166 research outputs found

    Pengaruh Model Lantai Kandang dan Jenis Kelamin terhadap Penampilan Produksi Anak Babi Lepas Sapih

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model lantai kandang terhadap penampilan produksi anakbabi lepas sapih. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial 3x2(3). Faktor pertamaterdiri dari model lantai kandang dari sekam (LS), model lantai kandang panggung (LP), dan model lantai kandangdari beton (LB). Faktor kedua terdiri dari jenis kelamin jantan kastrasi (KJ) dan jenis kelamin betina (KB). Diperoleh6 (enam) kombinasi perlakuan dan 3 (tiga) ulangan. Setiap ulangan menggunakan 20 ekor babi, sehinggajumlah anak babi yang dipergunakan sebanyak 180 ekor. Hasil penelitian menunjukkan, tidak terjadi interaksiantara jenis kelamin dengan model lantai kandang (P>0,05). Penampilan produksi anak babi pada model lantaisekam tidak berbeda nyata dengan penampilan produksi pada model lantai panggung (P>0,05), namun nyatalebih tinggi penampilan produksinya jika dibandingkan dengan anak babi yang dipelihara pada model lantai beton(P<0,05). Disimpulkan bahwa pemeliharaan anak babi dengan model lantai sekam dan model panggung menghasilkanpenampilan produksi yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak babi yang dipelihara pada modellantai beton

    Length Plastron Correlation Towards Ridley Turtles Long Flipper That Given Lemuru and Seaweed Feeds

    Get PDF
    A turtle security that was released their habitat in conserving, it was determined by their speed and agility to swimming and diving at avoiding predators even chasing prey to be eaten. The most an important part of turtle organs for agile swimming and diving was a flipper. Flippers forward more function as paddles when swimming and diving while the rear flippers serve as a rudder to steer the direction of movement of swimming and diving. The front flippers are unlike paddle when swimming and diving, whereas, the back flippers as a rudder at direction when swimming and diving. At front flippers, there was belong strong nails for ripping or tearing their prey, therefore, it was easy eaten. The study was intended to know a feeding effect of lemuru and seaweed on different percentage towards length plastron correlation to in front length flippers both

    Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull untuk Aplikasi di Pelabuhan

    Full text link
    Tugboat Adalah Salah Satu Jenis Kapal Yang Berfungsi Untuk Membantu Menarik Kapal Besar Di Area Pelabuhan. Dalam Menjalankan Kerjanya, Tugboat Beroperasi Pada Mode Operasi Yang Berbeda – Beda. Mode Operasi Kerja Tugboat Tersebut Adalah Sebagai Berikut Mode Standby, Mode Cruising, Dan Mode Assisting. Mode Operasi Tugboat Yang Berbeda – Beda Mengakibatkan Konsumsi Bahan Bakar Tidak Optimal. Salah Satu Alternative Untuk Mengatasi Hal Tersebut Adalah Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Atau Hybrid Propulsion System. Hybrid Propulsion System Adalah Konfigurasi Permesinan Dengan Dua Sistem Tenaga Penggerak. Sistem Tenaga Penggerak Hybrid Bekerja Pada Setiap Mode Operasi Dari Tugboat Untuk Mengoptimalkan Kerja Dan Konsumsi Bahan Bakar Penggerak Utama. Hybrid Propulsion System Tersusun Dari 2 Mesin Diesel Dan 2 Motor Listrik. Dengan Menggunakan System Tenaga Penggerak Hybrid Dapat Menghemat Bahan Bakar Hingga 30 % Dari Permesinan Konvensional

    Mortalitas dan Penampilan Anak Babi Prasapih yang Diinjeksi dengan Tysinol pada Umur yang Berbeda

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui umur yang paling baik dilakukan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih sehingga diperoleh penampilan yang terbaik dan tingkat mortalitas terendah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK), dengan 3 perlakuan yaitu tidak diinjeksi dengan Tysinol (I0), injeksi dengan Tysinol pada umur 1 hari (I1), dan injeksi dengan Tysinol pada umur 3 hari (I3). Anak babi prasapih berasal dari 4 induk (blok) dengan 3 kali ulangan, sehingga dipergunakan anak babi prasapih sebanyak 36 ekor. Hasil penelitian menunjukkan dengan injeksi Tysinol pada anak babi prasapih umur 1 hari (I1) diperoleh berat badan sapih (39%), tambahan berat badan harian (38%), lingkar dada (5,9%), dan panjang badan (6%) yang nyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanpa injeksi Tysinol (Io) (P<0,05). Pada variabel yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata antara Io dan I3 (P>0,05). Untuk variabel tinggi badan dan mortalitas diperoleh hasil yang tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan yang diberikan (P>0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa anak babi yang baru lahir harus diberikan Tysinol, dan sebaiknya diinjeksi pada umur 1 (satu) hari setelah kelahiran

    Analisa Pengaruh Trim Terhadap Konsumsi Bahan Bakar

    Full text link
    Trim merupakan salah satu kondisi pada kapal dimana terdapat perbedaan draft pada bagian haluan dan buritan. Kapal bergerak dengan kecepatan dinasnya (Vs) pada kondisi normal continuous rating.Pada tahap pendesainan kapal tahanan total kapal (Rt) didapatkan pada kondisi kapal even keel. Namun pada pengoperasianya kapal jarang berada pada kondisi even keel tapi berada pada kondisi trim, baik trim by stern ataupun trim by bow. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan tahanan total yang minimum dengan variasi trim yang dibuat pada kondisi displasemen 100%, 95%, 90%, 75% dan 55%. Dan juga berapa konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan. Untuk dapat melakukan penelitian ini diperlukan pembuatan trim diagram untuk mengetahui variasi trim yang menghasilkan displasemen yang sama. Dan juga dibutuhkan software MAXSURF 11.12 untuk menganalisa tahanan dari variasi trim yang dibuat. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variasi trim yang menghasilkan tahanan total paling minimal adalah trim by stern, namun terdapat satu kondisi dimana tahan total yang paling minimum adalah trim by bow yaitu pada saat kondisi 100% displasemen. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut area transom pada kapal ketika trim by stern banyak tercelup di dalam air, sedangkan ketika trim by bow hanya sedikit area transom yang tercelup di dalam air. Sehingga menyebabkan tambahan tahanan total pada saat trim by stern. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan berbanding lurus dengan besarnya daya yang dibutuhkan

    Penentuan Properties Bahan Bakar Batubara Cair Untuk Bahan Bakar Marine Diesel Engine.

    Get PDF
    Coal water mixture (CWM) adalah bahan bakar campuran antara batubara dan air dengan peambahan zat aditif yang dapat membentuk suspensi cairan homogen dan stabil selama penyimpanan, pengangkutan, dan pembakaran. Tahap pertama pembuatan bahan bakar batubara cair adalah dengan teknologi Upgrading Brown Coal (UBC). Pada proses upgrading ini digunakan larutan kerosen dan aspal sebagai media upgradingnya, sedangkan rasio antara larutan kerosen-aspal dengan batubara adalah 1,25. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan slurry bahan bakar batubara cair dengan teknologi Coal Water Mixtures (CWM). Pada proses CWM ini diameter batubara maximum 38 um. Komposisi antara batubara dengan air adalah 40% : 60%. Untuk menstabilkan CWM digunakan bahan aditif berupa CarboMextyl Cellulose (CMC) dan sebagai dipersant digunakan Alkyl Benzene Sulfonic (ABS). Perbandingan masing-masing aditif pada komposisi campuran adalah 0.01% CMC dan 0.07% ABS. Dalam penelitian ini dilakukan variasi temperatur pemanasan untuk mengetahui hasil fisik maupun karakteristik bahan bakar batubara cair. Dari hasil fisik dan karakteristik diperoleh keadaan batubara cair memiliki kemiripan dengan Heavy Fuel Oil (HFO) pada temperatur pemanasan 15 0C dan 50 0C

    Evaluasi Kualitas Berbagai Daging Unggas Air Pasca Restrukturisasi Menjadi Produk Nugget

    Full text link
    Teknik deboning pada karkas unggas menghasilkan daging yang relatif kecil dan tidak beraturan. Perlu teknologiuntuk meminimalkan kerusakan kualitas daging unggas tersebut. Teknologi restrukturisasi daging merupakanteknologi untuk memperbaiki kualitas daging yang berukur kecil-kecil dan tidak beraturan dengan melekatkankemabali menjadi ukuran yang lebih besar dan produk tersebut sering dikenal dengan nama nugget. Tujuan penelitianini adalah untuk mengkaji kualitas produk nugget hasil restrukturisasi berbagai daging unggas dan sekaligusingin diketahui pengaruh jenis daging unggas (itik, entok dan tiktok) terhadap kualitas nugget. Metode penelitianmenggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakukan yakni T1 = nugget itik, T2 = nugget entok danT3 = nugget tiktok, dengan pengulangan masing-masing perlakuan sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkanbahwa hasil restrukturisasi daging menjadi nugget menghasilkan kualitas fisik (pH dan DIA) yang berbeda nyata(P<0,05), sementara nilai aw tidak nyata perbedaannya dan berkisar antara 0,893-0,913. Nilai pH T1 paling tinggidiikuti T2 dan T3 (berturut-turut 6,39; 6,26; dan 6,01). DIA pada T2 (82,81%), T3 (82,29) dan T1 (81,81). Kualitaskimia nugget menghasilkan kadar air paling tinggi pada T2 (60,24%) (P<0,05), diikuti T3 (59,24%) dan T1 (58,32%). Kajian terhadap kadar protein nugget hasil restrukturisasi daging itik, entok dan tiktok menunjukkan hasilyang sama dengan kisaran antara 18,49 %-19,51 %. Kadar lemak secara keseluruhan diantara masing-masing perlakuanberbeda nyata (P<0,05), berturut-turut, 8,79%; 6,59% dan 5,66%. Kajian produk nugget terhadap penilaianpanelis menyangkut warna dan citarasa, nugget itik berbeda nyata (P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Warnanugget yang diberikan panelis berkisar antara 5,30-6,30 sementara kisaran citarasa antara 5,05-6,20. Tekstur nuggetsecara keseluruhan diantara masing-masing perlakuan berbeda nyata (P<0,05), berturut-turut, 5,00; 5,85 dan6,45. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa restrukturisai berbagai daging unggas menjadi produk nugget memberikanpengaruh berbeda pada kualitas fisik (khususnya pH dan DIA serta nilai aw tidak terpengaruh), kualitaskimia (hanya kadar protein yang tidak terpengaruh) dan penilaian organoleptik nugget (tekstur nugget paling nyataterpengaruh)

    Pengaruh Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Telur Konsumsi Ayam Kampung dan Ayam Lohman Brown

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas telur ayam kampungdan ayam Lohman Brown. Rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu telur ayamkampung dan ayam Lohmnan Browm dengan 4 faktor lama penyimpanan 0, 7, 14, 21 hari pada suhu ruang dan 3kali ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 10 butir telur digunakan dalam penelitian ini. Hasi penelitian berupatelur dengan kualitas yang baik dengan lama penyimpanan yang optimal dengan menguji eksterior telur dan interiortelur seperti indeks telur, warna kuning telur, pH, Haugh Unit telur serta kandungan atau populasi mikroba yangtumbuh selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan yang nyata (P<0,05) pada eksterioryaitu pada kebersihan dan tekstur permukaan telur, dan pada interior juga berbeda nyata secara statistik pada HUtelur, sedangkan perlakuan yang lainya tidak berbeda (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa perlakuan penyimpanan0, 7, 14, 21 hari pada telur ayam kampung dan telur ayam Lohman Brown secara eksterior dan interior mengalamipenurunan kualitas namun masih layak dikonsumsi hingga lama penyimpanan 21 hari dalam suhu ruang serta masihmenunjukkan nilai grade A dan cemaran mikroba masih dibawah Standar Nasional Indonesia (SNI)

    Non Karkas Kambing Bligon yang Diberi Pakan Daun Pepaya dengan Level yang Berbeda

    Full text link
    Tujuan dari penlitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian pakan daun pepaya pada level yangberbeda terhadap non karkas kambing bligon. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengantiga perlakuan dan tujuh ulangan. Duapuluh satu ekor kambing umur sekitar 6 bulan dengan berat awal rata-rata13,95±0,78 digunakan dalam penelitian ini. Ternak dibagi secara acak dalam tiga perlakuan, yaitu perlakuan R0(kontrol) pakan tanpa daun pepaya (10% daun waru+15% daun nangka+75% rumput ), R1 ( 25% daun pepaya+75%rumput) R2 (50% daun pepaya+50% rumput). Setelah dipelihara selama 12 minggu dilakukan penyembelihanterhadap materi penelitian. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase non karkas eksternal yaitupersentase berat kepala, kaki, kulit, darah dan persentase non karkas internal yaitu persentase berat jantung, hatiparu-paru, limpa, ginjal dan saluran cerna. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pakan daunpepaya dengan level yang berbeda tidak berpengaruh terhadap persentase non karkas eksternal tetapi berpengaruhsecara nyata pada persentase non karkas internal utamanya pada persentase berat ginjal dan saluran cerna
    • …
    corecore