2,557 research outputs found

    The solution to Wheeler-DeWitt is eight

    Full text link
    We describe a new geometrical solution to the Wheeler-DeWitt equation in two dimensional quantum gravity. The solution is the amplitude of a surface whose boundary consists of two tangent loops. We further discuss a new method for estimating singular geometries amplitudes, which uses explicit recursive counting of discrete surfaces.Comment: 10 tex pages + 5 ps figure

    Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris dengan Media Audio untuk Sekolah Menengah Pertama

    Get PDF
    Pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris untuk sekolah menengah pertama selama ini sering kali tidak menggunakan pendekatan teknologi pembelajaran dan hanya menggunakan pendekatan disiplin ilmu pendidikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau teaching English as a foreign language/TEFL. Selain bahan ajar bahasa Inggris di beberapa sekolah menengah pertama di Jawa Timur tidak menyediakan bahan penyerta berupa media audio untuk latihan keterampilan menyimak (listening). Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) model Borg & Gall yang bertujuan untuk mengembangan, memvalidasi, dan menguji bahan ajar tekstual berbantuan rekaman audio untuk meningkatkan kompetensi bahasa Inggris siswa sekolah menengah pertama. Hasil pengembangan ini menunjukkan bahwa media audio telah terbukti mampu secara efektif menjadi sca olds yang berperan sebagai bantuan belajar. Media audio menyediakan input suara yang memandu siswa menirukan audio dengan akurasi pelafalan yang tepat. Selain itu, input dari media audio dapat dipahami (comprehensible) bagi siswa, sesuai dengan Input Hyphothesis Theory Krashen yang menyatakan bahwa mereka yang belajar bahasa yang berada pada “tingkat i” seharusnya memperoleh comprehensible input pada “tingkat i + 1” atau sedikit lebih tinggi dari tingkat ia berada yang identik dengan teori zone of proximal development (ZPD) yang dikembangkan Vygotsky. Pengem- bangan ini juga menghasilkan desain pembelajaran yang menerapkan strategi audio lingual communicative (ALC) yang bersifat eklektik yang memadukan dua pendekatan pembelajaran bahasa, yaitu audio lingual method dengan communicative language teaching (CLT). Penerapan metode ini sesuai dengan konteks kelas Indonesia dengan jumlah siswa rata-rata 40 orang atau lebih dalam satu kelas. ia dengan jumlah siswa rata-rata 40 orang atau lebih dalam satu kelas

    INTERAKSI EDUKATIF DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA MADRASAH IBTIDAIYAH  SE- KECAMATAN KOTA BOJONEGORO

    Get PDF
    Abstrak Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Madrasah Ibtidaiyah adalah satuan pendidikan formal yang menyeleng-garakan pendidikan umum dengan kekhasan agama islam yang terdiri dari enam tingkat pada jenjang pendidikan dasar. Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di MI adalah interaksi siswa dengan guru dengan sumber belajar yang berupa aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang kuriku-lumnya terdapat di sekolah dengan tujuan pembimbingan perilaku hidup sehat seutuhnya yang pelaksanaannya dilakukan di MI. Kegiatan pembelajaran yang efektif pada umumnya meliputi 7 aspek salah satunya adalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa. Untuk menciptakan pembelajaran yang bernilai interaksi edukatif yang baik tidaklah mudah ada komponen edukatif yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi edukatif antara guru dengan siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yakni sebanyak 7 guru dan 90 siswa kelas 5. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) berdasarkan kuesioner guru interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan nilai rata-rata 228,14 yang kemudian dikonversi ke dalam nilai kategori untuk kuesioner guru dengan nilai kategori “baik”, (2) berdasarkan kuesioner siswa interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan nilai rata-rata 84,16 yang kemudian dikonversi ke dalam nilai kategori untuk kuesioner guru dengan nilai kategori “baik”, (3) berdasarkan lembar pengamatan interaksi edukatif proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan nilai rata-rata 51.13 yang kemudian dikonversi ke dalam nilai kategori untuk kuesioner guru dengan nilai kategori “kurang”. Simpulan penelitian bahwa interaksi edukatif pada proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Kota Bojonegoro dengan nilai rata-rata 430,24 yang kemudian dikonversi ke dalam nilai kategori “cukup”. Kata Kunci: interaksi edukatif, guru, pendidikan jasmani, olahraga, kesehatan Abstract Education is a conscious and planned effort to create such atmosphere of learning process so that the students are actively developing potential their to have the spiritual power, good attitude, and also skills required for themselves, society, country, and nations. Madrasah Ibtidaiyah is united formal education which held educating system with islamic characteristic and consists of 6 grades in elementary school. Phsyical education, exercise and health learning in MI is an interaction between teachers and student based on physical action, exercise, and health as the curriculum says. The purpose of this learning to guide healthy life behavior that held in MI. Effective learning activities generally involves seven aspects, one of them is educational interaction between teachers and students. To create valued educative interaction isn’t easy. There are some aspects that have to be completed it involves the learning purposes, teaching materials, learning process, methods, tools, sources and evaluation. This study aims to determine the educational interaction between teacher and student on the learning process of physical exercise and health education in Madrasah Ibtidaiyah Sub District Bojonegoro. Samples were taken by purposive sampling, a total of  7 teachers and 90 students. The results showed that (1) based on teachers questionnaires educational interaction learning process of sport, health and physical education with an average value of 228,14 which then converted into value category for the teacher questionnaire with value “good” category, (2) based on student questionnaires educational interaction learning process sport, health and physical education with an average value of 86,16 which then converted into value category for the teacher questionnaire with value “good” category, (3) based on the observation sheet educational interaction learning process of sport, health and physical education with an average value of 51,13 which then converted into value category for the teacher questionnaire with value “less” category. On conclusion that the study of educational interaction in the learning process of sport, health and physical education in Madrasah Ibtidaiyah subdistrict Bojonegoro with an average value of 430,2 which then converted into the value category with the value of the category “enough”. Keywords: educational interaction, sport, health, and physical education

    Repositioning Cafe Daoen Sriratu Pemuda Semarang Untuk Menambah Segmentasi Pasar Baru

    Get PDF
    Berdasarkan pada kondisi persaingan antara Cafe Daoen dan Spot Cafe yang memiliki segmentasi yang sama dengan target pasar yang akan diincar Cafe Daoen yaitu remaja hal ini disebabkan karena banyaknya pengunjung di Sri Ratu sekarang adalah remaja maka Cafe Daoen ingin mengubah segmentasi pasarnya yaitu menjadi segmentasi kalangan anak muda untuk memenangkan pasar, pihak Cafe Daoen kemudian memikirkan perlunya melakukan repositioning. Untuk merubah citra yang melekat pada Cafe Daoen selama ini yang dianggap tidak gaul maka diperlukan redesain Logo. Redesain ini menghasilkan logo baru perusahaan tanpa mengubah nama dari Cafe Daoen. Kemudian logo diaplikasikan ke dalam ragam media dan sistem corporate identity Cafe Daoen dengan tujuan memperkuat citra dan identitas perusahaan melalui sistem corporate identity yang ada. Media - media tersebut berupa; stationery set, poster, baju seragam karyawan, topi, mug, kaos, sign system tata meja, dan Graphic Standart Manual Cafe Daoen. Dengan diredesainnya Corporate Identity Cafe Daoen diharapkan mampu menampilkan ciri khas dari Cafe Daoen yang dapat dibedakan dari Cafe - Cafe Pesaingnya yang masih berada dalam satu mall selain merubah citra menjadi lebih baik juga dapat menarik perhatian dari segmentasi yang diinginkan yaitu anak muda. Dari hal - hal diatas dapat disimpulkan jika sebuah korporat ingin melakukan repotisioning perlu mempertimbangkan kembali hal-hal yang berhubungan dengan corporate identity-nya. Karena brand image yang baik dapat mendorong maju berkembangnya sebuah perusahaan

    Karakterisasi Bencana Banjir Bandang Di Indonesia

    Full text link
    Saat ini bencana hidrometeorologi menunjukkan tren meningkat. Bencana banjir bandang adalah bagian dari bencana hidrometeorologi yang terindikasi berdampak signifikan terhadap kehidupan, dan harta benda. Faktor utama banjir bandang adalah dipicu oleh intensitas hujan ekstrim. Kemudian berhubungan dengan kejadian longsor yang menyumbat aliran sungai membentuk bendung alam. Selanjutnya tekanan aliran sungai menjebol bendung alami tersebut sehingga terjadi banjir bandang yang ditandai dengan kecepatan aliran yang tinggi dengan membawa lumpur, kayu, dan batu. Setidaknya terjadi 10 kejadian banjir bandang di Indonesia pada tahun 2012 yang mengakibatkan 15 korban jiwa dan kerusakan harta benda pada setiap kejadian bencana. Untuk mengatasi bencana banjir bandang beberapa tindakan mitigasi dapat dilakukan yaitu dengan pemetaan daerah bahaya, sistem peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat, dan peramalan hidrometeorologi. Sayangnya dari upaya tindakan mitigasi tersebut, hanya beberapa daerah yang berpotensi bencana banjir bandang yang siap dengan upaya tersebut

    COGNITIVE SOCIOLINGUISTICS ANALYSIS OF STUTTERED MAN IN TOM HOOPER’S MOVIE “THE KING’S SPEECH”

    Get PDF
    Kajian ini ditujukan untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara faktor dimensi sosial kebahasaan dengan aspek kognitif pada orang yang mengalami stuttering atau gagap . Faktor dimensi sosial terkenal dengan kemampuannya memberikan kontribusi terhadap orang yang menggunakan bahasa. Telah terbukti bahwa lingkungan yang terjadi di sekitar juga akan mempengaruhi cara orang berbicara dan sebaliknya. Faktor sosial tidak hanya mempengaruhi output dari bahasa tetapi juga mempengaruhi pengolahan bahasa dalam pikiran manusia. Subjek penelitian ini berfokus pada Bertie atau lebih populer dengan nama King George VI dalam film The King’s Speech yang disutradarai oleh Tom Hooper. Film ini bercerita tentang kehidupan Bertie sebagai orang yang gagap di mana kemudian ia menjadi Raja Inggris. Dia berjuang atas stereotip negatif yang disebabkan oleh faktor lingkungan di sekelilingnya karena ia tidak mampu menghasilkan bahasa lisan jelas karena ia adalah orang yang gagap. Faktor-faktor ini telah mempengaruhi cara Bertie menggunakan bahasa di luar dan di dalam pikirannya. Kajian ini berfokus pada bagaimana faktor-faktor dimensi sosial yang mempengaruhi aspek kebahasaan Bertie dan bagaimana mereka mempengaruhi sisi kognitif Bertie. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ucapan-ucapan Bertie ketika ia gagap karena faktor sosial. Deskripsi ini terdiri dari (1) bagaimana faktor-faktor dimensi sosial mempengaruhi aspek kebahasaan Bertie (2) bagaimana faktor-faktor dimensi sosial mempengaruhi sisi kognitif Bertie. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori utama Holmes (2001) tentang faktor-faktor sosial dan dimensi dan social cognitive theory oleh Bandura (1986). Analisis data memerlukan proses (1) mengelompokkan data berdasarkan masing-masing sub bagian dari faktor sosial dan dimensi, dan (2) membahas pengaruh faktor lingkungan aspek kognitif pada Bertie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala gagap pada Bertie ditentukan oleh faktor-faktor sosial di sekelilingnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap sub bagian dari faktor sosial dan dimensi sosial, memiliki implikasi yang berbeda terhadap aspek kebahasaan Bertie. Ini menunjukkan apakah ia gagap atau tidak. Hal ini dibuktikan dengan dukungan dari hubungan dekat Bertie (misal Istrinya Elizabeth dan temannya Lionel Logue) bahwa kapanpun dan dimanapun Bertie berbicara kepada mereka, Bertie menunjukkan indikasi sedikit gejala gagap. Efek lain muncul dengan cara Bertie yang harus berbicara di tempat umum, topik tinggi dan formalitas, dan bagi orang asing. Bagian tersebut telah membuat gejala gagap Bertie bertambah. Semua efek ini dari faktor lingkungan juga telah mengambil bagian dari mendefinisikan aspek kognitif Bertie persepsi, memori, bahasa, dan fungsi eksekutif yang menunjukkan apakah sisi kognitif nya sangat terpengaruh atau tidak. Kesimpulannya, faktor sosial dan dimensi sosial adalah bagian besar yang mempengaruhi cara bagaimana orang-orang (khususnya orang gagap) berbicara dan berpikir. Dengan fungsinya, faktor sosial dapat memperburuk penyakit yang disebabkan oleh stereotip negatif kepada orang-orang yang gagap. Namun di sisi lain, juga dapat membantu orang-orang yang gagap mengurangi penyakit mereka dengan dukungan dari faktor-faktor sosial dan umumnya mengubah cara orang-orang yang gagap berpikir kehidupan sosial. Kata kunci:kognitif sosiolinguistik, gagap, faktor sosial, dimensi sosial, faktor lingkungan, aspek kognitif, film The King’s Speech         Abstract Social factors and dimensions are well known giving the contributions to the way people use the language. It has been proven that the way environmental goes around will also affect the way people speaking and vice versa. Social factors are not only affecting the output of language but also affecting the language processing inside human’s mind. The subject of this study focuses on Bertie or rather popular by the name of King George the VI in the movie called The King’s Speech directed by Tom Hooper. This movie told us about Bertie’s life as people who stutter in which later he became the King of Great Britain. He is struggling over the negative stereotype that caused by the environmental factors around him because he is unable to produce the verbal language clearly as he is a stuttered man. These factors has accounted for the way Bertie uses his language outside and inside his mind.This study focuses on how social factors and dimensions are affecting the way Bertie’s speech and how they affect Bertie’scognitive side. The purpose of this study is to analyze the utterances of Bertie when he stutters due to social factors. The description consists of (1) how social factors and dimensions affect Bertie’s speech and (2) how social factors and dimensions affect Bertie’s cognitive side. The researcher used descriptive qualitative method using the main theory of Holmes (2001) about social factors and dimensions and social cognitive theory by Bandura (1986). The data analysis requires the process of (1) ordering the data based on each sub sections of social factors and dimensions, and (2) discussing the effect of environmental factors the the Bertie’s cognitive aspects.The result show that Bertie’s stuttering symptoms are defined by the social factors around him. It is shown that in each sub sections of social factors and dimensions, it has different implications for Bertie’s speech.It denotes whether he is stuttering badly or not. It is proven by the support of Bertie’s close relation (e.g. His wife Elizabeth and his friend Lionel Logue) that whenever and wherever Bertie speaks to them he shows a little indications of his stuttering symptoms. The other effect appears in the way Bertie are ought to speak in public place, high topic and formality, and to the stranger. Those sections has made Bertie’s stuttering symptoms occurs a lot. All of this effects from environmental factors has also taken part of defining Bertie’s cognitive aspects of perception, memory, language, and executive functions that denotes whether his cognitive side are badly affected or not.In conclusion, social factors and dimensions are the big part of affecting the way how stuttered people speaking and thinking. With its functions, social factors can worsened the disease caused by the negative stereotype to the people who stutter. But in other hand, it can also helping people who stutter relieves their disease by the support of social factors and generally changes the way people who stutters thinking of social life. Key words:Cognitive Sociolinguistics, Stuttered, Social Factors, Social Dimensions, Environmental Factors, Cognitive Aspects, The King’s Speech. &nbsp

    Evaluation of Mutual Fund Performance and Risk Levels Under Different Market Conditions, 1972-81

    Get PDF
    Adi S. Karna is Professor of Finance in the Department of Management and Finance at Southeastern Louisiana University

    A Pilot Survey for CIII] Emission in the Reionization Era: Gravitationally-Lensed z78\sim7-8 Galaxies in the Frontier Fields Cluster Abell 2744

    Get PDF
    We report results of a search for CIII] λλ\lambda \lambda1907,1909 {\AA} emission using Keck's MOSFIRE spectrograph in a sample of 7 zphot78z_{phot}\sim7-8 candidates (H27H\sim27) lensed by the Hubble Frontier Field cluster Abell 2744. Earlier work has suggested the promise of using the CIII] doublet for redshift confirmation of galaxies in the reionization era given LyαLy\alpha (λ\lambda1216 {\AA}) is likely attenuated by the neutral intergalactic medium. The primary challenge of this approach is the feasibility of locating CIII] emission without advanced knowledge of the spectroscopic redshift. With an integration time of 5 hours in the H-band, we reach a 5σ5\sigma median flux limit (in between the skylines) of 1.5×10181.5\times10^{-18} ergs cm2^{-2} sec1^{-1} but no convincing CIII] emission was found. We also incorporate preliminary measurements from two other CLASH/HFF clusters in which, similarly, no line was detected, but these were observed to lesser depth. Using the known distribution of OH emission and the photometric redshift likelihood distribution of each lensed candidate, we present statistical upper limits on the mean total CIII] rest-frame equivalent width for our z78z\simeq7-8 sample. For a signal/noise ratio of 5, we estimate the typical CIII] doublet rest-frame equivalent width is, with 95\% confidence, <26±5<26\pm5 {\AA}. Although consistent with the strength of earlier detections in brighter objects at z67z\simeq6-7, our study illustrates the necessity of studying more luminous or strongly-lensed examples prior to the launch of the James Webb Space Telescope.Comment: 7 pages, 4 figures, 1 table; accepted for publication in ApJ Letter
    corecore