43 research outputs found

    Peluang Dan Tantangan Juru Dakwah Wanita Dalam Membina Akhlak Remaja Di Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, YOGYAKARTA

    Full text link
    Salah satu fenomena yang ada di Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Yogyakarta adalah banyaknya anak putus sekolah, pergaulan bebas, buta huruf al-Qur'an, hamil di luar nilkah, terlibat judi dan narkoba, dan berbagai tindakan menyimpang lainnya. Usaha untuk membina akhlak anak-anak remaja di daerah ini tentu merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk juru dakwah dari kaum wanita. Dalam melaksanakan tugas mulia itu, juru dakwah wanita di daerah ini tentunya banyak menghadapi tantangan dan sekaligus merupakan peluang dalam beramar makruf dan nahi mungkar. Fokus adalah pertama, bagaimana potret juru dakwah wanita di Kecamatan Nglipar, Gunungkidul, Yogyakarta. Kedua, bagaimana peran juru dakwah waniata dalam pembinaan akhlak remaja di kecamatan Nglipar itu. Ketiga, bagaimana peluang dan tantangan yang dihadapi juru dakwah wanita dalam pembinaan akhlak remaja di kecamatan Nglipar

    Few remarks on evolution algebras

    Full text link
    In the present paper we study some algebraic properties of evolution algebras. Moreover, we reduce the study of evolution algebras of permutations to two special types of evolution algebras, idempotents and absolute nilpotent elements of the algebra. We study three-dimensional evolution algebras whose each element of evolution basis has infinite period. In addition, for an evolution algebra with some properties we describe its associative enveloping algebra.Comment: 11 page

    Konseling Sebagai Suatu Sistem Pendidikan Sekolah

    Get PDF
    Konseling sebagai inti atau jantung dari program bimbingan merupakan bagian integral atau salah satu komponen di dalam sistem pendidikan sekolah. Untuk memahami secara mendalam fungsi konseling sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan sekolah, konseling itu sendiri harus dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu konselor, klien, tujuan konseling, teknik konseling, dan suasana lingkungan. Apabila unsur-unsur tersebut dikaji mendalam, dapat menghasilkan sembilan langkah pokok yang merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam proses konseling, yaitu: kelengkapan subjek pengubah (konselor), hubungan awal antara konselor dengan klien, pengkajian keadaan klien, penetapan apa yang perlu diubah, penetapan tujuan Perubahan, rencana USAha pencapaian tujuan, pelaksanaan USAha, penilaian dan penerimaan umpan Balik, dan tindak lajut. Dengan penerapan secara sistematis kesembilan langkah pokok tersebut dalam keseluruhan proses konseling, memungkinkan konselor dengan efektif dan efisien dapat membantu klien memikirkan jalan keluar atau alternatif bantuan yang sesuai dengan keadaan dan kompleksitas masalah kliennya

    LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK MA’ARIF 1 WATES

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa S1, dengan program studi kependidikan. Pelaksananan program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini mempunyai misi untuk menyiapkan dan menghasilkan tenaga kependidikan (calon guru ) yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan pedagogik yang profesional. Tempat yang menjadi pelaksanaan PPL UNY 2016 adalah SMK Ma’arif 1 Wates yang beralamat di Jln. Puntodewo, Gadingan, Wates, Kulon Progo. Kegiatan PPL yang dilakukan meliputi tahap persiapan dan pelaksanann. Kegiatan persiapan dimulai dengan observasi pembelajaran, konsultasi guru pembimbing dan mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, silabus, modul, buku kerja guru dan media pembelajaran. Dalam pelaksaan PPL, penulis diberikan tugas oleh guru pembimbing lapangan memberikan materi kompetensi kejuruan “Instalasi Penerangan Listrik”. Praktik mengajar dimulai pada tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 19 September 2016, dengan menerapkan Kurikulum 2013 dan jumlah total 8 jam pelajaran tiap minggu. Dari kegiatan PPL ini mahasiswa mendapat pengalaman nyata dalam belajar bertindak sebagai seorang guru dimulai dari persiapan sampai dengan pengelolaan kelas.Penulis menghimbau SMK Ma’arif 1 Wates untuk menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan proses belajar mengajar. Selain itu penulis juga menyarankan pada guru pembikbing untuk meningkatkan kualitas bimbingannya terhadap mahasiswa PPL sehingga setelah melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan mahasiswa benar-benar siap menjadi tenaga pendidik

    Leibniz algebras associated with representations of filiform Lie algebras

    Get PDF
    In this paper we investigate Leibniz algebras whose quotient Lie algebra is a naturally graded filiform Lie algebra nn,1. We introduce a Fock module for the algebra nn,1 and provide classification of Leibniz algebras L whose corresponding Lie algebra L/I is the algebra nn,1 with condition that the ideal I is a Fock nn,1-module, where I is the ideal generated by squares of elements from L. We also consider Leibniz algebras with corresponding Lie algebra nn,1 and such that the action I Ă— nn,1 ! I gives rise to a minimal faithful representation of nn,1. The classification up to isomorphism of such Leibniz algebras is given for the case of n = 4.Ministerio de EconomĂ­a y Competitividad MTM2013-43687-

    Corporate Diversification and Corporate Social Performance in Indonesia

    Get PDF
    The relationship between corporate diversification and corporate social performance (CSP) is under-investigated, especially in emerging countries. This study examines the relationship between corporate diversification and CSP in Indonesia setting. Occurrence disclosure analysis has been applied to measure CSP based on 80 indicators of the Global Report Initiative (GRI). This study used multiple regressions with one-year lag dependent variables as the data analysis. The results show that the related diversification is negatively and significantly related to CSP, while, the unrelated diversification reveals a positive relationship with CSP. Besides that, unrelated diversification more correlated to CSP rather than related diversification. Furthermore, international diversification has a positive and significant relationship with CSP. Therefore, this study found that corporate diversification is a significant antecedent of CSP.JEL Classification: L25, M1

    The Modus of Beggars in Lampung Urban Area : An Islamic Law Perspective

    Get PDF
    The poor and underprivileged are people who must be considered by the Government, but the reality at this time is that there are many poor and underprivileged people who become professions in the city of Bandar Lampung and Metro City, so it is necessary to review the existence and factors that influence it. This review is a field research (field research) conducted in Bandar Lampung City and Metro City; by describing data obtained through observation, in-depth interviews; the method used in analyzing is qualitative analysis presented descriptively; the aim is to find factors that drive the existence of beggars in urban areas, and the mode used by urban beggars. The existence of beggars in the city of Bandar Lampung and the city of Metro both at the intersection of red lights and in the mall yard, the courtyard of the mosque and the home visit is a mode to get easy income, the main factor that drives the existence of beggars in the city of Bandar Lampung and Metro City due to income that is not fulfilling the necessities of life, the attractiveness factor of work that is easy, practical, influenced by the sympathies of potential benefactors, and relatively large income; various modes undertaken by beggars to attract the sympathy of the community, including bringing children who are still toddlers, pretending to be blind and lame, employing elderly parents (elderly), dressing all worn out, and pretending to smear that does not heal ; The existence of beggars in the city of Bandar Lampung and the city of Metro both at the intersection of red lights and in the mall yard, the courtyard of the mosque and the home visit is a mode to get easy income, the main factor that drives the existence of beggars in the city of Bandar Lampung and Metro City due to income that is not fulfilling the necessities of life, the attractiveness factor of work that is easy, practical, influenced by the sympathies of potential benefactors, and relatively large income; various modes undertaken by beggars to attract the sympathy of the community, including bringing children who are still toddlers, pretending to be blind and lame, employing elderly parents (elderly), dressing all worn out, and pretending to smear that does not heal.The poor, underprivileged, and dhuafa’ are people who must be taken care of by the government. However, in reality, at this time, many poor, underprivileged, and dhuafa’ make their status as professions in Bandar Lampung City and Metro City. Therefore, it is necessary to review the existence and factors influencing it. This review is field research conducted in Bandar Lampung City and Metro City; by describing data obtained through observation, in-depth interviews; the method used in analyzing is the qualitative analysis presented descriptively; the aim is to find factors that drive the existence of beggars in urban areas and the model used by urban beggars. The existence of beggars in Bandar Lampung City and Metro City at the intersection of traffic lights, the mall yard, the mosque yard, and the home visit is a mode to obtain income quickly. The main factor that drives the existence of beggars in Bandar Lampung City and Metro City is due to income that cannot meet the life needs, the appealing factor of easy, practical work influenced by the sympathies of potential benefactors, and relatively large income; various modes undertaken by beggars to attract the sympathy of the community including bringing toddlers, pretending to be blind and lame, employing elderly, wearing worn-out clothes, and pretending to have an unhealed smear.Fakir miskin dan dhuafa’ adalah orang yang harus diperhatikan oleh Pemerintah, namun realitanya pada saat ini telah banyak fakir miskin dan dhuafa’ yang menjadi profesi di Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, sehingga perlu ditinjau ulang keberadaan dan faktor apa yang mempengaruhinya. Tinjauan ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang dilaksnanakan di Kota Bandar Lampung dan Kota Metro; dengan mendeskripsikan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam; metode yang digunakan dalam menganalisis adalah analisis kualitatif yang disajikan secara deskriptif; tujuannya  untuk menemukan faktor yang mendorong keberadaan pengemis di perkotaan, dan modus yang dilakukan oleh pengemis perkotaan. Keberadaan pengemis di Kota Bandar Lampung dan Kota Metro baik di  simpang jalan lampu merah maupun di halaman Mal, halaman Masjid dan home visit merupakan modus untuk mendapatkan penghasilan yang mudah, faktor utama yang mendorong keberadaan pengemis di kota Bandar Lampung dan Kota Metro disebabkan penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan hidup, faktor daya tarik pekerjaan yang mudah, praktis, dipengaruhi oleh simpati calon dermawan, dan berpenghasilan yang relatif besar; berbagai modus yang dilakukan oleh pengemis untuk menarik simpati masyarakat, di antaranya, membawa anak yang masih balita, berpura-pura buta dan pincang, mempekerjakan orang tua lanjut usia (lansia), berpakaian yang serba lusuh, dan berpura-pura korengan yang tidak kunjung sembuh

    Framework Ide Bisnis USAha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Purwakarta

    Full text link
    Kelangsungan hidup Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat ditinjau dari kemampuan dan konsistensi mereka dalam menyusun, menganalisis, dan mengimplementasikan rencana bisnis (business plan) mereka. Rencana bisnis merupakan dokumen tertulis yang berisi ringkasan yang menggambarkan elemen internal dan eksternal relevan serta strategi dalam memulai bisnis baru. Rencana bisnis penting bagi pengusaha, investor, dan bahkan karyawan karena membantu kelangsungan hidup Perusahaan dalam pasar yang ditunjuk. Permasalahnnya adalah terlalu banyak manajer Perusahaan kecil yang mengabaikan proses perencanaan strategis karena mereka mengira hal tersebut hanya bermanfaat bagi Perusahaan besar. Lebih jauh lagi ditemukan fakta bahwa banyak rencana bisnis yang tidak memiliki ide bisnisnya. Dengan kata lain, ada begitu banyak fokus pada rencana bisnis, tapi begitu sedikit fokus pada ide-ide bisnisnya. Pernyataan ini menggambarkan karakteristik dari sebagian besar wirausaha. Bahkan banyak ide bisnis yang tidak bisa menjadi bisnis menguntungkan atau kalaupun menguntungkan, tetapi tidak menghasilkan pendapatan yang mencukupi. Salah satu alasan kurangnya perhatian terhadap ide bisnis diduga karena lemahnya menerapkan metodologi/teknik yang sesuai. Artinya, perlu suatu teknik mengembangkan ide bisnis yang kompetitif dan berkelanjutan. Penelitian ini menyajikan framework suatu ide bisnis yang mendeskripsikan proses kewirausahaan para wirausaha, meliputi perjalanan mental, penetapan tujuan, serta motif mereka berwirausaha. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ide bisnis yang terdiri dari: 1) Gambaran entrepreneurship as a competency; 2) Gambaran creative market insight; 3) Gambaran window of opportunity; 4) Gambaran creation of the business concept; 5) Gambaran entry barriers to markets; 6) Gambaran strategies for market entry; 7) Gambaran the positive influence of competitors; 8) Gambaran entrepreneurship and business ideas in the embryonic market; 9) Subvariabel ide bisnis yang memiliki skor tertinggi; dan 10) Subvariabel ide bisnis pelaku UMKM Kabupaten Purwakarta yang memiliki skor terendah. Subyek dari penelitian ini adalah pelaku UMKM sejumlah 40 orang. Sedangkan obyek dari penelitian ini adalah ide bisnis. Adapun metode penelitian ini menggunakan kuantitatif, survey, dan deskriptif verifikatif. Sumber data yang dipergunakan adalah primer dan sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel nonprobability sampling, khususnya sampling jenuh. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner, dan studi literatur. Untuk menguji hipotesis, digunakan statistik nonparametrik dengan teknik analisis data Kruskal-Wallis One Way Anova dan Chi Kuadrat Satu Sampel. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Entrepreneurship as a competency dinilai baik (kontinum sedang); Creative market insight dinilai sangat baik (kontinum tinggi; Window of opportunity dinilai sangat baik (kontinum tinggi); Creation of the business concept dinilai baik (kontinum tinggi); Entry barriers to markets dinilai baik (kontinum sedang); Strategies for market entry dinilai baik (kontinum tinggi); Pelaku UMKM Kabupaten Purwakarta menilai setiap indikator the positive influence of competitors dominan pada kerjasama dengan pesaing, bahkan pesaing membuka jalan untuk memperoleh pelanggan, pesaing dinilai seperti cyclops, serta wilayah pasar sangat penting bagi pesaing; Entrepreneurship and business ideas in the embryonic market dinilai baik (kontinum sedang). Subvariabel ide bisnis pelaku UMKM Kabupaten Purwakarta yang memiliki skor tertinggi adalah creative market insight dan skor terendah adalah entry barriers to markets. Kata Kunci : Ide Bisnis, Entrepreneurship as a competency, Creative market insight, Window of opportunity, Creation of the business concept, Entry barriers to markets, Strategies for market entry, the positive influence of competitors, Entrepreneurship and business ideas in the embryonic marke
    corecore