6 research outputs found

    Optimasi Ekstraksi Minyak Dedak Padi Dengan Pelarut Etil Asetat Menggunakan Response Surface Methodology (RSM)

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara agraris dimana salah satu komoditas utamanya adalah padi, berdasarkan data BPS pada tahun 2019 telah diproduksi padi dengan jumlah total sekitar 54,6 juta ton. Proses penggilingan padi menghasilkan dedak sebanyak 10%, di dalam dedak terdapat minyak dedak padi berkisar 17-22%. Minyak dedak padi merupakan hasil dari ekstraksi dedak padi. Kandungan antioksidan (γ-oryzanol, tokoferol dan tokotrienol) yang relatif tinggi dapat bermanfaat dalam berbagai bidang yaitu farmasi, kosmetik dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum ekstraksi minyak dedak dengan etil asetat sebagai pelarut melalui Respon Surface Methodology  (RSM). Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi soxhletasi dengan pelarut etil asetat, dedak padi ukuran 0,1965 mm sebanyak 100 gram, stabilisasi selama 15 menit pada suhu 110°C. Untuk mendapatkan RSM penelitian dirancang mengikuti bentuk Central Composite Design (CCD) dengan dua variabel bebas, yaitu waktu ektraksi dan jumlah pelarut. Analisis data yield minyak dedak padi dilakukan dengan software Minitab Release 16. K ondisi optimum yang diperoleh untuk mengekstraksi minyak dedak padi dengan pelarut etil asetat, yaitu pada waktu ekstraksi 3,88857 jam dan jumlah pelarut 447,1205 ml dengan perolehan yield 10,8764 %

    Optimasi Ekstraksi Minyak Biji Pepaya Menggunakan Response Surface Methodology (RSM)

    Get PDF
    Saat ini biji buah pepaya masih sangat kurang dalam pemanfaatannya, padahal biji buah pepaya memiliki potensi untuk diambil minyaknya dan akan memberikan keuntungan secara ekonomi. Ekstraksi merupakan salah satu cara untuk mengambil minyak dari biji pepaya. Minyak biji pepaya (PSO) mengandung senyawa fungsional dengan aktivitas antioksidan yang baik, terutama asam lemak tak jenuh tunggal. Minyak biji pepaya mengandung sepuluh asam lemak yang dapat dideteksi, di mana 78,33% di antaranya tidak jenuh. Asam oleat adalah asam lemak dominan, diikuti oleh asam palmitat. Tersirat bahwa asam lemak tak jenuh dari minyak biji lebih dari yang jenuh. Minyak biji pepaya dapat dianggap sebagai sumber potensial asam oleat dan sumber alternatif minyak nabati. Oleh karena itu, potensi pemanfaatan benih pepaya untuk produksi minyak tampaknya menguntungkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan volume pelarut dan waktu ekstraksi yang optimal dengan menggunakan Respon Surface Methodology (RSM). Pada penelitian ini, metode ekstraksi sokletasi dengan pelarut n-heksana digunakan dengan 100 gram biji pepaya 0,177 mm yang distabilkan pada suhu 110 C selama 40 menit. Design penelitian dirancang mengikuti Central Composite Design(CCD) dengan dua variable bebas yaitu waktu ekstraksi dan jumlah pelarut. Analisis data rendemen biji papaya dilakukan dengan menggunakan software Minitab Release 16. Kondisi optimum ekstraksi minyak biji papaya dengan pelarut n-heksana adalah waktu ekstraksi 193,2850 menit dengan pelarut 571,4249 ml dan rendemen 31,5494%

    MODIFIKASI TEPUNG UBIKAYU SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN STARTER BAKTERI ASAM LAKTAT

    Get PDF
    Ketersediaan bahan baku ubikayu yang sangat besar dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi ataupun pengganti gandum, maka dibutuhkan teknologi terobosan untuk dapat memodifikasi ubikayu sehingga mempunyai sifat-sifat yang setara dengan gandum. Salah satu metode untuk memodifikasi tepung ubikayu yaitu dengan cara biologi melalui proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh starter bakteri asam laktat terhadap sifat fisikokimia dan rheologi tepung ubikayu termodifikasi yang meliputi swelling power dan kelarutan. Tepung ubikayu direndam dengan starter bakteri asam laktat direndam dengan starter bakteri asam laktat selama 36 jam (konsentrasi starter 5 % v, 10 %v, 15 %v, 20 %v dan 25 %v). Setelah tepung ubikayu termodifikasi dikeringkan kemudian dianalisa sifat fisikokimia. Hasil optimal yang diperoleh menunjukkan konsentrasi optimal sebesar 10%. Kata kunci : tepung ubikayu, starter bakteri asam laktat, swelling power, kelaruta

    Kajian Biodegradasi Limbah Cair Industri Biodiesel pada Kondisi Anaerob dan Aerob

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menangani limbah yang terjadi dari industri biodiesel. Air limbah yang dihasilkan dari industri biodiesel diperkirakan memiliki kandungan organik yang cukup tinggi. dengan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengolahnya dengan proses anaerob, sehingga berpotensi untuk mendapatkan produk samping berupa biogas (gas metana). Namun demikian, proses aerob sebagai kelanjutan degradasi secara anaerob harus pula ditinjau, karena masih adanya kandungan organik yang tersisa setelah proses anaerob. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi proses anaerob masih kecil yang ditunjukkan oleh hasil uji Biochemical Methane Potential (BMP) yang hanya sekitar 30%, akan tetapi dari uji Anaerobic Toxicity Assay (ATA) tampak bahwa limbah cair tidak menghambat pertumbuhan mikroorganisme metanogen. Kinerja proses aerob juga belum menunjukkan hasil yang maksimal, karena efisiensi biodegradasi baru sekitar 75-80%. Hal ini karena proses aerob seharusnya ditujukan untuk mengolah lebih lanjut efluen proses anaerob

    Pelatihan Ekstraksi Zat Warna Alami dan Pengolahan Limbah Zat Warna Tekstil Bagi Pengrajin Batik di Banyumas

    Get PDF
    Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah sebagai sentra pengrajin batik dalam bentuk usaha kecil dan menengah (UMKM). Proses pewarnaan batik tradisional di Kabupaten Banyumas pada umumnya menggunakan pewarna sintetis. Keunggulan pewarna batik sintetis adalah warnanya yang cerah dan tahan lama. Akan tetapi pewarna batik sintetis memiliki kelemahan, yaitu limbahnya dapat mencemari lingkungan karena tidak bisa terdegradasi.  Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberi pengetahan dan praktek teknik-teknik ekstraksi zat warna alami dan pengoalahn limbah zat warna kain batik. Peserta pelatihan adalah para pengrajin batik di kabupaten Banyumas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 95% peserta memiliki skore diatas 80, hal ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan telah meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam ekstraksi zat warna alami dan pengolahan limbah

    Optimization Of process parameters for microbial cellulose production from rice-washing wastewater (NATA-DE-LERI) By Acetobacter Xylinum

    Get PDF
    Nata adalah selulosa dari bakteri yang diperoleh dari fermentasi Acetobacter xylinum. Nata sering ditemukan dalam makanan penutup sebagai suplemen kesehatan karena kandungan seratnya yang tinggi. Nata tidak hanya dihasilkan dari air kelapa yang dikenal dengan nata-de-coco, tetapi juga dapat dihasilkan dari sumber lain seperti air limbah cucian beras yang disebut dengan nata-de-leri. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan parameter dalam fermentasi nata-de-leri dengan metode statistik dalam rangka meningkatkan produksi nata. Hal yang dilakukan yaitu, pertama melakukan desain untuk menyeleksi parameter yang berpegaruh menggunakan respon yield menggunakan Design Placket-Burman. Ada delapan factor yang kaji untuk kemudian didapatkan faktor yang paling berpengaduh agar mudah dalam optimasi nantinya. Hal kedua yang dilakukan adalah optimasi empat parameter yang paling berpengaruh menggunakan Central Composite Design (CCD) dengan respon hasil yield. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gula, konsentrasi CO(NH2)2, konsentrasi starter inokulum dan waktu fermentasi merupakan faktor yang penting dalam produksi nata de leri. Hasil parameter untuk menghasilkan yield optimal dalam produksi nata de leri ketika menggunakan 500 ml substrat limbah cucian beras adalah menggunakan gula sebanyak 17,5 g; CO(NH2)2 sebanyak 12 g; volume starter sebanyak 60 mL dan waktu fermentasi selama 12 hari. Dari parameter tersebut menghasilkan rendemen sebesar 97,20%. Dari optimasi dalam penelitian ini menghasilkan peningkatan produksi nata de leri sebesar 20% dari kondisi awal sebelum dioptimasi
    corecore