534 research outputs found
STUDI TENTANG EFEKTIVITAS MANAJEMEN KEGIATAN MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTAMADYA BANDUNG
Studi ini dilatarbelakangi oleh adanya beberapa kebijaksanaan
pembangunan pendidikan di Indonesia yang telah dijabarkan
dalam landasan ideal (Pancasila), landasan struktural (UUD-1945),
dan landasan operasional (GBHN). Kebijaksanaan itu dilakukan
untuk mengisi kemerdekaan dengan tujuan mencerdaskan bangsa.
Sal ah satu pokok kebijaksanaan pendidikan dalam Repelita
IV adalah memantapkan sistem pengelolaan dan pelayanan administrasi
pendidikan. Agar sampai pada tahap itu, perlu ada upaya
pengontrolan terhadap kualitas manajemen. Sejauh mana pelaksanaan
manajemen kegiatan mengajar (KM) dilakukan oleh g_uru_ kelas 2,
£, dan 6 ?(Selanjutnya istilah kegiatan mengajar disingkat dengan
istilah K'M dan istilah kegiatan belajar mengajar disingkat KBM).
Studi ini difokuskan pada manajemen KM,yaitu faktor yang
mengungkap pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam rangka kepala
sekolah dan guru kelas melakukan prilaku berorganisasi. Kepala
sekolah melakukan kegiatan supervisi pengajaran, sedangkan
guru kelas melaksanakan tiga fungsi manajemen yaitu ; persiapan,
pelaksanaan/penyajian, dan hubungan pribadi dalam KM yang menekankan
pada bantuan guru kepada murid di kelas. Keempat ke
giatan itulah yang diuji efektivitasnya.
Manajemen tidak sama dengan KBM. Manajemen merupakan unsur
pemberi bantuan (supporting) terhadap KBM, agar kegiatannya dapat
mencapai keberhasilan yang optimal, yaitu mencapai setiap tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya (efe^ktif). Manajemen
K M merupakan kegiatan guru kelas mengelola kerja sama dengan
murid dan kepala sekolah dengan guru kelas.
Salah satu kelemahan manajemen di SDN terletak pada sebagian
guru kelas yang kurang tanggap pada waktu menerima ideide
pembaharuan. Dalam melaksanakan kode etik profesional, ada
guru yang kurang memahami arti manajemen, kurang memahami arti
produktivitas, dan kurang memahami karakteristik murid. Begitu
pula kepribaiiiannya ada yang kurang bertanggung jawab dan
be!urn dewasa.
Faktor yang mempengaruhi produk KM guru berdasarkan hasil
belajar murid adalah keqiatan mengajar (teaching service) dan
pelayanan administrasi (administration service). Titik tekan penelitian
ini terletak pada efektivitas manajemen. Masaiahnya da
pat dirumuskan sebagai berikut. Hingga mana tingkat efektivitas
manajemen KM yang dilakukan guru kelas mempunyai kaitan dengan
produk KM guru kelas tersebut berdasarkan hasil belajar murid
SDN dan hingga mana pula tingkflt efektivitas supervisi pengajar
an berkaitan dengan manajemen KM (persJapan , pelaksanaan/ penyajian,
dan hubungan antairpribadi dalam K M) yang dilakukan
oleh guru kelas 2, A_, dan 6_ ?
Penelitian dengan judul "Studi tentang Efektivitas Manaje
men Kegiatan Mengajar di Sekolah Dasar Negeri Kotamadya
Bandung", bertujuan ingin mendapat gambaran tentang tingkat efek
tivitas manajemen KM yang dilakukan oleh guru kelas 2, 4, dan 6
dan tingkat efektivitas pelaksanaan supervisi pengajaran yang
dilakukan oleh kepala sekolah. Tingkat-tingkat efektivitas diukur
dengan dua cara : (1) koefisien korelasi hasil perhitungan
^rhit ^dibandingkan dengan koefisien korelasi yang dibuat
sebagai kriteria (rkrit<). Bila rhit ada pada skala 0,200-0,400,
berarti cukup efektif; (2) rata-rata nilai produk KM guru ber
dasarkan hasil belajar murid dibandingkan dengan rata-rata nilai
kriteria (dibuat peneliti). Bila nilai tersebut ada pada skala
7,01-8,00 berarti cukup efektif.
Adapun yang menjadi anggota populasinya adalah seluruh karakteristik
yang berkaitan dengan manajemen KM di SDN. Anggota
sampelnya adalah guru SDN kelas 2 (52 orang), kelas 4 (52 orang)
dan kelas 6 (52 orang) serta kepala SDN (52 orang).
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Januari 1987 sampai
bulan Maret 1987 (dilakukan sendiri oleh peneliti). Metode yang
dipakai adalah deskriptif analisis korelasional dengan teknik
angket. Asumsi yang diturunkan dalam penelitian ini adalah administrasi
pendidikan menuntut adanya ketepatan, keterikatan, keterpaduan
dan kecepatan dalam mengelola segala sumber yang berhubungan
dengan KBM. Produktivitas SDN digambarkan dengan ratarata
produk KM guru kelas berdasarkan hasil belajar murid . Ma
najemen KM dan supervisi pengajaran dalam studi ini tingkat
efektivitasnya diteropong dan" sudut administrasi pendidikan secara
meta (meta approach in administration).
Instrumen penelitian dinilai oleh penimbang secara kualitatif
berdasarkan ketepatan tujuan dan keterbacaan rumusan pernyataannya.
Data prasurvai diolah dengan menggunakan metode statistika
sederhana untuk melihat validitas dan reliabilitas perangkat
instrumen. Data penelitian yang dipakai menguji hipotesis
diolah dengan uji linieritas regresi, sedangkan uji korelasi
menggunakan teknik Product Moment Correlation Coefficient (r)
dari Pearson. Selanjutnya diuji keberartiannya dengan uji t.
Penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang
berarti (significant) antara manajemen KM dengan produk KMgu
ru berdasarkan hasil belajar murid pada tingkat kepercayaan 95%.
Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hubungan dan kecilnya sumbangan
yang diberikan oleh manajemen KM terhadap produk KM gu
ru yang dilihat berdasarkan hasil belajar murid, rendahnya hubu
ngan dan kecilnya sumbangan supervisi pengajaran terhadap mana
jemen KM guru kelas 2, 4, dan 6. Setelah diukur dengan krite
ria ukuran yang ditentukan, ternyata manajemen KM dan supervisi
pengajaran kurang efektif. Hal ini menggambarkan bahwa guru ke
las dan kepala sekolah belum melakukan kegiatan manajemen KM
secara baik.
Sehubungan dengan temuan dalam penelitian ini, diajukan rekomendasi
kepada Kandepdikbud Kotamadya Bandung agar mengupayakan
peningkatan manajemen KM guru kelas dengan memfungsikan persiapan
KM, pelaksanaan/penyajian KM, dan hubungan antarpribadi
dalam KM. Demikian pula pelaksanaan supervisi pengajaran oleh
kepala sekolah agar lebih ditingkatkan dengan menitikberatkaini
pada kegiatan akademis untuk meningkatkan profesi guru kelas.
Sektor-sektor lainnya yang sangat menunjang terhadap pencapaian
tingkat efektivitas manajemen KBM di SDN adalah : (1) peningkat
an program bimbingan, (2) dilakukan testing programe, (3) diberlakukannya
secara konsekuen kriteria kenaikan kelas dan kelulus-*.
an, (4) penataran ulang guru kelas yang difokuskan pada manajemen
KM, (5) peningkatan suasana belajar mengajar dan kebersihan kelas/
sekolah, (6) dikembangkan penguatan secara eksteren dengan
reinsforcement, (7) penataan hubungan akademis antara sekolah dan
orang tua murid, dan (8) pengadaan tenaga tata usaha
HAZAIRIN DAN IBRAHIM HOSEN: INTELEKTUAL MUSLIM BENGKULU ABAD 20
Tulisan ini bertujuan untuk melacak jejak-jejak intelektual Muslim Bengkulu khususnya karya dan kiprah Hazairin maupun Ibrahim Hosen. Gagasan-gagasan kedua intelektual tersebut memberikan pengaruh dalam wacana intelektual khususnya pada bidang hukum Islam. Tulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui empat tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa dari beberapa intelektual Muslim Bengkulu, Hazairin dan Ibrahim Hosen adalah ahli hukum yang paling berpengaruh. Selain memiliki latar belakang pendidikan yang memadai dan berkiprah di Jakarta serta beberapa daerah, memberikan akses dan karir yang gemilang. Terlihat dari biografi Hazairin dan Ibrahim Hosen sejak lahir hingga dewasa khususnya latar belakang keluarga dan pendidikan, karya-karya yang telah dihasilkan selama berkarir, dan kiprah yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, keduanya merupakan intelektual Muslim Bengkulu yang menonjol pada masanya dan gagasan-gagasannya masih berpengaruh hingga sekarang
Melacak Geneologi Keilmuan Masyarakat Jalur Sanad Intelektual Muslim Bengkulu Tahun 1985-2020
Socio-religious scholarly in the community are reflected in either daily practice or literary works inherited. Through Muslim intellectuals, the scientific genealogy of society can be traced, either through their educational background or through their knowledge. The purpose of this article is to monitor the scientific genealogy of society through the knowledge of Muslim intellectuals who are active in various institutions and organizations. The historical research method used through four stages, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. Meanwhile, the approach used is intellectual history. This paper pioneered the study of the genealogy of Muslim intellectuals in Bengkulu, which so far received little attention. This is based on the results of studies related to Bengkulu Muslim intellectuals that have not been monitored on this issue. The important finding in this paper is that the scientific nature of each Muslim intellectual is different, but all sanad of the Muslim intellectuals are connected to the Prophet. The following is the scientific genealogy of society that is traced through sanad, they are tarekat (Syatariyah, Naqsyabandiyah, Qadiriyah wa Naqsyabandiyah, Syadziliyah), sanad al-Quran, sanad Hadith and sanad kitab
Design And Development Of Simplex-To-Full Duplex Converter (Sfdc)
Existing fiber optic network employ simplex transmission scheme where two fibers
are needed, each to transmit and received signals between connecting points. The
increasing demand has seen fiber, particularly in the metro area, are used up in no time.
The conventional solution is to install new fibers to support new customers. However
fiber installation are always expensive and fussy. Thus, a new approach is desirable in
solving the problem. In this thesis, new technique is proposed to double the link
bandwidth by fully utilizing the two fiber cores.
The technique is based on the basic ligthwave principle that two photons do not know
each other. Therefore the optical signals, transmitted and received ones can be made to
propagate in the opposite direction in the same fiber, as long as they can be split and
isolated at the receiver side. The techniques proposed here in achieving the goal is
simple but quite powerful. The components used in developing the device are all
passive products. Each of them was characterized prior to developing them according to
the design. Then the whole device was tested further both on its own, and in network
environment.From the tests conducted, it is important to reduce the reflection from transmitters to
adjacent receivers, which is due to SFDC directivity. From the study it is found that the
minimum isolation needed between actual and reflected signal to achieve good
transmission quality is around 13 dB. Testing on SDH network was successfully
conducted on over 50 km fiber link with zero errors. The test was conducted in both
laboratory and testbed environment, with cooperation from Telekom Malaysia. Testing
on WDM system was conducted in laboratory environment only. The test shows that no
error is introduced. Finally it is concluded that SFDC is reliable to be used as a device to
realize full duplex transmission, as its realization would result in huge increase in fiber
bandwidth utilization with minimum installation and maintainance complexity and cost
Investigation on the performance of crushed tires as cement replacement in concrete
The automobile has become an indispensable means of transportation for many households throughout the world. Thus, the disposal of vehicle tires represents a major environmental issue. Globally, more than 330 million tires are discarded every year and accumulated over the years in different countries [1]. In Malaysia, an estimated 150,000 tonnes of waste tires per year are dumped illegally. The disposal and reprocessing of tires are difficult since they contain complex mixtures of different materials such as rubber, carbon black, steel cord and other organic and inorganic minor components .
Internal Quality Management Model in Islamic Boarding School-Based Madrasah
This research aims to (1) analyze the need for an internal quality management model and (2) design an internal quality management model in Islamic boarding school-based madrasas. This research uses the Research and Development (R&D) method using ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate) procedures and steps. The research results show that the Pesantren-Based Madrasah Quality Assurance Team must receive full support from the Islamic boarding school leadership. The Ministry of Religion's version of the Madrasah Self-Evaluation Instrument (EDM) must be developed to accommodate educational evaluations in Islamic boarding schools. Islamic boarding school-based madrasa's internal quality management model consists of four stages. First, the planning stage which consists of (1) mission alignment, (2) SWOT analysis, (3) EDM gap analysis, and (4) preparation of a quality plan. Second, the quality fulfillment stage consists of (1) determining the person responsible for the program, (2) funding allocation, and (3) reporting on quality implementation. Third, the quality evaluation stage consists of (1) formative evaluation, (2) summative evaluation, (3) preparation of evaluation instruments, (4) data collection, and (5) analysis and preparation of recommendations. Fourth is the quality follow-up stage, which consists of (1) follow-up improvement and (2) follow-up standardization of changes
IR sensor for line following robot
Generally, in a line following robot as shown in Figure 1.1, IR sensor is used for the robot to detect the line either white or black. The line can either be black on a white surface and white on a black surface. The sensors are installed at the bottom of a front part of the robot. Multiple IR sensors are needed in order to get a more accurate output. The IR sensors come with pair that is a receiver and also a transmitter, we called it Tx and Rexford this application, the transmitter and the receiver is placed near to each other to make it easier to detect the line. When the IR sensor is supplied with certain voltage, the transmitter will transmit the infrared ray. Receiver will receive it. It is usually use to detect an object and also to detect a line on a surface
Effect of optical filtering on the performance of 40 Gbps DCDM systems
The effect of optical filtering on 40 Gbps on-off keying over 2 x 20, 3 x 13.33, 4 x 10, and 7 x 5.714 Gbps duty-cycle division multiplexing (DCDM) is investigated. The system can tolerate down to 30 GHz optical filter bandwidth for 2 users, and 47.5 GHz for 7 users. At this bandwidth, 40 Gbps was successfully transmitted over 464 km and 193 km SSMF using 2 and 7 users, respectively
- …