123 research outputs found

    Morfologi Hemipenis Biawak Air (Varanus Salvator Bivittatus)

    Get PDF
    Varanus salvator bivittatus has a pair of hemipenes, which is macroscopic anatomically like the copulatory organ in other amniotes, cylindrical-shaped (truncus) with quite flexible, and it located on the base of the caudal tailof the cloaca. However, information about the microscopic anatomy of hemipenes of this animal is scientifically unpublicized. Therefore, the aim of this research is to study the microscopic anatomy of hemipenes of male Varanussalvator bivittatus. The animals were sacrificed by exsanguination under deep anesthetized and fixed in 4 % paraformaldehyde through perfusion then observed visceral site and morphometric. Histomorphological evaluationwas obtained by paraffin preparation with section thickness of 3-4 ÎĽm then stained in Hematoxylin-Eosin (HE) and Masson\u27s Trichrome (MT). The results showed that truncus of hemipenes was lined by stratified squamousepithelium and supported with thick of dense connective tissue and contain cavernous body and blood vessels are found, the muscles not found. The presence of connective tissue that supported in the down part sometimesmake hemipenes are rigid while prurient condition. In the caudal of truncus hemipenes there is retractor muscle of hemipenes which arranged by striated muscles. Hemipenes is flexible because contain with much of blood vesselthat found in truncus hemipenes

    Peran Dan Koordinasi Stakeholder Dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar

    Full text link
    : The Roles and Coordination of Stakeholders in Minapolitan Area Development in Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Minapolitan area development policy in Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. KEP.32/MEN/2010 determined Kabupaten Blitar as minapolitan area and based on Keputusan Bupati Blitar No. 188/151/409.012/KPTS/2010 determined six villages in Kecamatan Nglegok, namely: Desa Kemloko, Desa Penataran, Kelurahan Nglegok, Desa Bangsri, Desa Jiwut, dan Desa Krenceng as minapolist area in Kabupaten Blitar. The aims of Minapolitan area development are to increase the incomes and social welfare of the people around the minapolitan area. But, not all stakeholders Thar involved in the implementation of minapolitan area development perform optimally. It was indicated by the lack of activities and financial support from some stakeholders. While from the aspects of coordination among stakeholders are conducted both internally and externally has implemented dynamically, but in aspects of coordination still have some problems, namely: egosectoral mindset of some stakeholders; the limited budget; and the legal basis is still not strong enough to be a set of technical guidelines in budgetary planning, in this case RPIJM minapolitan development needs to be improved. Therefore, it is necessary to have a more profound study on the development of the Minapolitan through the role and coordination among the stakeholders, it be thus able to realize minapolitan development in accordance to desired expectations

    Harmoni Pasal 17 UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dengan Pasal 2 Ayat 3 dan Pasal 2 Ayat 4 PP No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Jamsostek

    Get PDF
    Adanya pelangaran atas Praktik Monopoli ini terkait dengan pasal 17 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang berisi tentang Pelaku USAha dilarang melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan USAha tidak sehat. Pelaku USAha patut diduga atau dianggap melakukan penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) apabila barang dan atau jasa yang bersangkutan belum ada substitusinya atau mengakibatkan pelaku USAha lain tidak dapat masuk ke dalam persaingan USAha barang dan atau jasa yang sama atau satu pelaku USAha atau satu kelompok pelaku USAha menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu. Adanya Pelanggaran terhadap pasal 17 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat berdampak juga pada asas demokrasi ekonomi. Sedangkan didalam Pasal 2 ayat (3) PP 14/1993, bahwa pengusaha yang (telah) mempekerjakan sebanyak 10 (sepuluh) orang tenaga kerja, atau membayar upah paling sedikit Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jamsostek pada badan penyelenggara, yakni PT Jamsostek (Persero)

    Perbandingan Metode Steam Distillation Dan Steam-Hydro Distillation Dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen Serta Mutu Minyak Daun Cengkeh (Syzygium Aromaticum)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mempelajari dan membandingkan proses pengambilan minyak dari daun cengkeh kering dengan menggunakan metode steam distillation dan steam-hydro distillation dengan pemanfaatan gelombang mikro (microwave). Beberapa faktor seperti pengaruh waktu operasi, perlakuan bahan (dicacah ±0.5–1 cm dan utuh), dan massa bahan juda dipelajari untuk mendapatkan rendemen dan mutu minyak cengkeh yang sesuai standar SNI. Metode yang digunakan adalah steam distillation dan steam-hydro distillation dengan microwave. Pada metode steam-hydro distillation dengan microwave ditambahkan solvent berupa air pada daun cengkeh untuk melarutkan minyak yang ada di dalamnya. Kondisi operasi untuk kedua metode ini adalah tekanan atmosferik (1 atm) dan suhu steam 108oC. Variabel massa yang digunakan adalah pada massa 50, 75, 100, dan 125 gram. Secara prinsip, steam yang dihasilkan mengangkat minyak dalam destiler kemudian steam dan uap minyak dikondensasi. Distilat yang berupa campuran minyak dipisahkan dari air sehingga didapatkan minyak cengkeh murni. Dari pernelitian yang dilakukan, pengambilan minyak cengkeh menggunakan metode steam-hydro distillation dengan microwave menghasilkan rendemen lebih banyak 0.07% sampai 1.77% untuk daun utuh dan untuk 0.03% sampai 1.96% daun cacah jika dibandingkan dengan metode steam distillation. Waktu optimum untuk metode steam distillation adalah 6 jam sedangkan untuk steam-hydro distillation dengan microwave adalah 2.5 jam. Setelah waktu optimum, rendemen minyak cengkeh yang dihasilkan cenderung konstan. Pencacahan bahan meningkatkan jumlah rendemen minyak cengkeh yang dihasilkan sebesar 0.05% sampai 0.36% untuk metode steam distillation dan 0.19% sampai 0.6%. untuk metode steam-hydro distillation dengan microwave. Rendemen minyak optimum untuk metode steam distillation pada 75 gram sedangkan untuk steam-hydro distillation dengan microwave pada 125 gram

    Analisis Komparasi Pembentukan Gap Sensitivitas sebagai Instrumen Manajemen Risiko (Studi pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syari`ah)

    Full text link
    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi komparatif yang bertujuan untuk mengetahui posisi gap yang terbentuk pada Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syari`ah serta membadingkan dampaknya terhadap Perubahan suku bunga sehingga dapat ditentukan gap terbaik. Posisi gap terbentuk oleh struktur gap dengan metode gap sensitivitas, Analisis korelasi dan volatilitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana variabel-variabel suku bunga mempengaruhi suku bunga benchmark (SBI dan SWBI) serta Uji F statistik untuk menguji hipotesis. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah tahun 2004-2008 serta suku bunga domestic periode Januari 2004-Desember 2008. Hasil penelitian menujukkan bahwa Gap terbaik pada BUK terbentuk oleh Bank Mayapada, untuk BUS pada Bank Syari`ah Mandiri, sementara secara keseluruhan pembentukan gap terbaik adalah Bank Syari`ah Mandiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bank syariah memiliki pembentukan posisi gap yang lebih baik dari pada bank konvensional selama periode 2004-2008.JEL Classification : E5, G2

    Ekstraksi Minyak Bunga Cempaka dengan Metode Hidrodistilasi dan Hidrodistilasi dengan Aliran Udara

    Full text link
    Minyak cempaka merupakan minyak berat dan pada proses ekstraksinya masih banyak komponen fraksi berat yang belum terekstrak. Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hal ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan kondisi operasi dan metode yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan adanya modifikasi dari metode yang telah digunakan sebelumnya yaitu metode hidrodistilasi dengan penambahan aliran udara. Penambahan aliran udara ini diharapkan dapat membantu membawa komponen fraksi berat keluar dari bahan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses ektraksi minyak bunga cempaka berdasarkan beberapa parameter seperti pengaruh laju alir udara, berat bahan baku dan waktu pengambilan sampel terhadap yield dan mutu minyak atsiri. Metode yang digunakan yaitu metode hidrodistilasi dan hidrodistilasi dengan aliran udara. Ekstraksi bunga cempaka dilakukan pada skala laboratorium menggunakan pemanas microwave dengan daya 600 watt. Hasil penelitian menunjukan bahwa berat bahan baku optimum untuk menghasilkan yield minyak bunga cempaka yaitu 125 gr dalam 400 ml pelarut. Yield minyak cempaka menggunakan metode hidrodistilasi dengan aliran udara (0,1684%) lebih baik dibandingkan metode hidrodistilasi (0,0424%). Hasil analisa sifat kimia dari minyak cempaka menunjukkan bahwa pada metode hidrodistilasi dengan aliran udara memiliki kualitas (aroma) yang lebih baik dibandingkan dengan metode hidrodistilasi

    Pembuatan Biodiesel Secara Batch Dengan Memanfaatkan Gelombang Mikro (Microwave)

    Full text link
    Biodiesel merupakan bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati, baik minyak baru atau bekas penggorengan melalui proses transesterifikasi, esterifikasi, atau proses esterifikasi-transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat biodiesel dari minyak goreng secara batch melalui proses transesterifikasi dengan menggunakan radiasi mikrowave serta mempelajari berapa daya dan waktu optimal yang diperlukan untuk proses pembuatan biodiesel dengan radiasi microwave dengan katalis CaO, H2SO4, dan tanpa katalis. Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel, yaitu daya (Watt);100,200,300,400, waktu (menit); 5,10,15,20 dan jenis katalis; CaO, H2SO4, dan tanpa katalis. Pada tahap persiapan menghitung volume minyak dan metanol yang akan dicampur. Kemudian mencampurnya didalam reaktor. Lalu mendinginkan campuran hingga terbentuk dua lapisan atas dan bawah dilanjutkan dengan melakukan pemisahan lapisan atas (biodiesel) dari lapisan bawah (gliserol). Adapun pada tahap analisis, biodiesel hasil reaksi transesterfikasi dianalisa untuk mendapatkan data yield metil ester, densitas, viskositas, dan flash point. Dari penelitian diketahui bahwa hasil yang didapatkan masih belum dapat memenuhi standar biodiesel yang ditetapkan. Katalis CaO dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan katalis H2SO4 dan tanpa katalis. Kondisi operasi untuk menghasilkan kualitas yield biodiesel terbaik yaitu pada daya 200 Watt selama 20 menit dengan menggunakan katalis CaO. Yield biodiesel terbesar didapatkan yield sebesar 60,11 %

    Perbandingan Antara Metode Hydro-Distillation Dan Steam-Hydro Distillation Dengan Pemanfaatan Microwave Terhadap Jumlah Rendemenserta Mutu Minyak Daun Cengkeh

    Full text link
    Tanaman Cengkeh merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting sebagai komoditas ekspor Indonesia. Namun daun cengkeh cenderung dibuang karena dianggap sebagai sampah padahal dapat menghasilkan nilai lebih ekonomis. Dalam menghasilkan minyak daun cengkeh, diperlukan upaya untuk memperbaiki metode dan kondisi operasi agar proses penyulingan dapat menghasilkan minyak daun cengkeh sesuai dengan standar mutu SNI. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbandingan proses pengambilan minyak daun cengkeh dengan metode hydro distillation dan steam-hydro distillation dengan pemanasan microwave serta mempelajari pengaruh faktor daya (264 dan 400 watt) yang digunakan dan massa bahan baku (50, 70, 90, 110 dan 130 gram) terhadap rendemen dan mutu minyak daun cengkeh. Pada penelitian yang dilakukan, digunakan pelarut air untuk mengambil minyak dalam daun cengkeh serta dilakukan pengambilan distilat setiap 15 menit. Uap yang dihasilkan dikondensasi dan distilat yang berupa campuran minyak dan air dipisahkan dengan menggunakan corong pemisah. Perolehan minyak dimurnikan dengan sodium sulfat anhidrat (Na2SO4) untuk memisahkan minyak dari sisa air yang masih tertinggal.Dari hasil penelitian didapatkan hasil terbaik pada metode hydro distillation dengan pemanfaatan microwave pada daya 400 watt dan massa 90 gram dengan % rendemen sebesar 2,8349% dan kandungan eugenol 79,31%. Densitas minyak daun cengkeh didapat 1,0420-1,0217 (g/ml) untuk metode hydro-distillation dan 1,0435-1,0204(g/ml) untuk metode steam-hydro distillation. Nilai indeks bias untuk metode hydro-distillation berada pada range 1,5331-1,5326 dan metode steam-hydro distillation berada pada range 1,5327-1,5312

    The Idea-Expression Dichotomy in Artistic Works: The Case Study in the United Kingdom

    Get PDF
    92-99Under the idea/expression dichotomy, the protection of copyright extends only to an artist’s original expression and it does not protect the ideas that are being expressed. Lord Hoffmann’s decision in Designers Guild v Russel Williams (Textiles) Ltd has clearly interpreted that the idea that is only in the head that has been unexpressed in a copyrightable form is not entitled to copyright. Nevertheless, a problem may arise when the idea and its expression are difficult to be separated and they are considered to have merged or called as scenes a faire. As a result, this merger doctrine has caused the expression not copyrightable. In the UK, this merger doctrine can be seen from the House of Lord’s decision in LB Plastics v Swish and Hanfstaengl v Baines.</em
    • …
    corecore