50 research outputs found
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH DESA PAL IX KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA
Pengembangan wilayah desa mengarah pada keberadaan faktor-faktor penunjang yang mempengaruhi taraf perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi umum wilayah Desa Pal IX dan merumuskan strategi pengembangan wilayah Desa Pal IX. Metode penelitian yang diambil yaitu penelitian wilayah yang diungkap secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Data yang dibutuhkan meliputi Citra Satelit Quickbird tahun 2013 dan dokumen statistik daerah. Data sekunder yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan keruangan dan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi internal dan eksternal yang dimiliki Desa Pal IX cukup kuat. Strategi pengembangan wilayah yang perlu dikembangkan menurut hasil analisis SWOT kualitatif adalah: 1) Strategi SO: Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang mampu bersaing dalam tataran lokal hingga nasional hingga membangun sarana dan prasarana pendukung sektor pertanian. 2) Strategi ST: Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelestarian lingkungan dengan mengurangi pencemaran lingkungan. 3) Strategi WO: Membangun pusat penampungan hasil bumi dari petani sebagai tempat pemasaran. 4) Strategi WT: Memaksimalkan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan yang tersedia secara maksimal dan terencana untuk mengurangi berbagai dampak negatif yang sewaktu-waktu dapat muncul. Kata Kunci: Pengembangan Wilayah, Strategi, Analisis SWOT
Effects of testosterone hormone and ages on carcass characteristics of Kacang doe
Forty Kacang doe (average initial BW, 10.2 kg) were used in 4x2 factorial arrangement to determine carcass characteristics. Dose of the testosterone as first factor were assigned to four levels, i.e.: control (T0), 1 dose of testosterone propionate (T1), 2 doses of TP (T2), and 3 doses of TP (T3). The age of animals as the second factor, i.e.: 7-8 months of age (U1) and 9-12 months of age (U2), referred to chevon method. The treatment combinations were replicated 5 times, respectively, so that there were 40 heads of doe. Animals were injected with 0.77 mg of TP/kg BW/d weekly for first dose and the goats were fed for 90 days. The diet were assigned to met or exceed 50 g ADG. The variables included slaughter weight, carcass weight, pelt weight, and Kidney Pelvic Heart (KPH) fat weight. There were significant interaction (P<0.01), except on KPH weight. The best carcass characteristics were significantly resulted from injection of 49 mg TP head-1 week-1 treated on 9 kg of Kacang doe. Key Words: Testosterone, Age, Carcass Characteristic, Kacang Do
Pengaruh Hormon Testosteron dan Umur terhadap Metabolit Pakan dan Residu Testosteron pada Kambing Kacang Betina
File lengkap ada dalam bentuk PDF dibawah in
PELATIHAN GOAL SETTING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI MENGHAFAL AL-QURâAN PADA SISWA DI SMPIT NURUL âILMI
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pemberian pelatihan goal setting dalam meningkatkan motivasi berprestasi menghafal Al-Qurâan pada siswa SMPIT Nurul âIlmi Tenggarong. Subjek dalam penelitian ini adalah 30 siswa SMPIT Nurul âIlmi, 15 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 15 siswa sebagai kelompok kontrol. Metode pengambilan sampel mengunakan teknik purposive sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala motivasi berprestasi menghafal Al-Qurâan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre post control group design. Analisis penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan mengunakan uji Anova Repeated Measures. Penelitian ini membuktikan pelatihan goal setting dapat meningkatkan motivasi berprestasi menghafal Al-Qurâan pada siswa. Karena hasil uji hipotesis menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai F = 49.496 dan p = 0.000, p < 0.05. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara pengukuran (prates, pascates, dan tindak lanjut) dan kelompok (eksperimen dan kontrol). Interaksi menunjukkan bahwa adanya peningkatan skor yang berbeda secara signifikan dari prates, pascates, dan tindak lanjut antara kedua kelompok.Sehingga disarankan bagi guru dan siswa agar menjadikan pelatihan goal setting berguna dalam meningkatkan motivasi Menghafal Al-Qurâan
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C TERHADAP SUSUT BOBOT DALAM PENGANGKUTAN SAPI DARI LAMPUNG KE BENGKULU
Body weight of cattle would be lose about 10-30% during transportation because of stress. The condition affected on cattle business. Vitamin C could reduce stress, so itâs assumed that vitamin C treatment could reduce weight lost during transportation. An operation research was done on May up to August, 2014 to evaluate the effect of vitamin C treatment on weight lost of during transportation from Lampung Province to Bengkulu Province.. Two group of cattle were observed in this research, 60 heads of the first group got 500 mg vitamin C treatment and 60 heads as control. Varibale observed were body weight of cattle before and after transportation. Quarrel between body weight before and after transportation were weight lost. Weight lost of cattle of the treatment group and the control group were analysed by t tests. This research indicated that weight lost of treatment group were not different with control group (P>0,05).It could be concluded that 500 mg vitamin C had not reduced yet stress condition of cattle during transportation. It was suggested to increase dose of vitamin C in the next research. Keywords : Vitamin C, transportation, and weight lost
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK Bacillus subtilis DAN Saccharhomyces cerevisiae TERHADAP PRODUKSI AYAM LAYER UMUR 36 MINGGU
900 ekor Isa Brown digunakan menentukan pengaruh dari bakteri Bacillus subtilis dan Saccharhomyces cerevisiae  dalam  bentuk  'pakan  yang  dicampur probiotik' untuk  menghasilkan produksi pada umur 36 minggu. Evaluasi dilakukan selama 4 minggu masa peletakan di Pak suryono Farm, yang terletak di Desa Bendosari, Kecamatan Kademangan, Kota Blitar. Perlakuan pakan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: P0 (30% pakan konsentrat + 50% jagung + 20% bekatul + 0,2% premix) dan P1 (30% pakan konsentrat + 50% jagung + 20% bekatul + 0,1% probiotik); analisis menggunakan t test. Perlakuan diulang 18 kali, dan masing-masing terdiri dari 25 ekor ayam. Parameter meliputi: Konsumsi Pakan (g / ekor / hari); Rasio Biaya Pakan; Berat Telur (g / ekor / hari); Hen Day Production (%); Hen House Production (%); Egg Mass (g / ekor / hari); dan Income Over Feed Cost (Rp / hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata (P> 0,05) pada Berat Telur (66,65 vs 66,61 g / ekor / hari) dan Feed Convertion Ratio (2,38 vs 2,37). Tetapi, berbeda nyata (P <0,05) pada Hen Day Production (68,88 vs 70,20%), Hen House Production (68,67 vs 70,09%), Egg Mass (45,85 vs 46,69 g / ekor / hari), Konsumsi Pakan (106,08 vs 107,92 g / ekor / hari), dan Income Over Feed Cost (122,04 vs Rp 93,21 / hari). Disimpulkan bahwa perlakuan dapat meningkatkan performa produksi, tetapi tidak menguntungkan. Saran berdasarkan penelitian pakan yang dicampur probiotik dapat meningkatkan kinerja bakteri terutama pada saluran pencernaan
Optimasi Pemesinan Material Perunggu (Bronze) Pada Proses Boring
Penggunaan perunggu (bronze) sebagai bushing banyak digunakan pada
mesin produksi makanan, mesin injeksi, dan mesin - mesin lain yang tidak dapat
menggunakan oli sebagai pelumas. Bronze merniliki sifat self lubrication. Salah
satu proses pemesinan dalam pembuatan bushing adalah boring. Proses boring
digunakan untuk memperbesar lubang pada produk. Proses tersebut menentukan
kehalusan pennukaan akhir dari bushing yang dibuat. Proses boring harus
dilakukan dalam waktu seminimal mungkin dengan kualitas hasil pemesinan
masih dal~ batas toleransi.
Penelitian ini dilakukan untuk. memperoleh kombinasi parameter pada proses
boring, antara lain depth of cut, feed rate, and cutting speed. yang dapat
menghasilkan laju pemakanan material yang tinggi dengan kekasaran permukaan
(Ra) yang tidak melebihi batas.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode response surface. Pada
pengujian awal didapatk.an kombinasi depth of cut sebesar 0,4 mm, feed rate
sebesar 0,12 mm/putaran, dan cutting speed sebesar 180 mm yang menghasilkan
respon paling mendekati batas kekasaran pennukaan. Sehingga penentuan level
dan interval yang digunakan pada percobaan utama berada disekitar kombinasi
percobaan awal. Dari hasil penelitian ini, didapatkan kombinasi depth of cut
sebesar 0,468 mm, feed rate sebesar 0,13 mm/putaran, dan cutting speed sebesar
200,45 m/menit yang menghasilkan respon MRR dan Ra yang optimal, yaitu
170,804 mm3 /detik dan 1,573 J.Ull.
Kata kunci: optimasi, boring, bushing, bronz
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK Bacillus subtillis DAN Saccharomyces cerevisiae TERHADAP PRODUKSI AYAM LAYER UMUR 48 MINGGU
2000 ekor lapisan Isa Brown digunakan untuk mengetahui pengaruh bakteri Bacillus subtilis dan Saccharhomyces cerevisiae yang menggunakan 'siap dicampur dalam bentuk pakan probiotik' terhadap kinerja bertelur pada umur 48 minggu. Evaluasi dilakukan selama 4 minggu masa peletakan yang berlokasi di Desa Mbakung , Kecamatan Kademangan S ub, Kota Blitar. Perlakuan pakan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: P0 (dedak padi 15% + jagung 45% + konsentrat 35% + mineral 3% + toksin 2% + premiks 5%) dan P1 ( dedak padi 15% + jagung 45%). + 35% konsentrat + probiotik); Maka untuk analisisnya menggunakan uji t. Perlakuan diulang sebanyak 20 kali dan masing-masing terdiri dari 50 ekor ayam. Parameter tersebut meliputi: Konsumsi Pakan (g / ekor / hari); Produksi Hari Induk (%); Produksi Rumah Induk (%); Berat Telur (g / ekor / hari); Massa Telur (g); Rasio Konversi Pakan; dan Income Over Feed Cost (Rp / hari). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan (P 0,05) terhadap Bobot Telur (64,26g vs 64,40g). Kesimpulannya adalah penggunaan Bacillus subtilis dan Saccharomyces Cerevisae dapat meningkatkan kinerja petelur pada minggu ke 48. Disarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar dapat digunakan dalam peningkatan produksi ayam petelur.