424 research outputs found

    DISKURSUS AGAMA DAN POLITIK (Menelaah Relasi Keduanya dalam Bingkai Historis Perkembangan Pemikiran Islam)

    Get PDF
    Tarik ulur perbincangan mengenai persepsi tentang Islam apakah sebagai serangkaian ajaran-ajaran agama saja atau juga sekaligus sebagai sistem negara yang mengatur kekuasaan politik negara sebenarnya sudah mencuat ke permukaan sebagai sebuah isu sentral sejak akhir abad XIX dan awal abad XX. Persepsi tentang Islam ini amat signifikan bagi perkembangan wacana agama dan politik yang hinggi detik ini masih aktual didiskusikan. Dari perbincangan topik ini pula dilahirkan sederetan tokoh intelektual yang sempat mengisi lembaran sejarah dan menorehkan tinta emas melalui ide-ide atau konsep-konsepnya tentang agama dan negara yang sampai pada processor otak kita sekarang ini. Mereka adalah al-Mawdudi dengan konsep teo-demokrasi-nya, Imam al-Khomayni dengan konsep wilayat al-Faqih-nya, dan ‘Ali ‘Abd al-Raziq dengan konsep negara sekularnya. Pembahasan yang berorientasi pada pemikiran para intelektual muslim ini amat bermanfaat bagi kita dalam rangka reformulasi persepsi kita tentang agama dan politik agar bisa lebih aplicable dalam berwawasan keislaman dan kenegaraan

    Lingkungan Keluarga Anak-Anak Berprestasi Tinggi Dan Anak-Anak Berprestasi Rendah Di SMA Negeri Kabupaten Pidie Sigli

    Full text link
    This study describes the contribution of family environment to the achievement of students. Data were collected from the high achievers and low achievers of SMAN grade II student at Kabupaten Pidie Sigli. The result reveals that 5 sub-variables of family environment do not show significant contribution to the student's achievement, while 6 of them give significant contributions though they are not applicable, and 8 of them are significant and applicable

    PENDIDIKAN PESANTREN SEBAGAI POTRET KONSISTENSI BUDAYA DI TENGAH HIMPITAN MODERNITAS

    Get PDF
    Abstrak: Dengan pendekatan analisis deskriptif, tulisan ini berupaya mengupas  pesantren dari aspek pendidikan, budaya, dan tradisi. Diakui bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan ter­tua dan khas Indonesia. Peran pesantren tak diragukan lagi bagi pemba­ngunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam perjalanannya, secara pelan dan pasti pesantren terus bertahan dan menyesuaikan dengan perubahan. Kendati demikian, per­jalanan panjang pesantren tidak luput dari tantangan dan hambatan. Problem epistemologis dan metodologis meru­pakan salah satu masalah yang belum selesai dihadapi pesantren. Karena itu, upaya terus menerus untuk memperbaharui dua aspek ini perlu terus dilakukan dengan mengadopsi pemikiran-pemikiran modern tanpa tercerabut dari akarnya. Abstract: This paper explores pesantren from the aspects of education, culture, and tradition. It has become a common sense that pesantren is the oldest educational institutions in Indonesia. Like a journey, pesantren has transformed and partly metamorphosed into an educational institution with many experiences. Thus, pesantren cannot escape from the challenges and obstacles  and  one of them is modernity. One of the most highlighted aspect is related to epistemological and methodological issues. Therefore, a continous efforts to develop this two aspects must be done to adopt modern thoughts without losing it’s character.   Kata Kunci : pesantren, pendidikan, budaya, tradisi, metodologi

    DAKWAH DAN PEMAHAMAN ISLAM DI RANAH MULTIKULTURAL

    Get PDF
    Development of Islam in Indonesia or in the local domain did  not show the same performance as in his home land, namely in the Arab lands. This is due to the acculturation the values of Islam and the local culture. Variabilities in Islamic appearance is also showed the variabilities in understanding on Islam.  Applying variable approaches on Islam, textual-contextual and functional-structural, will show the varieties of Islam too: normative Islam, factual Islam, ideal Islam or universal Islam, and Local Islam. From this illustrates that in reality, we are often confronted with the face of normative Islam, Islamic factual, ideal or universal Islam and the local Muslim. The study found the patterns of understanding and attitude of inclusive-exclusive, with all the effects that will be caused, either constructive or destructive, supporting or undermined the development of Islam. Based on the finding,  it is needed a concept and strategy of da‘wa which is really effective and approved by multy-culture society like Indonesia.***Perkembangan Islam di Indonesia atau di lokalitas yang lain tidak menampak­kan wajah Islam yang sama seperti di tanah kelahirannya, yaitu di tanah Arab. Hal tersebut disebabkan karena sudah terjadi akulturasi ajaran Islam dengan nilai-nilai budaya lokal. Inilah bentuk interkoneksi antara ajaran Islam dengan kearifan lokal. Dari kajian tersebut, didapati pemahaman Islam yang bermacam-macam. Tampilan rumusan Islam tersebut dihampiri dengan berbagai pendekatan untuk memudahkan pemetaan terhadap pemahaman keislaman. Dari tampilan tersebut menggambarkan bahwa dalam realitas, kita sering diperhadapkan pada wajah Islam normatif, Islam faktual, Islam ideal atau universal dan Islam lokal. Sedangkan pendekatan yang dipakai untuk menelaah hal tersebut adalah pen­dekatan tekstual-kontekstual dan struktural-fungsional. Dari telaah tersebut, didapati pola pemahaman dan pola sikap yang inklusif dan eksklusif, dengan segala dampak yang akan ditimbulkan, baik yang konstruktif maupun yang destruktif, yang mendukung maupun yang menggerogoti perkembangan Islam. Dari realitas tersebut, diperlukan suatu konsep dan strategi dakwah yang betul-betul mengena dan diterima masyarakat multikultural seperti Indonesia ini

    Tarik Ulur Islam dan Dasar Negara

    Get PDF
    Abstrak: Tulisan ini ini akan menggambarkan moment-moment bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia menjelang dan sesaat setelah proklamasi kemerdekaan. Dua golongan yang sama-sama berpengaruh saling berkompetisi dalam menentukan dasar Negara. Pertama, adalah golongan nasionalis “sekuler†yang memandang bahwa Negara yang akan didirikan (Republik Indonesia) harus berdasarkan kebangsaan, bukan Islam, dengan alasan tidak seluruh rakyat Indonesia beragama Islam. Sementara itu, golongan kedua, golongan Islam berpandangan bahwa dasar Negara dari bangsa Indonesia harus Islam, dengan alasan bahwa mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam. Walaupun mayoritas tim perumus yang tergabung dalam keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah muslim, namun pada akhirnya dicapai kesepakatan dasar Negara republik Indonesia adalah Pancasila. Hal tersebut bukanlah merupakan sesuatu yang taken for granted, melainkan dicapai melalui proses diskusi yang panjang sejak pra kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan. Kenyataan di atas  memberikan gambaran perihal jiwa besar para elit atau tokoh muslim yang tergabung dalam keanggotan PPKI dengan menerima Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan. Bagi mereka, kepentingan bangsa dan Negara di atas segala-galanya. Keutuhan bangsa dan Negara harus tetap diperhatikan dengan selalu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Kepentingan seperti itu harus selalu dikedepankan dari pada kepentingan golongan, apalagi interes pribadi. Para pendiri republik ini telah memberikan teladan yang sebaik-baiknya untuk dikenang dan dicontoh oleh generasi berikutnya. Kata Kunci: Islam, nasionalis, dasar negara, dan Pancasil

    Ancangan Metodologi Studi Hukum Islam

    Get PDF
    In order to reveal the meaning of the text (nass) of al-Qur’an concerning islamic law, certain interpretation methods are necessary. The urgency of such methodology is related to the issue of the capacity to unearth kegak meaning of al-Qur’an as well as its legal principles. As a result, a person cannot interpret the manig of al-Qur’an carelessly. Moreover, a person cannot claim that his/her interpretation is the only true meaning of al-Qur’an as if he/she is the mouthpiece of God Almighty. An al-Qur’an interpreter (mufassir) can only states that his/her interpretation is the maximum effort of his/her of understanding of al-Qur’an. Nowadays, there are some people of groups who interpret al-Qur’an without mastering interpretation methods of al-Qur’an so that the result is careless interpretation. Therefore, Islamic legal methodology remains crucial

    REORIENTASI DAYA TAWAR PERAN PEREMPUAN DALAM RUANG PUBLIK PADA RANAH ORGANISASI SOSIAL ISLAM

    Get PDF
    Observing the relationship between men and women, actually recognized the existence of two relationships that are connotative be distinguished, that, sexual relations and gender relations. Sexual relationship is the relationship between men and women based on the demands and biological categories. Whereas gender relations is a concept and a different social reality, in which the sexual division of labor between men and women is not based on an understanding of normative and biological categories, but on the quality, skills, and roles based on social conventions. Thus, the concepts and manifestations of gender relations more dynamic and has the flexibility to consider psycho-social variables were developed. Based on this understanding, it could be someone who is biologically classified as a woman, but from the point of gender may play a role as a man or vice versa. Therefore, we need to reorient the roles of women, especially their involvement in the organization of the Islamic community, which often marginalized

    PERGOLAKAN POLITIK ANTARA TOKOH MUSLIM DAN NASIONALIS PADA SAAT PENENTUAN DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

    Get PDF
    Pengkajian yang  menggambarkan moment-moment krusial dan bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia menjelang dan sesaat setelah proklamasi kemerdekaan amatlah urgen. Sudah dimaklumi bahwa terdapat dua faksi yang keduanya saling berkompetisi dalam menentukan dasar Negara Republik ini, yaitu  kalangan Islam, yang berpendirian bahwa dasar Negara dari bangsa Indonesia harus Islam, dan golongan golongan nasionalis “sekuler” yang memandang bahwa Negara Republik Indonesia, harus berdasarkan atas kebangsaan, bukan Islam. Memang diakui bahwa mayoritas tim perumus yang tergabung dalam keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah Muslim, namun pada kenyataannya mereka tidak seia sekata dalam memposisikan Islam sebagai dasar negara, dan akhirnya dicapai kesepakatan bahwa dasar Negara republik Indonesia adalah Pancasila. Pencapaian konsesus tersebut merupakan kredit point tersendiri, khususnya mengenai jiwa besar para elit atau tokoh Muslim dengan menerima Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Bagi mereka, kepentingan bangsa dan Negara berada di atas segala-galanya. Tendensi golongan, apalagi kepentingan pribadi, untuk sejenak dilupakan, demi kepentingan umat dan bangsa

    CITRA ISLAM DALAM DEMOKRASI DAN TOLERANSI: POTRET SIKAP HIDUP WARISAN RASULULLAH DAN SAHABAT

    Get PDF
    Democratic life is a dream for every person, every family, all the people and the state. A democratic life will knit a harmonious and peaceful atmosphere. Touches of humanism   instinct will keenly felt when the democratic behavior deeply coloring this life. Touch of affection, love, respect, helpful, gentle, good manners, tolerance and all kinds of noble characters will always be enjoyed by all communities on earth. For a long time, we are always looks for a model of life which is considered to be appropriate and harmonious with human nature. All models of life that had been coloring the world is not spared from the coverage of the series of human lives and almost all the models had been tried to be applied in their life. However, all of them are just trying a model that will certainly not be able to give satisfaction to them. We almost forgot a near-perfect model of life for the prerequisites of democratic life. That's the life model that was exhibited by the Prophet and his companions. Kehidupan demokratis merupakan dambaan bagi setiap insan, setiap keluarga,  segenap masyarakat dan negara. Dalam kehidupam yang demokratis akan terajut suatu suasana yang harmonis dan damai. Sentuhan-sentuhan naluri kemanusiaan akan amat terasa bila perilaku demokratis benar-benar mewarnai kehidupan ini. Sentuhan kasih sayang, sentuhan cinta, saling menghormati, saling menghargai, tolong-menolong, sikap lemah lembut, sopan santun, toleransi dan selaksa pernik-pernik dan aksessori akhlak mulia nan agung akan senantiasa bisa dinikmati oleh segenap komonitas yang mendiami planet Bumi ini. Selama ini, kita selalu mencari-cari dan mereka-reka model kehidupan yang dianggap cocok dan selaras dengan watak manusia. Semua model kehidupan yang pernah mewarnai dunia ini tidak luput dari liputan seri kehidupan anak manusia dan hampir keseluruhannya dicoba untuk diterapkan dalam kehidupan. Namun apa hendak dikata, kesemuanya hanyalah  model coba-coba yang sudah pasti tidak akan bisa memberikan kepuasan bagi si penikmatnya. Kita hampir saja melupakan suatu model kehidupan yang mendekati sempurna bagi prasyarat kehidupan demokratis. Itulah model kehidupan yang diperagakan oleh Rasulullah dan para sahaba
    corecore