33 research outputs found

    PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DALAM MENGATASI PROBLEM SISWA DI SMP NEGERI 1 SINJAI

    Get PDF
    Penerapan Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengatasi Problem Siswa di SMP Negeri 1 Sinjai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Bimbingan dan Konseling Islami, Problem Siswa, dan Penerapan Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengatasi Problem Siswa di SMP Negeri 1 Sinjai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berlokasi di SMP Negeri 1 Sinjai dan yang menjadi objek penelitian adalah guru BK, kepala sekolah, wakasek kesiswaan, guru PAI, dan siswa yang memiliki problem disetiap tingkatan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakanmetode induktif, metode deduktif, dan metode komparatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa Penerapan Bimbingan dan Konseling Islami dalam Mengatasi Problem Siswa di SMP Negeri 1 Sinjai sebagai berikut: bimbingan dan konseling Islami di SMP Negeri 1 Sinjai dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang memiliki problem dilakukan berdasarkan syariat Islam dan terjalin koordinasi antara guru BK dan guru lainnya dan kepala sekolah. Problem siswa yang terjadi kebanyakan masih dalam kategori ringan dan umumnya adalah pelanggaran tata tertib sekolah seperti bolos, berkelahi, penganiayaan, merokok, dan lompat pagar serta beberapa problem belajar dimana akan diberikan sanksi berdasarkan jenis problem-nya dan paling berat adalah dikeluarkan dari sekolah. Bimbingan dan konseling Islami dapat membantu mengatasi problem siswa karena setelah diberikan bimbingan dan konseling Islami, presentasi siswa untuk mengulangi problem tersebut sangatlah kecil namun kadang-kadang masih ada yang mengulanginya meskipun hanya beberapa siswa, maka mereka akan berakhir ke ruang kepala sekolah dan disana akan diberikan bimbingan langsung juga diberikan sanksi. Beberapa siswa selama proses konseling diarahkan berwudhu dan melaksanakan shalat sunnah di mushalla, serta diberikan buku bacaan syar’i.Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling Islami; Problem Sisw

    KAJIAN EKSTRAK ETANOL BUNGA BOGENVIL (Bougenvillea spectabillis Willd) SEBAGAI BIOINDIKATOR ASAM BASA

    Get PDF
    Studies of ethanol extract of bougainvillea flowers (Bougenvillea spectabillis Willd) as bioindicators of the acid-base has been done. The aims to determine the content of chemical compounds contained in extracts of bougainvillea flowers and bougainvillea flower extract pH stretch. Achievement of the objectives has done through the test of ethanol extract of bougainvillea identification of compounds and the determination of the acid-base stretch of pH indicator is. The obtained results showed that bogenvil ethanol extract containing flavonoids with 401 nm absorption and provided a color change in the acid and alkaline condition the color is yellow. The appropriate acid-base titration is used as bioindicators of a strong acid titration with a strong base, weak acid with a strong base and a weak base with a strong acid.Keywords: Flowers bougainvillea, indicators, bases acid titratio

    Transformational Leadership in Preventing IT-Based Pornographyin High Schools

    Get PDF
    Accessing pornography online, and commiting sexual acts, particularly via cellular phone, is a growing problem among high-school students. This study evaluates the implementation of transformational leadership in schoolsto address the problem IT-based pornography.  Eight senior high schools in Sragen werepurposively sampled for this study, which involved a focus group discussion with informants comprising principals, teachers and students. The findings showed that principals have not implemented all the principles of transformational leadership in tackling the problem of cellular phones being used for pornography. Of the four transformational leaderships four out of the eight principals applied idealized influence; three applied inspirational motivation; none of the eight principals applied intellectual stimulation, and five applied individual consideration

    EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI PEKTIN DARI KULIT DAN DAMI BUAH CEMPEDAK (Artocarpus chempeden)

    Get PDF
    Telah dilakukan ekstraksi dan karakterisasi pektin dari kulit dan dami buah Cempedak (Artocarpus chempedan) dengan tujuan untuk mengetahui jenis pelarut dan waktu ekstraksi terbaik yang diperlukan untuk menghasilkan rendemen pektin tertinggi. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu jenis pelarut yang terdiri idar 3 taraf (asam sitrat, asam klorida, dan asam asetat) dan waktu eksraksi terdiri dari 5 taraf (30, 60, 90, 120, dan 150 menit) yang masing-masing dilakukan sebanyak dua kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan jenis pelarut terbaik adalah asam sitrat dengan rendemen 38,85% dan waktu terbaik diperoleh pada waktu 90 menit dengan rendemen 34,65%. Pektin yang diperoleh mengandung kadar air 5,5 %; kadar metoksil 12,4%; kadar galakturonat 71,6%; dan kadar abu 6 %.Kata Kunci : Pektin, kulit dan dami Cempedak, pelarut, waktu ekstraks

    Gendered-Perspective Agile Leadership in the VUCA Era During the Covid-19 Pandemic

    Get PDF
    This study was to formulate a gender-responsive agile leadership model during the Covid-19 pandemic. A systematic literature review using PRISMA methods and field research on 18 purposely selected mid-level managers was conducted. The research discovers that first, agile leadership characteristics can be classified into individual and organizational dimensions. Individual characteristics include the personal values of agile leaders with good personalities. Organizational characteristics are characteristics to maintain and bring the organization to face a fast-changing and uncertain world. Second, the characteristics of gender-perspective leadership in the Covid-19 era are the commitment to change the management system, organizational culture, and the quality of leadership to promote gender equity. Finally, the Gendered-Perspective Agile Leadership model in the VUCA era during the Covid-19 pandemic is a leadership model that can quickly respond to gender issues through management system change, organizational culture, and character development of leaders oriented to individual and organizational characteristics. Individually trained leader characters are supposed to be intelligent, optimistic, communicative, accountable and compassionate, while organizationally oriented leader characters are adaptive, responsive, innovative, flexible, and transparent. This paper uses thematic analysis to fill the gap of the gendered-perspective agile leadership model by exploring the characteristics of gendered- perspective agile leadership in the COVID- 19 era

    PENERAPAN PELAYANAN INFORMASI OBAT DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan salah satu bentuk pelayanan farmasi klinik yang esensial untuk dilakukan di Puskesmas. Hal ini juga diatur pada Permenkes Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan PIO pada sarana pelayanan kesehatan yaitu empat Puskesmas di Kota Makassar yang dipilih sebagai tempat penelitian yang dapat menggambarkan pelaksanaan PIO dikarenakan telah memiliki Apoteker aktif dan representatif dalam pelaksanaan PIO. Kegiatan pengumpulan data dilakukan selama dua bulan, sejak bulan Agustus hingga Oktober 2022 dengan total pasien sebagai subjek penelitian sebanyak 277 orang, yang diambil berdasarkan kriteria yaitu pasien rutin berobat dengan penyakit kronis pada periode pengambilan data tersebut agar dapat dievaluasi dan dikonfirmasi terkait dengan pelaksanaan PIO di Puskesmas. Kuesioner survei tertutup dan terstruktur digunakan dalam penelitian ini untuk menilai parameter layanan PIO, kuesioner ini diadaptasi berdasarkan literatur berupa regulasi pada petunjuk teknis pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019 sebagai penjelasan lebih lanjut dan melengkapi Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas dalam Permenkes Nomor 74 Tahun 2016. Kuesioner survei berisi total 7 pertanyaan terkait pemberian PIO pada pasien dan kuesioner pengumpulan data untuk mengetahui proses pemberian PIO berupa dokumentasi, sumber informasi, kualifikasi pemberi PIO, serta hal lainnya yang terkait dengan kebijakan pelaksanaan PIO di Puskesmas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PIO yang diberikan kepada pasien di Puskesmas, pada tiga aspek informasi yaitu terkait waktu, lama atau durasi, dan cara penggunaan obat telah (100%) disampaikan, namun empat dari tujuh aspek masih belum optimal meliputi efek samping obat dan cara penyimpanan obat, bahkan untuk informasi interaksi obat dan cara pembuangan obat masih belum diberikan. Hal ini perlu menjadi perhatian oleh Apoteker dan staf farmasi yang ada di Puskesmas untuk mendukung keamanan penggunaan obat dan keberhasilan pengobatan

    Factors Influencing The Uptake of Long-Acting Reversible Contraceptive Method in Boyolali, Central Java

    Full text link
    Background: Unplanned pregnancy remains a common problem in many resource-limited settings, mostly due to limited access to modern family planning (FP) services. Use of the more effective long-acting reversible contraceptive (LARC) methods (i.e., intrauterine devices and hormonal implants) remains low compared to the short-acting methods (i.e., condoms, hormonal pills, injectable hormones, and spermicides). This study aimed to examine the factors influencing the uptake of long-acting reversible contraceptive method in Boyolali, Central Java. Subjects and Methods: This was a case control study conducted in Boyolali, Central Java, from April to May 2018. A sample of 200 subjects were selected for this study by fixed disease sampling. The dependent variabel was use of long-acting reversible contraceptive method. The independent variables were age, education, parity, knowledge, counseling with health worker, and husband support. The data were collected by questionnaire and analyzed by path analysis using Stata 13. Results: Use of long-acting reversible contraceptive method was associated with age ≥35 years (b= 1.43; 95% CI= 0.49 to 2.37; p= 0.003), education ≥ high school (b= 1.36; 95% CI= 0.77 to 1.95; p <0.001), parity ≥3 children (b= 1.79; CI 95%= 0.86 to 2.72; p<0.001), better knowledge (b= 0.86; 95% CI= -0.02 to 1.74; p= 0.057), counseling with health worker (b= 1.19; 95% CI= 0.29 to 2,08; p= 0.009), and husband support (b= 1.92; 95% CI= 1 to 2.83; p<0.001). Conclusion: Use of long-acting reversible contraceptive methodis associated with age ≥35 years, education ≥ Senior high school, parity ≥3 children, better knowledge, counseling with health worker, and husband support. Keywords: age, education, parity, knowledge, counseling, health worker, husband support, long-acting reversible contraceptiv

    DISEMINASI DAN EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH JAMAAH MASJID KELURAHAN SARIJADI KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Sampah masih menjadi barang buangan yang belum termanfaatkan secara ekonomis. Padahal masih ada sampah yang berpotensi ekonomis yang jumlahnya mencapai 13,2 juta ton atau 72,5%, terdiri dari 54,3% sampah organik dan 18,2% sampah anorganik. Hal ini ada hubungannya dengan tingkat kesadaran dan pola perilaku masyarakat terhadap sampah tersebut. Oleh karena itu, Tim PKM memandang perlu diadakan satu gerakan penyadaran dan penambahan wawasan masyarakat tentang sampah, sehingga pola perilaku mereka terhadap sampah menjadi lebih baik. Metode yang digunakan adalah metode diseminasi dan edukasi melalui penyuluhan, pembimbingan, dan pengarahan. Hasil pelaksanaan PKM menunjukkan ada perubahan perilaku pada sebagian masyarakat terhadap sampah. Hal ini ditunjukkan dengan kemauan mereka dalam memilih-memilah sampah dan memisah-misahkannya menjadi empat golongan. Golongan 1, sampah plastik; golongan 2, sampah kertas; golongan 3, sampah anorganik; dan golongan 4, sampah residu. Sampah golongan 1 dan 2 diberikan kepada pemulung. Sampah golongan 3 dimasukan ke biopori. Adapun sampah golongan 4 dibuang ke TPS atau TPA. Dengan demikian ada pengurangan jumlah sampah yang dibuang dan interval pembuangan sampah lebih jarang dari 2-3 hari 1 kali menjadi 1 bulan 1 kali
    corecore