented in their actual classroom teaching. It meant that their implementation of CLT contradicted with what they believed. This study also revealed that there were some kinds of pedagogical beliefs that assist and constraints to the implementation of CLT at LDC of UIN Suska Riau. Among the findings were the student’s diverse level of English proficiencies, examination formats, and lacks of in-service about CLT training for teachers, inadequate teaching resources, and enforcements of the institutional policies. The findings of this study provide the insights and recommendation for related authorities as well as opportunities for the further research on CLT improvement LDC of UIN Sultan Syarif KasimRiau and other similar contexts. Keywords: Pedagogical Beliefs, Communicative Language Teaching (CLT), Classroom teaching,, CLT implementation

    Inequality in later life in rural Indonesia: filling the gaps in meeting the needs of older persons

    Get PDF
    Indonesia is undergoing important demographic transitions at present, not the least of which is an ageing population. Features associated with this are decreasing fertility rates, increasing life expectancy, recent welfare reforms under President Jokowi's administration, the migration of young people to the cities, and unequal development across various social groups of Indonesian society. Central questions for the present study included the older generation's current situation in rural Indonesia, how it varied across sociodemographic groups, how inequality was produced and how the existing system could be improved. Data was drawn from the 2016 Ageing in Rural Indonesia Survey (ARIS), limited to six villages across Sumatra, Java and Bali. Guided by old-age vulnerability theories, inequality is determined by identifying the perceptions held by older people of the outcomes that they seek to pursue and avoid during their old age. Based on this framework, inequality is defined as differences in health, care and support from children, standards of living and access to services. The study found inequalities in the lives of older people across regions, ethnicity, social class and gender. Elderly women are significantly more likely to suffer lower levels of health and greater economic disadvantage, and are less likely to have access to pensions. Older women can be both care recipients and providers of a disproportionate amount of unpaid care and domestic work for their families. This study also found that Javanese are substantially more likely to have better health and less likely to experience economic disadvantage compared with non-Javanese. We also found that those from higher social classes were significantly less likely to have disability, anxiety and economic disadvantage, as well as being more likely to access social services including pensions, health insurance and the Poslansia program. The study also concluded that coverage of social welfare programs for the elderly was very small in scope and mostly concentrated in western Indonesia. I argue that family support systems and community and welfare systems govern the experience of inequality in old age. The system in the family and community determine not only role-related activities and divisions of labour between them, but also gender differences in opportunities, which provide men and women with different and unequal resources, opportunities and exposure to risks and hazards. Elderly women are more exposed to hazards associated with caring and employment. These systems, which are largely constructed from social and religious norms, produce expected roles and needs of the elderly that in turn influence their overall well-being. The welfare system also contributes to the stratification of the roles of elderly men and women. The influence of the welfare system can be seen through the way programs for the elderly are organized and provided. The social security system itself often helps to cause limited access to non-contributory programs. As these systems determine inequality in later life, a crucial need has emerged to address the underlying causes of inequality as well as focussing on medical interventions. Older people must be mainstreamed, and much greater recognition is needed in Indonesian government policy of the growing problems they face

    Meningkatkan kesiapan prakerin melalui layanan bimbingan kelompok teknik live model pada siswa kelas xi perbankan syariah smk tamansiswa kudus

    Get PDF
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penerapan layanan bimbingan kelompok teknik modeling dalam meningkatkan kesiapan Prakerin pada siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus tahun pelajaran 2017/2018. 2. Mendeskripsikan peningkatan kesiapan Prakerin pada siswa Kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus tahun pelajaran 2017/2018 setelah penerapan layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Kesiapan siswa dalam Prakerin ditandai dengan siswa tidak merasa cemas dan panik dalam melaksanakan kegiatan prakerin. Selalu siap dalam menghadapi tantangan dan permasalahan di Prakerin, mampu menyelesaikan masalah yang muncul di tempat Prakerin. Tidak mudah menyerah ketika menjumpai permasalahan di tempat Prakerin. Untuk meningkatkan kesiapan dalam Prakerin peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dilakukan dalam empat tahapan; Pembentukan, Peralihan, Kegiatan, Pengakhiran. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan bimbingan konseling. Subjek yang diteliti sebanyak 7 siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah teknik mixedmethod dengan menggabungkan analisis data kuantitatif dengan diperkuat dengan data kualitatif agar diperoleh simpulan penelitian yang lebih kuat. Hasil penelitian diawali dengan periode pra siklus, hasil pengamatan pada pra siklus diketahui kesiapan Prakerin siswa sebesar 9,57 (38%) kategori (Kurang). Pada siklus I kesiapan Prakein diketahui pada pertemuan pertama sebesar 11,15 (46%) kategori (Kurang), pertemuan kedua sebesar 13,29 (53%) kategori (Cukup), pertemuan ketiga sebesar 14,86 (59%) kategori (Cukup). Siklus II pertemuan pertama kesiapan Prakerin sebesar 16,229 (65%) kategori (Cukup), pertemuan kedua sebesar 17,43 (70%) kategori (Baik), pertemuan ketiga sebesar 19,29 (77%) kategori (Baik). Dari hasil uraian hasil penelitian dan pembahasan peneliti menyimpulkan pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kemampuan peneliti dalam menerapkan layanan bimbingan kelompok teknik live model untuk meningkatkan kesiapan Prakerin pada siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus mengalami peningkatan. Pada siklus I peneliti memperoleh skor 54 (54%) kategori (Cukup), di siklus II kemampuan peneliti meningkat dan memperoleh skor 74 (74%) kategori (Baik). 2. Kesiapan Prakerin pada siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus diketahui meningkat. Pada siklus I diketahui kesiapan Prakerin mendapatkan skor rerata 14,86 (59%) kategori (Cukup). Pada siklus II meningkat sehingga memperoleh skor rerata 19,29 (77%) kategori (Baik). Saran yang disampaikan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah: Kepala sekolah hendaknya membekali ilmu-ilmu dasar yang banyak diaplikasikan di dunia industri melalui kegiatan belajar dan mengajar yang efektif sehingga pada saat siswa melaksanakan kegiatan prakerin, siswa tidak banyak menghadapi kendala yang berhubungan dengan materi akademis dan memperbanyak frekuensi bimbingan dan konseling untuk membantu mempersiapkan mental siswa sebelum terjun ke Dunia Usaha dan Dunia Industri. 2. Guru Bimbingan dan Konseling: Guru bimbingan dan konseling hendaknya ikut andil dalam kegiatan matrikulasi atau pembekalan kepada siswa sebelum terjun langsung ke dunia usaha dan dunia industri. Sehingga siswa memiliki kesiapan yang baik. 3. Kepala Kompetensi Keahlian Perbankan Syariah: Kepala kompetensi keahlian perbankan syariah hendaknya memberikan program pelatihan keterampilan kepada siswa melalui kegiatan PBM sesuai dengan bidang keahliannya dan tuntutan dunia kerja. 4. Siswa: Siswa hendaknya mencari dan memiliki informasi tempat Prakerin yang akan dituju dan memiliki informasi pekerjaan yang akan dilakukan di tempat kerja melalui kegiatan diskusi dengan panitia Prakerin dan kakak kelas. 5. Penelitian Selanjutnya: Penelitian selanjutnya hendaknya memperhatikan jenis layanan yang dapat digunakan pada lingkup subjek yang lebih luas, seperti layanan klasikal ataupun lintas kelas. Sehingga efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk mempersiapkan siswa menghadapi prakerin dapat dirasakan oleh semua sisw

    IMPLEMENTASI ALGORITMA FINITE STATE MACHINE PADA GAME PELESTARIAN ALAM BERBASIS ANDROID DI SDN 1 KARANGAJI

    Get PDF
    Kelestarian alam dan satwa merupakan hal yang sangat penting di kehidupan manusia karena kehidupan manusia tidak bisa lepas dari kedua faktor tersebut. Maka diperlukan adanya pemicu yang mampu meningkatkan kembali nilai-nilai dan rasa cinta pada tiap individu terhadap alam dan satwa. Melalui pendidikan konservasi alam perlu dilakukan sejak dini untuk menciptakan generasi muda yang cinta alam dan berwawasan lingkungan. Dengan permasalahan tersebut maka peneliti bertujuan untuk merancang game edukasi pelestarian alam yaitu aplikasi game belajar sambil bermain yang dibuat dengan aplikasi Construct 2 dan di rancang menggunakan metode ADDIE (Analysisys, Design, Development, Implementation, dan Evaluation) dan Algoritma Finite State Machine. Game dirancang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik dan meningkatkan nilai siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan dibuatnya game edukasi pelestarian alam diharapkan anak akan lebih mudah memahami tentang materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar. Hasil pengujian aplikasi ini 88,33% melalui survei angket responden yang menghasilkan kesimpulan sangat layak digunakan

    Punishment for Polygamy Doer in The Perspective of Islamic Law in Indonesia

    Get PDF
    Abstract This paper explores the Indonesian regulation on polygamy for government officers. Some regulations have formally issued and amended in terms of issues on polygamy; regulation number 45 in 1990 is specially regulated polygamy doer to get permission for marriage and divorce. Hence, aims of this paper are to find out what punishments are given for civil servants doing polygamy in terms of Indonesian regulation and how the punishments given for civil servants in terms of Islamic Marriage Law/fiqh are. As a library research, the regulation number 45 in 1990 has been used as the data sources besides Holly Qur’an, Hadist, fiqh books and compilation of Islamic Laws. Thus, this research found out that civil servants who broke the polygamy law could be fined by mount of IDR 7500 and some other punishments if his new marriage had no consent from applied rules. Meanwhile, female civil servant whose status was as second, third, or forth wife would be ceased disrespectfully from her position as a civil servant. Secondly, in Islamic law or fiqh, polygamy is obligated to fulfill ascertain requirements. In sum, regulation also prohibited to do polygamy since its negative impacts (mafsadah) are bigger than positive one (mashlahah). Keywords Polygamy; Civil Servant; Fiqh; Indonesian Regulation; societ

    ANALISIS PERILAKU PEDAGANG MENURUT EKONOMI SYARIAH (STUDI KASUS PASAR TRADISIONAL EMPAT ENAM KELURAHAN SIJENJANG KECAMATAN JAMBI TIMUR KOTA JAMBI)

    Get PDF
    Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) perilaku pedagang di pasar tradisional empat enam kelurahan sijenjang kecamatan jambi timur kota jambi, (2) pandangan ekonomi syariah mengenai perilaku pedagang di pasar tradisional empat enam keluarahan sijenjang kecamatan jambi timur kota jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan penarikan kesimpulan. Dari Hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: (1) Hasil penelitian yang dilakukan dipasar Tradisional Empat enam kelurahan Sijenjang Kecamatan Jambi Timur Kota jambi. Para pedagang menata barang dagangannya dengan tumpukan yang rapi dengan ukuran dan kualitas yang sangat baik di bagian luar untuk menarik perhatian pembeli. Namun pada faktanya bagian dalam tumpukan barang-barang yang yang dijual banyak yang tidak layak lagi untuk dijual. Serta pada takarang/timbangan beberapa dari pedagang melakukan kecuranga dalam menimbang barang yang dijual, (2) Pandangan dari perilaku Pedagang Menurut Ekonomi Syariah. Para pedagang di pasar tradisional empat enam sebagian besar telah melaksanakan jual beli dengan menerapkan prinsip-prinsip dalam ekonomi syariah akan tetapi ada juga para pedagang yang tidak memperhatikan hal-hal tersebut seperti para pedagang yang mengurangi timbangan dan penipuan dalam hal kualitas barang dagangan. Dan tentu saja hal tersebut merugikan para pembeli sedangkan dalam jual beli harus didasari atas suka sama suka
    corecore