125 research outputs found

    Teknik Potong Miring dan Teknik Laminasi dalam Proses Pembuatan Produk Kriya Kayu sebagai Upaya Efisiensi Bahan

    Get PDF
    Kondisi hutan yang tidak terjaga kelestariannya mengakibatkan semakin langkanya hasil hutan. Salah satunya adalah kayu, baik kayu untuk keperluan industri, konstruksi maupun untuk keperluan pembuatan karya kriya. Dampaknya, harga kayu membumbung tinggi. Hal ini disebabkan permintaan kayu sangat tinggi, tetapi pasokan kayu semakin langka, terutama beberapa jenis kayu untuk keperluan pembuatan produk kriya, seperti kayu surian, sungkai, dan jelutung. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian eksperimen dengan teknik potong miring dan laminasi pada pembuatan produk kayu. Metode ini digunakan untuk melakukan tahapan-tahapan eksprimental sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan yang telah direncanakan. Hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini adalah beberapa produk kriya dengan berbagai tingkat efisiensi dan fungsi produk. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam penggunaan bahan baku kayu dalam pembuatan karya kriya khususnya, kriya kayu secara efektif dan efisien

    Optimasi Formula Tablet Dispersible Ekstrak Daun Jambu Biji dengan Kombinasi Bahan Penghancur Croscarmellose Sodium dan Sodium Starch Glycolate

    Get PDF
    Khasiat dan keamanan daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebagai antidiare telah diuji secara praklinik dan klinik. Bentuk sediaan yang ada saat ini kebanyakan susah ditelan, waktu disintegrasinya lama serta memiliki rasa dan bau yang kurang enak, sehingga perlu diformulasikan sediaan yang lebih akseptabel bagi anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi formula tablet dispersible ekstrak air daun jambu biji menggunakan variasi bahan penghancur croscarmellose sodium (CCS) dan sodium starch glycolate (SSG) dengan metode simplex lattice design (SLD). Tablet dispersible dibuat 5 formula dengan metode granulasi kering yaitu formula I (100% CCS), II (75% CCS : 25% SSG), III (50% CCS : 50% SSG), IV (25% CCS : 75% SSG) dan V (100% SSG). Standarisasi ekstrak yang dilakukan meliputi uji organoleptik, susut pengeringan dan kromatografi lapis tipis (KLT). Tablet dispersible yang diperoleh, diuji sifat fisik keseragaman bobot, kerapuhan, kekerasan, waktu disintegrasi, waktu dispersi, waktu pembasahan serta KLT. Data dianalisis menggunakan software Design Expert® versi 7.1.4.0 untuk mendapatkan formula optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi bahan penghancur CCS-SSG mempengaruhi sifat fisik tablet. Semakin besar jumlah SSG maka semakin besar kekerasan, waktu disintegrasi, waktu dispersi dan waktu pembasahan tablet. Formula optimum yang diperoleh adalah formula dengan kombinasi 71% CCS dan 29% SSG

    Oviposition Deterrent of Bactrocera Carambolae Resulted From Eggs Deposition on Mango

    Full text link
    Oviposition deterrent is chemical compounds which are used for avoiding eggs deposition. The oviposition deterrent resulted from eggs deposition is valuable information that can be manipulated for managing its population. The objective of this research was to determine the presence of oviposition deterrent resulted by female Bactrocera carambolae on mango. Extraction of oviposition deterrent was conducted by maceration method. The preference test was performed using two arms olfactometer, meanwhile the oviposition deterrent test was conducted by exposed gravid females to fruit that already smeared with extracts. The result revealed that gravid females of B. carambolae were attracted to methanol extract of 1 day after egg deposition, whereas the methanol extract of 3 and 5 days after egg deposition repelled gravid females. Oviposition deterrent test indicated that methanol extract at category 3 and 5 acted as a deterrent. The preference of gravid females of B. carambolae to different category of infested fruit extracts was probably influenced by the chemicals modification on mango after oviposition. This result suggested that the female B. carambolae do not deposit oviposition deterrent. The phenomenon of deterrence was probably as a result of chemical changes in fruit as a consequence of eggs infestation

    Penggunaan Unit Slow Sand Filter, Ozon Generator dan Rapid Sand Filter Skala Rumah Tangga untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Dangkal Menjadi Air Layak Minum (Parameter Zat Organik dan Deterjen)

    Get PDF
    Air sumur merupakan air tanah yang sering kali digunakan masyarakat untuk aktivitas sehari-hari. Air sumur dengan kadar organik dan deterjen tinggi tidak layak dikonsumsi masyarakat karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Selain itu, adanya zat organik dan deterjen mempengaruhi warna dan bau air sumur sehingga tidak layak konsumsi. Slow sand filter merupakan unit pengolahan yang mampu meremoval zat organik pada air. Slow sand filter dan rapid sand filter tidak menggunakan bahan kimia dalam proses pengolahan sehingga lebih ekonomis dan efektif. Sedangkan ozon, efektif digunakan untuk meremoval zat organik yang ada dalam air dengan mengubah rantai zat organik menjadi lebih sederhana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penggunaan slow sand filter, ozon generator dan rapid sand filter dalam menyisihkan beban deterjen dan zat organik pada air sumur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi removal pada unit slow sand filter untuk beban organik dan deterjen sebesar 57,6% dan 60,5 %, pada unit ozonasi sebesar 47,4% dan 17,5%, dan pada unit rapid sand filter sebesar 50,0% dan 50,9 %

    Faktor Yang Mempengaruhi Konversi Lahan Berdasarkan Pendapat Masyarakat Di Kawasan Wisata Desa Bandengan, Kabupaten Jepara (“Factor Influencing Land Conversion Based on People Opinion at Bandengan Village Tourism Area, Jepara Regency”)

    Full text link
    Salah satu kawasan pesisir yang berkembang cukup pesat di Kab. Jepara adalah Desa Bandengan, Kecamatan jepara. Desa Bandengan memiliki potensi pariwisata yang terus berkembang tiap tahunnya dan menjadi sektor basis (andalan) dalam meningkatkan perekonomian daerah. Desa Bandengan selanjutnya dimasukkan ke dalam WPP (Wilayah Pengembangan Pariwisata) I di Kab. Jepara, dengan obyek wisatanya berupa Pantai Tirto Samudro. Dalam kurun waktu 12 tahun (tahun 2001 sampai tahun 2012) Desa Bandengan mengalami perkembangan kawasan, terlihat dari dari Perubahan lingkungan fisik khususnya pada Perubahan penggunaan lahan atau konversi lahan yang ada di kawasan wisata Desa Bandengan. Konversi lahan di Desa Bandengan diakibatkan oleh berbagai faktor. Permasalahan ini menarik sebagai obyek penelitian dikarenakan faktor yang mempengaruhi konversi lahan tidak hanya dari aspek pariwisata saja, melainkan ada banyak aspek yang ikut mempengaruhi konversi lahan tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengkaji faktor yang mempengaruhi konversi lahan berdasarkan pendapat masyarakat di kawasan wisata Desa Bandengan, Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan citra satelit tahun 2001 dengan tahun 2012. Kemudian dilanjutkan analisis menggunakan alat analisis faktor pada software SPSS, berdasarkan data kuesioner lapangan. Teknik sampling dengan purposive sampling dengan responden 58 orang. Hasil analisis diketahui bahwa lahan yang mengalami perkembangan konversi lahan cukup pesat adalah lahan untuk perdagangan dan jasa serta pariwisata. sebelumdi rotasi pada analisis faktor, terdapat 1 variabel yang nilainya kurang dari 0,5 yaitu proses mendirikan bangunan atau IMB. Hasil akhir faktor yang mempengaruhinya adalah faktor 1 dengan nilai 30,58 % yaitu faktor kondisi lingkungan fisik dan sosial yang meliputi kondisi jalan, kondisi listrik, kesesuian lahan, kerawanan bencana, kemanan kawasan dan kondisi sosial berupa kerukunan warga. Faktor pariwisata kurang begitu berpengaruh dalam konversi lahan di kawasan wisata Desa Bandengan tersebut

    Pelayanan Puskesmas Berbasis Manajemen Terpadu Balita Sakit dengan Kejadian Pneumonia Balita

    Full text link
    Masalah penelitian adalah bagaimanakah hubungan antara pelayanan puskesmas berbasis manajemen terpadu Balita sakit (MTBS) dengan kejadian pneumonia Balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pelayanan puskesmas berbasis MTBS dengan kejadian pneumonia Balita di wilayah kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan belah lintang. Populasi berjumlah 587 orang tua Balita dan sampel sejumlah 83 sampel yang diperoleh dengan metode acak sederhana. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji chi square dengan derajat kemaknaan 5% (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia adalah tata laksana pelayanan puskesmas dan sarana pendukung MBTS. Perilaku petugas tidak mempengaruhi kejadian pneumonia. Simpulannya adalah tata laksana pelayanan puskesmas dan sarana pendukung MBTS mempengaruhi kejadian pneumonia.The research problem was how the relationship between health center services based integrated management of childhood illness and the incidence of pneumonia toddler. The purpose of this study was to determine the relationship between service-based integrated management of childhood illness of health center with toddler pneumonia incidence in Puskesmas Bergas Semarang regency. The method was analytic observational study with cross sectional approach. Population were 587 toddlers parents and 83 samples were obtained by simple random method. The instrument used a questionnaire. Data analyzed using the chi square test with a significance level of 5% (α=0.05). Result of this research showed that factors influencing the incidence of pneumonia were administration of health center services and supporting facilities. Officer behavior does not affect the incidence of pneumonia. The conclusion was the administration of health center services and supporting facilities affected the incidence of pneumonia
    corecore