39 research outputs found

    STUDI KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM BAGI WARGA TERDAMPAK PROYEK DI KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU

    Get PDF
    AbstrakPembangunan PLTU II di Indramayu menyebabkan berkurangnya lahan pertanian terutama lahan persawahan karena adanya alih fungsi lahan. Salah satu upaya pembekalan dan pemberdayaan yang diberikan pada warga terdampak proyek yaitu dengan melakukan peningkatan ekonomi di bidang agribisnis salah satu caranya adalah dengan budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram kelompok “Kepuh Makmur” telah beroperasi selama 3 bulan dan telah melakukan proses budidaya, pemanenan, dan pemasaran.  Proses evaluasi perlu dilakukan untuk melihat budidaya jamur tiram ini sebagai sebuah bisnis yang berkelanjutan bukan dilihat hanya sebagai program hibah. Pengumpulan data dalam kegiatan ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan untuk menilai kelayakan usaha budidaya meliputi aspek pasar dan pemasaran; aspek teknis dan produksi; aspek organisasi dan manajemen; aspek keuangan : payback period (PP), net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan profitability index (PI). Aspek pasar, aspek teknis, dan aspek organisasi Kepuh Makmur dinilai sudah cukup layak untuk menjalankan usaha budidaya jamur tiram. Namun aspek keuangan masih belum layak, berdasarkan analisis cash flow dengan jumlah baglog 5000 buah selama 3 bulan terjadi minus dimana pengeluaran lebih besar dibandingkan pendapatan. Agar usaha budidaya jamur tiram layak dijalankan sebagai bisnis yang berkelanjutan, jumlah minimal baglog dalam satu kali musim panen minimal 9000 buah baglog dan produktivitas hasil panen ditingkatkan. Hasil analisis kriteria kelayakan investasinya meliputi PBP di 2 tahun 5 bulan, NPV positif di Rp 4.756.750, IRR 23,5%, dan PI 1,07 kali

    Characteristics of High Protein Snackbar Made of Modified Sweet Potato Flour

    Get PDF
    MOSEP (Modified Sweet Potato) flour that made of sweet potato is potentially used as an emergency food due to its high content of carbohydrate. Snack bar becomes an option of emergency food form because practical in its preparation and serving. Mung beans flour and commercial WPC (whey protein concentrate) were added to produce a new food product that high in protein content of at least 10 – 15% to meet emergency food requirements. The objective of the study was to obtain a proper formulation between MOSEP composite flour and mung beans flour by adding 5% commercial WPC in the making of snack bar emergency food. The method used in the study was Randomized Block Design consisting of four treatments and three repetitions. The treatments were the ratio of MOSEP flour: mung beans flour, 70:30; 65:35; 60:40 and 55:45. Results showed that the best formulation was the treatment of MOSEP flour: Mung beans flour 55:45, having characteristics of 13.96% protein content, 3.45% raw fiber, 120.23 kkal/30 gram calorific value, 2255.93-gF hardness, 94.53% rendement and organoleptic tests of preference, color, flavor, and aroma were accepted

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI VIRTUAL MEETING DALAM UPAYA PENINGKATAN EFEKTIFITAS KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN: EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PANGAN TINGGI PROTEIN DI DESA MARGAJAYA, KECAMATAN TANJUNGSARI, KABUPATEN SUMEDANG JAWA BARAT

    Get PDF
    Abstrak: Stunting merupakan permasalahan kekurangan gizi kronis pada anak. Sampai saat ini, stunting masih menjadi masalah yang cukup besar yang dihadapi pemerintah Indonesia. Pelaksanaan KKN-PPM adalah untuk untuk berkontribusi dalam upaya menurunkan angka stunting berbasis penyuluhan kesehatan. Penulisan laporan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran penggunaan teknologi yang ada dan cukup mudah dipakai dalam program-program stakeholder terkait, seperti penyuluhan kesehatan. Penggunaan aplikasi virtual meeting dalam kegiatan pendampingan dan workshop “Edukasi Pencegahan Stunting dengan Pangan Tinggi Protein Kepada Kader Posyandu” di wilayah sasaran Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, sebagai salah satu metode penyuluhan kesehatan di masa  pandemi. Pengetahuan di kalangan kader posyandu Desa Margajaya mengenai stunting sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan pre-test awal kegiatan rata-rata nilai yang didapatkan adalah 80,88 dari 18 perwakilan kader daring 18 RT. Setelah diberikan edukasi, angka tersebut meningkat menjadi rata-rata 100. Namun, pada prosesnya didapatkan bahwa salah satu hal krusial yakni masih terbatasnya metode yang digunakan dalam kegiatan posyandu di masa pandemi. Selain itu, ketidaktahuan bagaimana mengindikasikan seorang anak dikatakan stunting, menjadikan seringkali peserta tidak menyadarinya. Terdapat peningkatan pengetahuan di kalangan peserta, terutama kader posyandu terkait permasalahan stunting, dari sebelum dan setelah pelaksanaan edukasi kesehatan

    Produksi Whey Protein Concentrate (WPC) Terdenaturasi Menggunakan Beberapa Metode Preparasi

    Get PDF
    Whey protein merupakan komponen protein yang terdapat di dalam whey susu. Whey susu merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari limbah industri pengolahan keju. Namun, limbah whey hanya diolah kembali menjadi air bersih dan pakan ternak. Whey masih memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh yaitu protein, laktosa, vitamin, dan mineral. Salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah tersebut adalah dengan mengolah whey menjadi whey protein concentrate (WPC). Whey protein memiliki beberapa sifat fungsional diantaranya sebagai pengontrol tekstur, di mana menyebabkan pengerasan tekstur ketika diaplikasikan pada produk pangan. Proses denaturasi dapat merubah konformasi dari protein whey sehingga tekstur produk pangan dapat diatur. Proses produksi WPC terdenaturasi yang ada dinilai belum efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi proses khususnya proses pengeringan untuk memberikan efisiensi yang tinggi namun teatp menjaga karakteristik WPC yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan membandingkan karakeristik WPC yang diproduksi menggunakan pengeringan vakum dan spray drying dengan beberapa metode preparasi. Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisikokimia, yaitu solubilitas, kadar air, kadar protein, kadar laktosa, dan total rendemen; serta sifat fungsionalitasnya, yaitu whey drainage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPC terdenaturasi yang dihasilkan menggunakan proses spray drying dengan metode preparasi dua memberikan sifat fisikokimia dan fungsionalitas terbaik

    PEMANFAATAN TEKNOLOGI VIRTUAL MEETING DALAM UPAYA PENINGKATAN EFEKTIFITAS KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN: EDUKASI PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PANGAN TINGGI PROTEIN

    Get PDF
    Abstrak: Kegiatan pengabdian dilakukan bertujuan untuk memberikan promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan stunting dengan pangan tinggi protein yang dilakukan dalam bentuk virtual meeting. Kegiatan secara online dilakukan karena sedang berada dalam kondisi pandemik di mana kegiatan pertemuan fisik secara langsung dibatasi. Pelaksanaan pengabdian yang terintegrasi dengan KKN ini dilakukan di desa Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Tahapan pelaksanaan kegiatan meliputi: pendampingan online, pembuatan konten promosi kesehatan, workshop menggunakan virtual meeting, dan monitoring serta evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian dapat dilihat dari pengetahuan di kalangan kader posyandu. Pengetahuan kader posyandu Desa Margajaya mengenai stunting sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan pre-test awal kegiatan dengan rata-rata nilai yang didapatkan adalah 80,88 dari 19 perwakilan kader di setiap RW. Namun, hal yang krusial seperti indikator stunting masih belum dipahami dengan baik bagi beberapa kader posyandu. Setelah diberikan edukasi, angka tersebut meningkat menjadi 100 pada hasil post-test. Dalam prosesnya membutuhkan pendampingan bagi para kader mengenai penggunaan teknologi virtual meeting sehingga dapat ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengabdian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi virtual meeting dapat dilaksanakan dengan cukup baik dengan penggunaan aplikasi seperti Whatsapp, Zoom, dan Trello. Sehingga dapat membantu kegiatan promosi kesehatan di saat pandemik terjadi.Abstract: The service activity is carried out with the aim of providing health promotion in order to increase public knowledge about stunting prevention with high protein foods which is carried out in the form of virtual meetings. Online activities are carried out because they are in a pandemic condition where direct physical meeting activities are limited. This service, which is integrated with KKN, is implemented in Margajaya Village, Tanjungsari District and Sumedang Regency. Steps in implementing activities include online mentoring, developing health promotion content, workshops through virtual meetings, and monitoring and evaluation. The results of service activities can be seen from the knowledge among posyandu cadres. The knowledge of the Posyandu cadres in Margajaya Village regarding stunting is fairly good. This is shown by the initial pre-test of the activity with the average score obtained is 80.88 out of 19 executive representatives in each RW. However, critical elements such as stunting indicators are still not well understood by certain Posyandu cadres. After receiving education, this number increased to 100 on the post-test results. The process requires assistance for cadres regarding the use of virtual meeting technology so that they can actively participate in service activities. These results show that the use of virtual meeting technology can be performed fairly well with the use of applications such as Whatsapp, Zoom and Trello, so that it can help with health promotion activities during a pandemic

    PELATIHAN PROSES PRODUK HALAL DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN SUMEDANG

    Get PDF
    Abstrak: Halal merupakan kewajiban bagi umat muslim, namun secara umum halal merupakan salah satu standar mutu yang harus dipenuhi agar produk dapat diperjual belikan di Indonesia. Untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang Proses Produk Halal (PPH), serta pemahaman tentang regulasi dan tata cara membuatan sertifikat halal, maka diadakan pelatihan terkait hal tersebut . Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research (PAR). Peserta pelatihan adalah pelaku IKM yang berada di Kabupaten Sumedang. Pelaku IKM ini belum memiliki sertifikat halal dan belum pernah mengikuti pelatihan serupa sebelumnya. Tujuan pelatihan ini adalah memahami konsep dasar produk pangan halal, meningkatkan pengetahuan dan keahlian pelaku IKM tentang proses produk halal, dan memahami regulasi sertifikasi halal. Abstract: Halal is an obligation for Muslims, but in general halal is one of the quality standards that must be met so that products can be traded in Indonesia. To increase awareness and knowledge about the Halal Product Process (PPH), as well as an understanding of regulations and procedures for making halal certificates, training is held in this regard. The method used in this training is Participatory Action Research (PAR). The training participants were IKM actors in Sumedang Regency. These IKM actors do not yet have a halal certificate and have never attended similar training before. The purpose of this training is to understand the basic concepts of halal food products, increase the knowledge and expertise of IKM actors regarding the process of halal products, and understand regulations for halal certification. 

    Produksi Whey Protein Concentrate (WPC) Terdenaturasi Menggunakan Beberapa Metode Preparasi

    Get PDF
    Whey protein merupakan komponen protein yang terdapat di dalam whey susu. Whey susu merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari limbah industri pengolahan keju. Namun, limbah whey hanya diolah kembali menjadi air bersih dan pakan ternak. Whey masih memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh yaitu protein, laktosa, vitamin, dan mineral. Salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah tersebut adalah dengan mengolah whey menjadi whey protein concentrate (WPC). Whey protein memiliki beberapa sifat fungsional diantaranya sebagai pengontrol tekstur, di mana menyebabkan pengerasan tekstur ketika diaplikasikan pada produk pangan. Proses denaturasi dapat merubah konformasi dari protein whey sehingga tekstur produk pangan dapat diatur. Proses produksi WPC terdenaturasi yang ada dinilai belum efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dilakukan modifikasi proses khususnya proses pengeringan untuk memberikan efisiensi yang tinggi namun teatp menjaga karakteristik WPC yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan membandingkan karakeristik WPC yang diproduksi menggunakan pengeringan vakum dan spray drying dengan beberapa metode preparasi. Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisikokimia, yaitu solubilitas, kadar air, kadar protein, kadar laktosa, dan total rendemen; serta sifat fungsionalitasnya, yaitu whey drainage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa WPC terdenaturasi yang dihasilkan menggunakan proses spray drying dengan metode preparasi dua memberikan sifat fisikokimia dan fungsionalitas terbaik

    PELATIHAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (CPPOB) PADA PELAKU USAHA KECIL MENENGAH DI DESA CIMEKAR, KABUPATEN BANDUNG

    Get PDF
    Desa Cimekar merupakan salah satu Desa di Kabupaten Bandung yang memiliki berbagai usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi berbagai produk olahan pangan, seperti keripik dan aneka cemilan, aneka sambal, madu, kopi, dan lain-lain. Beberapa UKM tersebut belum mengaplikasikan prinsip cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB). Kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) ini bertujuan memberikan edukasi atau pelatihan CPPOB kepada kelompok UKM olahan pangan di Desa Cimekar agar dapat meningkatkan daya saing dan kualitas produk. Kegiatan PPM ini merupakan bagian dari program pengabdian yang didukung oleh Universitas Padjadjaran dengan dibantu beberapa mahasiswa yang terlibat. PPM yang dilakukan meliputi survey kondisi UKM olahan pangan di Desa Cimekar, penyampaian materi pelatihan dan diskusi terkait berbagai permasalahan UKM, dan pendampingan serta evaluasi program. PPM ini telah meningkatkan pemahaman pada pelaku UKM terhadap penerapan CPPOB, sanitasi, keamanan pangan, dan aturan penggunaan bahan tambahan pangan (BTP). Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi UKM olahan pangan di Desa Cimekar untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produknya sehingga diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan usaha

    Kajian Penambahan Trikalsium Fosfat (TCP) pada Variasi Kelembaban Relatif (RH) yang Berbeda terhadap Pure Kering Ubi Jalar Instan

    Get PDF
    Pure kering ubi jalar merupakan produk instan berbentuk serbukyang memiliki sifat higroskopis, sehingga akan mengalami penurunan mutu apabila menyerap air secara berlebihan selama penyimpanan. Penurunan mutu yang terjadi adalah penggumpalan serbuk pure kering ubi jalar instan. Penambahan bahan anti kempal  yaitu trikalsium fosfat dapat menurunkan sifat higroskopis serbuk pure kering ubi jalar instan, disamping menjaga kondisi penyimpanan yang mampu mempertahankan dan menjaga kualitas produk dalam upaya untuk memperpanjang masa simpan pure kering ubi jalar instan.Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh pure kering ubi jalar instan terbaik dengan tingkat penggumpalan dan kelembaban yang rendah melalui pemberian konsentrasi trikalsium fosfat (TCP) dan pengaturan kondisi kelembaban (RH) yang tepat. Metode penelitian merupakanmetode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 kali ulangan. Hasil penelitianmemperlihatkan, penambahan anti kempal trikalsium fosfat (TCP) sebanyak 2% pada kondisi RH (Relative Humidity) penyimpanan 75%(± 3% ) menghasilkan pure kering ubi jalar instan Awachy 5 dengan karakteristik terbaik yaitu, kadar air 11,74%, tingkat penggumpalan 1,10% (tidak menggumpal), sudut curah 20,16˚ (mengalir bebas), tingkat higroskopis 13,42% (sedikit higroskopis), laju higroskopis 0,33 gram/jam, dan daya rehidrasi 2,82 ml/g

    Optimasi Penggunaan Glukosa Oksidase untuk Memperbaiki Volume Pengembangan Roti Tawar Komposit Sorgum Putih (Sorgum bicolor (L) Moench) Kultivar Lokal Bandung

    Get PDF
    Konsumsi roti tawar di Indonesia terus meningkat yang menyebabkan impor tepung terigu turut meningkat. Pemanfaatan sorgum sebagai salah satu jenis bahan lokal dalam bentuk tepung menjadi produk roti tawar merupakan salah satu cara untuk mengurangi impor terigu. Sorgum dalam bentuk tepung dapat dijadikan tepung komposit untuk roti tawar akan tetapi menghasilkan volume pengembangan yang kecil sehingga dibutuhkan bahan untuk memperbaikinya salah satunya yaitu enzim. Glukosa oksidase merupakan salah satu enzim yang dapat digunakan untuk memperbaiki volume pengembangan roti tawar dengan jumlah yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi optimum penggunaan glukosa oksidase dan tepung sorgum untuk menghasilkan volume pengembangan roti tawar yang optimal menggunakanResponse Surface Methodology (RSM). Variabel yang divariasikan meliputi faktor A (Glukosa oksidase 1,5 – 2%) dan B (Tepung sorgum 30 – 100%) kemudian analisis data menggunakan Design Expert versi 10.0.1.0 khususnya CCD dengan total 13 running. Kombinasi optimum untukmenghasilkan volume pengembangan terbaik pada pembuatan roti tawar komposit yaitu tepung sorgum sebanyak 30%/berat tepung dan glukosa oksidase sebanyak 2%/berat tepung menghasilkan volume pengembangan sebesar 188.76%
    corecore