108 research outputs found
Economic Development, Political Stability, and Semi Democracy In Malaysia and Singapore
Meskipun mencapai tingkat perekonomian yang tinggi, Malaysia dan Singapura merupakan contoh kegagalan teori modernisasi dalam menjelaskan munculnya demokratisasi. Alih menjadi demokratis, kedua negara ini menunjukkan performa rezim semi-demokrasi secara persisten. Dengan menggunakan literature semi-demokrasi, artikel singkat ini ingin menunjukkan karakter dasar rezim semi demokrasi di Malaysia dan Singapura. Artikel ini berpendapat bahwa di kedua negara tersebut, semi demokrasi merupakan rezim yang by design. Mencontoh model Malaysia dan Singapura, saat ini model rezim semi demokrasi by-design telah menjadi salah satu alterntif pilihan untuk mengembangkan rezim politik di beberapa negara
Moderate Islam as New Identity in Indonesian Foreign Policy: Between Global Role Aspiration and Co-Religious Solidarity
President SBY’s statement that Indonesia is “a country where democracy, Islam and modernity go hand in hand” has underpinned new identity in Indonesia’s foreign policy as a Moderate Islam country. Despite often claim to be the world’s largest community of Muslim, this is the first time Islam in terms of moderate, entered in glossary of Indonesia’s foreign policy as formative factor. While in preivious era Islam was insignificant and played less substantial role in Indonesia’s foreign policy, this paper seeks to scrutinise why is the moderate Islam openly articulated as part of Indonesia’s national identity? What are the purposes of the new foreign policy project in regard to the domestic tension at home and in relations with other Islamic countries and the rest of the world? This paper argues that the democratic moderate Islam identity is important in two ways. First, it is a part of the struggle to mainstreaming the moderate view in the continuing “intra-clash” among the radical and moderate Islam in Indonesia. Secondly, the new identity is put in place to aspire bigger role if not a leadership in international affairs by selling the model of democracy-moderate Islam nexus. The efficacy of this new identity, however will depend on the ability to manage the tension and conflict at home and abroad without fall into blinded coreligionist solidarity interest.
EAST ASIA REGIONALISM AFTER THE GLOBAL FINANCIAL CRISIS
Competing analyses has debated the prospect of East Asia regionalism in the post-Global Financial Crisis. After a decade of dynamic regionalism and community-buildingambition, Asia economy seems to have decoupled from the global economy and formedan autonomous economic zone. It is at least indicated by the rise of intra-trade intensityin East Asia. Exploring the impact of the global financial crisis to the effort of establishingEast Asia regionalism, this paper argues that although the global financial crisis presentsa new opportunity for deepening the cooperation, the East Asia regionalism only achievesa slight progress. Rather than economic reasons, the origin and development of EastAsia regionalism has been mostly driven by political motivation in order to balance theinfluence among the big powers. As the result, this regionalism has been trapped intopolitical dilemma. Therefore, the regional policy responses to address the global financialcrisis indicate the progress of East Asia regionalism has been meager
Implementasi Aplikasi UKBM berorientasi STEM untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa
This class action research aims to improve student physics learning outcomes and describe student responses to the application of STEM-oriented Independent Learning Unit applications. The subjects of this study were students of class XI MIPA 1 SMA Negeri Mandara. The object of this study is learning outcomes and student responses. This research was conducted in two learning cycles, with the stages in each cycle are planning, action, observation/evaluation, and reflection. Learning outcomes in question are abilities that include aspects of knowledge and skills collected by giving student worksheets (worksheets), assignments (homework), quizzes, and tests understanding the concept of the end of the cycle. Student response data were collected using a questionnaire. This research is said to be successful if the average student learning outcomes are 75 with classical completeness of 85%, and student responses are at least positive. The collected data is then analyzed descriptively. The analysis showed 1) the average value of student learning outcomes in the first cycle was 73 with classical completeness of 39% and in the second cycle was 80 with classical completeness of 100%; 2) student responses to the application of module in physics learning is with an average score of 84.64 and are in the positive category.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan hasil belajar fisika siswa dan mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap penerapan aplikasi Unit Kegiatan Belajar Mandiri berorientasi STEM . Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri Bali Mandara tahun pelajaran 2018/2019. Objek penelitian ini adalah hasil belajar, dan tanggapan siswa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran, dengan tahapan-tahapan dalam tiap siklus adalah perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan yang dikumpulkan dengan pemberian lembar kerja siswa (LKS), tugas-tugas (PR), kuis, dan tes pemahaman konsep akhir siklus. Data tanggapan siswa dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Penelitian ini dikatakan berhasil jika rata-rata hasil belajar siswa 75 dengan ketuntasan klasikal 85%, dan tanggapan siswa minimal berkategori positif. Data yang telah terkumpul tersebut, selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan 1) nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 73 dengan ketuntasan klasikal 39% dan pada siklus II sebesar 80 dengan ketuntasan klasikal 100%; 2) tanggapan siswa terhadap penerapan aplikasi ukbm dalam pembelajaran fisika adalah dengan skor rata-rata sebesar 84,64 dan berada pada kategori positif
Kefir dan Manfaatnya Bagi Kesehatan
Pola hidup dan pola makan yang kurang baik, paparan polutan, perubahan iklim, dan stres dapat mengganggu keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan mengakibatkan terjadinya dominasi mikroba yang kurang menguntungkan. Kefir sebagai minuman susu terfermentasi dengan biji kefir sebagai kultur starter yang mengandung probiotik (bakteri asam laktat dan khamir yang menguntungkan) mampu memberikan kes eimbangan mikroflora dalam usus. Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengetahui kandungan probiotik dan zat gizi dalam kefir serta manfaatnya bagi kesehatan. Probiotik yang mendominir kefir adalah bakteri asam laktat dari genus Lactobacilli (L. kefir, L. casei, L. paracasei, L. acidophilus, L. brevis, L. plantarum, L. fermentum, L. rhamnosus), dis usul oleh Lactococcus lactis subsp.lactis dan L. subsp. cremoris. Khamir yang terkandung dalam kefir adalah Candida kefir, Kluyveromyces lactis, dan Saccharomyces cerevisiae. Kefir kaya dengan protein dengan asam-as am amino yang esensial, vitamin (vitamin A, B1, B2, B5, B6, B7, B9, B12, C, dan Vitamin K), dan mineral (kalium, kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, seng, tembaga dan mangan. Manfaat kefir bagi kesehatan adalah: meningkatkan kekebalan tubuh, mengatasi penyakit infeksi, mengontrol kadar gula darah, menurunkan kadar kolesterol jahat, menurunkan risiko penyakit jantung, meningkatkan kesehatan tulang dan menurunkan risiko osteoporosis, mencegah kerusakan gigi, mencegah dan menurunkan risiko kanker, membantu detoksifikasi racun, memperbaiki proses pencernaan serta mengatasi sembelit dan diare, mengatasi penyakit intoleransi laktosa, membantu penurunan berat badan, mengontrol inflamasi, dan meningkatkan kesehatan kulit dan rambut
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Keterampilan menulis karangan narasi siswa masih kurang maksimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari sedikitnya siswa yang mampu menulis karangan narasi. Saat pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan narasi, sebagian besar dari siswa tersebut tidak dapat menulis karangan narasi. Siswa tidak antusias dan malas saat menulis karangan narasi, siswa masih bingung memilih kata untuk menuangkan ide yang ada dalam benak mereka dan Isi cerita tidak berkesinambungan dari awal hingga akhir. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan Media Gambar Seri. Media Gambar Seri merupakan media gambar rangkaian cerita yang disajikan secara berurutan yang digunakan sebagai alat bantu untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan lebih mudah untuk di pahami siswa melalui media. Media gambar seri ini dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah indikator dalam menulis karangan narasi
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI SEBAGAI SOLUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Keterampilan menulis karangan narasi siswa masih kurang maksimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari sedikitnya siswa yang mampu menulis karangan narasi. Saat pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi menulis karangan narasi, sebagian besar dari siswa tersebut tidak dapat menulis karangan narasi. Siswa tidak antusias dan malas saat menulis karangan narasi, siswa masih bingung memilih kata untuk menuangkan ide yang ada dalam benak mereka dan Isi cerita tidak berkesinambungan dari awal hingga akhir. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan Media Gambar Seri. Media Gambar Seri merupakan media gambar rangkaian cerita yang disajikan secara berurutan yang digunakan sebagai alat bantu untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan lebih mudah untuk di pahami siswa melalui media. Media gambar seri ini dikembangkan dengan melibatkan para siswa dalam menelaah indikator dalam menulis karangan narasi
Pengaruh Variasi Pencampuran Darah Antikoagulan Terhadap Hasil Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
Latar Belakang : Pemeriksaan hitung jenis leukosit merupakan pemeriksaan untuk menghitung jenis leukosit, seperti neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit terhadap jumlah leukosit. Sebelum dilakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, darah vena dihomogenisasi terlebih dahulu. Namun, beberapa fasilitas kesehatan tidak mempunyai alat homogenisasi blood roller mixer. Sehingga perlu dilakukan homogenisasi manual teknik inversi agar mengetahui hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit yang sama atau mendekati blood roller mixer.
Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh variasi pencampuran darah antikoagulan terhadap hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah true experiment dengan desain penelitian post test only with control group design. Sampel yang digunakan adalah darah vena. Dibutuhkan sekitar 150 ml darah vena dengan masing – masing perlakuan homogenisasi manual sebanyak 10 tabung, yaitu control, 6 kali, 8 kali, 10 kali, dan 12 kali. Terdapat 50 data yang diolah secara deskriptif dan statistik menggunakan uji Repeated Measure ANOVA dan Nonparametric K Independent.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh variasi pencampuran darah antikoagulan terhadap hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit (limfosit p=0,628), (monosit p=0,704), dan (granulosit p=0,299). Persentase selisih rerata nilai hitung jenis leukosit pada darah antikoagulan yang dihomogenkan manual teknik inversi 6-12 kali pada limfosit 0,25% - 2,16%, monosit 6,59% - 10,26%, dan granulosit 1,94% - 1,51%.
Kesimpulan : Tidak ada pengaruh variasi pencampuran darah EDTA terhadap hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit.
Kata Kunci : Homogenisasi, Teknik Inversi, Darah EDTA, Hitung Jenis Leukosit, Blood Roller Mixer
- …